Kurangnya Tenaga Pendidik Yang Profesion
Kurangnya Tenaga Pendidik Yang Profesion
A.PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hak bagi seluruh warga negara tanpa terkecuali.
Bagian dari bangsa Indonesia juga yang memiliki hak untuk mengenyam
pendidikan seperti halnya anak-anak lainnya.
1
Didalam pembukaan undang-undang dasar 1945 telah menunjukan cita-
cita para pahlawan. Para pahlawan menginginkan semua warga negaranya
mendapatkan pendidikan dan negara wajib mencerdaskan bangsanya. Dari sanalah
sudah membuktikan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk
meneruskan cita-cita dari para pahlawan kemerdekaan.
Pemerintah harus mampu memberikan pelayanan bagi seluruh rakyatnya.
Tapi sayangnya pemerintah kurang maksimal dalam memberikan pelayanan bagi
anak-anak yang kurang mampu dalam segi ekonomi terutama anak-anak jalanan.
Pemerintah memang sudah membuka sekolah khusus anak-anak jalanan namun
fasilitasnya sangat jauh dari yang diharapkan terutama kualitas pengajarnya yang
kurang profesional. Seharusnya pemerintah harus lebih serius dalam
mensosialisasikan pentingnya pendidikan pada anak-anak jalanan.
Dengan adanya sosialisasi dan didukung dengan pengajar-pengajar yang
profesional di bidangnya itu dapat mengubah cara berpikir anak-anak jalanan
yang kebanyakan menghiraukan pentingnya pendidikan dalam kehidupan mereka.
Sangat percuma apabila membuka sekolah-sekolah untuk anak jalanan namun
didalamnya tidak ada pengajar yang profesional. Namun akan berbeda apabila
sekolah yang fasilitasnya tidak terlalu bagus namun memilik pengajar-pengajar
yang kompeten didalamnya. Hasilnya pasti berbeda, para pengajar yang kopeten
pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendidik anak didiknya menjadi
maju tanpa melihat darimana mereka berasal.
Selain itu keberadaan guru yang profesional dapat juga memberikan
banyak efek mendidik yang luar biasa. Para pendidik yang profesional tidak hanya
mendidik dari segi akademis namun juga mendidik mental dan karakter peserta
didiknya. Tetapi sayangnya di negara ini masih minim sekali kita jumpai
pengajar-pengajar yang pofesional apalagi di lembaga pendidikan anak jalanan
yang disediakan oleh pemerintah. Seandainya keadaan seperti ini berlangsung
secara terus-menerus maka itu akan menjadi hal yang kurang baik bagi keadaan
pendidik.
2
B.PEMBAHASAN
1. Pengertian Guru
Menurut Rusman (2011: 19), guru adalah seorang pendidik, pembimbing,
pelatih, dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana
belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar yang menyenangkan, menarik,
memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa untuk berpikir aktif, kreatif,
dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya.
3
suri tauladan yang baik bagi peserta didik dan masyarakat di sekitar tempat
tinggalnya.
Menurut Mudyahardjo (2012: 37), mendidik yang baik adalah yang
berhasil membantu individu dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu
hidup. Hal ini terjadi apabila bentuk kegiatan pendidikan mempunyai tujuan yang
tepat. Selain itu juga terdapat kekeliruan-kekeliruan mendidik yaitu bentuk-bentuk
kegiatan pendidikan yang tujuannya tidak benar atau cara pencapaiannya tidak
tepat. Tujuan pendidikan dikatakan tidak benar apabila berisi nilai-nilai hidup
yang bersifat mengingkari dan merusak harkat dan martabat manusia sebagai
pribadi, warga, dan hamba Allah. Sedangkan suatu cara mendidik dikatakan tidak
tepat apabila cara yang dipergunakan tidak dapat di mencapai tujuan pendidikan
yang diharapkan.
4
1.2.1 Kriteria Kualitas Kerja Guru
Menurut Rusman (2011 : 53), kualitas kinerja guru dinyatakan dalam
peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007 tentang standart kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dijelaskan
bahwa standar utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial,
profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
5
yang bersifat moneter misalnya, penjurusan program pendidikan tertentu
berpengaruh terhadap tingkat penghasilan lulusan yang telah bekerja.
6
Dengan menghasilkan uang yang diperoleh dari jerih payah berupa
menciptakan hasil karya seni itu dapat mengangkat martabat mereka yang
sebelumnya seorang pengamen atau pengemis dan juga bisa mengangkat mental
mereka untuk menjadi manusia yang lebih baik.
