Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN

“MANAJEMEN KURIKULUM DAN MANAJEMEN KESISWAAN”

Kelompok 10

Disusun oleh:
Nur Syamsiyah (1705025011)
Nur Baiti Athiyah (1705025017)
Titir Polindo Lumbantobing (1705025051)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2019
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan judul manajemen kurikulum dan manajemen kesiswaan.
Makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terimakasih pada
seluruh pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, kekeliruan dan
kesalahan yang terdapat pada makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun penulis harapkan dapat disampaikan kepada penulis.

                                                                                     

Samarinda, 16 September 2019

                                                                                                            Penulis
ii

DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar isi.............................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
A. Rumusan Masalah................................................................................... 2
B. Tujuan Penulisan..................................................................................... 2
C. Manfaat Penulisan................................................................................... 3
BAB II Tinjauan Pustaka
A. Manajemen Kurikulum................................................................................. 4
1. Makna Manajemen Kurikulum............................................................... 4
2. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum................................................. 7
3. Prinsip Manajemen Kurikulum............................................................... 9
4. Fungsi Manajemen Kurikulum................................................................ 11
B. Manajemen Kesiswaan.................................................................................. 13
1. Konsep Dasar Manajemen Kesiswaan.................................................... 13
2. Dasar-Dasar Manajemen Kesiswaan....................................................... 14
3. Tujuan Manajemen Kesiswaan............................................................... 18
4. Prinsip Manajemen Kesiswaan............................................................... 20
5. Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan.................................................. 21
BAB III Penutup
A. Kesimpulan................................................................................................... 24
B. Saran.............................................................................................................. 24
Daftar Pustaka..................................................................................................... 25
2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen tidak akan terlepas dari kegiatan pembelajaran karena


manajemen merupakan usaha untuk mensukseskan suatu tujuan dalam
pendidikan. Diperlukan adanya pengelolaan, penataan, dan pengaturan
ataupun kegiatan yang sejenis yang masih berkaitan dengan lembaga
pendidikan guna mengembangkan sumber daya manusia agar dapat memenuhi
tujuan daripada pendidikan tersebut seoptimal mungkin.

Manajemen kurikulum adalah sebuah bentuk usaha atau upaya bersama


untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran khususnya usaha
meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Dalam upaya – upaya
tersebut diperlukan adanya evaluasi, perencanaan, dan pelaksanaan yang
merupakan satuan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Sedangkan
manajemen pembelajaran ialah suatu sistem dengan komponen-komponen
yang saling berkaitan.

Manajemen kurikulum salah satu aspek yang berpengaruh terhadap


keberhasilan pembelajaran dalam pendidikan nasional. Di samping itu,
kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai
tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga kurikulum memegang
peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu atau berkualitas.
Untuk menunjang keberhasilan kurikulum, diperlukan upaya pemberdayaan
bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum. Pengelolaan kurikulum pada
tingkat lembaga atau sekolah perlu di koordinasi oleh pihak pimpinan
(manajer) dan pembantu pimpinan (manajer) yang dikembangkan secara
2

integral dalam konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum


Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta disesuaikan dengan visi dan misi
lembaga pendidikan yang bersangkutan.

Diantara unsure sumber daya manusia yang harus diberdayakan oleh


seorang kepala sekolah adalah kelompok siswa. Untuk meningkatkan mutu
pendidikan sekolah, kepala sekolah dituntut untuk mau dan mampu
melakukan upaya pengembangan pengelolaan sekolah seperti dengan
melakukan manajemen kesiswaan. Agar manajeman kesiswaaan berhasil
dengan baik seseorang kepala sekolah harus menyusun serangkaian kegiatan
yang berhubungtan dengan manajemen kesiswaan.

Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan akan sangat


tergantung kepada manajemen komponen- komponen pendukung pelaksana,
dan sarana prasarana. Oleh karena itu keberadaan siswa sangat dibutuhkan,
terlebih bahwa pelaksanaan kegiatan pendidikan disekolah , siswa merupakan
subyek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan
keterampilan-keterampilan yang diperlukan. Artinya bahwa dibutuhkan
manajemen kesiswaan yang bermutu bagi lembaga pendidikan (sekolah) itu
sendiri. Sehingga peserta didik atau siswa dapat tumbuh dan berkembang
sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, social dan kejiwaan.

