Anda di halaman 1dari 5

CRITICAL JURNAL REVIEW

PENDIDIKAN AGAMA KHATOLIK

Dosen pengampu :

OLEH :

- Relli Pasaribu (7172142019)


- Agnes Miranda Gultom (7173142001)

PENDIDIKAN AKUNTASI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah

Proses pendidikan merupakan suatu proses yang mempunyai tujuan, tujuan tersebut
dinyatakan dalam rumusan kemampuan atau prilaku yang diharapkan dimiliki siswa setelah
menyelesaikan kegiatan belajar. Fungsi pendidikan berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No.
20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri,kepribadian,kecerdasan ahlak
mulia,serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya,masyarakat,bangsa,dan Negara.
Dalam pelaksanaan pendidikan tersebut salah satu penunjang utamanya adalah pemberian
tugas kepada para peserta didik Salah satu tugas yang diberikan yaitu tugas mengkritisi sebuah
jurnal atau lebih dikenal dengan sebutan critical journal review atau CJR. CJR merupakan salah
satu tugas yang di mana dalam pengerjaannya kita dituntut berpikir kritis terhadap sebuah jurnal
atau lebih.

2. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya critical journal review ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui kelebihan dan juga kelemahan isi jurnal
b. Menambah wawasan para mahasiswa mengenai jurnal tersebut
c. Memenuhi tugas mata kuliah PENDIDIKAN AGAMA KHATOLIK

3. Manfaat
Adapun manfaat dari dilakukannya critical journal review ini adalah sebagai berikut:
a. Dapat mengetahui apasaja yang menjadi keunggulan serta kelemahan Jurnal
mengenai kepemimpinan
b. Memperluas cakrawala para Mahasiswa yang melakukan analisis terhadap jurnal
tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
Jurnal Utama

CRITICAL JURNALREVIEW
No

1 PENGARUH LAYANAN PENDIDIKAN


AGAMA DI SEKOLAH TERHADAP
Judul
RELIGIUSITAS SISWA
(Studi Expost Facto di Medan)
2 Diglosia - Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan
Jurnal
Kesusastraan Indonesia
file:///C:/Users/Windows10/Downloads/560-
Download
1241-1-PB.pdf
3 Volume dan halaman Vol. 1, Hal 14-26
4 Tahun 2017
5 Suhardin
email: suhardin@yahoo.com
Penulis
Hayadin
email: hayadin@yahoo.com
6 Relli Pasaribu
Reviewer
Agnes Miranda Gultom
7 Tanggal 9 April 2019
8 Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Tujuan penelitian pengaruh tingkat agama layanan pendidikan
dengan siswa religiusitas.
PT Pemerintah SMA / SMK dan non
9 Subjek penelitian
pemerintah di Medan Sumatera Utara
pengambilan sampel yang digunakan adalah
10 Assement data
purposive random sampling
metode Expost Facto dengan desain Analisis
11 Metode penelitian
kovarian 1X2.
(1) analisis deskriptif, yang meliputi
perhitungan mean, median, modus, standar
deviasi dan variansi;
(2) uji persyaratan yang meliputi uji normalitas,
12 Langkah penelitian
uji homogenitas, uji linieritas, uji keberartian
regresi dan uji kesejajaran regresi dan
(3) uji hipotesis dengan menggunakan analisis
kovarian.
Analisis dan interpretasi data menunjukkan
bahwa: Tidak ada perbedaan siswa religiusitas
13 Hasil penelitian volue di sekolah memiliki layanan pendidikan
agama yang tinggi antara sekolah memiliki
layanan pendidikan agama yang rendah.
Jurnal ini mengguanakan langkah-langkah
pengumpulan data yang sangat terperinci dan
14 Kekuatan penelitian terarah sehingga hasil yang didapatkan dari
peneliatian menjadi maksimal dan sesuai
dengan tujuan penelitian.
Dalam penelitian ini pada bagian abstrak hanya
menampilkan dalam bahasa inggris saja
sehingga pembaca yang tidak mengerti bahasa
inggris akan kesulitan dalam memahami
15 Kelemahan penelitian
maksudnya.
Dan dalam penelitian masih terdapat beberapa
kesalahan pengetikan baik yang bahasa
indonesia dan bahasa inggrisnya.
Kesimpulannya adalah
Sekolah setingkat memiliki layanan pendidikan
16 Kesimpulan
agama tidak berpengaruh terhadap religiusitas
nilai siswa
Pertama, sekolah jangan berpuas diri dengan
hanya meningkatkan layanan pendidikan
agama, karena layanan pendidikan agama tidak
secara otomatis akan mempengaruhi tingkat
nilai religiusitas siswa.
Kedua, sekolah disamping melakukan layanan
pendidikan agama secara formal, juga
diperlukan melakukan layanan informal, non
17 Saran
formal maupun individual.
Ketiga, religiusitas sangat personal pada diri
masing-masing siswa, guru agama di tuntut
tidak hanya memberikan pembelajaran agama
secara keilmuan, tetapi harus mampu
membangun atmosfier keberagamaan dalam
kehidupan sosial di lingkungan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai