Anda di halaman 1dari 51

Laporan Keluarga Binaan

Family Oriented Medical Education

Oleh:

Kelompok 6
Arief Ristia Pangestu 1718011008
Fasya Azzahra 1718011015

Pembimbing:
dr. Waluyo Rudiyanto, S. Ked, M. Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019

1
ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Kegiatan : Laporan Keluarga Binaan (Family Oriented Medical


Education)

Penyusun : Kelompok 6

1. Arief Ristia Pangestu 1718011008

2. Fasya Azzahra 1718011015

Bandarlampung, 8 Desember 2019

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

dr. Waluyo Rudiyanto, S. Ked., M. Kes


197610292003121002

1
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum wr. wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah

melimpahkan Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Laporan

Keluarga Binaan (Family Oriented Medical Education) ini dengan tepat waktu.

Terima kasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing keluarga binaan (Family

Oriented Medical Education) dr. Waluyo Rudiyanto, serta semua pihak yang terkait

dalam pelaksanaan praktik belajar lapangan khususnya kepada keluarga Tn. H yang

bersedia memberikan izin kepada kami untuk dapat melakukan kunjungan. Terima

kasih juga kami ucapkan kepada semua yang telah berkontribusi dengan memberikan

ide-idenya sehingga laporan ini dapat disusun dengan baik dan rapi. Saran dan kritik

yang membangun sangat diharapkan penulis, dan penulis berharap semoga laporan ini

dapat bermanfaat.

Wassalamualaikum wr. wb.

Bandarlampung, 18 Desember 2019

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................................................4
1.2. 1 Tujuan Umum......................................................................................................4
1.2. 2 Tujuan Khusus.....................................................................................................4
1.3 Manfaat.............................................................................................................................4
BAB II HASIL KEGIATAN........................................................................................6
2.1 Identitas Keluarga.............................................................................................................6
2.2 Keadaan Rumah..............................................................................................................10
2.3 Keadaan Keluarga......................................................................................................14
2.3.1 Perencanaan keluarga............................................................................................14
2.3.2 Hubungan anggota keluarga.................................................................................15
2.3.3 Deskripsi mengenai keadaan keluarga...................................................................16
2.4 Pemenuhan Kebutuhan Keluarga...............................................................................17
2.5 Gaya Hidup Keluarga.................................................................................................19
2.6 Lingkungan Hidup Keluarga......................................................................................22
2.7 Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga........................................................................23
2.8 Daftar Masalah Kesehatan Keluarga................................................................................26
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................28
3.1 Penyusunan Prioritas Masalah Kesehatan Keluarga........................................................28

iii
3.2 Rencana Intervensi Masalah Kesehatan Keluarga...........................................................31

3.3 Proses Intervensi Masalah Kesehatan Keluarga...............................................................33

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………...35
4.2 Saran……………………………………………………………………………..36
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….37
LAMPIRAN…………………………………………………………………………38

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar anggota keluarga Tn. H yang tinggal satu rumah.....................................6

Tabel 2. Penentuan Prioritas Masalah Menggunakan Metode USG...............................32

Tabel 3. Rencana Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Tn. H...........................................34

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Genogram…....................................................................................................7

Gambar 2. Siklus Keluarga …….......................................................................................8

Gambar 3. Denah Rumah…............................................................................................10

Gambar 4. Family Map…................................................................................................15

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa

kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan

aktivitasnya sehari -hari. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan merupakan hak asasi setiap

manusia dan merupakan suatu hal yang sangat berharga yang harus dipelihara

dan ditingkatkan melalui suatu upaya kesehatan. Pembangunan kesehatan

bertujuan mencapai kehidupan sehat bagi tiap penduduk agar dapat mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari

tujuan pembangunan nasional (Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan).

Terwujudnya keadaan sehat merupakan hak semua pihak. Tidak hanya oleh

perseorangan ataupun keluarga, tetapi juga oleh kelompok dan seluruh anggota

masyarakat. Adapun yang dimaksudkan dengan sehat menurut UU No. 23 tahun

1992 adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan

setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Banyak faktor yang

1
mempengaruhi kesehatan, di antaranya adalah pengetahuan dan sikap masyarakat

dalam merespon suatu penyakit. Keadaan sehat tersebut dapat diwujudkan

dengan beberapa upaya, salah satunya dengan penyelenggaraan pelayanan

kesehatan (Notoatmodjo, 2003).

Family Oriented Medical Education ( FOME ) merupakan suatu serangkaian

acara kegiatan yang dilakukan mahasiswa kedokteran untuk mengasah

kemampuan didalam masyarakat nantinya, terutama didalam keluarga. Fome ini

dilakukan sebagai upaya umtuk melakukan proses identifikasi, intervensi, dan

evaluasi dengan pendekatan pada keluarga. Mengingat pentingnya peran dokter

keluarga dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat dalam lingkup

komunitas, maka perlu suatu tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan

untuk menerapkan prinsip kedokteran keluarga. FOME mengacu pada visi

(masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat) dan Misi (membuat rakyat sehat),

Departemen Kesehatan Dalam Pembangunan Bidang Kesehatan

mengembangkan Pelayanan Kedokteran Keluarga (Direktorat Bina Pelayanan

Medik, 2007).

Pelayanan dokter keluarga merupakan salah satu bentuk pelayanan medik di

Indonesia, yang diselenggarakan baik secara perorangan maupun berkelompok di

tingkat primer. Hal ini dilakukan untuk memenuhi ketersediaan mutu pelayanan

kesehatan bagi masyarakat (PDKI, 2006). WHO pada tahun 2013 juga

2
menekankan akan pentingnya kedokteran keluarga dalam mencapai pemerataan

pelayanan kesehatan (Chan, 2013).

Pelayanan dokter keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam pelayanan

kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, untuk melatih kemampuan mahasiswa

kedokteran menjadi dokter keluarga nantinya maka diadakan suatu program yaitu

Family Oriented Medical Education (FOME). FOME mengedepankan preventif-

promotif, tetapi tidak mengurangi kuratif dan rehabilitatif (Direktorat Bina

Pelayanan Medik, 2007).