Berdasarkan hal tersebut, makalah ini  ditulis untuk membantu


mempersiapkan manajemen kesiswaan dan manajemen kurikulum yang
bermutu akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan di sekolah, baik itu
dilakukan oleh para guru, komite sekolah, kepala sekolah, dan pihak pihak
yang terkait dengan mengembangkan kurikulum pada tingkat satuan
pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah:
3

1. Apa pengertian dari manajemen kurikulum dan kesiswaan?


2. Apa saja tujuan manajemen kurikulum dan kesiswaan ?
3. Apa saja fungsi manajemen kurikulum dan kesiswaan ?
4. Bagaimana prinsip-prinsip manajemen kurikulum dan kesiswaan ?
5. Bagaimana ruang lingkup manajemen kurikulum dan kesiswaan ?
6. Bagaimana proses manajemen kurikulum dan kesiswaan ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian dari manajemen kurikulum dan manajemen
kesiswaan
2. Untuk mengetahui tujuan dari manajemen kurikulum dan manajemen
kesiswaan
3. Untuk mengetahui fungsi dari manajemen kurikulum dan manajemen
kesiswaan
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip manajemen kurikulum dan manajemen
kesiswaan
5. Untuk mengetahui ruang lingkup dari manajemen kurrikulum dan
manajemen kesiswaan
6. Untuk mengetahui proses dari manajemen kurikulum dan manajemen
kesiswaan

D. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca mengetahui:
1. Pengertian manajemen kurikulum dan kesiswaan.
2. Tujuan manajemen kurikulum dan kesiswaan.
3. Fungsi manajemen kurikulum dan kesiswaan.
4. Prinsip-prinsip manajemen kurikulum dan kesiswaan.
5. Ruang lingkup manajemen kurikulum dan kesiswaan.
6. Proses manajemen kurikulum dan kesiswaan.
4
5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Manjemen Kurikulum
Manajemen adalah suatu proses social yang berkenaan dengan
keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber-sumber
lainnya menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
yang ditentukan sebelumnya. Galen dan Alexander mengatakan kurikulum
adalah usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk mempengaruhi anak
belajar,baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Kurikulum merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien.
Sehingga manajemen kurikulum merupakan system pengelolaan atau penataan
terhadap kurikulum secara kooperatif, komperhensif, sistemik dan sistematik
yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam rangka mewujudkan
ketercapaian tujuan kurikulum atau tujuan pendidikan.
Kegiatan manajemen kurikulum yang terpenting adalah (a) kegiatan yang
erat kaitannya dengan tugas guru; dan (b) kegiatan yang erat kaitannya dengan
proses pembelajaran dan pengajaran. Dalam pelaksanaannya, manajemen
kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks manajemen berbasis
sekolah (MBS). Oleh karena itu, otonomi yang diberikan pada lembaga
pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan
memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran visi dan misi lembaga
pendidikan atau seolah dengna tidak mengabaikan kebijakan nasional yang
telah ditetapkan.
1. Makna manajemen kurikulum
6

Kurikulum pendidikan mengangkat manajemen dihubungkan dengan


bisnis dan aspek-aspeknya. Konsep manajemen secara praktis adalah suatu
transaksi praktis antara seseorang dengan orang lain yang menghubungkan
kehendak masing-masing tentang;
a. Who is being educated and by whom?
b. How is education to be complished?
c. What is to be achiered and complished in education?
d. Why is it justified to aim for certain goods and to employ particular
mean in education? (Korpiaho)

Dalam proses perencanaan itu ada hubungan tiga kegiatan dalam


perencanaan yang berurutan yaitu; menilai situasi dan kondisi saat in,
merumuskan dan menetapkan situasi dan kondisi yang diinginkan (yang
akan datang), dan menentukan apa saja yang perlu dilakukan untuk
mencapai keadaan yang diinginkan.Pendapat Para Ahli

a. Menurut Korpiaho dkk,dalam Anglo American Form of management


Education, mengangkat manajemen pendidikan dihubungkan dengan
bisnis dan aspek-aspeknya.
b. Menurut Lars Engwall dalam bukunya berjudul The Anotomy of
management Education mengatakan bahwa manajemen pendidikan
adalah : “ The process of educating, systematic training and
development of intellacter all and mral faculties”. Maksudnya
manajemen elemen pendidikan adalah rangkaian kegiatan/aktifitas
mendidik secara sistematik dan teratur dalam rangka untuk
mengembangkan pola piker dan moral pendidikan. Karakter
manajemen kurikulum pendidikan memperhatikan beberapa karakter,
yaitu : (1) subject matter,bahwa anak/siswa bukan sebagai obyek
pendidikan, melainkan sebagai subyek pendidikan, maka materi
kurikulum menitk beratkan pada pengembangan intelek anak, (2)
bahwa anak/siswa bukan sekedar pengikut (enroll) dalam pembelajaran
disekolah,dan (3) pendidikan merupakan penyelesaian belajar
7

(completion),maka perencanaan manajemen kurikulum pendidikan


harus mengarah pada realitas professional hidup.
c. Menurut pendapat Abdu Al Syafi’i tentang Idarah an Nidhamah at
Tarbawi mendefinisikan manajemen pendidikan sebagai suatu proses
organisasi sekolah/madrasah yang melibatkan berbagai elemen-elemen
oraganisasi untuk mencapai tujuan. Pendidikan merupakan proses
usaha yang bertujuan untuk pengalaman kepada seseorang , sehingga
ia dapat memberikan manfaat kepada orang lain dalam kehidupannya.