3. Permasalahan Pendidikan
Menurut Tirtarahardja dan La Sulo (2012: 225), pendidikan mempunyai
tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah
pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman konsekuensi
logis, pendidikan selalu dihadapkan pada masalah-masalah baru dan masalah-
masalah yang dihadapi demikian luas. Masalah yang dimaksud yaitu : masalah
pemerataan pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan,
masalah relevansi pendidikan.
7
lembaga penghasil sebagai produsen terhadap calon luaran, dengan sistem
sertifikasi. Jadi mutu pendidikan pada akhirnya dilihat pada kualitas keluarannya.
8
5. Pihak-Pihak yang Dirugikan
Dalam setiap permasalahan pastinya ada pihak yang dirugikan tidak
terkecuali dalam permasalahan ini. Dimana pihak yang dirugikan adalah anak-
anak yang kurang beruntung dalam segi ekonomi dan anak-anak jalanan. Mereka
seharusnya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah bukan malah jadi
korban ketidakadilan dari sebuah pemerintahan maupun oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab. Dari sanalah akan timbul banyak kerugian yang tentunya
sangat memprihatinkan dan memilukan bagi bangsa Indonesia. Kerugian yang
dihasilkan tidak hanya dalam bentuk material namun juga psikologis.
Dalam bentuk material adalah keuangan negara akan terbuang secara sia-
sia karena tujuan yang akan dicapai tidak berjalan dan jauh dari harapan.
Sedangkan dari segi psikologislah yang paling berbahaya, karena itu dapat
merusak mental generasi muda dan bisa juga menghilangkan karakter mereka
sebagai pemuda Pancasila. Untuk mengantisipasi hal-hal yang seperti itu
ketegasan pemerintah dalam menjujung keadilan hukum sangat diperlukan untuk
membuat jera para pelakunya tanpa pandang bulu.
9
pelaksanaanya agar negara ini bisa terus berkembang dan menjadi negara maju
yang kembali disegani oleh negara-negara lain.
Pemerintah tidak akan rugi apabila memberi anggaran dalam dunia
pendidikan. Karena hasil yang akan diterima dari keseriusan pemerintah dalam
memajukan pendidikan tentunya akan lebih besar dan berguna bagi pembangunan
dalam memajukan negara Indonesia. Dapat kita bayangkan apabila kita memiliki
sumber daya manusia yang bermutu dan berjiwa pancasila tentunya negara ini
bisa mengelola sumber daya alamnya yang begitu melimpah tanpa harus
membutuhkan campur tangan pihak asing dan yang pastinya itu akan semakin
menunjukan betapa hebatnya negara Indonesia dimata dunia.
10
7.2 Pemerataan Pendidikan di Daerah Terpencil
C. Penutup
1. Kesimpulan
Dalam usaha membangun pendidikan di Indonesia sudah sepatutnya kita
semua ikut berpartisipasi dan aktif mengawasi prosesnya agar ruang gerak
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab menjadi sempit dan tidak leluasa.
Selain itu keseriusan pemerintah dalam memajukan pendidikan harus ditingkatkan
dan harus tegas pula dalam memberikan hukuman pada pihak-pihak yang terbukti
menyalahgunakan anggaran pendidikan. Dengan cara seperti itu maka akan
membuat jera para pelakunya.
Selain itu pemerintah diharapkan lebih memperhatikan masyarakat-
masyarakat yang kurang mampu seperti anak-anak jalanan. Mereka layak
mendapatkan pendidikan yang sama dan berkualitas. Dengan cara itu kita bisa
berharap banyak bangsa kita akan lebih maju khususnya di bidang pendidikan.
Selain itu suasana kondusif negara ini bisa terjaga dan nama mutu pendidikan kita
bisa terdengar di seluruh penjuru dunia akan keberhasilannya membangun dan
11
menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing tinggi di era
modern seperti saat ini.
2. Saran
Terdapat beberapa saran dalam tulisan ini seperti pemaparan berikut ini.
Pertama, Pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang
bertujuan untuk membantu proses menciptakan sumber daya manusia yang
unggul dan kompeten. Kedua, pemerintah harus terus memantau aliran anggaran
negara untuk kepentingan dunia pendidikan agar anggaran tersebut dapat
digunakan secara maksimal dalam upaya peningkatan mutu pendidikan negeri ini.
D. DAFTAR PUSTAKA
Soetjipto & Kosasi, Raflis. 2011. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
12