Tentu saja, setiap Organisasi memiliki tujuan tersendiri yang itu jelas
berbeda dengan organisasi lainnya, terutama Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) sekalipun berada dalam satu Institusi yang sama. Hal yang paling
subtansial dan pokok yang harus diperhatikan ialah persoalan tugas dari
pada BEM sebagai lembaga tinggi yang berada di tingkat Fakultas. Misalnya;
membuat program kerja yang jelas (tidak hitam putih), melaksanakan
koordinasi pada tingkat Fakultas dan HIMAPRO/HMJ, merealisasikan
Program kerja dan mendukung, memperjuangkan atau menindaklanjuti
aspirasi mahasiswa selama tidak bertentangan dengan sumber dan proses
hukum serta masih banyak lagi sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam
AD&ART IKM-Unkhair.
Bagaimana dengan kondisi rumah tangga kita, lembaga intra yakni
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan HIMAPRO/HMJ yang ada di Fakultas
Ilmu Budaya, apakah sudah sesuai dengan aturan mainnya, ataukah
sebaliknya? Anggap saja tulisan ini adalah keresahan seorang yang terlibat
langsung dengan kondisi nyata, bukan sebatas tulisan khayalan hasil
imajinasi yang banyak berandai-andai.
Kita realistis saja, tak perlu malu sehingga tak berlarut kita berada
dalam lingkaran setan yang mata rantainya hanya akan putus bila di Ruki’ah
layaknya orang kesurupan. Perlu disadari dini bahwa adalah kesalahan dan
masalah didalam organisasi dan cara kita menjalankan roda organisasi.
Misalkan ketimpangan struktur. Hal ini terjadi apabila posisi structural
(jabatan) dalam setiap bidang diisi/dijabati oleh/dari kalangan orang yang
memimpin. Sehingga organisasi yang dimana semestinya menjadi wadah
untuk menampung aspiratif dan kepentingan kolektif kini berubah menjadi
kepentingan sepihak dimana yang yang mayoritas menguasai yang
minoritas. Belum lagi posisi tersebut dijabati oleh orang yang secara
kapasitas dan pemahamnya tentang organisasi belumlah memadai. Sehinga
terkesan kaku untuk menjalankan roda organisasi. Bukan bermaksud
meragukan kemampuan atau membatasi orang lain untuk mengambil peran
dalam organisasi, tapi setidaknya dia, orang yang dipercayakan untuk
menjalankan roda organisasi, adalah orang yang dibuktikan dengan track
record dalam berorganisasi. Masalah inilah yang mengakibatkan terjadinya
ketimpangan struktur.
Hal paling urgen yang harus ada setiap organisasi ialah loyalitas.
Orang-orang yang yang loyal akan memiliki militansi yang tinggi, yang itu
berefek pada kerja-kerja organisasi. Artinya organisasi akan terus maju bila
ada orang yang bekerja sama di dalamnya secara kompak atas dasar
kesetiaan. Mereka yang memiliki kemampuan yang berbeda namun
mempunyai tujuan yang sama. Mereka loyal terhadap organisasi dan orang
yang memimpinnya.
Satu hal yang harus di perhatikan dan yang penting disini ialah
pemimpin organisasi. Sebagai seorang pemimpin harus mampu membangun
suatu organisasi yang berasal dari hati nurani, dimana bekerja tampa
paksaan melainkan dari niat hati dan kesadaran diri semata-mata bahwa apa
yang dilakuakn ialah untuk kepentingan dan kesejahtraan bersama.
Sehingga keikhlasan selalu menyertainya dan dengan sendirinya para
anggota akan sadar akan kedudukannya masing-masing yang telah di
embankan oleh seorang pemimpin. Selanjutnya tugas, fungsi dan peran
mereka akan di jalaninya tanpa harus ada perintah yang bersifat memaksa.
Terlepas dari semua yang dikemukaka sebagai solusi ialah Managemen
Organisasi yang baik, tersusun dengan rapi dan terorganisir dengan baik.