Manajemen penerapan kurikulum berdasarkan Badan Standar Nasional


Pendidikan (2006), dalam pelaksanaan penerapan kurikulum di setiap
satuan pendidikan menggunakan peinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan


kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi
dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan
pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk
mengekpresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar,
yaitu : (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar
untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar
untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan € belajar untuk
membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat
pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan
sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik
dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi
peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan keindividuan, kesosialan,
dan moral.
8

d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan


pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan
hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa,
ing ngarsa sung tuladan (dibelakang memberikan daya dan kekuatan,
ditengah membangun semangat dan prakarsa, didepan memberikan
contoh dan teladan)
e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
multistrategi dan multimedia, sumber belajar, dengan prinsip alam
takamhang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di
masyarakat dan lingkungan sekitar lingkungan alam semesta dijadikan
sumber belajar, contoh dan teladan).
f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, social
dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan penddikan
dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
2. Ruang lingkup manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan dan Manajemen Berbasis Sekolah. Lingkup
manajemen kurikulum adalah perencanaan, pengorganisasian, dan
pengevaluasian. Menurut Rusman (2011:419), manajemen kurikulum
merupakan bagian integral dari kurikulum tingkat satuan pnedidikan
(KTSP) dan Manjemen Berbasis Sekolah (MBS).
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
KTSP lebih mengutamankan untuk merealisasikan dan
merelevansikan antara kurikulum nasional (standar
kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi
sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan
kurikulum yang integritas dengn peserta didik maupun lingkungan di
mana sekolah itu berada.
Rusma (2011:474-475) mengemukakan bahwa dalam KTSP
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut.
9

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan


peserta didik dan lingkungannya.
2) Beragam dan terpadu.
3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
5) Menyeluruh dan berkesinambungan.
6) Belajar sepanjang hayat
7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Dalam konteks kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)


dijelaskan secara operasional oleh lestari (2006) bahwa siklus
manajemen kurikulum di sekolah terdiri dari empat tahap berikut ini.

1) Tahap perencanaan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut a)


analisis kebutuhan; b) merumuskan dan menjawab pertanyaan
filosofis; 3) menentukan desai kurikulum; dan 4) membuat rencana
induk (Master Plan) berupa pengembangan, pelaksanaan, dan
penilaian.
2) Tahap pengemnbangan, meliputi langkah-langkah a) perumusan
rasional atau dasar pemikiran; 2) perumusan visi, misi dan tujuan;
3) penentuan struktur da nisi program; 4) pemilihan dan
pengorganisasian materi; 5) pengorganisasian kegiatan
pembelajaran; 6) pemilihan sumber, alat dan sarana belajar; dan 7)
penentuan cara mengukur hasil belajar.
3) Tahap implementasi atau pelaksanaan, meliputi langkah-langkah 1)
penyusunan rencana dan program pembelajaran (silabus dan
rencanan pelaksanaan pembelajaran); 3) penentuan strategi dan
metode pembelajaran; 4) penyediaan sumber, alat dan sarana
pembelajaran; 5) penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil
belajar; 6) setting lingkuan pemebelajaran.
4) Tahap evaluasi atau penilaian
10

KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,


struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
dan silabus. Penyusunan kurikulum dilakukan oleh satuan
pendidikan dengan berdasarkan pada standar kompetensi lulusan,
standar isi, standar kompetensi, dan kompetensi dasar yang
dikembangkan oleh Badan Standar Pendidikan (BSNP).
b. Manajemen mutu berbasis sekolah (MBS)
Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah merupakan
pendekatan baru dalam pengelolaan pendidikan yang lebih
menekankan pada kemandirian dan kreatifitas sekolah atau satuan
pendidikan. Beragamnya kebutuhan siswa dalam belajar, kebutuhan
guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan staf lain dalam
pengembangan profesionalnya berbedanya linkungan sekolah yang
satu dengan yang lainnya dan ditambahnya dengan harapan orangtua
dan masyarakat akan pendidikan yang bermutu bagi anak dan tuntunan
stakeholders untuk memperoleh tenaga bermutu berdampak pada
keharusan bagi setiap individu terutama pemimpin lembaga
pendidikan harus mampu merespon dan mengapresiasikan kondisi
tersebut dalam pengambilan keputusan.
MBS merupakan pendekatan dalam pengelolaan pendidikan yang
lebih menekankan pada kemandirian dan kreativitas sekolah atau
satuan pendidikan. Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan
melalui MBS, pengelolaan pendidikan diharapkan dapat 1)
melaksanakan visi dan misi sekolah yang diputuskan bersama; 2)
menetapkan tujuan terutama merumuskan indicator dan target mutu
lulusan; 3) menetapkan strategi dengan melibtakan semua pihak untuk
mewujudkan tujuan sekolah yang diharapkan dapat meningkatkan
mutu lulusan; dan 4) menetapkan kebijakan dan program peningkatan
mutu lulusan dengan berbagai program yang mendukung pencapaian
prestasi siswa, baik secara akademik maupun non-akademik.
3. Prinsip manajemen kurikulum
11

