Fix Jurnal 1
Fix Jurnal 1
RSNA, 2008
Jon A. Jacobson, MD
Gandikota Girish, MD
Yebin Jiang, MD, PhD
Brian J. Sabb, DO
Radiografik umumnya sering digunakan untuk evaluasi artritis. Temuan
radiografik dengan menggunakan algoritme dasar dapat digunakan untuk mencapai
diagnosis akhir dan biasanya diagnosisnya benar (gambar 1). Meskipun tidak
mungkin untuk memasukan semua bentuk artritis dengan variasinya kedalam satu
skema, algoritma ini dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk evaluasi, karena
mencakup gambaran radografik yg paling sering untuk artritis pada umumnya.
Poin awal dari algortime adalah penyempitan celah sendi. Langkah
selanjutnya adalah untuk menentukan apakah proses yg terjadi pada sendi adalah
proses inflamasi atau degeneratif. Meskipun kondisi inflamasi itu terjadi akibat
osteopenia dan pembengkakan jaringan lunak, terdapatnya erosi tulang merupakan
karakteristik yang ditemukan pada inflamasi. Pada awal erosi akan tampak sebagai
diskontinuitas yang tipis, putih pada subkondral plate dari tulang, umumnya
melibatkan margin sendi (gambar 2). Penyempitan celah sendi yang seragam juga
dapat muncul. Sebaliknya, penyempitan celah sendi akibat proses degeneratif ditandai
dengan adanya osteofit, sklerosis tulang, kista subkondral, atau geodes; penyempitan
celah sendi yang asimetris, dan kurangnya gambaran inflamasi seperti erosi tulang
(gambar 3).
Pada bagian pertama dari review ini (1), telah dibahas mengenai inflamasi
artritis pada umumnya. Pertama ulasan ini akan fokus pada penyakit sendi
degeneratif, meliputi osteoarthritis tipikal dan juga bentuk osteoarthritis yang kurang
tipikal, seperti yg terjadi pada trauma, penyakit deposisi Kristal, dan hemofilia. Pada
akhirnya, variasi algoritma akan dibahas, termasuk kondisi seperti juvenile cronic
arthritis, osteoarthritis inflamasi, dan artritis gout.
Gambar 1
Penyempitan Celah
Sendi
Simetris;
Simetris; Erosi;
Erosi; pembengkan
pembengkan Asimetris;
Asimetris; Osteofit;
Osteofit; Sklerosis
Sklerosis
jaringan
jaringan lunak
lunak
Inflamasi Degeneratif
Distribusi
Distribusi tidak
tidak
1 Sendi >1 sendi Osteoarthritis seperti biasa,
seperti biasa, Tingkat
Tingkat
Tipikal keparahan,
keparahan, Usia
Usia
Infeksi Distal;
Distal; +
+ Proliferasi
Proliferasi Osteoarthritis
Tulang
Tulang Atipikal
Proximal;
Proximal; tidak
tidak ada
ada
proliferasi
proliferasi tulang
tulang
Spondyloartropati
Seronegatif
Arthritis
Reumatoid Trauma, Deposisi Kristal,
Neuropati, Hemofilia
Gambar 1: Bagan diatas menunjukan pendekatan terhadap evaluasi radiografik.
Algoritme dimulai dari penyempitan celah sendi dan pembeda yg digunakan pada
awal untuk membedakan antara temuan inflamasi dan degeneratif untuk mencapai
diagnosis akhir. (cetakan ulang, dengan ijin, dari referensi 1).
Osteoarthritis Tipikal
Osteoarthritis biasanya merupakan hasil dari kerusakan kartilago articular dan
penggunaan dan robekan dari microtrauma berulang yang terjadi selama hidupnya,
walaupun faktor genetik, faktor hereditas, faktor nutrisional, faktor metabolik, riwayat
penyakit articular, dan kebiasaan tubuh dapat menjadi penyebab pada beberapa kasus.
