Dalam teknik mnemonic atau membantu daya ingat, fungsi otak kanan diaktifkan karena anak
dilatih untuk membuat suatu cerita, berimajinasi, lagu atau irama dan gambar sehingga suatu
materi menjadi sesuatu yang unik, menarik, dan menyenangkan.
Menurut Vygotsky, pembicaraan yang dilakukan oleh anak tidak hanya untuk
berkomunikasi saja, melainkan untuk membantu mereka dalam memenuhi
kebutuhan mereka. Karena dengan menggunakan bahasa meskipun bahasa yang
diucapkan belum sempurna, tapi dengan bahasa tersebut sudah mewakili apa yang
diinginkan atau diutrakan oleh anak.
Dibandingkan dengan memori eksplisit, memori implisit berkembang lebih awal dan sempurna lebih
cepat. Dua jenis memori implisit telah ada pada beberapa bulan pertama kehidupan. Salah satunya yaitu
memori prosedural yang berupa ingatan seperti rangkaian lampu, berpusat di stratium. Jenis yang
lainnya adalah pengkondisian yang bergantung pada cellebellum dan nuclei cell yang terdapat jauh di
dalam batang otak. Sinyal mirip gerakan refleks memori eksplisit sanagt tergantung
pada hippocampus (bentuk seperti bintang laut yang berada jauh di dalam medial temporal lobe). Sistem
memori preeksplisit ini memungkinkan bayi mengingat cukup lama sinyal untuk dapat menunjukkan
preferensi sederhana.
Dibandingkan dengan memori eksplisit, memori implisit berkembang lebih awal dan
sempurna lebih cepat. Dua jenis memori implisit telah ada pada beberapa bulan
pertama kehidupan. Salah satunya yaitu memori prosedural yang berupa ingatan
seperti rangkaian lampu, berpusat di stratium. Jenis yang lainnya adalah
pengkondisian yang bergantung pada cellebellum dan nuclei cell yang terdapat jauh di
dalam batang otak. Sinyal mirip gerakan refleks memori eksplisit sanagt tergantung
pada hippocampus (bentuk seperti bintang laut yang berada jauh di dalam medial
temporal lobe). Sistem memori preeksplisit ini memungkinkan bayi mengingat cukup
lama sinyal untuk dapat menunjukkan preferensi sederhana.
Prefrontal cortex (bagian besar lobus frontalis yang berada tepat di belakang kepala
bagian depan) dipercaya mengontrol banyak aspek kognitif. Sepanjang paruh kedua
tahun pertama, prefontal cortex dan sirkuit yang berkaitan dengannya
mengembangkan kapasitas memori kerja, penyimpanan informasi jangka pendek
dalam otak yang berproses dan terus bekerja secara aktif.
Bayi pada usia 2 bulan sudah dapat mengingat apa yang dia dengarkan ataupun dia
lihat. Lalu pada usia 3-4 bulan, bayi sudah mampu mengenali wajah orang-orang di
sekitarnya, seperti wajah ibunya sendiri. Dan semakin berkembang untuk
membedakan wajah satu orang dengan orang lain. Jadi tidak kaget jika kadang-kadang
bayi akan menangis jika dia didekatkan dengan orang yang tidak dia kenal wajahnya.
Pada usia 6 bulan, bayi sudah mulai mengembangkan memori atau ingatan pada
waktu tidur. Dia ingat terakhir kali dia di gendong ibunya sebelum di tempatkan di
tempat tidurnya. Lalu pada usia 9 bulan, bayi akan mengingat konsep ‘obyek
permanen’. Dia akan memahami jika ibunya pergi dari kamar tidurnya, bukan berarti
ibunya tidak akan datang lagi atau menghilang. Dan memasuki usia 10 bulan, memori
bayi akan berkembang pesat dan mampu mengenali beberapa orang, meskipun dia
jarang bertemu dengan mereka. Semakin bertambah usia bayi semakin berkembang
pula ingatannya. Dia akan semakin mengenal lingkungannya dan orang-orang
disekitarnya. Dia juga akan menyimpan berbagai memori yang terjadi di sekitarnya.
Saat bayi mulai bisa mengucapkan kata-kata, bayi akan lebih meudah mengucapkan
kata yang mengandung unsur ‘a’ daripada ‘i’. Pada umumnya, banyak orangtua yang
mengajarkan bayinya berbicara dengan kata ‘ma’, ‘pa’, ‘da’, dan ‘ba’. Kata-kata
tersebut adalah kata-kata yang memang mudah diucapkan oleh bayi. Apabila bayi
diajari berbicara dengan mengucapkan kata ‘bi’, ‘pi’ dan sebagainya, kemungkinan
akan merasa kesulitan mengatakannya. Karena membuat suara yang berbeda akan
menghasilkan posisi lidah yang berbeda.
