Anda di halaman 1dari 2

RESUME KULIAH UMUM

Nama : Relli Pasaribu

NIM : 7172142019

Ada beberapa hal yang dibahas dalam kuliah umum kali ini antara lain:

1. Perkembangan COVID-19 di Indonesia


2. Dampak terhadap perekonomian Indonesia
3. Dampak terhadap inflasi
4. Dampak terhadap kemiskinan dan ketenagakerjaan
5. Perkembangan stabilitas sistem keuangan
6. Kebijakan bank Indonesia.

Penyebaran COVID-19 secara signifikan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi global.


Bertambahnya kasus COVID-19 di seluruh dunia termasuk indonesia, menjadi faktor penahan
momentum percepatan pertumbuhan ekonomi Nasional 2020, melalui tiga saluran transmisi,
yaitu perdagangan barang dan jasa, investasi, dan pendapatan. Volume perdagangan dunia
terkontraksi seiring perlambatan ekonomi global dan meluasnya wabah COVID-19, yang
kemudian berdampak pada penurunan harga komoditas dunia, termasuk harga ekspor utama
Indonesia. Melambatanya prospek pertumbuhan ekonimi dunia menurunkan prospek
pertumbuhan ekspor Indonesia, kendati pada Februari 2020 meningkat, didorong ekspor batu
bara, CPO, dan beberapa produk manufaktur. Meningkatnya COVID-19 meningkatkan
ketidakpastian yang sangat tinggi. Terhadap pasarkeuangan global, menekan banyak mata uang
negara di dunia terutama Asia, sehingga memicu terjadinya pembalikan modal kepada aset
keuangan yang dianggap aman.

Akibat meluasnya penyebaran COVID-19, pertumbuhan ekonomi indonesia diproyeksikan


lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Dalam skenario mild, bank indonesia memproyeksikan
PDB Indonesia berada pada kisaran 4,2 – 4.6% (yoy). Dalam skenario terbiuruk, kemenkeu
memproyeksikan PDB Indonesia dapat mencapai -0,4 dengan seluruh komponen melambat.
Konsumsi tumbuh di level sangat trendah, investasi tumbuh negatif, ekspor dan impor juga
terkontraksi cukup dalam. Apanila perekonomian Indonesia terkontraksi maka perekonomian
sumut juga akan melambat lebih dalam.

MILD dalam asumsi Bank Indonesia : Pertumbuhan ekonomi pada 2020 diperkirakan
mengalami tekanan dipengaruhi pelemahan prospek ekonomi global akibat meluasnya
penyebaran COVID-19. Dampak COVID-19 ke perekonomian domestik melalui jalur permitaan,
penawaran, dan keyakinan pelaku ekonomi.

Sampai Februaru 2020, volume ekspor sudah menurun untuk beberapa negara mitra dagang
utama seperti Tiongkok, Jepang, AS, dan India. Volume impor juga menurun utamanya dari
Tiongkok, AS, dan India. Ekspor komoditas utama sudah terlihat menurun signifikan, terkecuali
karet meningkat disinyalir digunakan untuk pembuatan gloves ditengah pandemi COVID-19.
Sementara impor yang masih tinggi berupa impor pakan ternak dan mesin industri. Meski
demikian ditengan penurunan volume, kinerja ekspor impor secara nominal masih relatif
meningkat disinyalir terkait kenaikan harga tahunan dan nilai tukar.

Volume ekspor terutama CPO dan barang manufaktur menurun seiring dengan permintaan
global yang menurun (tercermin dari PMI manufaktur mitra dahgang utama). Meskipun
demikian, ekspor komoditi karet dan kopi yang didukung masih bainya harga komoditas di pasar
internasional memberikan optimisme tersendiri.

Pelemahan ekonomi berpotensi meningkatkan tingkat kemkskinan menjadi 9.7% pada


skenario MILD sementara dalam skenario severe dapat meningkat hingga 12.9%. jumlah orang
miskin diperkirakan bertambah hingga 1,3-1,8 juta sehingga penerima PHK meningkat. Apabila
dimungkinkan, selisih tersebut diikutsertakan dalam program PKH atas beban pemerintah pusat.
Namun demikian, apabila terakomodir dapat digunakan dana APBD.

Anda mungkin juga menyukai