Anda di halaman 1dari 7

WARALABA/FRANCHISING DAN PEMASARAN LANGSUNG

5 Juni 2017

Waralaba

Waralaba adalah bentuk kerjasama bisnis atau usaha dengan memakai prinsip kemitraan, sebuah
perusahaan yang sudah mapan baik itu dari segi sistem manajemennya, keuangannya maupun dari
marketingnya serta adanya merek dari produk perusahaan yang sudah dikenal oleh masyarakat luas,
dengan perusahaan ataupun individu yang memakai merek dari produk maupun sistem tersebut itulah
yang disebut dengan waralaba. Di Indonesia saat ini waralaba yang sedang berkembang pesat dan juga
masih sangat menguntungkan misalnya waralaba pada bidang makanan, contohnya seperti: Wong Solo,
CFC, Sapo Oriental, Red Crispy dan masih banyak lagi merek-merek yang lainnya. Lalu waralaba
berbentuk retail mini outlet, misalnya seperti: Indomaret, Yomart, AlfaMart dan masih banyak lagi yang
lainnya. Dan waralaba seperti ini telah banyak menyebar ke pelosok daerah. Dan masih banyak contoh
waralaba yang lainnya.

2. Risiko Investasi dalam Usaha Waralaba

Usaha franchising melibatkan banyak resiko yang harus diketahui oleh para wirausahawan sebelum
mereka mempertimbangkan investasi. Kita mendengar keberhasilan Mc.Donald, Kentucky Fried Chicken,
namun setiap ada yang berhasil tentu ada kegagalan. Usaha franchising membutuhkan kerja keras dan
tidak cocok untuk orang pasif. Usaha ini membutuhkan kerja karena keputusan usaha seperti penarikan
tenaga kerja, penjadwalan, pembelian dan akuntansi tetap menjadi tanggung jawab pemakai hak guna
paten.

Langkah – langkah yang dapat diambil untuk menurunkan atau meminimasi resiko investasi dalam
franchising :

Melakukan evaluasi diri Wirausahawan hendaknya melakukan evaluasi sendiri untuk meyakinkan bahwa
memasuki ventura franchising adalah tepat bagi dirinya. Jawaban dari pertanyaan – pertanyaan berikut
akan membantu menentukan apakah keputusan yang diambil tepat.

– Apakah anda orang yang suka memulai usaha sendiri?


– Apakah anda menikmati kerja dengan orang lain?

– Apakah anda mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan kepemimpinan pada mereka yang akan
bekerja kepada anda?

– Apakah anda mampu mengorganisasi waktu dan orang – orang yang bekerja dalam bisnis?

– Apakah anda mempunyai inisiatif untuk meneruskan usaha ketika usaha mengalami kenaikan atau
penurunan?

– Apakah anda mempunyai kesehatan yang baik?

Meneliti Franchise Tidak setiap usaha hak guna paten tepat untuk anda. Wirausahawan harus
mengevaluasi usaha hak guna paten untuk memutuskan mana yang paling tepat. Sejumlah faktor yang
harus dinilai sebelum membuat keputusan akhir adalah :

a. Usaha hak guna paten yang mapan dan belum mapan. Terdapat banyak keuntungan dan kerugian
dalam melakukan investasi pada usaha hak guna paten yang mapan atau belum mapan. Investasi pada
usaha hak guna paten yang belum mapan akan merupakan investasi yang tidak mahal. Akan tetapi, hal
ini diimbangi dengan resiko yang besar. Penerima hak guna paten meungkin melakukan kesalahan yang
berakibat kegagalan usaha. Reorganisasi konstan akan menyebabkan kebingungan dan mismanajemen.
Akan tetapi, investasi pada usaha hak guna paten yang belum mapan merupakan tantangan yang bisa
mendatangkan keuntungan yang besar ketika usaha tumbuh dengan cepat. Investasi pada usaha hak
guna paten yang sudah mapan akan mengurangi risiko kegagalan tetapi membutuhkan investasi
finansial yang sangat besar. Akan tetapi harus diingat bahwa akan senantiasa ada resiko, bahkan pada
usaha yang sudah mapan.

b.Stabilitas finansial dari usaha hak guna paten. Pembelian hak guna paten oleh wirausahawan
hendaknya dilakukan sesudah dilakukan penilaian statibiltas finansial dari pemilik hak guna paten.
Terdapat banyak faktor yang akan membantu wirausahawan menentukan stabilitas dan kemampuan
mendatangkan laba dari organisasi usaha hak guna dalam jangka panjang. Pertanyaan berikut bisa
ditanyakan oleh penerima hak guna paten atau ditentukan dari sumber alternatif.

– Berapa banyak hak guna paten dalam organisasi?


– Bagaimana keberhasilan tiap – tiap anggota hak guna paten?

– Apakah sebagian besar keuntungan dari hak guna paten merupakan fungsi dari imbalan dari penjualan
hak guna paten atau dari royalti yang didasarkan pada keuntungan dari penerima hak guna paten?

– Apakah pemberi hak guna paten mempunyai pakar manajemen dalam bidang produksi, keuangan dan
pemasaran?

Informasi diatas dapat didapatkan dari laporan rugi laba organisasi hak guna paten. Tatap muka dengan
pemilik hak guna paten juga bisa mengungkapkan citra sukses dari organisasi.

Pasar potensial bagi usaha franchise adalah penting bagi wirausahawan untuk mengevaluasi daerah
pasar dari mana pelanggan akan tertarik dengan franchise baru. Satu cara mudah adalah dengan peta
komunitas atau daerah setempat dan mencoba mengevaluasi arus lalu lintas dan demografi penduduk
daerah tersebut. Informasi arus lalu lintas bisa diamati dengan mengunjungi daerah tersebut. Arah lalu
lintas, kemudahan masuk dalam usaha, dan jumlah arus lalu lintas bisa diperkirakan dan pengamatan.
Demografi daerah ditentukan dari data sensus. Perlu juga menemukan lokasi pesaing didaerah yang
mungkin mempunyai pengaruh potensial terhadap usaha. Jika pemberi hak guna paten bersedia dan
dana juga tersedi, akan sangat membantu mengadakan riset pemasaran didaerah. Sikap dan minat
dalam usaha baru bisa dinilai dalam riset dilakukan riset oleh perguruan tinggi setempat sebagai bagian
dari proyek studi.

Keuntungan potensial bagi franchise baru sebagaimana hal nya dengan usaha pemulai, penting untuk
mengembangkan laporan pendapatan, neraca, arus kas proforma. Pemberi hak hendaknya memberikan
proyeksi untuk menghitung informasi yang dibutuhkan.

Pendapat saya mengenai Resiko Investasi Dalam Usaha Franchising adalah harus memerlukan sikap
wirausaha yang benar benar matang karena pada saat usaha franchise yang telah dijalani tidak akan
takut akan hal tantangan yang nantinya akan datang entah kenaikan atau penurunan pada usaha
franchise tersebut.

3. Persetujuan Waralaba
a. Persetujuan berisi semua persyaratan spesifikasi dan kewajiban pemakai waralaba. Persyaratan yang
bisa dipakai seperti panjang kontrak, finansial untuk menentukan harga, pembayaran royalti.

b. Masalah pemutusan perjanjian waralaba sering menyeret ke pengadilan sehingga persyaratan perlu
lebih ketat.

4. Pemasaran Langsung

a. Memberi peluang yang menguntungkan dibanding dengan tipe pemula karena risiko relatif kecil.

b. Mendapatkan manfaat langsung dari pelanggan tertentu dengan teknik pemasaran langsung.

c. Pemasaran langsung dapat dikirimkan melalui pos langsung serta kunjungan pribadi dari calon
pelanggan.

5. Keuntungan dari Pemasaran Langsung

Bagi konsumen produk eceran:

Aktivitas berbelanja konsumen cukup dilakukan di rumah sehingga lebih menghemat waktu, nyaman,
dan bebas dari pertengkaran

Memberikan pilihan barang lebih banyak, karena dapat melakukan perbandingan dengan membuka-
buka katalog dan layanan belanja on line

Dapat memesan barang untuk diri sendiri atau orang lain

Bagi konsumen produk industri:

Dapat mempelajari barang dengan seksama barang dan jasa yang tersedia tanpa harus menghabiskan
waktu untuk bertemu dengan wiraniaga
Bagi penjual:

Dapat membeli daftar alamat yang memuat nama dengan karakteristik yang spesifik

Dapat mengkhususkan dan menyesuaikan pesan sesuai kebutuhan kelompok sasaran

Pemasaran langsung dapat diatur agar dapat menjangkau calon pembeli pada saat yang tepat

Bahan informasi pemasaran langsung memiliki keterbacaan yang tinggi karena bahan terrsebut
dikirimkan pada calon pembeli yang jelas tengah berminat

Memungkinkan pengujian media dan pesan alternatif untuk mencari metode pencapaian tujuan yang
paling efektif dalam segi biaya

Membuat tawaran dan strategi yang sulit dilihat oleh pesaing

Dapat mengukur tanggapan atas kampanye mereka untuk memutuskan kampanye mana yang paling
menguntungkan

6. Teknik Alternatif Pemasaran Langsung

1. STRATEGI PEMASARAN JEMP

– Berapa banyak hak guna paten dalam organisasi?