Sejumlah penelitian baru-baru ini terutama di bidang sociocultural theory (SCT) menegaskan bahwa
yang disebut pembelajaran pasti dikonstruksi secara sosial. Menurut para Vygotskian tentang belajar
bahasa, jika siswa yang belajar bahasa kedua atau bahasa asing berinteraksi, baik dengan guru maupun
penutur asing, atau siswa lain, maka fungsi bahasa akan bisa dengan optimal mereka pelajari dan
terapkan. Mereka bisa menginternalisasi fungsi ini dengan cara praktek tadi. P
caffolding pertama kali diperkenalkan oleh Wood, Bruner, dan Ross (dalam Jalmo, 2009), merupakan
proses meningkatkan kemampuan siswa atau orang yang baru dalam memecahkan masalah atau
mencapai tujuan di luar dari kemampuan dirinya.
agi Piaget, bahasa baru tampil ketika anak sudah mencapai tahap perkembangan
yang cukup maju. Pengalaman berbahasa anak tergantung pada tahap
perkembangan kognitif saat itu. Namun, bagi Vygotsky, bahasa berkembang dari
interaksi sosial dengan orang lain. Awalnya, satu-satunya fungsi bahasa adalah
komunikasi. Bahasa dan pemikiran berkembang sendiri, tetapi selanjutnya anak
mendalami bahasa dan belajar menggunakannya sebagai alat untuk membantu
memecahkan masalah.
Nama Jean Peaget dan Lew Vygotsky sudah tak asing lagi di telinga kita. Kedua tokoh
tersebut merupakan psikolog yang terkenal di dunia, penelitian mereka telah
menghasilkan berbagai teori tentang berbagai hal. Salah satu dari teori yang
dikemukakan mereka yaitu teori perkembangan kognitif. Namun, pandanganmereka
tentang perkembangan kognitif terdapat perbedaan. Piaget memandang anak
sebagai ilmuwan kecil yang kesepian, bahwa anak menjelajahi dunianya sendirian
dan membentuk gambaran realitas batinnya sendiri. Peaget berpendapat bahwa
perkembangan anak sebagai pembelajaran lewat penemuan individual, sedangkan
Vygotsky lebih banyak menekankan peranan orang dewasa dan anak-anak lain dalam
memudahkan perkembangan anak.
Nama Jean Peaget dan Lew Vygotsky sudah tak asing lagi di telinga kita. Kedua
tokoh tersebut merupakan psikolog yang terkenal di dunia, penelitian mereka telah
menghasilkan berbagai teori tentang berbagai hal. Salah satu dari teori yang
dikemukakan mereka yaitu teori perkembangan kognitif. Namun, pandanganmereka
tentang perkembangan kognitif terdapat perbedaan. Piaget memandang anak sebagai
ilmuwan kecil yang kesepian, bahwa anak menjelajahi dunianya sendirian dan
membentuk gambaran realitas batinnya sendiri. Peaget berpendapat bahwa
perkembangan anak sebagai pembelajaran lewat penemuan individual, sedangkan
Vygotsky lebih banyak menekankan peranan orang dewasa dan anak-anak lain dalam
memudahkan perkembangan anak.
Walaupun setuju dengan Piaget bahwa perkembangan kognitif terjadi secara bertahap
dan dicirikan dengan gaya berpikir yang berbeda-beda, tetapi Vygotsky tidak setuju
dengan pandangan Piaget bahwa anak menjelajahi dunianya sendirian dan membentuk
gambaran realitas batinnya sendiri. Menurut Vygotsky, anak-anak lahir dengan fungsi
mental yang relatif dasar seperti kemampuan untuk memahami dunia luar dan
memusatkan perhatian.
Anak-anak tak banyak memiliki fungsi mental yang lebih tinggi seperti ingatan,
berfikir dan menyelesaikan masalah. Fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi ini
dianggap sebagai ”alat kebudayaan” tempat individu hidup dan alat-alat itu berasal
dari budaya. Alat-alat itu diwariskan pada anak-anak oleh anggota-anggota
kebudayaan yang lebih tua selama pengalaman pembelajaran yang dipandu.
Pengalaman dengan orang lain secara berangsur menjadi semakin mendalam dan
membentuk gambaran batin anak tentang dunia. Karena itulah berpikir setiap anak
dengan cara yang sama dengan anggota lain dalam kebudayaannya. Menurut vygotsky
(1962), keterampilan-keterampilan dalam memfungsikan mental anak berkembang
melalui interaksi sosial langsung.
Intinya, vygotsky dan Peaget mempunyai cara pandang yang berbeda mengenai
perkembangan kognitif. Peaget menekankan bahwa perkembangan kognitif seutuhnya
berasal dari kemampuan yang dimiliki anak sendiri. Bahwa proses perkembangan
kognitif sejalan dengan kemajuan anak-anak, dan dia menggambarkan bahwa anak-
anak mampu melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Sedangkan
Vygotsky mengemukakan bahwa perkembangan kognitif anak membutuhkan peran
orang lain, berupainteraksi dengan orang lain yang diperoleh oleh orang yang lebih
dewasa dan teman-teman sebayanya.=)
Tahapan Perkembangan
Memori berkembang secara bertahap sesuai dengan umur
seseorang. Perkembangan memori bertahap itu ada hubungannya
dengan perkembangan otak. Asal Anda tahu, otak Si Kecil
berkembang pesat di lima tahun pertama kehidupannya. Pada masa
itulah, ia perlu mendapat stimulasi daya ingat agar keseluruhan
perkembangannya sempurna. Berikut adalah perkembangan daya
ingat Si Kecil:
Salah satu teori menyebut, kita tidak bisa mengingat masa bayi dan balita karena di usia ini
memang belum terbentuk memori yang utuh. Walau begitu, bayi berusia 6 bulan bisa
memiliki memori jangka pendek. Ingatan pada bayi hanya bertahan satu menit, dan dalam
jangka panjang hanya dalam hitungan minggu atau bulan. Dalam sebuah penelitian, bayi
berumur 6 bulan yang belajar bagaimana menekan pengungkit mainan kereta-keretaan
bisa mengingat lagi cara kerja mainan ini tiga minggu kemudian.
enurut Jeanne Shinskey, dosen senior bidang psikologi dari Royal Holloway Universitas
London, kemampuan memori anak berusia tiga tahun memang tak seperti pada orang
dewasa, karena masih terus berkembang. "Perubahan-perubahan pada masa
perkembangan yang juga terjadi pada otak, mungkin bisa menjelaskan mengapa ingatan
Perkembangan yang juga terjadi pada bagian-bagian otak ini termasuk pembentukan,
mempertahankan, dan mengambil kembali memori. Misalnya saja, hipocampus yang
bertanggung jawab pada pembentukan memori, masih berkembang sampai usia 7 tahun.
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif
diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa
(sinthesis), evaluasi (evaluation). Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup
kegiatan mental (otak).
Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan
pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan
merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya. Dalam kehidupan sehari-
hari kita sering mendengar kata kognitif. Dari aspek tenaga pendidik misalnya.
Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru
harus memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran,
pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan
sebagainya.
Seiring dengan masuknya anak ke sekolah dasar, maka kemampuan kognitifnya turut
mengalami perkembangan yang pesat. Karena dengan masuk sekolah, dunia dan
minat anak semakin luas, dan dengan meluasnya minat maka bertambah pula
pengertian tentang manusia dan objek-objek yang sebelumnya kurang berarti bagi
anak. Pada sekolah dasar, pemikiran seorang anak sudah berkembang ke arah konkrit,
rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar
dalam stadium belajar.
B. PENDEKATAN PIAGET
1)Fungsi simbolis
https://www.academia.edu/34791045/Perkembangan_Kognitif_Teori_VYGOTSKY.docx
https://media.neliti.com/media/publications/225531-perkembangan-bahasa-pada-anak-dalam-psik-
4550aeec.pdf
da banyak perbedaan perkembangan kognitif antara teori Piaget dan teori Vygotsky,
antara lain:
1. Yang paling membedakan antara teori Piaget dengan teori Vygotsky adalah
masalah sosial dan lingkungan anak, menurut Piaget konteks sosial dan kurtural
kurang ditekankan tetapi berbeda dengan Vygotsky, ia sangat menekankan bahwa
bantuan dan dukungan dari orang sekitar atau kulturan beserta interaksi sosial sangat
dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak itu sendiri.
2. Tahap-tahap perkembangan kognitif yang digunakan oleh Piaget adalah memberi
penekanan yang kuat pada tahap sensorimotorik (0-2tahun), praoprasional (2-7tahun),
operasional kongkrit (7-11tahun), dan operasional formal (11–dewasa) sedangkan,
Vygotsky tidak mempunyai tahap-tahap perkembangan khusus seperti Piaget.
3. Dalam perkembangan kognitif juga sangat membutuhkan proses-proses agar dapat
tercapai, proses yang digunakan Piaget adalah skema, asimilasi, akomodasi, operasi,
konservasi, klasifikasi, dan penalaran hipotesis-deduktif. Tetapi proses yang
digunakan oleh Vygotsky adalah zone of proximal development, bahasa, dialog, dan
sejumlah pelengkap budaya. Interaksi sosial dan lingkungan memang sangat
berpengaruh dalam proses perkembangan kognitif ini menurut Vygotsky.