Kegiatan FOME dilakukan di Desa Kutoarjo II, tepatnya di rumah Tn. H.

Kegiatan ini diawali dengan mengumpulkan data identitas dan keadaan

lingkungan tempat tinggal, mengindentifikasi masalah, menentukan prioritas

masalah, melakukan intervensi, dan melakukan evaluasi kepada keluarga Tn. H

mengenai kemungkinan masalah kesehatan yang dapat terjadi pada keluarga

tersebut. Salah satu masalah yang perlu dilakukan intervensi adalah kebiasaan

merokok Tn. H sejak beberapa tahun yang lalu. Tema intervensi yang dilakukan

adalah melakukan edukasi pada keluarga Tn. H mengenai bahaya apa saja yang

dapat ditimbulkan rokok.

3
1.2 Tujuan

1.2. 1 Tujuan Umum

Mengetahui dan mengidentifikasi masalah dan risiko kesehatan individu

dan keluarga binaan serta menerapkan promosi dan pencegahan sesuai

pengetahuan yang diperoleh untuk mengatasi masalah tersebut secara

profesional.

1.2. 2 Tujuan Khusus

a. Menjalin hubungan yang baik dengan keluarga binaan.

b. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas masalah-masalah kesehatan

dalam keluarga binaan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

c. Melakukan promosi dan pencegahan masalah kesehatan dalam keluarga

binaan berupa intervensi kesehatan.

d. Melakukan evaluasi kesehatan kepada keluarga binaan.

1.3 Manfaat

a. Bagi mahasiswa

Mahasiswa dapat mengetahui cara mengidentifikasi masalah dan resiko

dalam keluarga binaan serta dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh

untuk mengatasi masalah tersebut secara profesional, serta memberi

pengalaman dan menambah wawasan mahasiswa mengenai ilmu yang terkait

dengan kegiatan keluarga binaan ini.

4
b. Bagi keluarga

Keluarga dapat mengetahui risiko kesehatan yang dapat terjadi pada keluarga

dan mendapatkan informasi mengenai masalah kesehatan yang dialami

keluarga baik cara pencegahan maupun cara mengatasinya.

c. Bagi institusi / pemerintah

Membantu upaya pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan dan

kesejahteraan individu, keluarga, dan masyarakat.

5
BAB II

HASIL KEGIATAN

2.1 Identitas Keluarga

Pada kegiatan FOME ini kami melakukan 4 kali kunjungan, yaitu

Kunjungan 1 : Sabtu, 16 November 2019

Kunjungan 2 : Sabtu, 23 November 2019

a. Nama kepala keluarga : Tn. H

b.

c. Alamat rumah : Desa Kutoarjo II

d. Daftar Anggota Keluarga yang tinggal dalam satu rumah

Tabel 1. Daftar anggota keluarga Tn. H yang tinggal satu rumah

No Nama Kedudukan dalam L/P Umur Pendidika Pekerjaa Ket.

keluarga n n
1 Tn. H Kepala Keluarga L 62 th SMA Petani

2 Ny. M Istri P 56 th SMA Penjahit

6
Gambar 1 : Genogram

d. Bentuk keluarga :

a. Keluarga inti

b. Keluarga orang tua tunggal

c. Keluarga ekstended

d. Keluarga majemuk

7
e. Bentuk keluarga lainnya

e. Siklus kehidupan keluarga :

a. Keluarga baru menikah

b. Keluarga bayi dan balita

c. Keluarga anak usia sekolah

d. Keluarga dengan remaja

e. Keluarga orang tua usia pertengahan

f. Keluarga orang tua lansia

Gambar 2 : Siklus Keluarga

Risiko :

1. Tn. H memiliki risiko penyakit kulit karna terpapar insektisida secara

langsung ketika berkerja

8
2. Tn. H memiliki risiko penyakit paru-paru karna gemar merokok.

Masalah Kesehatan :

1. Ny. M menderita diabetes melitus dan hipertensi.

2. Tn. H menderita pegal-pegal.

f. Deskripsi mengenai identitas keluarga :

Keluarga binaan ini merupakan keluarga inti yang terdiri dari pasangan suami

istri lansia. Keluarga Tn. H dan Ny. M merupakan pasangan yang baru

menikah saat usia lansia, sebelumnya mereka sudah memiliki pasangan

masing-masing, namun telah meninggal dunia. Ny. M dari pasangan

sebelumnya memiliki 1 orang anak laki – laki yaitu Tn. H dan sudah menikah.

Tn. H dari pasangan sebelumnya memiliki 2 orang anak laki-laki dan 2 orang

anak perempuan yaitu An. D, An. S, An. D, dan An. P, dan An. P belum

menikah. Semua anaknya tinggal berpisah dan sudah memiliki rumah masing-

masing, namun untuk Tn. H memiliki tempat tinggal yang dekat dengan An.

H anak pertama dari Ny. M, dan setiap sabtu minggu selalu mengunjungi

tempat tinggal Ny. M dan Tn. H, namun untuk anaknya yang lain bertempat

tinggal jauh dari desa kutoarjo II dan mengunjungi sangat jarang, namun

setiap lebaran pulang. Kini keluarga Tn. H terdiri dari Tn. H dan istrinya Ny.

M yang bertempat tinggal di Desa Kutoarjo II. Tn. H dan Ny. M sudah

bertempat tinggal di desa Kutoarjo II sejak tahun 2008.

9
Pendidikan terakhir dari Tn. H dan Ny. M adalah SMA. Untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-harinya Ny. M berkerja menjadi penjahit, sedangkan

Tn. H bekerja sebagai petani.

