Anda di halaman 1dari 8

RESUME ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

DOSEN PEMBIMBING: RIRIN WIDYASTUTI, S.ST, M.Keb

NAMA: SANITSA RAMBU KAWURUNG

NIM: PO530324019446

KELAS: 1A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

JURUSAN KEBIDANAN

2020
A. Gambar Dan Penjelasan Tentang Organ Reprodukso Pada Wanita
1. Genetalia Eksternal Wanita
Genetalia eksterna merupakan organ atau alat kelamin yang tampak dari
luar, dapat dilihat bila wanita dalam posisi litotomi.
Fungsi genetalia eksterna adalah untuk kopulasi. bagian genetalia eksterna
antara lain:

a) Mons veneris
Mons veneris disebut juga gunung venus, menonjol ke bagian
depan menutup tulang kemaluan
b) Labia Mayora (bibir besar)

Labia mayora berasal dari mons veneris, bentuknya lonjong


menjurus ke bagian bawah dan bersatu di bagian bawah, bagian luar dari
labia mayora terdiri dari kulit berambut, kelenjar lemak, dan kelenjar
keringat,bagian dalamnya tidak berambut, dan mengandung kelenhjar
lemak, bagian ini mengandung banyak ujung saraf sehinggasensitif saat
berhubungan seks

c) Labia Minora (bibir kecil)

Labia minora merupakan lipatan kecil di bagian dalam labia


mayora. Bagian depannya mengelilingi klitoris. Kedua labia ini
mempunyai pembuluh darah, sehingga menjadi besar saat keinginan
seks bertambah. Labia ni unolog dengan kulit scrotum pada pria
d) Klitoris

Klitoris merupakan bagian yang erektif, seperti penis pada


priamengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf, sehingga
sangat snsitif saat hubungsn seks

e) Vestibulum

Bagian kelamin in dibasahi oleh kedua labia kanan-kiri dan bagian


atas oleh klitoris serta bagian blakang pertemuan labia minora. Pada
bagian vestibulum terdapat muara vagina (liang sanggama), saluran
kencing, kelenjar bartholin, dan kelenjar sken (kelenjar-kelenjar ini
mengeluarkanpada saat permainana pendahuluan hubungan seks
sehingga memudakan penetrasi penis)

f) Hymen

Hymen merupakan selaput tipisyang menutupi sebagian besar


lubang vagina luar. Pada umumnya hymen berlubang sehingga menjadi
aliran darah menstruasi atau cairan yang dikeluarkan oeleh kelenjar
endometrium dan kelenjar rahim. Pada saat hubungan seks pertama
hymen akan robek dan mengeluarkan darah. Setelah melahirkan hymen
merupakan tonjolan kecil yang disebut karunkule mirfiformis.

2. Organ Reproduksi Internal


a. Vagina (saluran sanggama)

Vagina merupakan saluran muskulomembranasea (otot-selaput) yang


menghubungkan rahim dengan denia luar, bagian ototnya berasal dari otot
levator ani dan otot sfingter ani (otot dubur) sehingga dapat dikendalikan dan
dilatih. Selaput vagina tidak mempunyai lipatan sirkuler (berkerut) yang
disebut “rugae”. Dinding depan vagina berukuran 9 cm dan dinding depan
vagina belakangnya 11 cm. selaput vagina tidak mempunyai kelenjar
sehingga cairan yang selalu membasahi berasal dari kelenjar rahim atau
lapisan dalam rahim. Sebagian dari rahim yang menonjol pada vagina disebut
“porsio” *leher rahim”. Vagina (saluran sanggama) mempunyai fungsi penting
sebagai jalan lahir bagian lunak, sebagai sarana hubungan seksual, saluran
untuk mengalirkan lender dan darah menstruasi. Lender vagina banyak
mengandug glikogen yang dapat dipecah oleh bacteria, sehingga keasaman
cairan vagina sekitar 4,5 (bersifat asam).