Proses ini cenderung melibatkan sendi spesifik pada usia tertentu dalam kehidupan
seseorang dan tergantung kebiasaan bagian tubuh pasien tersebut dan tingkat aktivitas
fisiknya. Misalnya, salah satu dari persendian yang menunjukan osteoarthritis adalah
sendi acromioclavicular, dimana pembentukan osteofit minimal dapat terlihat pada
dekade ke-4 atau lebih dari kehidupan seseorang, dikarenakan stress yang terjadi pada
persendian tersebut (gambar 4). Sendi lain yang sering terjadi osteoarthritis tipikal
adalah sendi carpometacarpal I, sering dimulai setelah dekade ke-5 dari kehidupan,
dikarenakan stress yang berhubungan dengan penggunaan ibu jari lawannya secara
konstan atau kelemahan sendi (gambar 5a) (3). Secara karakteristik osteoarthritis juga
melibatkan sendi interphalangeal pada tangan setelah dekade ke-4 atau ke-5 dari
kehidupan. Hal ini berhubungan dengan bagian dari derajat penggunaan dan
penggunaan yang berlebih (gamabr 5b) (4).
Essentials
Adanya penyempitan celah sendi sangat penting untuk membedakan
penyebabnya, apakah inflamasi atau degeneratif,
Osteoartritis tipikal melibatkan sendi spesifik pada pasien usia tertentu.
Osteoartritis pada sendi yg atipikal, pada usia dini, atau dengan gambaran
atipikal menunjukan penyebab lain yang jarang terjadi pada destruksi
kartilago.
Gambaran atipikal dari osteoartritis dapat disebabkan oleh trauma, penyakit
deposisi kristal, neuropati sendi, dan hemofilia.
Juvenile chronic artritis dan artritis gout merupakan dua jenis artritis yang
memiliki gambaran yang berbeda dari artritis inflamasi yang sering lainnya.
Osteoarthritis Atipikal
Jika temuan radiografik dari osteoartritis teridentifikasi tetapi keterlibatan
sendi tidak terjadi pada sendi yang biasanya terserang osteoartritis, tingkat keparahan
dari temuan adalah parah atau tidak biasa, atau usia pasien tidak pada umumnya,
maka penyebab lain yang jarang terhadap kerusakan kartilago harus dipertimbangkan.
Penyebab yang mungkin dari gambaran osteoarthritis atipikal ini termasuk trauma,
penyakit deposisi kristal, neuropati sendi, dan hemofilia. Penyebab lain yang mungkin
termasuk kelainan kongenital dan anomali perkembangan, yaitu displasia, yang
merusak biomekanik normal.
Trauma merupakan penyebab tersering osteoartritis atipikal. Hal ini dapat
merupakan kelanjutan dari (a) kejadian trauma sebelumnya yang menyebabkan
kerusakan kartilago dan mempercepat terjadinya osteoarthritis atau (b) luka berulang
yang tidak biasa dan berlebih, yang dapat terlihat pada atlet atau dapat juga terjadi
akibat pekerjaan. Misalnya, luka kecil pada atletik dapat mempercepat gambaran
osteoarthrosis pada lutut atau panggul. Kunci untuk diagnosis adalah usia pasien yang
relatif muda, keterlibatan dari sendi atipikal (gambar 9), ditandai keterlibatan sendi
ekstremitas bawah yang asimeteris unilateral, atau tingkat keparahan yang tidak biasa.
Contoh lain dari osteoartritis atipikal adalah akibat stress yg berlebih akibat pekerjaan
dan luka berulang yang atipikal karena usia pasien dan keterlibatan sendi yg tidak
biasa, misalnya sendi siku.
Gambar 13: Neuropati sendi. (a) Anteroposterior dan (b) radiografi kaki lateral
menunjukan penyempitan celah sendi, sklerosis, kista subkondral, dan pembentukan
osteofit (panah). Perhatikan kemiringan plantar navicular dan pes planus.
