BUKU AJAR
Disusun oleh:
DR.IR. SUBANDIYONO, MAppSc.
DR.IR. SRI HASTUTI, MSi.
ISBN: 978-979-097-044-1
220
H. NON-NUTRIEN DAN
ANTI-NUTRIEN
(SUPLEMEN II)
ISBN: 978-979-097-044-1
221
I. NON-NUTRIEN
1. Pendahuluan
1.2. Relevansi
Pemahaman terhadap komponen makro- dan mikro-nutrien saja belumlah
cukup untuk dapat menyediakan pakan lengkap dan terbaik untuk ikan. Berbagai
komponen non-nutrien mampu meningkatkan konsumsi dan efisiensi pakan. Oleh
karena itu, Sub-Pokok Bahasan I pada Pokok Bahasan VII ini penting untuk
dipahami mahasiswa guna melengkapi berbagai macam pengetahuan tentang
nutrien serta kebutuhannya oleh ikan yang dibudidayakan sebagaimana telah
dijabarkan pada pokok-pokok bahasan sebelumnya.
ISBN: 978-979-097-044-1
222
1.3. Kompetensi
2. Penyajian
2.1. URAIAN
A. Pengertian Non-Nutrien. Pada prinsipnya, komponen yang termasuk
kedalam kelompok non-nutrien tidak memiliki nilai energetik, tidak memiliki nilai
nutritif sebagaimana makro- dan mikro-nutrien pada umumnya, serta
keberadaannya dalam pakan memiliki tujuan-tujuan yang lebih terbatas.
ISBN: 978-979-097-044-1
223
Komponen non-nutrien dapat muncul secara alamiah ikut masuk ke dalam pakan
bersama-sama dengan bahan pakan yang digunakan. Namun, beberapa jenis
komponen non-nutrien dapat pula dengan sengaja ditambahkan ke dalam pakan,
atau mungkin saja masuk ke dalam pakan secara alamiah mengikuti fenomena
alam, misalnya peningkatan kelembaban pakan dikarenakan masuknya air yang
berasal dari udara. Meskipun demikian, komponen non-nutrien pada hakekatnya
bersifat positif dan bermanfaat, baik bagi peningkatan daya tahan, stabilitas, daya
tarik atau atraktan, dan rasa atau stimulan pakan; maupun demi peningkatan
kualitas daging dan kesehatam ikan. Contoh komponen non-nutrien meliputi
berbagai senyawa seperti air, serat, hormon, antibiotik, antioksidan, pewarna
(pigmen), perekat (binder), dan perangsang atau stimulus pakan.
ISBN: 978-979-097-044-1
224
ISBN: 978-979-097-044-1
225
Perekat pellet. Perekat atau binder memperbaiki stabilitas pellet dalam air,
kekenyalan pellet, dan mengurangi hancuran atau debu selama pemrosesan,
transportasi, dan penanganan atau penyimpanan. Perekat yang digunakan
secara luas adalah sodium dan kalsium bentonit, lignosulfat, karboksimetilselulosa
(carboxymethylcellulose, CMC) hemiselulosa, guar gum alginat, dan beberapa
polimer inert.
Stimulus pakan. Stimulus mencakup atraktan dan stimulan. Atraktan
merupakan daya tarik suatu obyek (misalnya pakan) agar ikan mau menghampiri
dan menemukan pakan tersebut; sedangkan stimulan berkaitan dengan rasa yang
dapat merangsang nafsu makan sehingga ikan mau menerima, menelan, dan
mengkonsumsi. Ikan menggunakan penglihatan dan pembau untuk menemukan
makanan, namun rasa makanan tersebut menentukan tingkat penerimaan oleh
ikan yang dapat diindikasikan dengan banyaknya pakan yang dikonsumsi. Para
peneliti dan produsen terus berusaha untuk meningkatkan rasa atau palatabilitas
dan penerimaan dari pakan. Hal ini penting terutama pada pakan larva dan
setelahnya, yaitu pakan starter. Secara umum, ikan karnivora memberikan
respons terhadap senyawa basa (alkali) dan netral. Ikan herbivora memberikan
respons terhadap senyawa asam. Disamping meningkatkan konsumsi pakan,
beberapa komponen stimulus berperan sebagai senyawa untuk mengelak atau
menghindar. Ini adalah hal terakhir yang diinginkan oleh banyak pembudidaya.