b. Rahin (uterus)
Bentuk rahim seperti buah pir, dengan berat sekitar 30 gram, terletak
di panggul kecil di antara rectum (bagian usus sebelum dubur), bagian
bawahnya di sangga oleh ligamen yang kuat, sehingga bebas untuk tumbuh
dan berkembang saat kehamilan. Ruangan rahim berbentuk segitiga, dengan
bagian besarnya di atas. Dari bagian artas rahim terdapat ligament menuju
lipatan paha (kanalis inguinalis), sehingga kedudukan rahim menjadi kea rah
depan. Lapisan otot rahim terdiri dari tiga lapisan, yang mempunyai
kemampuan untuk tumbuh kembang. Rahim juga merupakan jalan lahir yang
penting dan mempunyai kemampuan untuk mendorong janin lahir. Segera
setelah persalianan otot rahim dapat menutup pembuluh darah untuk
menghindari perdarahan. Setelah persalinan, rahim dalam waktu 42 hari
dapat mengecil seperti semula.

c. Tuba Fallopi

Tuba fallopi berasal dari ujung ligamentum latum, berjalan kea rah
lateral, dengan panjang sekitar 12 cm. Tuba fallopi bukan merupakan saluran
lurus, tetapi mempunyai bagian yang lebar sehingga membedakannya
menjadi empat bagian. Di ujungnya terbuka dan mempunyai fimbriae (rumba-
rumbai), sehingga daapat menangkap ovum (telur) saat terjadi pelepasan
ovum (ovulasi). Saluran telur ini merupakan saluran hasil konsepsi (hasil
pembuahan) menuju rahim. Tuba fallopi merupakan bagian yang paling
sensitive terhadap infeksi dan menjadi penyebab utama terjadinya
kemandulan (Infertilitas).

Fungsi tuba fallopi sangat vital dalam proses kehamilan, yaitu menjadi
saluran spermatozoa dan ovum, mempunyai fungsi penangkap ovum,
mempunyai fungsi penangkap ovum, tempat terjadinya pembuahan
(fertilisasi) menjadi saluran dan tempat pembuahan sebelum mampu
menanamkan diri pada lapisan dalam rahim.

d. Indung Telur (Ovarium)

Indung telur terletak antara rahim dan didnding panggul, dan di gantug
ke rahim oleh ligamentum ovary proprium dank e dinding panggul ligamentum
infundibulo-pelvikum. Indung telur merupakan sumber hormonal wanita yang
paling utama, sehingga mempunyai dampak kewanitaan dalam pengatur
proses menstruasi. Indung telur mengeluarkan telur (ovum).

e. Paramentrium (penyangga rahim)


Paramentrium merupakan lipatan peritorium denan berbagai
penebalan, yang menghubungkan rahim dengan tulang panggul. Lipatan
atasnya mengandung tuba fallopi dan ikut serta menyangga indung telur.
Bagian ini sensitive terhadsap infeksi sehingga mengganggu fungsinya.

B. Proses Terjadinya Oogenesis


Oogenesis merupakan sel induk yang berasal dari telur yang terdapat
didalam sel folikel yang ada dalam ovarium.

Oogenesis akan mengalami pembelahan mitosis yang berubah menjadi


oosit primer yang mempunyai 46 kromosom. Saat itu oosit primer akan
melakukan meiosis yang akan menghasilkan dua sel anak yang memiliki ukuran
yang sama. Sel anak yang lebih besar merupakan oosit sekunder yang bersifat
haploid. Oosit sekunder memiliki ukuran yang lebih besar dari ukuran oosit
primer, karena oosit sekunder memiliki banyak sitoplasma. Proses selanjutnya
sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian akan
membelah diri lagi. Lalu Oosit sekunder akan meninggalkan tuba ovarium untuk
menuju ke tuba fallopi. Jika oosit sekunder dibuahi oleh sel sperma maka akan
terjadi proses pembelahan meiosis yang kedua. Begitu pula dengan badan polar
pertama yang akan membelah 2 badan polar kedua, proses tersebut nantinya
akan mengalami degenerasi. Namun jika tidak terjadi fertilasi maka akan cepat
terjadi menstruasi dan siklus oogenesisi di ulang kembali. Lalu Oosit sekunder
akan meninggalkan tuba ovarium untuk menuju ke tuba fallopi. Jika oosit
sekunder dibuahi oleh sel sperma maka akan terjadi proses pembelahan meiosis
yang kedua. Begitu pula dengan badan polar pertama yang akan membelah 2
badan polar kedua, proses tersebut nantinya akan mengalami degenerasi.
Namun jika tidak terjadi fertilasi maka akan cepat terjadi menstruasi dan siklus
oogenesisi di ulang kembali. Pada saat pembelahan meiosis kedua, oosit
sekunder akan berubah sifat menjadi haploid yang memiliki kromosom 23 atau
yang disebut dengan ootid. Ketika saat ovum dan inti nukleus sudah siap
melebur menjadi satu maka pada saat itu akan mencapai perkembangan final
menjadi sel telur yang matang. Peristiwa pengeluaran sel telur dikenal dengan
ovulasi. Pada setiap ovulasi hanya memiliki satu sel telur yang matang sehingga
dapat hidu[ 24 jam. Jika sel telur yang matang tidak dibuahi, maka sel telur akan
mati dan akan luruh bersama dinding rahim pada saat awal menstruasi
C. Proses Terjadinya Menstruasi

