Anda di halaman 1dari 8

RESUME KARAKTERISTIK ILMU HUKUM

Resume

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : pengantar ilmu hukum

Dosen Pengampu : Ja’far Baehaqi

Disusun Oleh :

Mylla Novizza Aulya (1902016051)

PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG
PENDAHULUAN

Pengantar Ilmu Hukum menjadi mata kuliah dasar yang tidak boleh di tinggalkan dan
menjadi dasar untuk pelajaran selanjutnya dalam studi hukum untuk mereka yang ingin
mempelajari masalah masalah ilmu hukum,pengertian dasar,gambaran dasar tentang ilmu
hukum/sebelum mempelajari lebih dalam tentang hukum, apa itu pengertian ilmu hukum ?
Hukum sendiri sangat berkaitan erat dengan kehidupan sehari
msyarakat.perkembangan kehidupan di masyarakat juga di ikuti oleh perkembangan hukum
yang mana hukum sendiri mengukuti zaman dan yang berlaku di masyarakat.keduanya un
saling berkaitan.
Dengan kita mempelajari sedikit dengan ilmu hukum kita mendapatkan sebuah
pegangan apabila kita mendapatkan masalah dan ilmu hukum itu juga dapat kita terapkan
kepada masyarakat sekitar.
PEMBAHASAN