2.2 Keadaan Rumah

Gambar 3 : Denah Rumah

Keterangan :

U : Utara

T : Timur

B : Barat

S : Selatan

1. Jenis lantai :

a. Tanah dikeraskan

b. Plesteran semen

c. Ubin

d. Keramik

10
e. Marmer

2. Jenis atap :

a. Seng

b. Asbes

c. Genteng

3. Jenis dinding :

a. Anyaman

b. Tripleks

c. Kayu

d. Bata tanpa plester

e. Tembok dilapisi cat

4. Apakah dapat membaca tulisan/huruf di dalam rumah tanpa bantuan sinar

lampu listrik pada siang hari ?

a. Ya

b. Tidak

5. Perbandingan luas jendela/lantai di ruang tidur :

a. < 20 %

b. ≥20 %

6. Perbandingan luas jendela/lantai di ruang keluarga :

a. < 20 %

b. ≥20 %

7. Deskripsi mengenai keadaan rumah

11
Rumah sudah layak untuk dihuni karena untuk lantai sudah berbentuk ubin,

untuk dinding tembok sudah berlapis dan sudah diberi cat, rumah terlihat

rapih dan tersetruktur. Rumah terletak di depan jalan sehingga memungkinkan

banyak debu. Bagian depan rumah yang berada tepat di pinggir jalan besar

yang dilalui oleh banyak kendaraan sehingga dapat memudahkan debu dan

kotoran untuk masuk ke dalam rumah. Pada bagian belakang rumah terdapat

dapur, sumur, jemuran, dan kamar mandi, terdapat kandang merpati dan

kandang ayam yang masih berlantaikan tanah, namun ada juga yang sudah

berlantaikan semen. . Untuk luas rumah cikup untuk dihuni 2 orang anggota

keluarga.

Rumah ini terdiri dari satu ruang tamu di bagian depan, dengan 1 sofa kecil

dan 1 sofa besar dan terdapat 1 meja panjang ditengahnya, satu ruang keluarga

di tengah yang berbatasan dengan kamar, kamar tidur terdapat 3 buah kamar

yang terletak disamping ruang tamu 2 kamar, utama terletak yang bagian

belakang dan kamar tidur depan adalah kamar anak Tn.S yang sering

berkunjung ke rumah orang tuanya, biasanya satu kali dalam seminggu.

Setelah ruang keluarga, di bagian belakangnya terdiri dari ruang makan dan

kulkas. Di bagian belakang sekali terdiri dari dapur, dua kamar mandi, sumur,

dan jemuran.

Jendela di ruang tamu memiliki perbandingan dengan lantai lebih dari 20%.

Jendela jarang untuk dibuka sehingga ventilasi udara kurang baik. Untuk

12
pencahayaan rumah cukup baik dikarenakan jendela sering dibuka hordennya

dan karena berada di pinggir jalan mempermudah masuknya cahaya. Kamar

tidak memiliki jendela kamar, namun sudah memiliki semua pintu.

Jarak antar rumah sedang sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam

ruangan rumah. Kamar mandi menggunakan bak mandi yang dibuat dari

semen, dan sudah terdapat MCK namun hanya ditutup oleh horden tidak

dengan pintu, dan juga terdapat ember ukuran sedang dengan sumber air

berasal dari dari sumur. Dan untuk kamar mandi khusus mandi dan MCK

terpisah.

Jendela diruang keluarga memiliki perbandingan dengan lantai lebih dari

20%. Jendela jarang dibuka sehingga ventilasi udara kurang baik. Untuk

pencahayaan rumah sudah cukup baik dikarenakan horden masih dibuka dari

jendelanya sehingga mempermudah masuknya cahaya.

Jenis atap rumah ada yang terdapat seng juga genteng. Terdapat banyak

barang-barang elektronik dan peralatan jahit. Terdapat halaman rumah yang

luas, disana terdapat kandang merpati dan kandang ayam. Dikarenakan

banyak hewan memiliki risiko dalam hal penularan infeksi virus jika ada salah

satu unggas yang mengalami penyakit terutama yang disebabkan oleh virus.

Dan untuk kamar mandi dan sumur juga di luar rumah, tepatnya terletak di

halaman tersebut. Sehingga sangat memungkinkan baik kotoran ataupun bulu

unggas bisa tercampur dengan sumber air bersihnya. Untuk bagian dapur

13
tertata rapih, dan bersih. Dan memiliki 1 buah gudang untuk penyimpanan

padi.

2.3 Keadaan Keluarga

2.3.1 Perencanaan keluarga

1. Apakah pasangan orang tua di keluarga melakukan perencanaan dalam

berkeluarga?

a. Iya (Perencanaan dalam membangun rumah, membesarkan

anak, keuangan keluarga, dll)

b. Tidak

2. Pengambil keputusan perencanaan keluarga adalah:

a. Suami c. Berdua

b. Istri d. Ortu suami/ortu istri

3. Apakah menggunakan kontrasepsi KB?

a. Iya, masih. Metode…….Sudah berapa lama…….

b. Pernah, saat ini tidak menggunakan. Metode…...Lama

Penggunaan…….Lama Berhenti…….

c. Tidak pernah menggunakan metode kontrasepsi

14
2.3.2 Hubungan anggota keluarga

1. Gambar hubungan tiap anggota keluarga (family map)

Gambar 4 : Family Map


Keterangan :
: Hubungan sangat dekat

2. Frekuensi berkumpulnya anggota keluarga:

a. Setiap hari

b. 2-3 kali seminggu

c. 1 minggu sekali

d. 2-3 kali sebulan

e. 1 bulan sekali

f. Lainnya

3. Keputusan dalam keluarga berdasarkan:

a. Perintah ayah

15
b. Perintah Ibu

c. Diskusi ayah-ibu

d. Diskusi ayah-ibu-anak

e. Keputusan keluarga besar

f. Lainnya

2.3.3 Deskripsi mengenai keadaan keluarga

Keluarga Tn.H memiliki hubungan antar keluarga yang baik dengan anak-

anaknya. Untuk Ny. M sendiri untuk anaknya yaitu An. H memiliki rumah yang

sangat berdekatan, sehingga seminggu sekali pasti mengunjungi rumah Tn. H

dan Ny. M. Untuk anak Tn. H baru pulang saat lebaran. Tn. H dan Ny. M setiap

minggu pasti selalu berkomukasi menghubungi anak-anaknya melalui telepon.