Prinsip dasar manajemen kurikulum adalah berusaha agar proses


pembelajaran dapat berjlan dengan baik, dengan tolak ukur pencapaian
tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus
menyempurnakan strategi pembelajarannya. Tahapan manajemen
kurikulum disekolah dilakukan dengan empat tahap: (1) perencanaan; (2)
pengorganisasian ddan koordinasi; (3) pelaksanaan; dan (4) pengendalian.
Sudrajat membedakan manajemen kurikulum pendidikan dalam dua
jenis yaitu : (1) kurikulum sebagai ujung tombak perencanaan pendidikan
yang perlu memantapkan kea rah pemberdayaan SDM yang kompetitif;
dan (2) kurikulum pendidikan yang berintikan nilai-nilai agama, termasuk
kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yang seharusnya menjadi
tumpuhan keberhasilan manjemen pendidikan di sekolah.
Perencanaan dan pengorganisasian dalam manjemen kurikulum
pendidikan dimaksud meliputi hal-hal berikut ini: (1) struktur materi
pelajaran di sekolah, (2) esensi-esensi dari materi pelajaran, (3) tema
utaman dari esensi bahasa, (4) sub pokok bahasan dari esensi pelajaran,
dan (5) anak sub pokok bahasan utama dilakukan evaluasi. Pengelolaan
pada manjemen kurikulum pendidikan tetap mengacu pada perundangan
pendidikan supaya tidak menyimpang dari ruang lingkup dan standar isi.
Selanjutnya, Reynolds dan Parriton mengemukakan bahwa manajemen
adalah:
a. Manajemen tersebut akan menjelaskan bahwa hubungan antar teori
dan praktik secara professional tidak dapat dipishakan karena sudha
melekat
b. Apa yang dicapai adalah tentang apa diharapkan dan hasil adalah suatu
proses yang kuat/tertib dan idologi yang terfokus pada kelas,termasuk
metode-metodenya
c. Orientasi harus komunikatif dan manakala konsep-konsep itu tidak
diterim,berarti tidak sesuai dengan kondisi setempat.
1) Menurut Jingyuan Zhao The New Perspective Teacher
Professional Development mengangkat tentang ;
12

“School knowledge Management Processes is the system atic


Management and Application or School, Tangible and Intangible
Knowledge in school, Experiences and Professional Capabilities of
Seaching Staft.’’ Manajemen sekolah merupakan pengetahuan
tentang pengelolaan sekolah dan terapannya baik yang nyata atau
yang tidak nyata di sekolah, termasuk pengalaman dan kemampuan
staf pengajar yang frofesional .
2) Korpiaho dkk,dalam Anglo American Forms of Manajement
Education, mengangkat menajemen pendidikan dihubungkan
dengan bisnis dan aspek-aspeknya.
3) Lars Engwail dlam bukunya The Anatomy of Management
Education mengatakan bahwa manjemen pendidikan adalah : “The
process of educating, systematic training and development of
intellacter all and moral faculties”. Maksudnya, manajemen
pendidikan adalah rangkaian kegiatan aktifitas mendidik secara
sistematik dan terencana, teratur dalam rangka untuk
mengembangkan pola piker dan moral pendidik. Karakter
manajemen kurikulum pendidikan memperhatikan beberapa
karakter, yaitu: (1) subject matter, bahwa anak/siswa bukan sebagai
obyek pendidikan, melainkan sebagai subyek pendidikan, maka
materi kurikulum menitik beratkan pada pengembangan intelek
anak,(2) bahwa anak/siswa bukan sekedar pengikut (enroll) dalam
pembelajaran di sekolah, tetapi harus melibatkannya dalam
program pendidikan, dan (3) pendidikan merupakan penyelesainan
belajar (completion), maka perencanaan manajemen kurikulum
pendidikan harus mrngarah pada realitas professional hidup.
4) Abdu Al Syafi’i dalam Idarah an Nidhamah at Tarbawi
mendifinisikan manajeman penididkan sebagai suatu proses
organisasi sekolah/madrasah yang melibatkan berbagai elemen-
elemen organisasi untuk mencapai tujuan. Pendidikan merupakan
proses usaha yang bertujuan untuk memberikan pengalaman
13

kepada sesorang, sehingga ia dapat memberikan pengalaman


kepada sesorang, sehingga ia dapat memberikan manfaat kepada
orang lain dalam kehidupannya.
4. Fungsi manajemen kurikulum

Menurut Rusman (2011:5) fungsi manajemen kurikulum adalah 1)


meningkatkan efesiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum; 2)
meningkatkan keadilan dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil
yang maksimal; 3) meningkatkan relavansi dan efektifitas pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar; 4)
menigkatakan efektifitas kerja guru maupun siswa; dan 5) meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pengembangan kurikulum.
Menurut Sanjaya (2009:14) fungsi kurikulum adalah sebagai berikut.
a. Fungsi penyesuaian, bahwa kurikulum harus dapat mengantar siswa
agar mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan social masyarakat.
b. Fungsi integrasi, bahwa kurikulum harus dapat mengembangkan
pribadi siswa secara utuh. Kemampuan kognitif, afektif, psikomotor
harus berkembang secara terintegrasi.
c. Fungsi diferensiasi, bahwa kurikulum harus dapat melayani setiap
siswa dengan segala keunikannya. Sebab siswa adalah organisme yang
unik, yakni memiliki perbedaan, baik perbedaan minat, bakat, maupun
kemampuan.
d. Fungsi persiapan, bahwa kurikulum harus mapu memberikan
pengalaman belajara bagi anak baik untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi maupun untuk kehidupan dimasyarakat.
e. Fungsi pemilihan, bahwa kurikulum yang dapat memberikan
kesempatan kepada sisw untuk belajar sesuai dengan bakat dan
minatnya.
f. Fungsi diagnostic, adalah fungsi untuk mengenal berbagai kelemahan-
kelemahan dan kekuatan siswa. Melalui fungsi ini kurikulum berperan
untuk mengenali kelemahan dan kesulitan yang dimiliki oleh siswa,
14

disamping mengeksplorasi berbagai kekuatan sehingga melalui


pengenalan itu siswa dapat berkembang sesuai potensi yang
dimilikinya.

Kegiatan dalam manjemen pengajaran/kurikulum di antaranya meliputi:

1. Pengadaan buku kurikulum termasuk pedoman-pedomannya.


2. Penjabaran tujuan-tujuan pendidikan, tujuan umum, tujuan instruksional,
tujuan kurikuler, dan tujuan-tujuan khusus.
3. Penyusunan program-program kurikuler dan kegiatan-kegiatan
tambahannya, termasuk dalam hal ini program tahunan.
4. Pengembangan alat-alat pelajaran
5. Penyusunan jadwal dan pembagian tugas mengajar
6. Pengembangan system evaluasi belajar
7. Pengawasan terhadap proses belajar mengajar
8. Penyusunan norma kenaikan kelas

B. Manajemen Kesiswaan (Peserta Didik)


1. Konsep dasar manajemen kesiswaan
Peserta didik adalah orang/ individu yang mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan agar tumbuh dan
berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima
pelajaran yang diberikan oleh pendidiknya. Pengertian Manajemen Peserta
Didik
Manajemen Peserta Didik atau pupil personel Administrasion sebagai
layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan,pengawasan, dan
layanan siswa di kelas dan diluar kelas seperti :
pengenalan,pendaftaran,layanan individual seperti pengembangan
keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah
( Knezevich,1961).
Manajemen Peserta Didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan
terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah
15

sampai dengan mereka lulus sekolah. Manajemen Peserta Didik menunjuk


kepada pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan pencatatan peserta
didik semenjak dari proses penerimaan sampai saat peserta didik
meninggalkan sekolah karean sudah tamat mengikuti pendidikan pada
sekolah itu. Manajemen peserta didik merupakan kegiatan-kegiatan yang
bersangkutan dengan masalah kesiswaan disekolah.
Manajemen peserta didik adalah suatu penataan atau peraturan segala
aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu dari mulai masuknya
peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu
sekolah atau suatu lembaga (Hendayat Soetopo dan Wasty
Soemanto,1982).
Manajemen kesiswaan atau manajemen kemuridan (peserta didik)
merupakan salah satu bidang oprasional manajemen berabsis sekolah
(MBS). Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentu pencatatan data
peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara
operasional dapat membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.
2. Dasar-dasar manajemen kesiswaan
Secara hierarchis, manajemen peserta didik memiliki dasar hokum
sebagai berikut.
a. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 mengamanatkan bahwa Pemerintahan Negara Indonesia harus
dapat melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.
b. Begitu pula dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan pemerintahan mewajibkan setiap warga Negara untuk
mengikuti pendidikan dasar 9 tahun dan pemerintah wajib
membiayainya.
16