A.Pengertian ilmu hukum dan Pengantar Ilmu Hukum


1. Pengertian Ilmu Hukum
Kita di indonesia menggunakan istilah hukum.kata hukum berasal dari kata arab
“hukm” (jamaknya ahkam) yang lazim di dalam bahasa indonesia di namakan
ketentuan,keputusan,undang undang , atau peraturan. 1
Hukum adalah gejala sosial yang selalu berubah ubah mengikuti perkembangan yang
ada di dalam masyarakat yang di pengaruhi zamannya.Hukum merupakan pengatur dan
petunjuk dalam kehidupan bermasyarakat sehingga hukum selalu dengan situasi dan kondisi
masyarakat itu sendiri. Hukum selalu di pengaruhi oleh kebiasaan/adat, kesusilaan,
kebudayaa, agama, dan sebagainya.
Utrecht sependapat dengan anggapan Apeldoorn,bahwa untuk memberikan suatu
definisi yang tepat tentang hukum adalah tidak mungkin.hukum mengatur hubungan di dalam
masyarakat antara orang dengan orang atau antara anggota masyarakat yang satu dengan
anggota masyarakat yang lain.bentuk hubunganya dapat lebih terinci lagi dalam bermacam
macam bentuk seperti perkawinan, tempat kediaman, perjanjian-perjanjian, dan lain
sebagainya. Sebagai gejala masyarakat/gejala sosial hukum baru ada apabila ada
masyarakat.tanpa adanya masyarakat tidak akan ada hukum.dan hukum akan selalu
berkembang sirama dengan pertumbuh masyarakat.karena hubungan di dalam masyarakat
bermacam macam serta mencakup banyak segi dan aspek,maka ruang lingkup hukum
sedemikian luasnya sehingga dapat dikatakan luasnya tak terbatas dan oleh karenanya tidak
mungkinlah di buat batasan yang tepat. 2
2. Pengertian Pengantar Ilmu Hukum
Pada hakikatnya PIH merupakan fundamen atau dasar dari pengetahuan hukum yang
di dalamnya tertanam pengertian-pengertian dasar yang menjadi akar daripada ilmu atau
pengetahuan hukum
B. Tujuan dan kegunaan pengantar ilmu hukum
Tujuan dan penggunaan pengantar ilmu hukum adalah untuk menjelaskan kedaan ,inti
dan maksud tujuan dari bagian bagian penting ilmu hukum,serta pertalian antara bagian
tersebut dengan ilmu pengetahuan hukum.adapun kegunaanya untuk dapat memahamai
bagian bagian atau jenis jenis ilmu hukum lainya3
D. Penerapan Hukum
Menerapkan hukum berarti memberlakukan peraturan yang sifatnya umum ke dalam
suatu kasus yang sifatnya konkret. Dalam ungkapan klasik disebur De rechter is bounche de
la loi, yang mengandung arti kiasan hakim adalah corong atau alat undang-undang. Hal ini
1
Satjipto Rahardjo,Ilmu hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti 2000), hlm. 3.
2
R. Soeroso, S.H,Pengantar Ilmu Hukum , Sinar Grafika,Jakarta,2007, hlm 23-24
3
https://www.academia.edu/9900726/Pengertian_Ilmu_Hukum_dan_Pengantar_Ilmu_Hukum
melukiskan betapa beratnya tugas hakim yang harus mampu menangkap maksud pembuat
undang-undang. Berdasarkan beban tugas hakim itu, peran penemuan hukum merupakan
tugaas yang harus dilakukan dengan interpretasi besar dalam menentukan isi atau maksud
hukum tertulis. Roscoe Pound menjelaskan langkah penerapan hukum menjadi 3 [tiga]
bagian, yaitu:
a. Menemukan hukum, artinya menetapkan pilihan di antara sekian banyak hukum yang
sesuai dengan perkara yang akan diperiksa oleh hakim;
b. Menafsirkan kaidah hukum dari hukum yang telah dipilih sesuai dengan makna ketika
kaidah itu dibentuk; dan
c. Menerapkan kaidah yang telah ditemukan dan ditafsirkan kepada perkara yang akan
diputuskan oleh hakim 4
E. Ruang Lingkup Ilmu Hukum
Menurut Hugo Sinzheiment pengertian hukum mencakup hukum normatif, hukum
ideal, dan kenyataan hukum.dengan demikian ruang lingkup ilmu hukum,dengan mengikuti
pandangan hugo Sinzheiment,adalah juga mencakup ilmu-ilmu yang mempunyai pokok
bahasan dari ketiga bentuk perwujudan hukum tersebut,yaitu mencakup.
1.Dogmatika hukum, yaitu ilmu yang mempelajari peraturan-peraturan hukum
normatif.
2. Sosialogi Hukum; dan,
3. Filosofi Hukum5
F. Karakteristik ilmu hukum
1. Berupa norma norma atau peraturan peraturan
Norma adalah patokan atau ukuran untuk bersikap atau bertindak bagi manusia
(apa yang seharusnya dilakukan) dan ada yang bersifat larangan (apa yang seharusnya
tidak dilakukan).contoh norma misalnya jangan membunuh ,jangan mencuri.
Kata riule berasal dari kata latin: regula yang berarti tongkat
lurus,penggaris.bandingan untukmkata peraturan dalam bahasa inggris adalah rule.
Jadi Peraturan adalah rumusan dari norma yang berfungsi untuk mengatur; di mana
kata dasar dari peraturan adalah rule.Tapi seringkali juga istilah norma dan peraturan
di pandang sebagai memiliki pngertian yang sama dan penggunaanya dapat saling di
perlukan satu dengan yang lainya6
2. Norma/peraturan itu dapat tertulis maupun tidak tertulis.
Dalam masyarakat sebagian sudah hukum dalam bentuk tertulis.tetapi masih
cukup banyak peraturan /norma hukum tidak tertulis, yaitu merupakan kebiasaan-
kebiasaan yang membawa akibat hukum dalam masyarakat. Contoh yang nyata
4
Soewoto, Metode Interpretasi Hukum Terhadap Konstitusi, dalam “Yuridika”, Jurnal Hukum Universiotas
Airlangga Surabaya, No. 1 Tahun V, Januari – Pebruari 1990, hal. 32.
5
Apeldoorn op.cit., hlm 359-447
6
Hans Kelsen. Loc.cit,: “By ‘norm’ we mean something ought to be or ought to happen, especially that a
human being ought behave in a specific way”
adalah adanya norma-norma hukum dalam hukum adat yang berlaku di berbagai
daerah di indonesia. Sekalipun norma norma/peraturan tersebut tidak
tertulis,merupakan kebiasaan –kebiasaan dalam masyarakat.tetapi kebiasaan tersebut
mempunyai sifat dan kekuatan sebagai norma.7
G. Asas Asas Ilmu Hukum
1. EQUALITY BEFORE THE LAW
“kesederajatan di mata hukum”
Bahwa semua orang dipandang sama hak, harkat dan martabatnya di mata hukum.

2. LEX SPECIALIS DEROGAT LEGI GENERALI


“ketentuan peraturan (UU) yang bersifat khusus mengenyampingkan ketentuan yang
bersifat umum”
Jika terjadi pertentangan antara ketentuan yang sifatnya khusus dan yang sifatnya
umum, maka yang diberlakukan adalah ketentuan yang sifatnya khusus.
Contoh: KUHP M(khusus) — KUHP (umum)  Pasal 338 KUHP (pembunuhan)

3. LEX SUPERIORI DEROGAT LEGI INFERIORI


“ketentuan peraturan (UU) yang mempunyai derajat lebih tinggi didahulukan
pemanfaatannya/penyebutannya daripada ketentuan yang mempunyai derajat lebih
rendah”
Jika terjadi pertentangan antara UU yang lebih tinggi dengan yang lebih rendah, maka
yang diberlakukan adalah ketentuan yang lebih tinggi.

4. LEX POST TERIORI DEROGAT LEGI PRIORI


“ketentuan peraturan (UU) yang baru mengenyampingkan / menghapus berlakunya
ketentuan UU yang lama yang mengatur materi hukum yang sama”
Jika terjadi pertentangan antara UU yang lama dengan yang baru, maka yang
diberlakukan adalah UU yang baru.
Contoh: berlakunya UU no 32 tahun 2004, menghapus berlakunya UU no 22 tahun
1999 tentang peraturan daerah.