Keluarga Tn. H tidak melakukan perencanaan dalam keluarga mereka dan

hanya mengikuti alur jalannya kehidupan, dikarenakan mereka menikah saat

usia lansia juga. Misalnya dalam pengambilan keputusan membangun rumah,

keuangan keluarga, dan membesarkan anak seluruhnya berpusat pada

keputusan yang selalu dirundingkan bersama dengan anaknya juga. Ny. M

tidak pernah menggunakan kontrasepsi jenis apapun. Tn. H saling

mengingatkan untuk kontrol kesehatan ke dokter.

16
2.4 Pemenuhan Kebutuhan Keluarga

1. Kebutuhan ekonomi :

a. Hingga primer

b. Hingga sekunder

c. Hingga tersier

d. Lainnya

2. Kebutuhan pendidikan :

a. Tidak terpenuhinya pendidikan dasar 9 th

b. Hanya pendidikan dasar 9 th

c. Pendidikan menengah

d. Pendidikan tinggi

e. Lainnya

3. Kebutuhan spiritual :

a. Tidak ada kegiatan ibadah dalam keluarga

b. Kegiatan ibadah terserah masing-masing anggota keluarga

c. Orang tua mengarahkan kegiatan ibadah keluarga

d. Keluarga menjadi panutan agama/kepercayaan di lingkungannya

e. Lainnya: Berjamaah di musholla

4. Kebutuhan kesehatan :

a. Tidak ada perencanaan khusus untuk kesehatan

b. Datang ke pelayanan kesehatan/dokter tertentu untuk kuratif saja

17
c. Datang ke pelayanan kesehatan/dokter tertentu untuk kuratif dan

preventif

d. Mempunyai buku/catatan kesehatan anggota keluarga

e. Lainnya

5. Deskripsi mengenai pemenuhan kebutuhan keluarga :

Keluarga Tn. H dan Ny. M dapat memenuhi kebutuhannya hingga

kebutuhan sekunder, seperti membeli televisi, ataupun kebutuhan sekunder

lainnya. Dalam kebutuhan spiritualnya, keluarga Tn. H dan Ny. M beragama

islam menjalankan kebutuhan spiritualnya masing masing dengan kesadaran

diri sendiri. Tn. H biasanya beribadah ke mesjid yang berada di sekitar

rumahnya, sedangkan Ny. M beribadah di rumah. Selain itu Tn. H dan Ny.

M rajin dalm hal mengikuti pengajian di desanya. Tn. H dan Ny. M juga

sering mengikuti kegiatan yasinan.

Kebutuhan pendidikan Tn. H dan Ny. M hingga sekolah menengah di SMA.

Untuk kelima anaknya yang sudah menikah terpenuhi kebutuhan pendidikan

9 tahunnya. Untuk anak Ny. M hingga bangku SMA saja, namun untuk

anak Tn. H hingga jenjang perkuliahan, bahkan ada yang sudah lulusan S2.

Dalam memenuhi kebutuhan kesehatan, keluarga Tn. H merupakan keluarga

yang sehat namun Ny. M saja yang mengalami penyakit Diabetes Melitus

tipe 2, kolesterol tinggi, ada riwayat tekanan darah tinggi dan kencing manis

dari ibunya. Namun, untuk sekarang hipertensi dan kolesterol Ny. M sudah

18
berkurang dibandingkan beberapa bulan sebelumnya. Kolestrolnya dari 300

menjadi 200, Sedangkatan Tekanan darah dari 170/80 menjadi 130/80. Tn. H

memiliki keluhan penglihatan sudah sedikit berkurang, sering batuk, dan

sakit pada bagian pinggang namun belum pernah mengecek asam urat.

Namun, Tn. H memiliki kebiasaan buruk yakni merokok dan sering

meminum kopi. Dan ini sudah berjalan dari kecil, dalam 1 hari bisa

menghabiskan 2 bungkus rokok. Tn. H terkadang kontrol ke rumah sakit

mengenai kondisinya. Sedangkan Ny. M sering berobat rumah sakit, dan

sering kontrol untuk mendapatkan pelayanan kesehatan/dokter untuk kuratif

dan preventif dan memiliki buku/catatan kesehatan.

2.5 Gaya Hidup Keluarga

a. Kebiasaan makan dalam keluarga:

1. Sumber:

a. Selalu beli makanan jadi

b. Makanan yang disiapkan di rumah dan makanan jadi

c. Makanan disiapkan dan dihidangkan di rumah

d. Lainnya

2. Jenis :

a. Lebih banyak lemak

b. Lebih banyak sumber energi

c. Lebih banyak sayur-sayuran dan buah

d. Seimbang antara sumber energi, protein dan serat

19
e. Lainnya

3. Jumlah :

a. Masing-masing anggota keluarga kelebihan intake kalori protein

b. Masing-masing anggota keluarga kurang intake kalori protein

c. Sesuai dengan kebutuhan kalori anggota keluarga

d. Lainnya

b. Kebiasaan berolahraga:

a. Tidak ada yang berolahraga

b. Beberapa anggota keluarga jarang berolahraga

c. Beberapa anggota keluarga berolah raga 1-2 x dalam seminggu, yaitu

Senam 1 minggu sekali

d. Beberapa anggota keluarga berolahraga 3 x dalam seminggu

e. Seluruh anggota keluarga berolahraga teratur 3 x dalam seminggu

f. Lainnya

c. Kebiasaan minum alkohol:

a. Tidak

b. Iya

d. Kebiasaan merokok:

a. Tidak (sudah berhenti merokok)

b. Iya Tn. H sejak keci jenis rokok batangan merek clas frekuensi tiap

hari banyaknya 2 bungkus rokok

20
e. Status Gizi Anggota Keluarga

1. Tn. H

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Berat badan : 52 kg

Tinggi badan : 159 cm

IMT : 20.6 (Normal)

2. Ny. M

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Berat badan : 72 kg

Tinggi badan : 148 cm

IMT : 32.8 (Obesitas kelas II)

f. Deskripsi Gaya Hidup :

Setiap hari Ny. M memasak untuk makanan sehari -hari biasanya ia memasak

sayur mayur, lauk pauk berupa ayam (namun tidak setiap hari), ikan (ikan

laut, ikan layang, dan ikan lele) namun tidak setiap hari, tempe, dan tahu. Ny.