c. Pemerintahan mengusahakan dan menyelenggarakan satu system


pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa tetntu saja diatur dalam undang-
undang.
d. Dan system pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi
menajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan local, nasional, dan global sehingga
perlu dilakuka pembaharuan pendidikan secara terencana terarah dan
bekesinambungan.
e. Dalam UU No 20 tagun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
1) Pasal (1) ayat 1; dikemukakan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara. Sedangkan pada ayat 2 ditegaskan bahwa Pendidikan
Nasional adlah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan UUd
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-
niai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman, pada ayat 3 dikemukakan bahwa
system Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen
pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional
2) Pasal (5) ayat 1: setiap warga Negara mempunyai tak yang sama
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, (ayat 4) setiap warga
Negara memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak
memperoleh pendidikan khusus, (ayat 5) setiap warga Negara
17

berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang


hayat.
3) Pasal (6) ayat 1 : setiap warga Negara yang beruisia tujuh tahun
sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar,
(ayat 2); setiap warga Negara bertanggung jawab terhadap
kelangsungan penyelenggaraan pendidikan.
4) Pasal (12) ayat 1 :
a) Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang
dianutnya dan diajarkan oleh pendidikan yang seagama.
b) Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat
dan kemampuannya.
c) Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang
tuanya tidak mampu membiayai pendidikan.
d) Mendpatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya
tidak mampu membiayai pendidikan.
e) Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan
pendidikan lainnya yang setara.
f) Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan
belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan
batas waktu yang ditetapkan.
5) Setiap peserta didik berkewajiban (Pasal 12 ayat 2):
a) Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin
kebelangsungan proses pendidikan.
b) Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali
bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6) Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan
Dasar yang menyatakan bahwa:
a) Untuk dapat diterima sebagai siswa sekolah dasar seseorang
harus berusia sekurang-kurangnya enam tahun (Pasal 15, ayat
1).
18

b) Untuk dapat diterima sebagai siswa sekolah lanjutam pertama


seseorang harus telah tamat sekolah dasar atau satuan
pendidikan dasar yang sederajat dan setara (Pasal 15, ayat 2)
c) Siswa mempunyai hak:
 Mendapatkan perlakuan sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuan.
 Memperoleh pendidikan agama sesuai dengan agama yang
dianutnya
 Mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas
dasar pendidikan berkelanjutan, baik untuk
mengembangkan kemampuan diri maupun untuk
memperoleh pengakuan tingkat pendidikan tertentu yang
telah dibakukan.
 Mendapat bantuan fasilitas belajar, beasiswa atau bantuan
lain sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
 Pindah ke sekolah yang sejajar atau tingkatnya lebih tiggi
sesuai dengan persyaratan penerimaan siswa pada sekolah
yang hendak dimasuki.
 Memperoleh penilaian hasil belajar.
 Mendapatkan pelayanan khsusus bila mana penyandang
cacat.
7) Siswa berkewajiban untuk:
a) Ikut menangung biaya penyelenggaran pendidikan, kecuali
siswa dibebaskan dari segala kewajiban tersebut sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b) Mematuhi ketentuan peraturan yang berlaku.
c) Menghormati tenaga kependidikan.
d) Ikut memlihara sarana dan prasarana serta kebersihan,
ketertiban dan keamanan sekolah yang bersangkutan.
8) Peraturan pemerintahan RI No 29 tentang pendidikan menengah
yang menyatakan
19

a) Pasal 16: Untuk diterima sebagai siwa sekolah menengah


seseorang:
 Tamat pendidikan dasar.
 Memiliki kemampuan yang diisyaratkan oleh sekolah
menengah yang bersangkutan.
b) Pasal 17: siswa mempunyai hak:
 Mendapat perlakuan khusus sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya.
 Memperoleh pendidikan agama sesuai dengan agama yang
dianutnya.
 Mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas
dasar pendidikan yang berkelanjutan, baik untuk
mengembangkan kemampuan diri maupun untuk
memperoleh pengakuan tingkat pendidikan tertentu yang
telah dilakukan.
 Mendapat bantuan fasilitas belajar, beasiswa, atau bantuan
lain sesuai dengan bersyaratan yang berlaku.
 Pindah ke sekolah yang sejajar atau yang tingkatnya lebih
tinggi sesuai dengan persyaratan penerimaan siswa pada
sekolah yang hendak diikuti.
 Memperoleh penilaian hasil belajarnya.
 Menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu
yang ditentukan..
 Mendpatkan pelayanan khsusus bilamana penyandang
cacat.
c) Pasal 18: setiap siswa berkewajiban untuk:
 Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan,
kecuali siswa dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
20

 Mematuhi ketentuan peraturan yang berlaku.