– Bagaimana keberhasilan tiap – tiap anggota hak

1. STRATEGI PEMASARAN JEMPUT BOLA DENGAN LAYANAN PESAN ANTAR

Alternatif pertama dan bisa bisa dibilang paling umum dijalankan adalah dengan menawarkan layanan
pesan antar. Layanan pesan antar adalah salah satu strategi pemasaran jemput bola yang memberikan
kemudahan bagi konsumen tidak perlu keluar rumah untuk mendapatkan produk yang diperlukan.

Jika perkotaan besar, tentu Anda akan banyak menemui layanan ini utamanya untuk bisnis kuliner cetak
saji. Namun disadari atau tidak sebenarnya potensi dari layanan ini bisa diterapkan untuk jenis bisnis
yang lebih luas. Contohnya yakni seperti pesan antar gas elpiji, galon minuman hingga bisnis jasa seperti
servis elektronik atau jasa tambal ban.
2. MENAWARKAN PRODUK LEWAT TELEPON, SMS ATAU KOMUNIKASI MOBILE

Dengan perkembangan telekomunikasi yang sudah sangat maju, pilihan menjalankan strategi marketing
jemput bola lewat telepon, sms, atau komunikasi mobile nyatanya masih cukup menjanjikan. Dengan
biaya marketing yang lebih rendah, teknik ini memberikan jangkauan yang relative lebih luas.

Yang paling penting dalam strategi ini adalah pada tahap pengumpulan data prospek yang akan
dihubungi. Hal ini sangat penting karena pada dasarnya kita sudah harus mempunyai pandangan
tentang profil calon konsumen. Jika tidak, maka usaha kitapun akan sia-sia.

3. STRATEGI PEMASARAN DOOR TO DOOR

Alternatif strategi pemasaran jemput bola yang terakhir adalah dengan menawarkan produk secara
langsung ke lapangan atau bisa juga disebut marketing door to door. Teknik ini pada dasarnya bisa
disamakan dengan fungsi sales marketing yang akan berkeliling menawarkan produk langsung pada
konsumen dari pintu ke pintu atau melalui sebuah acara tertentu.

Ini adalah metode yang sangat konvensional. Namun jika produk yang kita jual dan lokasinya tepat,
maka cara ini bisa sangat efektif. Sebagai contoh para tenaga marketing untuk produk alat masak atau
rumah tangga bisa menawarkan produknya pada saat digelar arisan atau kegiatan ibu-ibu di suatu
daerah. Dengan bisa melihat langsung produknya disertai demonstrasi penggunaan, calon konsumen
praktis akan lebih tertarik untuk melakukan pembelian.

7. Multi Level Marketing

Pemasaran berjenjang (bahasa Inggris: Multi-level marketing; MLM) adalah strategi pemasaran di mana
tenaga penjual (sales) tidak hanya mendapatkan kompensasi atas penjualan yang mereka hasilkan,
tetapi juga atas hasil penjualan sales lain yang mereka rekrut. Tenaga penjual yang direkrut tersebut
dikenal dengan anggota “downline”. Istilah lain yang digunakan untuk MLM adalah penjualan piramida,
pemasaran jaringan, dan pemasaran berantai.
Pada umumnya, tenaga penjual menjual produk perusahaan secara langsung kepada konsumen yang
merupakan orang terdekat atau melalui pemasaran dari mulut-ke-mulut. Beberapa pihak menggunakan
istilah penjualan langsung sebagai sinonim untuk MLM, meskipun pada kenyataannya MLM hanyalah
salah satu bentuk dari penjualan langsung. Perusahaan yang menggunakan model MLM untuk menjual
produk mereka seringkali menjadi sasaran kritik dan tuntutan hukum. Kritik terutama sekali ditujukan
pada kegiatannya yang menyalahgunakan atau tidak sesuai dengan skema piramida, penetapan harga
produk, biaya masuk awal yang tinggi, lebih mementingkan perekrutan anggota baru ketimbang
penjualan produk, pemaksaan anggota baru untuk membeli dan menggunakan produk perusahaan,
pemanfaatan hubungan pribadi sebagai target penjualan ataupun target perekrutan, skema pembagian
kompensasi yang kompleks, antusiasme dan teknik berlebihan yang diterapkan untuk menjual atau
merekrut anggota baru, serta metode perekrutan yang kebanyakan bersifat ‘memperdaya’; hanya
menjelaskan keuntungan tanpa menjelaskan kerugian bergabung dengan MLM kepada anggota baru.

Sumber:

-https://www.maxmanroe.com/3-alternatif-jalankan-strategi-pemasaran-jemput-bola.html

-file:///C:/Users/SITI/Downloads/Waralaba.pdf

-http://elearning.gunadarma.ac.id/index.php?option=com_wrapper&Itemid=36

-https://id.wikipedia.org/wiki/Pemasa

Anda mungkin juga menyukai