Anda di halaman 1dari 8

Muhammad Hafizh Zidane (12030118130184)

A. DEFINIS BISNIS
Bisnis mememiliki beberapa pengertian, menurut Huat, T Chwee, Bisnis dalam arti luas adalah
istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang &
jasa dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis sebagai suatu sistem yang memproduksi barang dan
jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat (bussinessis then simply a system that produces
goods and service to satisfy the needs of our society. Sedangkan menurut Mahmud Machfoed,
Bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi
untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan consume. Di dalam KBBI sendiri bisnis adalah usaha komersial dalam dunia
perdagangan.

B. FAKTOR-FAKTOR DALAM BISNIS


Dalam bisnis terdapat beberapa faktor seperti faktor pokok, faktor penunjang/faktor pendukung,
faktor pendorong dan faktor penghambat.
a) Faktor Pokok
1. Modal
Modal digunakan untuk membangun aset, pembelian bahan baku, rekrutmen tenaga
kerja, dan lain sebagainya untuk menjalankan kegiatan industri. Modal bisa berasal dari
dalam suatu negara serta dari luar negeri yang disebut juga sebagai penanaman modal
asing (PMA).

2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja dengan jumlah dan standar kualitas yang sesuai dengan kebutuhan suatu
perindustrian tentu akan membuat industri tersebut menjadi lancar dan mempu
berkembang di masa depan. Jika suatu negara kelebihan tenaga kerja, maka salah satu
solusi yang baik adalah mengirim tenaga kerja ke luar negeri menjadi tenaga kerja asing.
Contohnya indonesia dengan tenaga kerja Indonesia (TKI) dan tenaga kerja wanita
(TKW). Jika suatu negara kekurangan tenaga kerja maka salah satu jalan keluarnya
adalah mendatangkan tenaga kerja asing dari luar negaranya.

3. Bahan Mentah / Bahan Baku


Bahan baku adalah salah satu unsur penting yang sangat mempengaruhi kegiatan
produksi suatu industri. Tanpa bahan baku yang cukup maka proses produsi dapat
terhambat dan bahakan terhenti. Untuk itu pasokan bahan mentah yang cukup baik dari
dalam maupun luar negeri / impor dapat melancarkan dam mempercepat perkembangan
suatu industri.
4. Transportasi
Sarana transportasi sangat vitas dibutuhkan suatu industri baik untuk mengangkut bahan
mentah ke lokasi industri, mengangkut dan mengantarkan tenaga kerja, pengangkutan
barang jadi hasil output industri ke agen penyalur / distributor atau ke tahap produksi
selanjutnya, dan lain sebagainya. Terbayang bila transportasi untuk kegiatan tadi
terputus.

5. Sumber Energi / Tenaga


Industri yang modern memerlukan sumber energi / tenaga untuk dapat menjalankan
berbagai mesin-mesin produksi, menyalakan perangkat penunjang kegiatan bekerja,
menjalankan kendaraan-kendaraan industri dan lain sebagainya. Sumber energi dapat
berwujud dalam berbagai bentuk seperti bahan bakar minyak / bbm, batubara, gas bumi,
listrik, metan, baterai, dan lain sebagainya.

6. Marketing / Pemasaran Hasil Output Produksi


Pemasaran produk hasil keluaran produksi haruslah dikelola oleh orang-orang yang tepat
agar hasil produksi dapat terjual untuk mendapatkan keuntungan / profit yang diharapkan
sebagai pemasukan untuk pembiayaan kegiatan produksi berikutnya, memperluas pangsa
pasar, memberikan dividen kepada pemegang saham, membayar pegawai, karyawan,
buruh, dan lain-lain.

b) Faktor Penunjang / Faktor Pendukung


1. Kebudayaan Masyarakat
Sebelum membangun dan menjalankan kegiatan industri sebaiknya patut dipelajari
mengenai adat-istiadat, norma, nilai, kebiasaan, dan lain sebagainya yang berlaku di
lingkungan sekitar. Tidak sensitif terhadap kehidupan masyarakat sekitar mampu
menimbulkan konflik dengan penduduk sekitar. Selain itu ketidak mampuan membaca
pasar juga dapat membuat barang hasil produksi tidak laku di pasaran karena tidak sesuai
dengan selera konsumen, tidak terjangkau daya beli masyarakat, boikot konsumen, dan
lain-lain.

2. Teknologi
Dengan berkembangnya teknologi dari waktu ke waktu akan dapat membantu industri
untuk dapat memproduksi dengan lebih efektif dan efisien serta mampu menciptakan dan
memproduksi barang-barang yang lebih modern dan berteknologi tinggi.