 Menghormati tenaga kependidikan.
 Ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan,
ketertiban dan keamanan sekolah yang bersangkutan
3. Tujuan manajemen kesiswaan
Tujuan umum manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-
kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses
belajar mengajar di sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di
sekolah dapa berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan
kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara
keseluruhan.
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan
dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat
berjalan dengan lancar, tertib dan teratur serta mencapai tujuan pendidikan
sekolah. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, bidnag manajemen
kesiswaan sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan,
yaitu penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan
dan pembinaan disiplin. Berdasarkan tiga tugas utama tersebut sutisna
menjabarkan tanggung jawab kepala sekolah dalam mengelola bidang
kesiswaan berkaitan dengan hal-hal berikut :
a. Kehadiran murid di sekolah dan masalah-masalah yang berhubungan
denngan itu.
b. Penerimaan, orientasi, klasifikasi dan penunjukkan murid ke kelas dan
program studi
c. Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar
d. Program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti
pengajaran, perbaikan dan pengajaran luar biasa
e. Pengendalian disiplin murid
f. Program bimbingan dan penyuluhan
g. Program kesehatan dan keamanan
h. Penyesuaian pribadi, social dan emosional
21

Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut.


a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta
didik.
b. Menyalurkan dan mengembanngkan kemampuan umum (kecerdasan),
bakat dan minat peserta didik.
c. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
d. Dengan terpenuhinya hal tersebut diharapkan peserta didik dapat
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat
belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.

Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah sebagai wahana


bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik
yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi social, aspirasi,
kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.

Fungsi manajemen peserta didik secara khusus adalah sebagai berikut.

a. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta


didik, ialah agar mereka dapat mengembangkan potensial-potensial
individualitasnya tanpa banyak terhambat, potensi bawaan tersebut
meliputi: kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusu dan
kemampuan lainnya.
b. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi social peserta
didik ialah agar peserta didik dspat mengadakan sosialisasi dengan
teman sebayanya dengan orang tua, keluarga, dengan lingkungan
social sekolahnya dan lingkungan social masyarakat. Fungsi ini
berkaitan dengan hakikat peserta didik sebagai makhluk social.
c. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan
peserta didik, ialah agar peserta didik tersalurkan hobinya, kesenangan
dan minatnya karena hal itu dapat menunjang terhadap perkembangan
diri peserta didik secara keseluruhan.
22

d. Fungsi yang berkenaan dengan pemeuhan kebutuhan dan kesejahteraan


eserta didik, hal itu sangat penting karena kemungkinan dia akan
memikirkan pula kesejahteraan teman sebayanya.
4. Prinsip-prinsip manajemen kesiswaan
Prinsip adalah suatu pedoman yang harus diikuti dalam melaksanakan
tugasnya. Prisip manajemen peserta didik adalah pedoman yang harus
diikuti dalam melakukan pengelolaan peserta didik, prinsip-prinsip
tersebut adalah:
a. Manajemen peserta didik sebagai bagian dari keseluruhan manajemen
sekolah, sehingga harus mempunyai kesamaan visi, misi dan tujuan
manajemen sekolah secara keseluruhan. Penempatan manajemen
peserta didik ditempatkan pada kerangka manajemen sekolah, tidak
boelh ditempatkan diluar system seklah.
b. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik harus mengemban
visi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik.
c. Kegiatan manajemen peserta didik harus diupayakan untuk
mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar
belakang dan punya bakat perbedaan. Perbedaan diantara peserta didik
tidak diarahkan pada konflik diantara mereka, akan tetapi justru untuk
mempersatukan dan saling memahami dan menghargai.
d. Kegiatan manajemen peserta didik harus dipandang sebagai upaya
pengaturan terhadap pembimbing peserta didik, disini diperluan
kerjasama yang baik dan harmonis antara pembimbing dan yang
dibimbing atau peserta didik.
e. \kegiatan manajemen peserta didik harus mendorong dan memacu
kemandirian peserta didik, dimana kemandirian ini akan memotivasi
anak untuk tidak selalu tergantung pada orang lain, dan dapat
melakukan segala kegiatan secara mandiri. Hal itu sangat bermanfaat
bagi peserta didik baik dilingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat.
23

