Anda di halaman 1dari 9

JUST IN TIME

FILOSOFI DAN DEFINISI JUST IN TIME ( JIT )


Just In Time (JIT) merupakan integrasi dari serangkaian aktivitas desainuntuk mencapai
produksi volume tinggi dengan menggunakan minimum persediaan untuk bahan baku, WIP, dan
produk jadi. Konsep dasar dari sistem produksi JIT adalah memproduksi produk yang diperlukan,
pada waktu dibutuhkan oleh pelanggan, dalam jumlah sesuai kebutuhan pelanggan, pada setiap tahap
proses dalam sistem produksi dengan cara yang paling ekonomis atau paling efisien melalui eliminasi
pemborosan (waste elimination) dan perbaikan terus – menerus (contionous process improvement).
JIT adalah suatu filosofi tepat waktu yang memusatkan pada aktivitas yang diperlukan oleh segmen-
segmen internal lainnya dalam suatu organisasi.
JIT mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut:
 Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus di eliminasi.
 Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi.
 Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous Improvement)
dalam meningkatkan efisiensi kegiatan.
 Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman terhadap aktivitas
yang bernilai tambah.
Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan.
Ada 7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan karena :
 Over produksi ( OverProduction )
 Waktu menunggu ( Waiting )
 Transportasi ( Transportation )
 Pemrosesan ( Process production )
 Tingkat persediaan barang ( Unnecessary Inventory )
 Gerak ( Unnecessary Motion )
 Cacat produksi ( Defects )

Dalam pelaksanaan konsep JIT terdapat empat hal pokok yang harus dipenuhi :pertama, Produksi
Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada saat dibutuhkan dan dalam
jumlah yang diperlukan. kedua, Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis
yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya. ketiga, Tenaga kerja fleksibel,
maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan fluktuasi permintaan. keempat,
Berpikir kreatif, inovatif serta selalu menerima masukan atau saran dari karyawan
Untuk mencapai empat konsep tersebut perlu diterapkan sistem dan metode sebagai berikut :
 Sistem kanban untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT).
 Metode kelancaran dan kecepatan produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
permintaan.
 Optimalisasi waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi.
 Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel.
Elemen-elemen Just In Time (JIT) adalah :
 Pengurangan waktu set up
 Aliran produksi lancar (layout)
 Produksi tanpa kerusakan mesin
 Produksi tanpa cacat
 Peranan dan support operator produksi
 Hubungan yang harmonis dengan pemasok
 Penjadwalan produksi yang stabil dan terkendali

PRINSIP DASAR JUST IN TIME ( JIT )


Untuk mengaplikasikan metode JIT maka ada delapan prinsip yang harus dijadikan dasar
pertimbangan di dalam menentukan strategi sistem produksi, yaitu:
 Berproduksi sesuai dengan pesanan Jadual Produksi Induk
Sistem manufaktur baru akan dioperasikan untuk menghasilkan produk menunggu setelah
diperoleh kepastian adanya order dalam jumlah tertentu masuk.
 Produksi dilakukan dalam jumlah lot (Lot Size)
Yang kecil untuk menghindari perencanaan dan lead time yang kompleks seperti halnya
dalam produksi jumlah besar.
 Mengurangi pemborosan (Eliminate Waste)
Pemborosan (waste) harus dieliminasi dalam setiap area operasi yang ada.
 Perbaikan aliran produk secara terus menerus (Continous Product Flow Improvement) Tujuan
pokoknya adalah menghilangkan proses-proses yang menimbulkan bottleneck dan semua
kondisi yang tidak produktif (idle, delay, material handling, dan lain-lain) yang bisa
menghambat kelancaran aliran produksi.
 Penyempurnaan kualitas produk (Product Quality Perfection)
 Kualitas produk merupakan tujuan dari aplikasi Just in Time dalam sistem produksi.
 Respek terhadap semua orang/karyawan (Respect to People)
 Mengurangi segala bentuk ketidak pastian (Seek to Eliminate Contigencies)

Inventori yang ide dasarnya diharapkan bisa mengantisipasi demand yang berfluktuasi dan segala
kondisi yang tidak terduga, justru akan berubah menjadi waste bilamana tidak segera digunakan.
Dasar perbaikan ditempat kerja adalah konsep 5S yang terdiri dari: Seiri (Pemilihan), Seiton
(Penataan), Seiso (Pembersihan), Seiketsu (Pemantapan), dan Shitsuke (Kebiasaan).

KRITIK TERHADAP JIT


 Sulit suatu perusahaan yang memproduksi secara massal hanya melayani pesanan pelanggan
saja, misalnya pabrik gula, kopi, sabun dan sebagainya, dan hanya memproduksi satu jenis
produk.
 Dalam industri sulit sekali suatu tidak memiliki persediaan, khususnya yang bahan bakunya
impor.
 Sulit dilakukan oleh pabrik-pabrik pada umumnya yang hanya memproduksi satu macam
komoditi dengan teknologi khusus.
 Menempatkan karyawan pada keahlian khusus pada satu jenis produk tidak mudah, dan
mungkin biayanya mahal.

MANFAAT JIT
 Waktu set-up gudang dapat dikurangi.
 Aliran barang dari gudang ke produksi akan meningkat.
 Pekerja yang menguasai berbagai keahlian digunakan secara lebih efisien.
 Penjadwalan produk dan jam kerja karyawan akan lebih konsisten.
 Adanya peningkatan hubungan dengan suplyer.
 Perputaran Persediaan.
 Kecerdasan, lebih relevan berguna bahwa manajer keuangan di ujung jari mereka tentang
bisnis mereka, pelanggan, pemasok atau mitra dan operasi.
 Sebagai alat inventaris.

PERSYARATAN – PERSYARATAN JUST IN TIME ( JIT )
 Organisasi Pabrik
Pabrik dengan sisitem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkan produk.
 Pelatihan/Tim/keterampilan
JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan system
tradisional. Cara kerja JIT yaitu:
 Membentuk Aliran/Penyederhanaan: Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di
setup sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran
tersebut, dan memecahkan masalah awal.
 Kanbal Pull System: Kanbal merupakan system manajemen suatu pengendalian
perusahaan, karena itu kanbal memiliki beberapa aturan yang perlu diperhatikan.
 Jangan mengirim produk rusak ke prosess berikutnya.
 Proses berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan.
 Memproduksi hanya sejumlah proses berikutnya.
 Meratakan beban produksi.
 Menaati instruktur kanban pada saat fine tuning.
 Melakukan stabilisasi dan rasionalisasi proses.
 Visibiltas/ pengendalian visual
Salah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang merupakan system visual.
 Eliminasi Kemacetan
Untuk menghapus kemcetan, baik dalam fase setup maupun dalam masa produksi, perlu
dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi silang.
 Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup
Ukuran lot yang ideal bukan ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot yang terkecil.
 Total Productive Maintance
 TPM merupakan suatu keharusan dalam sisitem JIT. Mesi-mesin membersihkan dan diberi
pelumas secara rutin, biasanya dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin tersebut.

STRATEGI IMPLEMENTASI JUST IN TIME ( JIT )


 Startegi Penerapan pembelian Just in Time. Dukungan, yaitu dari semua pihak terutama yang
berkaitan dengan kegiatan pembelian, dan khususnya dukungan dari pimpinan.
 Strategi penerapan Just in Time dalam sistem produksi. Penemuan sistem produksi yang
tepat, yaitu dengan sistem tarik yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan
dengan menghilangkan sebanyak mungkin pemborosan.
Keuntungan JIT:
 Seluruh system yang ada dalam perusahaan dapat berjalan lebih efisien.
 Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk memperkerjakan para stafnya.
 Barang produksi tidak harus selalu di cek, disimpan atau diretur kembali.
 Kertas kerja dapat lebih simple.
 Penghematan yang telah di lakukan dapat digunakan untuk mendapat profit yang lebih tinggi
misalnya, dengan mengadakan promosi tambahan.
Kelemahan JIT:
 Satu kelemahan sistem JIT adalah tingkatan order ditentukan oleh data permintaan historis.
Jika permintaan naik melebihi dari rata-rata perencanaan historis maka inventori akan habis
dan akan mempengaruhi tingkat pelayanan konsumen.

PRODUKSI DENGAN KONSEP JUST IN TIME ( JIT )


Produksi JIT adalah sistem penjadwalan produksi komponen atau produk yang tepat waktu,
mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan oleh tahap produksi berikutnya atau sesuai
dengan memenuhi permintaan pelanggan.

PERSEDIAAN JUST IN TIME ( JIT )


Perusahaan-perusahaan pabrikasi menyimpan tiga jenis persediaan: bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi. Persediaan-persediaan ini dirancang untuk bertindak sebagai
penyangga jika terjadi keterlambatan pengiriman bahan dari pemasok, ketidakmampuan produksi, dan
semua hal yang menghalangi perusahaan beroperasi agar tetap berjalan sementara waktu sampai
nantinya dapat berjalan normal kembali. Tujuan utama Just In Time adalah untuk meningkatkan laba
dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan
kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.