Gambar 14. Hemofilia. Radiografi lutut anteroposterior pada pria berusia 20 tahun
yang menunjukkan adanya penyempitan celah sendi yang agak simetris, sklerosis,
kista subkondral, dan pembentukan osteofit (kepala panah), dengan pelebaran lekukan
interkondilaris (panah). Perhatikan pendataran permukaan distal kondilus femoralis.
Gambar 15. Hemofilia. Radiografi kaki lateral menunjukkan penyempitan celah
sendi, sklerosis, dan pembentukan osteofit (panah).
Variasi Algoritma
Pada algoritme yg telah disampaikan sebelumnya sebagai pendekatan
diagnosis untuk artritis pada radiografi, penyempitan celah sendi telah digunakan
sebagai titik awal sembarang, terutama untuk menekankan pentingnya membedakan
antara artritis inflamasi dan artritis degeneratif ketika penyempitan celah sendi
terlihat. Namun demikian, terdapat beberapa kondisi yang tidak sesuai dengan
algoritme, termasuk juvenile chronic arthritis, artritis inflamasi dengan osteoartritis
sekunder, osteoartritis erosive atau inflamasi, gout, dan systemic lupus eritematous.
Meskipun tidak didiskusikan disini, pigmented villonodular synovitis dan
osteochondromatosis synovial dapat menyebabkan osteoartritis sekunder dengan erosi
tekanan, terutama jika kondisinya telah berlangsung lama dan melibatkan sendi
dengan kapasitas kecil.
Gout
Artritis gout disebabkan oleh kristal monosodium urat, yang memperlihatkan
bias ganda negatif yang kuat pada pemeriksaan cahaya polarisasi. Gambaran
radiografi pada gout tidak sesuai dengan algoritme yang telah disampaikan, pada
penyempitan celah sendi yang terjadi lebih lambat (gambar 22). Dengan kata lain,
erosi memiliki karakteristik yang terjadi lebih sering pada dekat sendi tetapi tidak
spesifik pada marginal, dan memiliki margin sklerotik yang memberikan gambaran
seperti hendak menghantam (gambar 23) (15). Osteopenia periartikular juga tidak
ditemukan. Tanda lain untuk diagnosis gout adalah adanya tanda pembengkakan
jaringan lunak dari deposisi thopus pada gout. Kalsifikasi dari tophi adalah jarang
terjadi pada keadaan tidak adanya penyakit renal yg menyertai. Destruksi tulang yang
jelas terjadi pada kasus yang berat, dengan pembengkakan jaringan lunak yang besar
(gambar 24). Tempat yg paling sering terjadinya gout adalah sendi
metatarsophalangeal I pada kaki. Sendi lain, yaitu sendi interphalangeal pada tangan
dan kaki jarang terjadi, meskipun gout dapat juga terjadi pada sendi yg lain (gambar
25). Karakteristik lain tempat terjadinya erosi gout adalah tulang tarsal. Gambaran
lusen yang bulat pada sendi dapat menunjukan adanya erosi atau tophi intraoseus.
Gout dapat juga menyebabkan pembengkan jaringan lunak pada bursitis, yaitu bursitis
olecranon. Karena temuan radiografi dapat membingungkan dan terlihat sedikit tidak
biasa, mungkin dapat membantu jika mengingat, “ketika ragu, pikirkan gout.”
Gambar 22. Gout. Radiografi tangan posteroanterior menunjukkan erosi sklerotik
(panah), dengan pembengkakan jaringan lunak dan celah sendi yang melebar.
Kesimpulan
Sekalinya penyempitan celah sendi ditemukan, adanya erosi
menunjukkan suatu arthritis inflamasi, sedangkan adanya osteofit menunjukkan
artritis degeneratif. Ketika dicurigai adanya osteoarthritis, penting untuk
memperhitungkan distribusi sendi yang terlibat, tingkat keparahan penyakit, dan usia
pasien untuk mempertimbangkan penyebab yang kurang umum dari kerusakan tulang
rawan. Satu hal yang juga harus dibiasakan dengan arthritis adalah untuk tidak benar-
benar berpatokan dengan algoritma, seperti gout arthritis.