f. Segala kegiatan yang diupayakan oleh manajemen peserta didik harus


bersifat fungsional bagi kehidupan peserta didik di sekolah maupun
bagi masa depannya.
5. Ruang lingkup manajemen kesiswaan
Seperti yang telah dikemukakan bahwa manajemen peserta didik
adalah pengaturan terhadap peserta didik dari mulai masuk sampai dengan
keluar/lulus sekolah, baik yang berkenaan langsung dengan peserta didik
secara langsung maupun tidak langsung (misalnya pada tenaga
kependidikan, sumber-sumber pendidikan, sarana dan prasarana dsb).
Ruang lingkupnya meliputi:
a. Perencanaan peserta didik
1) Sensus sekolah
2) Penentuan jumlah peserta didik yang diterima
b. Penerimaan peserta didik
1) Kebijakan dalam penerimaan peserta didik
2) System penerimaan peserta didik yang baru
3) Orientasi
c. Pengelompokan peserta didik
1) Kelas
2) Bidang studi
3) Spesialisasi
4) System kredit
5) Kemampuan
6) Minat
d. Kehadiran peserta didik
1) Rekap kehadiran
2) Factor-faktor penyebab ketidakhadiran
3) Sumber-sumber penyebab ketidakhadiran
e. Pembinaan disiplin peserta didik
1) Pengertian disiplin
2) Beberapa konsepsi tentang disiplin kelas
24

3) Beberapa teknik pembinaan disiplin kelas


f. Kenaikan kelas dan penjurusan
1) Pemdataan nilai siswa lengkap dan objektif
2) Pendayagunaan fungsi dan peranan bimbingan dan penyuluhan
(BP)
g. Perpindahan peserta didik
1) Perpindahan peserta didik dari suatu sekolah ke sekolah lain yang
sejenis
2) Perpindahan peserta didik dari suatu jenis program ke program lain
h. Kelulusan dan alumni
1) Kelulusan
2) Alumni
i. Kegiatan ekstra kelas
1) Kegiatan ekstrakurikuler
2) Kegiatan ko kurikuler
j. Tata laksana manajemen peserta didik
1) Pengertian tata laksana manajemen peserta didik
2) Manfaat tata laksana manjemen peserta didik
3) Macam/jenis tata laksana manajemen peserta didik
k. Peranan kepala sekolah dalam manjemen peserta didik
l. Mengatur layanan peserta didik
1) Layanan bimbingan akademik dan administrative
2) Layanan bimbingan dan konseling peserta didik
3) Layanan kesehatan (fisik dan mental)
4) Layanan kafetarian
5) Layanan kopersi
6) Layanan perpustakaan
7) Layanan laboratorium
8) Layanan asrama
9) Layanan transportasi.
25

Manajemen yang berhubungan dengan kesiswaan antara lain:

1. Statistic presensi siswa


2. Buku laporan keadaan siswa
3. Buku induk
4. Klapper
5. Buku daftar kelas
6. Buku laporan pendidikan (rapor) catatan pribadi
7. Daftar presendi, dan lain-lain
26

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen kurikulum merupakan system penataan terhadap kurikulum
secara kooperatif, komperhensif, sistemik dan sistematik yang dijadikan acuan
oleh lembaga pendidikan dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan
kurikulum atau tujuan pendidikan. Lingkup manajemen kurikulum adalah
perencanaan, pengoranisasan, dan pengevaluasian. manajemen kurikulum
merupakan bagian integral dari kurikulum tingkat satuan pnedidikan
(KTSP) dan Manjemen Berbasis Sekolah (MBS). Empat tahapan manjemen
kurikulum: perencanaan, pengorganisasian dan koordinasi, pelaksanaan, dan
pengendalian.
Manajemen Peserta Didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan
terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai
dengan mereka lulus sekolah. Fungsi manajemen peserta didik secara umum
adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri
seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya,
segi social, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.

B. Saran
Dalam setiap sekolah sebaiknya dapat menerapkan manajemen kurikulum
dan manajemen kesiswaan (peserta didik), hal ini diharapkan dengan
manjemen kurikulum yang diterapkan, sekolah dapat melaksanakan
pembelajaran yang efektif dan efesien. Selain itu, dengan manajemen
kesiswaan diharapkan sekolah dapat mengembangkan minat siswa, serta
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotorik siswa seoptimal
mungkin.
27
DAFTAR PUSTAKA

Budiwibowo, S., & Sudarmiani. (2018). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:


CV. ANDI OFSET.

Hamalik, O. (210). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT


REMAJA ROSDAKARYA.

Indrawan, I. (2015). Pengantar Manajemen Sarana Prasarana Sekolah.


Yogyakarta: DEEPUBLISH.

Kristiawan, M., Safitri, D., & Lestari, R. (2017). Manajemen Pendidikan.


Yogyakarta: CV BUDI UTAMA.

Manab, A. (2015). Manajemen Perubahan Kurikulum. Yogyakarta:


KALIMEDIA.

Prihatin, E. (2014). Manajemen Peserta Didik. Bandung: ALFABETA.

Sagala, S. (2013). Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Kependidikan.


Bandung: ALFABETA.

Sunaengsih, C. (2017). Buku Ajar Pengelolaan Pendidikan. Sumedang: UPI


Sumedang Press.

Anda mungkin juga menyukai