PERBANDINGAN SISTEM JUST INTIME DENGAN SISTEM TRADISIONAL

Just In Time Tradisional


Sistem tarikan Sistem dorongan
Persediaan tidak signifikan Persediaan signifikan
Basis pemasok sedikit Basis pemasok banyak
Kontrak jangka panjang dengan pemasok Kontrak jangka pendek dengan pemasok
Pemanufakturan berstruktur seluler Pemanufakturan berstruktur departemen
Karyawan berkeahlian ganda Karyawan terspesialisasi
Jasa terdesentralisasi Jasa tersentralisasi
Keterlibatan karyawan tinggi Keterlibatan karyawan rendah
Gaya manajemen sebagai penyedia fasilitas Gaya manajemen sebagai pemberi perintah
Total quality control (TQC) Acceptable quality level (AQL)
 Sistem tarikan dibanding sistem dorongan
Sistem tarikan adalah system penentuan aktivitas-aktivitas berdasar atas permintaan
konsumen, baik konsumen internal maupun konsumen eksternal. Sebagai contoh dalam
perusahaan pemanufakturan permintaan konsumen melalui aktivitas penjualan menentukan
aktivitas produksi, dan aktivitas produksi menentukan aktivitas pembelian.
System dorongan adalah system penentuan aktivitas-aktivitas berdasar dorongan aktivitas-
aktivitas sebelumnya. Pembelian bahan melalui aktivitas pembelian mendorong aktivitas
produksi, dan aktivitas produksi mendorong aktivitas penjualan.
 Persediaan tidak signifikan dibanding persediaan signifikan
Karena JIT menggunakan system tarikan maka dapat mengurangi persediaan menjadi tidak
signifikan atau sangat sedikit dan bahkan mencita-citakan nol. Sebaliknya, dalam system
tradisional, karena menggunakan system dorongan maka persediaan jumlanya signifikan
sebagai akibat jumlah bahan yang dibeli melebihi kebutuhan produksi, jumlah produk yang
diproduksi melebihi permintaan konsumen dan perlu adanya persediaan penyangga.
Persediaan penyangga diperlukan jika permintaan konsumen melebihi jumlah produksi dan
jumlah bahan yang digunakan untuk produksi melebihi jumlah bahan yang dibeli.
 Basis pemasok sedikit dibanding basis pemasok banyak
JIT hanya menggunakan pemasok dalam jumlah sedikit untuk mengurangi atau
mengeliminasi aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah, memperoleh bahan yang bermutu
tinggi dan berharga murah. Sedangkan system tradisioanl menggunakan banyak pemasok
untuk memperoleh harga yang murah dan mutu yang baik, tapi akibatnya banyak aktivitas-
aktivitas tidak bernilai tambah dan untuk memperoleh harga yang lebih murah harus dibeli
bahan dalam jumlah yang banyak atau mungkin dengan mutu yang rendah.
 Kontrak jangka panjang dibanding kontrak jangka pendek
JIT menerapkan kontrak jangka panjang dengan beberapa pemasoknya guna membangun
hubungan baik yang saling menguntungkan sehingga dapat dipilih pemasok yang memasok
bahan berharga murah, bermutu tinggi, berkinerja pengiriman tepat waktu dan tepat jumlah
serta dapat mengurangi frekuensi pemesanan. Sedangkan tradisional menerapkan kontrak-
kontrak jangka pendek dengan banyak pemasok sehingga untuk memperoleh harga murah
harus dibeli dalam jumlah yang banyak atau mungkin mutunya rendah.
 Struktur seluler dibanding struktur departemen
Struktur seluler dalam JIT adalah pengelompokan mesin-mesin dalam satu keluarga, biasanya
kedalam struktur semilingkaran atau huruf “U” sehingga satu sel tertentu dapat digunakan
untuk melakukan pengolahan satu jenis atau satu keluarga produk tertentu secara berurutan.
Setiap sel pemanufakturan pada dasarnya merupakan pabrik mini atau pabrik di dalam pabrik.
Penggunaan struktur seluler ini dapat mengeliminasi aktivitas, waktu, dan biaya yang tidak
bernilai tambah.  Sedangkan struktur departemen dalam system departemen adalah struktur
pengolahan produk melalui beberapa departemen produksi sesuai dengan tahapan-tahapannya
dan memerlukan beberapa departemen jasa yang memasok jasa bagi departemen produksi.
Akibatnya struktur departemen menimbulkan aktivitas-aktivitas serta waktu dan biaya-biaya
tidak bernilai tambah dalam jumlah besar.
 Karyawan berkeahlian ganda dibanding karyawan terspesialisasi
System JIT yang menggunakan system tarikan waktu “bebas” harus digunakan oleh karyawan
struktur seluler untuk berlatih agar berkeahlian ganda sehingga ahli dalam berproduksi dan
dalam bidang-bidang jasa tertentu misalnya pemeliharaan pencegahan, reparasi, setup,
inspeksi mutu. Sedangkan pada system tradisional system karyawan terspesialisasi
berdasarkan departemen tempat kerjanya misalnya departemen produksi atau departemen
jasa. Karyawan pada departemen jasa terspesialisasi pada aktivitas penangan bahan, listrik,
reparasi, dan pemeliharaan, karyawan pada departemen produksi terspesialisasi pada aktivitas
pencampuran, peleburan, pencetakan, perakitan, dan penyempurnaan.
 Jasa terdesentralisasi dibanding jasa tersentralisasi
System tradisional mendasarkan pada system spesialisasi sehingga jasa tersentralisasi pada
masing-masing departemen jasa. Sedangkan pada system JIT jasa terdesentralisasi pada
masing-masing struktur seluler, para karyawan selain selain ditugaskan untuk berproduksi
tapi juga harus ditugaskan pada pekerjaan jasa yang secara langsung mendukung produksi si
struktur selulernya.
 Keterlibatan tinggi dibanding keterlibatan rendah
Dalam system tradisional, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan relative rendah karena
karyawan fungsinya melaksanakan perintah atasan. Sedangkan dalam system JIT manajemen
harus dapat memberdayakan para karyawannya dengan cara melibatkan mereka atau member
peluang pada mereka untuk berpartisipasi dalam manajemen organisasi. Menurut pandangan
JIT, peningkatan keberdayaan dan keterlibatan karyawan dapat meningkatkan produktviitas
dan efisiensi biaya secara menyeluruh. Para karyawan dimungkinkan untuk membuat
keputusan mengenai bagaimana pabrik beroperasi.
 Gaya pemberi fasilitas dibanding gaya pemberi perintah
System tradisional umumnya menggunakan gaya manajemen sebagai atasan karena fungsi
utamanya adalah memerintah para karyawannya untuk melaksanakan kegiatan. Sedangkan
pada system JIT memerlukan keterlibatan karyawan sehingga mereka dapt diberdayakan,
maka gaya maanjemen yang cocok adalah sebagai fasilitator dan bukanlah sebagai pemberi
perintah.
 TQC dibanding AQL
TQC (Total Quality Control) dalam JIT adalah pendekatan pengendalian mutu yang
mencakup seluruh usaha secara berkesinambungan dan tiada akhir untuk menyempurnakan
mutu agar tercapai kerusakan nol atau bebas dari kerusakan. Produk rusak haruslah dihindari
karena dapat mengakibatkan penghentian produksi dan ketidakpuasan konsumen. AQL
(Accepted Quality Level) dalam system tradisional adalah pendekatan pengendalian mutu
yang memungkinkan atau mencadangkan terjadinya kerusakan namun tidak boleh melebihi
tingkat kerusakan yang telah ditentukan sebelumnya.