Alat kandung pada saat lahir belum berkembang. Setelah pancaindra


menerima rangsangan yang diteruskan ke pusat dan diolah eleh hipotalamis,
melalui “sistem portal” mengeluarkan hormon gonadotropik perangsang folikel
dan luteinizing hormone yang merangsang indung telur. Hormone perangsang
folikel (FSH), merangsang folikel primordial yang dalam perjalanannya
mengeluarkan hormone estrogen untuk pertumbuhan tanda seks sekunder
(pertumbuhan rambut, pembesaran payudara, penimbunan jaringan lemak,
sesuai dengan pola wanita yaitu di bokong dan payudara). Pertumbuhan rambut
meliputi rambut kemaluan yang berbentuk segitiga serta rambut pada ketiak.

Pada permulaan hanya hormone estrogen saja yang dominan dan


perdarahan (menstruasi) yang terjadi untuk pertama kali (menarke) muncul pada
umur 12-13 tahun. Dominannya estrogen pada permulaan menstruasi sangat
penting karena menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan tanda
seks sekunder. Itu sebabnya pada permulaan perdarahan sering tidak teratur
karena bentuk menstruasinyaanovulatoir (tanpa pelepasan telur).baru setelah
umur wanit mencapai remaja sekitar 17-18 tahun, menstruasi teratur dengan
interval 26-32 hari.

Pada proses menstruasi dengan ovulasi, hormone estrogen yang


dikeluarkan makin meningkat yang menyebabkan lapisan dalam rahim
mengalami pertumbuhan dan perkembangan (fase proliferasi). Peningkatan
estrogen ini menekan pengeluaran hormone perangsang folikel (FSH), tetapi
merangsang hormone luteinizing (LH) sehingga dapat merangsang folikel graaf
yang telah dewasa, untuk melepaskan telur yang disebut sebagai proses ovulasi.
Telur ini akan ditangkap oleh rumbai pada tuba fallopi, dan di bungkus oleh
korona radiate yang akan member nutrisi selams 48 jam. Folikel ini yang akam
mengalami ovulasi menjadi korpus rubrum dan segera menjadi korpus luteun dan
mengeluarkan dua macam hormone indung telur yaitu progesterone dan
estrogen.

D. Proses Terjadinya Fertilisasi


Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang
mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umunya terjadi
segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum
sperma dapat memasuki oosit sekunder, pertama tama sperma harus
menembus berlapis lapis sel granulosa yang melekat disisi luar oosit
sekunder yang disebut corona radiata. Kemudian, sperma juga harus
menembus lapisan zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan
disebelah dalam corona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus
oosit sekunder. Sperma dapat menembus zona pelusida jika adanya
kapasistensi yaitu sperma berikatan dengan zona pelusida dan akan
terjadinya reaksi akrosom yaitu sperma menembus zona pelusida dan
terjadi penetrasi melalui zona pelusida maka akan terjadi kontak antara
membran oosit dengan spermatozoa yang menghasilkan tiga reaksi,
yaitu:
a. blok primer terhadap polispermia dan menghasilkan hanya
menghasilkan 1 pronukleus sperma berfusi dengan pronukleus
ovum sehingga menghasilkan zigot diploid
b. Reaksi kotiket, menghasilkan blok sekunder terhdapa polispermia
lalu zona menjadi keras sehingga sperma lain tidak bisa masuk.
c. Terjadi pembelahan miosis II yang menghasilkan ovum dan 2
badan polar.

Anda mungkin juga menyukai