3. Pemerintah
Pemerintah adalah bagian yang cukup penting dalam perkembangan suatu industri karena
segala peraturan dan kebijakan perindustrian ditetapkan dan dilaksanakan oleh
pemerintah beserta aparat-aparatnya. Pemerintahan yang stabil mampu membantu
perkembangan industri baik dalam segi keamanan, kemudahan-kemudahan, subsidi,
pemberian modal ringan, dan sebagainya.
4. Dukungan Masyarakat
Semangat masyarakat untuk mau membangun daerah atau negaranya akan membantu
industri di sekitarnya. Masyarakat yang cepat beradaptasi dengan pembangunan industri
baik di desa dan di kota akan sangat mendukung sukses suatu indutri.

5. Kondisi Alam
Kondisi alam yang baik serta iklim yang bersahabat akan membantu industri
memperlancar kegiatan usahanya. Di Indonesia memiliki iklim tropis tanpa banyak cuaca
yang ekstrim sehingga kegiatan produksi rata-rata dapat berjalan dengan baik sepanjang
tahun.

6. Kondisi Perekonomian
Pendapatan masyarakat yang baik dan tinggi akan meningkatkan daya beli masyarakat
untuk membeli produk industri, sehingga efeknya akan sangat baik untuk perkembangan
perindustrian lokal maupun internasional. Di samping itu Saluran distribusi yang baik
untuk menyalurkan barang dan jasa dari tangan produsen ke konsumen juga menjadi hal
yang sangat penting.

c) Faktor-Faktor Pendorong
1. Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan, tetapi banyak
kemauan dan orang yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki kemampuan,
keduanya tidak akan menjadi Pebisnis yang sukses. Sebaliknya, orang yang memiliki
kemauan dilengkapi dengan kemampuan akan menjadi orang sukses. Kemauan saja
tidak cukup bila tidak dilengkapi dengan kemampuan.
2. Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat, tetapi
memiliki kemauan untuk bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras, tetapi
tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan pernah berhasil.
3. Kesempatan dan peluang. Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi tidak
akan ada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan
mencari-cari atau menunggu peluang yang datang kepada kita

d) Faktor-Faktor Penghambat
1. Tidak kompeten dalam hal manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki
kemampuan dan pengetahuan untuk mengelola usaha merupakan faktor penyebab
utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, memvisualisasikan
usaha, mengkoordinasikan, mengelola sumber daya manusia maupun
mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan
baik, faktor paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas,
mengatur pengeluaran dan pemasukan secara cermat. Kekeliruan dalam
pemeliharaan aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan
mengakibatkan jalannya perusahaan tidak lancar.
4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan,
sekali gagal dalam perencanaan, maka akan mengalami kesulitan dalam
pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang
menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan
perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi
dan efektivitas. Kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan
peralatan (fasilitas) perusahaan secara tidak efesien dan tidak efektif.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-
setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil
dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan terjadinya gagal lebih
bersih.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi Perbisnisan. Pebisnis yang
kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan tidak akan menjadi Pebisnis
yang berhasil. Keberhasilan dalam ber bisnis hanya bisa diperoleh apabila berani
mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

C. PERSAINGAN DALAM BISNIS


Persaingan bisnis pada intinya disebabkan oleh kesalahan strategi yang mana kesalahan tersebut
dapat dipelajari dan dimanfaatkan oleh pelaku bisnis lainnya sebagai peluang yang mampu
mencuri perhatian konsumen. . Akan tetapi, semua persaingan menjadi hal yang wajar dalam
dunia bisnis dan pelaku bisnis pun sudah sadar penuh akan risiko tersebut. Persaingan bisnis
menghadirkan berbagai manfaat bagi pelaku bisnis yang sering kali tidak terduga dan banyak.
Berikut manfaat persaingan dalam bisnis :
1. Menghadirkan motivasi tinggi bagi pelaku bisnis
Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa persaingan dapat disebabkan karena
adanya kesalahan yang dapat dijadikan peluang bagi pelaku bisnis lain dengan
menciptakan produk atau jasa yang lebih unggul. Tentunya hal ini dapat dijadikan
sebagai acuan untuk para pelaku bisnis. Mengingat kesalahan atau kekurangan dalam
suatu produk pasti ada tetapi bagaimana pelaku bisnis tersebut tetap mempertahankan
bisnis dari ketatnya persaingan itu membutuhkan motivasi tinggi. Mengapa? Persaingan
bisnis yang ketat cenderung membuat kondisi yang tidak nyaman atau keras yang sering
kali membuat para pelaku bisnis cenderung pesimis dengan keadaan. Padahal mereka
belum tentu akan tergeser dengan produk yang baru asalkan adanya keinginan untuk
selalu memperbaiki, dan membuat bagaimana produk tersebut tidak dapat disaingi seperti
misalnya dengan terus menonjolkan sisi positif atau keunggulan yang menjadi ciri khas
dan berbeda dari produk atau jasa lain. Hal tersebut tentu menjadi pertimbangan
tersendiri bagi para konsumen yang berniat berpaling dan menggunakan produk atau jasa
yang lain.