M memasak dengan sedikit garam karena Ny. M mengalami hipertensi.

Masakan Ny. M lebih sering rebus-rebusan, jarang goreng-gorengan, dan

santan juga kadang sedikit. Menu wajib yang pasti ada dalam masakan sehari

– hari Ny. M adalah sayuran, baik sayur bening maupun tumis. Ny. M sangat

suka memakan buah-buahan terutama mangga, dan juga sayur-sayuran.

21
Tn. H memiliki kebiasaan meminum kopi rata – rata 3 gelas setiap harinya.

Tn. H sering meminum kopi terutama saat bekerja dan pada pagi hari. Kadang

Tn. H juga memakan gorengan, kurang suka memakan buah dan sayur.

Sedangkan Ny. M tidak memiliki kebiasaan seperti minum teh ataupun kopi.

Ny. M selalu berusaha menjaga pola makannya semenjak didiagnosis sakit

diabetes melitus tipe 2. Dalam seharinya, Tn. H bisa merokok sebanyak dua

bungkus, kadang kurang kadang lebih. Tn. H mulai merokok semenjak kecil.

Keluarga Tn. H tidak ada yang meminum alkohol. Pola makan keluarga Tn.

H teratur 2-3 kali sehari. Terkadang keluarga Tn. H melakukan olahraga

berupa jalan pagi disekitar rumah. Tn. H sering merawat dan bermain buring

dan ayam miliknya.

2.6 Lingkungan Hidup Keluarga

Keluarga Tn. H tinggal di area tempat tinggal permanen dengan higiene yang

cukup bersih dan teratur dibersihkan. Lingkungan tempat tinggal mereka aman.

Jarang sekali terdapat ronda. Tn. H memiliki hobi memelihara burung dan ayam,

tetapi ayam dan burung tidak masuk kerumah, di halaman belakang Tn. H

terdapat kandang burung dan ayam secara terpisah, dan terdapat sekat sehingga

unggas tidak masuk ke rumah. Halaman nya luas dan memiliki jarak yang cukup

menuju rumah, sehingga rumah tidak terpapar secara langsung oleh debu. Lantai

semen, ventilasi baik, dan cahaya matahari menembus ruang tamu dan tempat ibu

berkerja.

22
Tn. H bekerja sesuai musim nya, kadang bertani dan kadang juga menjadi buruh

di pabrik. Resiko yang mungkin terjadi adalah posisi berkerja yang tidak

ergonomis, yang mana Tn. H juga sering mengeluhkan bahwa pinggang nya suka

sakit ketika habis berkerja. Dan Resiko lain yang mungkin terjadi adalah

pemakaian APD yang tidak sesuai yang dapat menyebabkan Tn. H tergigit

binatang sawah/kebun ketika berkerja, dan juga kontak langsung terhadap pupuk

dan insektisida.

Keluarga Tn. H aktif pada beberapa perkumpulan di kampung nya, seperti

berkumpulan burung merpati baik tingkat desa maupun kecamatan, Tn. H juga

sering mengikuti berbagai perlombaan terkait hobi nya tersebut, yaitu burung

merpati. Ny. M juga aktif mengikuti organisasi seperti KWT (Kelompok Wanita

Tani) dan sering mengadakan agenda jalan-jalan ke luar kota dengan KWT

tersebut, ibu juga rutin mengikuti senam desa setiap minggu pagi, rutin

mengikuti pengajian setiap jum’at malam, dan sering menemani bapak dalam hal

lomba burung merpati. Koping pada keluarga ini dinilai baik, serta hubungan

dengan sosial nya sangat baik.

2.7 Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga

I. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan karakteristik keluarga:

 Tidak ditemukan adalah risiko pada karakteristik keluarga melihat bahwa

seluruh anggota keluarga bersikap baik dan perhatian terhadap penyakit

23
Ny. M yaitu diabtes melitus, dan juga sangat kompak dalam hal kontrol

rutin setiap bulan nya.

II. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan keadaan rumah:

 Pada halaman belakang tempat unggas (burung dan ayam) terdapat sumur

dan kamar mandi serta WC yang berdekatan. Sumur merupakan sumber air

pada keluarga ini dalam hal minum, dan juga memasak memakai air

tersebut, dikhawatirkan bulu-bulu pada unggas tersebut masuk ke sumur

dan akan mencemari air yang akan diminum sehari-hari. Dan juga

dikhawatirkan bulu-bulu tersebut dapat masuk ke air bak pada kamar

mandi dan juga WC, dan akan mencemarkan air tersebut.

 Ventilasi pada kamar tidur yang hanya berukuran 0.4 m x 0.3 m terhitung

masih <20% luas lantai di kamar tidur. Demikian pula pada ventilasi di

ruang keluarga. Hal ini dapat mengakibatkan tidak terdapat pertukaran

udara yang baik sehingga udara di kamar menjadi lembab dan berpotensi

menjadi tempat yang baik untuk pertumbuhan bakteri, jamur maupun

parasit yang dapat menimbulkan penyakit seperti TB, ISPA, dll.

III. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan fungsi keluarga:

Tidak terdapat risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan fungsi

keluarga Tn. H.

24
IV. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan

keluarga:

 Tn. H jarang melakukan pengecekan masalah kesehatan secara

berkala, seperti asam urat, gula darah, maupun tekanan darah.

V. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan gaya hidup keluarga:

 Tn. H memiliki keluhan batuk batuk setiap hari tetapi Tn. H tetap

merokok, bahkan beliau bisa menghabiskan dua bungkus rokok

dalam sehari, ibu mengaku Tn. H sempat berhenti merokok,

kemudia melanjutkan lagi, dengan alasan jika sedang lelah bekerja

dengan merokok akan hilang. Kondisi seperti ini mampu

memperburuk kesehatan paru-paru Tn H sendiri dan juga

mengakibatkan Ny. M menghirup udara yang tidak sehat dan

terkontaminasi oleh karbon monoksida.

 Tn. H tidak menyukai buah-buahan, sehingga hal ini berhubungan

dengan pemenuhan gizi pada Tn. H. Berdasarkan aturan ‘Isi Piring

ku’ yang belum lama ini dicanangkan oleh kemenkes RI Setengah

porsi piring makan, terdiri dari sayur dan buah-buahan dengan

25
beragam jenis dan warna. Perilaku konsumsi zat gizi yang tidak

optimal berkaitan dengan kesehatan yang buruk.

VI. Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan lingkungan hidup

keluarga:

 Di lingkungan kerja Tn. H terdapat risiko seperti kontak

langsung dengan pupuk dan insektisida.

 Tn.H waktu berkerja yang kadang pada tengah malam,

sehingga tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup.

 Tn. H memiliki risiko tinggi mengalamai masalah kesehatan

ergonomi karna perkerjaan nya.

2.8 Daftar Masalah Kesehatan Keluarga

1. Pada halaman belakang tempat unggas (burung dan ayam) terdapat sumur

dan kamar mandi serta WC yang bercampur. Sumur merupakan sumber

air pada keluarga ini dalam hal minum, dan juga memasak memakai air

tersebut, dikhawatirkan bulu-bulu pada unggas tersebut masuk ke sumur

dan akan mencemari air yang akan diminum sehari-hari. Dan juga

dikhawatirkan bulu-bulu tersebut dapat masuk ke air bak pada kamar

mandi dan juga WC, dan akan mencemarkan air tersebut.

2. Ventilasi pada kamar tidur yang hanya berukuran 0.4 m x 0.3 m terhitung

masih <20% luas lantai di kamar tidur. Demikian pula pada ventilasi di

ruang keluarga. Hal ini dapat mengakibatkan tidak terdapat pertukaran

26
udara yang baik sehingga udara di kamar menjadi lembab dan berpotensi

menjadi tempat yang baik untuk pertumbuhan bakteri, jamur maupun

parasit yang dapat menimbulkan penyakit seperti TB, ISPA, dll.

3. Tn. H memiliki keluhan batuk batuk setiap hari tetapi Tn. H tetap

merokok, bahkan beliau bisa menghabiskan dua bungkus rokok dalam

sehari, ibu mengaku Tn. H sempat berhenti merokok, kemudia

melanjutkan lagi, dengan alasan jika sedang lelah bekerja dengan merokok

akan hilang. Kondisi seperti ini mampu memperburuk kesehatan paru-paru

Tn H sendiri dan juga mengakibatkan Ny. M menghirup udara yang tidak

sehat dan terkontaminasi oleh karbon monoksida.

4. Tn. H tidak menyukai buah-buahan, sehingga hal ini berhubungan dengan

pemenuhan gizi pada Tn. H. Berdasarkan aturan ‘Isi Piring ku’ yang

belum lama ini dicanangkan oleh kemenkes RI Setengah porsi piring

makan, terdiri dari sayur dan buah-buahan dengan beragam jenis dan

warna. Perilaku konsumsi zat gizi yang tidak optimal berkaitan dengan

kesehatan yang buruk.

5. Di lingkungan kerja Tn. H terdapat risiko seperti kontak langsung denga

pupuk dan insektisida sehingga rentan untuk terkena penyakit kulit.

6. Tn.H waktu berkerja yang kadang pada tengah malam, sehingga tidak

mendapatkan waktu tidur yang cukup.

7. Tn. H memiliki risiko tinggi mengalamai masalah kesehatan ergonomi

karna perkerjaan nya.

27
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Penyusunan Prioritas Masalah Kesehatan Keluarga

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, terdapat beberapa masalah kesehatan di

keluarga Tn. H. Masalah-masalah kesehatan tersebut harus diurutkan

berdasarkan prioritas masalah untuk menentukan satu masalah yang akan

diintervensi. Prioritas masalah yang baik dapat diperoleh dengan mengujinya

menggunakan metode penentuan prioritas masalah.

Metode dalam penentuan prioritas masalah dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu

scoring dan non-scoring. USG (Urgency, Seriousness, Growth) merupakan salah

satu metode dalam penentuan prioritas masalah yang termasuk dalam kelompok

scoring. Ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan metode

USG, yaitu apakah masalah mendesak (urgency), tingkat keseriusan masalah

(seriousness), dan potensi masalah berkembang menjadi lebih besar (growth).

Pada proses penilaian, masing-masing masalah akan ditentukan apakah masalah

ini sangat penting atau sangat tidak penting. Kemudian, data kualitatif tersebut

diubah menjadi data kuantitatif, skala yang paling sering digunakan adalah skala

interval Likert, yaitu sangat penting, penting, netral, tidak penting atau sangat

tidak penting dikonversi secara berurutan ke dalam angka 1-5 (Basyaib, 2016).