3. Penutup
3.1. Rangkuman
ISBN: 978-979-097-044-1
226
(lanjutan)
tahan, stabilitas, daya tarik atau atraktan, dan rasa atau stimulan pakan;
2. Cowey, C.B. and Cho, C.Y. 1991. Nutritional Strategies & Aquaculture Waste.
Univ. of Guelph, Canada. 275 p.
3. Halver, J.E. 1972. Fish Nutrition. Acad. Press., New York. 713 p.
4. Halver, J.E. 1989. Fish Nutrition. 2nd ed. Acad. Press, Inc., San Diego. 798
p.
5. Halver, J.E. and Hardy, R.W. 2002. Fish Nutrition. 3rd ed. Acad. Press,
Amsterdam. 822 p.
6. Lawrence, E. 1989. Biological Terms. 10th ed. Longman Sci. & Technical,
Singapore. 645 p.
ISBN: 978-979-097-044-1
227
II. ANTI-NUTRIEN
1. Pendahuluan
memiliki nilai energetik maupun nilai nutritif. Namun, keberadaan komponen anti-
nutrien dalam pakan sangat tidak dikehendaki dan pada hakekatnya bersifat
negatif atau merugikan, baik bagi pakan maupun ikan yang mengkonsumsinya.
Anti-nutrien berperan menurunkan dan merusak kualitas pakan hingga mematikan
ikan.
1.2. Relevansi
Tidak sebagaimana komponen non-nutrien yang pada umumnya bersifat
ISBN: 978-979-097-044-1
228
1.3. Kompetensi
ISBN: 978-979-097-044-1
229
2. Penyajian
2.1. URAIAN
A. Pengertian Anti-Nutrien. Sebagaimana komponen non-nutrien,
menurunkan dan merusak kualitas pakan hingga mematikan ikan. Pengaruh anti-
nutrien terhadap pakan maupun ikan yang mengkonsumsinya bersifat merugikan,
dan karena itu tidak dibutuhkan serta keberadaannya dalam pakan tidak
dikehendaki. Beberapa persenyawaan yang terjadi secara alamiah dapat
mengkontaminasi atau mencemari pakan ikan dan mempengaruhi tampilan atau
performa ikan. Beberapa anti-nutrien terdapat pada bahan pakan asal tanaman
dan hewan. Kontaminan dan pencemar pakan jenis lainnya terjadi melalui proses-
proses alamiah atau menemukan caranya sendiri untuk masuk ke dalam pakan.
Berbagai komponen anti-nutrien, sumber asal, pengaruh, serta kemungkinan
pencegahannnya disajikan pada Tabel H.1. Sedangkan Tabel H.2. menyajikan
berbagai jenis kontaminan dan pencemar yang dapat merugikan pakan maupun
ikan yang mengkonsumsinya (Parker, 2002).
ISBN: 978-979-097-044-1
230
Tabel H.1. Berbagai Komponen Anti-Nutrien yang Dapat Dijumpai dalam Bahan
Penyusun Pakan, Sumber Asal, Pengaruh, serta Pencegahannya
ISBN: 978-979-097-044-1
231
Tabel H.2. Berbagai Jenis Kontaminan Pakan dari Proses-Proses Alamiah dan
Kontaminasi Lingkungan, Pengaruh, dan Pencegahannya
ISBN: 978-979-097-044-1
232
3. Penutup
3.1. Rangkuman
dapat masuk melalui bahan pakan yang digunakan, sebagian lainnya terjadi
bersifat negatif atau merugikan, baik bagi pakan maupun ikan yang
dan karena itu tidak dibutuhkan serta keberadaannya dalam pakan tidak
dikehendaki.
ISBN: 978-979-097-044-1
233
2. Cowey, C.B. and Cho, C.Y. 1991. Nutritional Strategies & Aquaculture
Waste. Univ. of Guelph, Canada. 275 p.
3. Halver, J.E. 1972. Fish Nutrition. Acad. Press., New York. 713 p.
4. Halver, J.E. 1989. Fish Nutrition. 2nd ed. Acad. Press, Inc., San Diego. 798
p.
5. Halver, J.E. and Hardy, R.W. 2002. Fish Nutrition. 3rd ed. Acad. Press,
Amsterdam. 822 p.
6. Lawrence, E. 1989. Biological Terms. 10th ed. Longman Sci. & Technical,
Singapore. 645 p.
ISBN: 978-979-097-044-1