2. Membantu untuk keluar dari zona nyaman


Persaingan bisnis memiliki zona yang penuh dengan tantangan. Untuk itu, pelaku bisnis
harus mau keluar dari zona nyaman yang selama ini telah dijalankan. Bukan
meninggalkan semua yang telah dijalankan tetapi lebih pada memutar strategi kembali,
dan mencoba hal baru. Hal tersebut tentunya menunjukkan sisi manfaat dari adanya
persaingan dalam berbisnis karena pelaku bisnis akan keluar dari zona nyamannya dan
mencoba untuk melakukan hal lain agar tidak tertinggal ditengah persaingan yang ketat.

3. Membantu meningkatkan kinerja berbisnis


Selain dapat memberikan motivasi yang tinggi dan membantu untuk keluar dari zona
nyaman, dengan adanya persaingan bisnis secara otomatis juga dapat membantu
meningkatkan kinerja berbisnis. Dari motivasi yang tinggi dalam menghadapi persaingan
dan mempertahankan bisnisnya, dapat berpengaruh pada kinerja bisnis. Seperti misalnya,
pelaku bisnis dapat lebih maksimal lagi dalam melakukan kegiatan promosi agar
meningkatkan angka penjualan, dan melakukan strategi bisnis lainnya yang mampu
meningkatkan dan mempertahankan bisnisnya. Mengingat adanya persaingan mendorong
seseorang untuk melakukan hal yang lebih baik dari sebelumnya, dan hal ini juga berlaku
pada saat menghadapi persaingan bisnis.

4. Menciptakan konsumen yang loyal


Mendapatkan konsumen yang loyal merupakan suatu hal yang patut dipertahankan.
Dengan menghadapi persaingan berbisnis maka pelaku bisnis akan terdorong untuk
memperbaiki kualitas produk atau jasa yang ditawarkan, hingga kualitas pelayanan
terhadap konsumen. Sehingga jika hal tersebut diterapkan, otomatis keloyalan konsumen
akan didapatkan dan tentunya akan membuat para pesaing mengalami kesulitan untuk
mencoba bersaing.

Dalam persaingan bisnis, terdapat 2 jenis persaingan bisnis, yaitu persaingan bisnis sehat dan
tidak sehat.
a) Persaingan tidak sehat
Persaingan Bisnis tidak sehat adalah persaingan antar pelaku Bisnis dalam menjalankan
kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara
tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha.
Berikut kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai persaingan usaha tidak sehat:
1) Perjanjian yang dilarang, yang termasuk dalam perjanjian yang dilarang yaitu:
a. Oligopoli, bahwa pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku
usaha lain untuk secara bersama-sama melakukan penguasaan produksi dan atau
pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

b. Penetapan harga, bahwa pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan


pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa
yang harus dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang
sama.

c. Pembagian wilayah, bahwa pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan


pelaku usaha pesaingnya yang bertujuan untuk membagi wilayah pemasaran atau
alokasi pasar terhadap barang dan atau jasa sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

d. Pemboikotan, bahwa pelaku usaha dilarang membuat perjanjian, dengan pelaku


usaha pesaingnya, yang dapat menghalangi pelaku usaha lain untuk melakukan
usaha yang sama, baik untuk tujuan pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.

e. Kartel, bahwa pelaku usaha dilarang membuat perjanjian, dengan pelaku usaha
pesaingnya, yang bermaksud untuk mempengaruhi harga dengan mengatur
produksi dan atau pemasaran suatu barang dan atau jasa, yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat.

f. Trust, bahwa pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha
lain untuk melakukan kerja sama dengan membentuk gabungan perusahaan atau
perseroan yang lebih besar, dengan tetap menjaga dan mempertahankan
kelangsungan hidup masing-masing perusahaan atau perseroan anggotanya, yang
bertujuan untuk mengontrol produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau
jasa, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat.