JIT Pembelian
Pembelian JIT adalah system pembelian barang berdasar tarikan permintaan sehingga barang
yang dibeli dapat diterima tepat waktu, tepat jumlah, bermutu tinggi dan berharga murah. Berdasar
system tarikan, barang yang diterma dari pembelian segera digunakan untuk memenuhi permintaan
pembeli pada perusahaan dagang atau segera digunakan untuk memeniuhi permintaan produksi pada
perusahaan manufaktur. Dengan demikian barang tersebut tidak perlu disimpan di gudang sehingga
tercapai persediaan nol.
JIT pembelian dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktifitas pembelian
dengan cara :
 Mengurangi jumlah pemasok
Bagi suatu perusahaan pengurangan jumlah pemasok dapat mengurangi waktu dan biaya
bernegosiasi dengan para pemasok.
 Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok.
Pengurangan waktu dan biaya bernegosiasi dapat dilakukan karena:
 Jumlah pemasok menjadi sangat sedikit
 Kontrak pembelian jangka panjang dengan para pemasok JIT
 Memiliki konsumen dengan program pembelian yang mapan
 Rencana pembelian yang matang adapat memberikan informasi kepada para pemasok
mengenai persyaratan mutu dan penyerahan barang.
 Mengeliminasi aktifitas dan biaya yang tidak bernilai tambah
 Dilakukan dengan penyediaan container yang terpasang di pabrik.
 Mengurangi waktu dan biaya untuk program pemeriksaan mutu
 Pemilihan pemasok yang dapat menjamin ketepatan waktu, jumlah, dan mutu barang
yang dibeli dapat mengurangi waktu dan biaya untuk pemeriksaan mutu.
JIT Produksi
Produksi JIT adalah system produksi berdasar tarikan permintaan sehingga produk dapat
diproduksi tepat waktu, jumlah, dan bermutu tinggi dengan biaya rendah. Produksi JIT dapat
mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara :
 Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses
 Mengurangi atau meniadakan “LEAD TIME” (waktu tunggu)
 Mengurangi atau meniadakan “setup”
 Menyederhanakan pengolahan produk

Anda mungkin juga menyukai