28
Pembangunan kesehatan tidak terlepas dari masalah keterbatasan sumberdaya

seperti Sumber Daya Manusia, Sarana dan Dana. Oleh karena itu dalam

menyiapkan kegiatan yang akan dilakukan pada tahap perencanaan awal kegiatan

untuk kegiatan penanggulangan masalah kesehatan perlu dilakukan prioritas

untuk menjawab pertanyaan: masalah kesehatan atau penyakit apa yang perlu

diutamakan/diprioritas dalam program kesehatan. Selanjutnya bilamana sudah

didapatkan masalah kesehatan atau jenis penyakit yang diprioritaskan untuk

ditanggulangi maka pertanyaan berikutnya jenis/bentuk intervensi apa yang perlu

diutamakan/diprioritaskan agar program yang dilakukan dapat dicapai secara

efektif dan efisien. Untuk menjawab kedua pertanyaan diatas, para akademisi

kesehatan dan petugas kesehatan disemua lini tempat bekerja perlu memahami

cara cara penentuan prioritas masalah kesehatan dan penentuan prioritas jenis

program kesehatan yang akan dilakukan.

29
Tabel 2. Penentuan Prioritas Masalah Menggunakan Metode USG.
No. Masalah Nilai Kriteria Nilai Akhir
U S G
1. Pada halaman belakang 2 2 3 7
tempat unggas (burung
dan ayam) terdapat
sumur dan kamar mandi
serta WC yang
bercampur.
2 Ventilasi pada kamar 2 2 1 5
tidur yang hanya
berukuran 0.4 m x 0.3 m
terhitung masih <20%
luas lantai di kamar tidur.
3. Tn. H memiliki keluhan 3 5 5 13
batuk batuk setiap hari
tetapi Tn. H tetap
merokok
4. Tn. H tidak menyukai 2 4 2 8
buah-buahan, sehingga
hal ini berhubungan
dengan pemenuhan gizi
pada Tn. H.
5. Di lingkungan kerja Tn. 3 4 4 11
H terdapat risiko seperti
kontak langsung denga
pupuk dan insektisida
6. Tn.H waktu berkerja 2 3 3 8
yang kadang pada tengah
malam, sehingga tidak
mendapatkan waktu tidur
yang cukup.

7. Tn. H memiliki risiko 2 5 5 12


tinggi mengalamai
masalah kesehatan
ergonomi.

Skala Likert:
1 = sangat kecil
2= kecil
3= sedang
4= besar
5= sangat besar

.2 Rencana Intervensi Masalah Kesehatan Keluarga

30
Dari perencanaan prioritas masalah tersebut didapatkan 3 masalah yang akan

kami intervensi dengan terlebih dahulu menyusun matriks rencana intervensi

untuk keluarga Tn. H. Rencana pemeliharaan kesehatan keluarga Tn. H dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Rencana Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Tn. H

31
Perencanaan Tahap Hasil Rencana Evaluasi
Intervensi Intervensi
Tujuan Materi Kegiatan Cara Sasa
Kegiatan pembinaan ran
Invid
u
Membahas Mendiskusikan - Melakukan - Mengukur Keluarga - Evaluasi dilakukan 3
masalah tentang perokok, diskusi pengetahuan memahami hari setelah
keluarga Tn. bahaya merokok, cara mengenai Tn. H tentang tentang intervensi
H untuk berhenti merokok rokok dan bahaya bahaya
mengurangi bagi Tn. H, dan bagaimana merokok merokok bagi
kebiasaan dampak yang akan Tn. H ingin - Memberikan kesehatan - Melihat munculnya
merokok Tn. terjadi pada Ny. M berhenti penyuluhan anggota keinginan dan
H guna dan keluarga, merokok. mengenai keluarga dan motivasi Tn. H
mencegah - Memberikan rokok berkomitmen untuk berhenti
keluarga rekomendasi - Memberikan untuk tidak merokok
menjadi cara berhenti rekomendasi merokok.
perokok merokok cara berhenti
pasif. merokok - Monitoring usaha
- Memberikan Tn. H dalam
pengetahuan mengurangi
dampak konsumsi rokok
Tn.
H buruk yang
akan terjadi
pada Ny. M - Memastikan tidak
dan keluarga. ada lagi beban
pikiran Ny. M yang
dapat menjadi
pemicu
kekambuhan
penyakitnya

- Melakukan food
recall

- Membuat presentase
keberhasilan

Memediasi Berdiskusi kepada - Memberitahu - Memberikan Ny. M


keluarga Tn. keluarga untuk saling Ny. M untuk tips kepada berusaha
H dalam terbuka dan tidak Ny. M untuk untuk tidak
pemecahan mendiskusikan menyimpan lebih terbuka memendam
masalah bersama sama dan sendiri beban tentang masalahnya
keluarganya mencari solusi masalah perasaanya sendiri
Ny.
agar tidak pemecahan masalah dan
M
menjadi yang dihadapi membahas
stres kira-kira apa
psikososial yang
mendasari hal
tersebut.

Membina Memberikan edukasi - Memberi Selur - Memberikan Keluarga


keluarga dan tentang rekomendasi informasi uh penyuluhan memahami
Ny. M untuk menu harian yang kepada angg tentang menu dan berusaha
mempertaha dapat dikonsumsi keluarga dan ota makan gizi memertahank
nkan untuk pasien diabetes Ny. M kelu seimbang dan an gaya hidup
perilaku melitus dan tentang arga diet rendah sehat Ny. M

32
sehat nya. rekomendasi olahraga menu-menu gula.
rekomendasi
melalui
dibuat seperti
buku.

.3 Proses Intervensi Masalah Kesehatan Keluarga

Pelaksanaan intervensi dilakukan pada tanggal 15 Desember 2019. Intervensi

dilakukan dengan menggunakan media yaitu buku rekomendasi menu dan poster.

Pada buku rekomendasi menu dimuatkan tentang rekomendasi menu harian yang

memenuhi nilai gizi seimbang dan poster dimuatkan informasi mengenai hal-hal

yang berkaitan tentang bahaya merokok dan pencegahannya.

Pada saat melakukan intervensi dilakukan diskusi dan pemberian informasi

mengenai bahaya asap rokok, menu rekomendasi, anjuran aktivitas fisik, dan

perilaku minum air putih delapan gelas setiap harinya yang berkaitan dengan

pemeliharaan kesehatan Ny. M yang menderita Diabetes Mellitus tipe 2.