5. RES JUDICATA VERITATE PRO HABETUR


“keputusan hakim waib dianggap benar kecuali dibuktikan sebaliknya”
Jika terjadi pertentangan antara keputusan hakim dengan ketentuan UU, maka yang
diberlakukan adalah keputusan hakim/pengadilan.

6. LEX DURA SECTA MENTE SCRIPTA


“ketentuan UU itu memang keras, karena sudah oleh pembuatnya seperti itu
(hukumnya sudah ditentukan seperti itu)
Contoh:
ketentuan Pasal 10 KUHP (tentang jenis-jenis hukuman)
1. hukuman pokok
– hukuman mati
– hukuman penjara
– hukuman kurungan

7
Georg Jellinek (1851-1911) filosofi hukum jerman.
– hukuman denda
2. hukuman tambahan
– pencabutan hak-hak tertentu
– perampasan barang-barang hasil kejahatan

7. LEX NIMINEM CODIG AD IMPOSIBILIA


“ketentuan UU tidak memaksa seseorang untuk mentaatinya, apabila orang tersebut
benar-benar tidak mampu melakukannya”
Contoh:
– Pasal 44 KUHP : orang gila
– Pasal 45 KUHP : dibawah umur
– Pasal 48, 49 KUHP : pembelaan darurat
– Pasal 50 KUHP : karena tugas

8. NULLUM DELICTUM NOELA POENA SINE PRAEVIA LEGI POENALE


“Asas Legalitas” (pasal 1 ayat (1) KUHP)
Asas yang menentukan bahwa tiap-tiap perbuatan pidana harus ditentukan sedemikian
rupa oleh suatu aturan undang-undang. Tidak ada suatu perbuatan dapat dihukum
tanpa ada peraturan yang mengatur perbuatan tersebut sebelumnya.

9. DIE NORMATIEVEN KRAFT DES FAKTISCHEN


“perbuatan yang dilakukan berulang kali memiliki kekuatan normative”

10. STRAFRECHT HEEFTGEEN TERUGWERKENDE KRACHT


“asas tidak berlaku surut”
Seandainya seseorang melakukan suatu tindak pidana yang baru kemudian hari
terhadap tindakan yang serupa diancam dengan pidana, pelaku tdk dapat dipidana atas
ketentuan yang baru itu. Hal ini untuk menjamin warga negara dari tindakan
sewenang-wenang dari penguasa.

11. GEENSTRAF ZONDER SHCULD


“tidak dipidana jika tidak ada kesalahan”
Bahwa seseorang yang tidak melakukan kesalahan / tindak pidana tidak dapat
dibebankan sanksi pidana terhadapnya.

11. PRESUMTION OF INNOCENCE


“praduga tak bersalah”
Seseorang tidak dapat dinyatakan bersalah apabila belum diputus pengadilan atau
memiliki kekuatan hukum yang sah.

11. UNUS TESTIS NULLUS TESTIS


“satu orang saksi bukan saksi”
Dalam suatu pemeriksaan harus ada lebih dari seorang saksi, jika hanya ada satu saksi
saja maka kesaksiannya tidak dapat diterima.8

8
https://customslawyer.wordpress.com/2013/11/30/asas-asas-hukum/
KESIMPULAN

Dari pengantar ilmu hukum di atas dapat kita simpulkan bahwa ilmu hukum itu
sendiri adalah peraturan yang terdiri atas sanksi dan norma yang bertujuan untuk
menjaga ketertiban,kesejahteraan, agar kehidupan dapat berjalan dengan baik
,berperilaku sesuai norma agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
DAFTAR PUSAKA

Satjipto Rahardjo,Ilmu hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti 2000), hlm. 3.


2
R. Soeroso, S.H,Pengantar Ilmu Hukum , Sinar Grafika,Jakarta,2007, hlm 23-24
3
https://www.academia.edu/9900726/Pengertian_Ilmu_Hukum_dan_Pengantar_Ilmu_Huk
um
4
Soewoto, Metode Interpretasi Hukum Terhadap Konstitusi, dalam “Yuridika”, Jurnal
Hukum Universiotas Airlangga Surabaya, No. 1 Tahun V, Januari – Pebruari 1990, hal. 32.
5
Apeldoorn op.cit., hlm 359-447
6
Hans Kelsen. Loc.cit,: “By ‘norm’ we mean something ought to be or ought to happen,
especially that a human being ought behave in a specific way”
7
Georg Jellinek (1851-1911) filosofi hukum jerman.
8
https://customslawyer.wordpress.com/2013/11/30/asas-asas-hukum/

Anda mungkin juga menyukai