g. Oligopsoni, bahwa pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku


usaha lain yang bertujuan untuk secara bersama-sama menguasai pembelian atau
penerimaan pasokan agar dapat mengendalikan harga atas barang dan atau jasa
dalam pasar bersangkutan, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

h. Integrasi vertikal, bahwa pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan


pelaku usaha lain yang bertujuan untuk menguasai produksi sejumlah produk
yang termasuk dalam rangkaian produksi barang dan atau jasa tertentu yang mana
setiap rangkaian produksi merupakan hasil pengolahan atau proses lanjutan, baik
dalam satu rangkaian langsung maupun tidak langsung, yang dapat
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat dan atau merugikan
masyarakat.

i. Perjanjian tertutup, bahwa pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan


pelaku usaha lain yang memuat persyaratan bahwa pihak yang menerima barang
dan atau jasa hanya akan memasok atau tidak memasok kembali barang dan atau
jasa tersebut kepada pihak tertentu dan atau pada tempat tertentu.

j. Perjanjian dengan pihak Luar Negeri, bahwa pelaku usaha dilarang membuat
perjanjian dengan pihak lain di luar negeri yang memuat ketentuan yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat.

2) Kegiatan yang dilarang yaitu:


1. Monopoli, bahwa pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi
dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

2. Monopsoni, bahwa pelaku usaha dilarang menguasai penerimaan pasokan atau


menjadi pembeli tunggal atas barang dan atau jasa dalam pasar bersangkutan yang
dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha
tidak sehat.

3. Penguasaan pasar, bahwa pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa
kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat.

4. Persekongkolan, bahwa pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain


untuk mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.

3) Posisi dominan yaitu:


a. Jabatan rangkap, bahwa seseorang yang menduduki jabatan sebagai direksi atau
komisaris dari suatu perusahaan, pada waktu yang bersamaan dilarang merangkap
menjadi direksi atau komisaris pada perusahaan lain.

b. Pemilikan saham, bahwa pelaku usaha dilarang memiliki saham mayoritas pada
beberapa perusahaan sejenis yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang yang
sama pada pasar bersangkutan yang sama, atau mendirikan beberapa perusahaan
yang memiliki kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan yang sama.
c. Penggabungan dan peleburan, dan pengambil alihan bahwa pelaku usaha
dilarang melakukan penggabungan atau peleburan badan usaha yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat. Pelaku usaha dilarang melakukan pengambilalihan saham perusahaan lain
apabila tindakan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan
atau persaingan usaha tidak sehat.

b) Persaingan yang sehat


Dalam berbisnis ada etika dalam persaingan bisnis yang sehat. Ada banyak cara yang bisa
dilakukan untuk menciptakan hubungan bersaing namun yang tetap sehat, adapun cara
tersebut meliputi hal berikut:
1) Memiliki produk yang unik
Keunikan menjadi dasar utama menjalankan usaha yang terus ada untuk kurun
waktu yang panjang, dan bisa bertahan hingga ke beberapa generasi. Produk yang
unik bisa didapatkan dari pemilihan bahan, desain baju, dan motif jika memiliki
usaha berupa penggunaan material kain. Jika memiliki usaha kuliner, bisa
menyajikan produk unik dari segi konsep rumah makan dan penggunaan nama
menu makanan.
2) Produk sesuai sasaran pasar
Memulai usaha dengan memodifikasi produk yang sudah ada menjadi salah satu
kunci utama sukses menjalankan etika bisnis yang baik. Sekedar meniru saja akan
membuat pemilik usaha aslinya merasa dirugikan karena terjadi plagiat yang
berefek buruk bagi usaha mereka. Maka dalam menjalankan usaha penting sekali
untuk merubah produk yang sudah ada baik dari segi tampilan, konsep, dan
sejenisnya. Pastikan Anda sudah menyasar pangsa pasar tertentu, jika pemilik
produk aslinya menyasar pasar menengah ke atas. Maka ada baiknya membuat
produk yang lebih terjangkau untuk segmen di bawahnya.
3) Memiliki pesaing membuat Anda harus menjaga kepercayaan pelanggan, salah
satunya dengan menjaga kualitas. Jika memiliki usaha dalam bidang kuliner,
pastikan menggunakan bahan baku yang memiliki kualitas terbaik agar rasa
masakan tetap terjaga. Jika memiliki usaha di bidang lain semisal usaha berjualan
baju, maka pastikan menjaga kualitas jahitan. Selain kualitas produk, tidak kalah
pentingnya menjaga kualitas pelayanan yang diberikan. Selalu ramah dengan
setiap pembeli memberikan kemudahan merebut hati mereka sehingga menjadi
pelanggan yang royal.

Anda mungkin juga menyukai