Informasi bahaya merokok juga diberikan kepada Tn. H yang sudah merokok

sejak puluhan tahun lalu. Pada pertemuan sebelumnya dilakukan pemeriksaan

tekanan darah pada Tn. H dan didapatkan tekanan darah sebesar 80/60 mmHg

dimana tekanan darah tersebut masuk dalam hipotensi. Dan juga pada Ny. M

kadar tekanan darah nya normal yaitu 120/90, kadar gula darah sewaktu 136

mg/dL dan kadar asam urat yang melebihi normal yaitu 8.3 mg/dL, Ny.M

mengaku akhir-akhir ini banyak mengonsumsi bayam dan kankung, sehingga

memiliki kadar asam urat yang tinggi. Untuk kebiasaan merokok, Yn. H mengaku

dalam sehari, ia bisa menghabiskan dua bungkus rokok. Tn. H yang bekerja

33
sebagai petani mengaku sulit dalam menghentikan kebiasan merokok, karena

menurutnya dengan merokok dapat mengurangi kelelahan pada saat berkerja. Istri

Tn. H yaitu Ny. M sangat mendukung apabila Tn. H ingin berusaha untuk

mengurangi konsumsi rokoknya.

3.4 Hasil intervensi masalah keluarga

Evaluasi dilaksanakan pada tanggal 17 Desember 2019, dimana evaluasi

dilaksanakan dua hari setelah dilakukannya intervensi. Hasil intervensi kami

dapatkan dari wawancara dengan Tn. H mengenai konsumsi rokok per harinya.

Hasil dari intervensi yaitu Tn. H berhasil mengurangi jumlah frekuensi dalam

mengkonsumsi rokok setiap harinya dari dua bungkus perhari menjadi satu sampai

satu setengah bungkus. Dari hasil intervensi juga terlihat Ny. M sebagai istri dan

orang yang tinggal satu rumah dengan Tn. H mendukung penuh terhadap

pengurangan konsumsi rokok Tn. H setiap harinya. Dan dari lembaran food recall

Ny. M sudah tidak mengonsumsi sayur bayam maupun kankung dalam hari-hari

nya. Pada Hari Minggu, keluarga mengonsumsi nasi uduk untuk makan pagi, dan

ayam goreng serta sayur lodeh untuk makan siang. Hari Senin mengonsumsi getuk

untuk sarapan, dan ikan goreng serta sambal terasi untuk siang hari. Pada hari

selasa nasi dengan telur dadar dan sayur asem untuk sarapan dan siang hari

mengonsumsi ikan lele dan tumis buncis. Ny. M dan Tn. H meminum lebih dari

delapan gelas dalam sehari, dan tidak pernah makan diatas jam delapan malam.

34
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan Family Oriented Medical

Education (FOME) kami kali ini adalah :

1. Masalah utama yang ada pada keluarga Tn. H adalah masih adanya perilaku

buruk dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kesadaran pada Tn.H yakni

konsumsi rokok dalam jumlah yang cukup banyak sehingga dapat

memberikan dampak buruk bagi keluarga Tn. H.

2. Masalah kesehatan lainnya adalah pada istri Tn. H yang mengalami penyakit

Diabetes Melitus tipe 2.

3. Media intervensi yang kami gunakan untuk menyelesaikan masalah utama

adalah buku rekomendasi menu dan poster yang berisikan dampak rokok bagi

perokok pasif maupun aktif dan tips berhenti merokok.

4. Evaluasi hasil intervensi menunjukkan hasil yang cukup baik, dimana terjadi

penurunan konsumsi rokok pada Tn. H yaitu dari dua bungkus rokok dalam

sehari menjadi satu sampai satu setengah bungkus dalam sehari dan

keluarganya juga telah memahami apa yang telah disosialisasikan kepada

keluarganya dibuktikan dengan recall yang baik saat dilakukan evaluasi.

35
4.2 Saran

Saran kami selama melaksanakan kegiatan Family Oriented Medical Education

(FOME) kami kali ini adalah :

1. Anggota keluarga perlu saling bekerjasama untuk terus mengingatkan anggota

keluarga lainnya terutama dalam hal merokok agar mencegah dampak jangka

panjang yang akan timbul dan terciptanya kualitas hidup yang baik. Serta

mengajak keluarga untuk berkomitmen untuk tidak merokok dan menerapkan

perilaku hidup sehat.

Peran tenaga kesehatan seperti puskesmas terdekat sangat diperlukan untuk

menunjang terbentuknya perilaku hidup bersih dan sehat, seperti melakukan

penyuluhan tentang kesehatan, terutama mengenai bahaya merokok, diabetes

melitus, dan rekomendasi menu sehat.

36
DAFTAR PUSTAKA

Chan M. 2013. The Rising Importance of Family Medicine. Prague: WHO.

Basyaib F. 2016. Manajemen Risiko. Jakarta: PT GRASINDO.

Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. 2007. Pedoman Penyelenggaraan


Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: DEPKES RI.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2014. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT

RINIKA CIPTA.

UU No. 23 tahun 1992. 2000. Tentang Kesehatan. Surabaya: Ariloka.

Undang-Undang No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan

PDKI. 2006. Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia: Standar Profesi Dokter


Keluarga, periode tahun 2004-2007. Depok: PDKI.
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ca..
Diunduh tanggal 15 Desember 2019.

37
LAMPIRAN

Wc Tn. H sudah menggunakan jamban. Halaman samping rumah.

Dapur. Atap rumah Tn. H

38
Halaman belakang rumah. Kamar mandi dan WC yang berdekatan.

Kunjungan Fome. Obat yang dikonsumsi Ny. M

39
Buku kontrol kesehatan Ny. M

Media intervensi

40
Media Intervensi Media Evaluasi

Proses Intervensi

41
Pengecekan kadar Asam Urat Ny. M

1. Genogram

42
2. Denah rumah

43

Anda mungkin juga menyukai