4. Peran bahasa yang dalam teori Piaget memiliki peran yang minimal dan jarang
diterapkan karena lebih mengutamakan kognisi. Berbeda dengan Vygotsky, peran
bahasa dalam teorinya sangat berpengaruh bahkan lebih utama karena menurutnya
bahasa memainkan peran penting dalam membentuk pikiran anak.
5. Pandangan megenai pendidikan menurut Piaget hanya cara menghaluskan
ketrampilan kognitif anak yang telah muncul, maksudnya Pendidikan hanya
membantu atau lanjutan untuk megembangkan kognitif anak. Teori Vygotsky sangat
berlawanan dengan teori Piaget tentang pendidikan. Vygotsky berpendapat bahwa
pendidikan memainkan peran penting untuk membantu anak-anak mempelajari
perkembangan atau perlengkapan budaya yang mereka tinggali, jadi pendidikan
sangat membantu anak untuk bisa berinteraksi dengan lingkungannya.
Dari penjabaran perbedaan teori Piaget dan Vygotsky sangat terlihat jelas bahwa
Vygotsky memang lebih mengutamakan pendekatan sosial dan lingkungan daripada
teori Piaget. Tetapi dari perbedaan-perbedaan diatas, antara teori Piaget dan teori
Vygotsky mempunya kesmaan yaitu peran guru yang bertindak sebagai pembimbing,
pengarah dan dukungan bagi anak-anak untuk lebih berkembang dan maju.
Menurut piaget, Tahap sensoris-motorik (0-2 tahun) , perkembangan mental ditandai dengan
kemajuan pesat dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan
sensasi melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik. Dalam hal ini, bayi yang baru
lahir bukan saja menerima secara pasif rangsangan-rangsangan terhadap alat-alat inderanya,
melainkan juga aktif memberikan respon terhadap rangsangan tersebut, yakni melalui gerak-
gerak refleks.
Tahap-tahap perkembangan pemikiran ini dibedakan Piaget atas empat tahap, yaitu tahap
pemikiran sensoris-motorik, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal.
Berikut ini akan diuraikan tahap pemikiran masa bayi, yaitu tahap sensoris-motorik.
Tahap sensoris-motorik berlangsung dari kelahiran hingga kira-kira 2 tahun. Selama tahap ini,
perkembangan mental ditandai dengan kemajuan pesat dalam kemampuan bayi untuk
mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan-gerakan dan tindakan-
tindakan fisik. Dalam hal ini, bayi yang baru lahir bukan saja menerima secara pasif rangsangan-
rangsangan terhadap alat-alat inderanya, melainkan juga aktif memberikan respon terhadap
rangsangan tersebut, yakni melalui gerak-gerak refleks.
Tidak seperti tahap-tahap lainnya, tahap sensoris-motorik dibagi kedalam enam subtahap,
dimana masing-masing subtahap meliputi perubahan-perubahan kualitatif dalam organisasi
sensoris-motorik. Keenam subtahap perkembangan sensoris-motorik menurut Piaget secara
singkat sebagai berikut:
1.Tahap Early Refleks, terjadi pada usia 0-1 bulan, dimana bayi mempunyai kepercayaan atas
refleks bawaan sejak lahir untuk mengetahui lingkungan; asimilasi dari semua pengalaman
refleks misalnya menelan dan menyusu.
2.Tahap Primary Circular Reactions, terjadi pada usia 1-4 bulan, dimana bayi melakuakn
akomodasi (modifikasi) refleks untuk menyesuaikan objek dengan pengalaman baru; seperti bayi
mengulangi reaksi yang bersifat sederhana seperti membuka dan menutup mata, menarik selimut
untuk mendapatkan kesenangan. Jadi, tindakan yang diulang-ulang difokuskan pada tubuh bayi
sendiri.
3.Tahap Secondary Circular Reactions, terjadi pada usia 4-8 bulan, diamana tindakan yang
diulang oleh bayi sudah terfokus pada objek. Tindakan itu digunakan untuk mencapai tujuan,
tetapi masih melakukan secara sembrono. Juga memberikan perhatian terhadap benda-benda
yang bergerak, seperti mengayunkan lengan dan kakinya semata-mata untuk mencapai
kesenangan.
4.Tahap Combined Secondary Circular Reactions, terjadi pada usia 8-12 bulan. Bayi sudah dapat
menguasai sistem respons dan mengkombinasikan tindakan denagn tindakan yang telah
diperoleh sebelumnya (skema) untuk mendapatkan sesuatu. Dan ini merupakan titik awal dari
pengertian.
5.Tahap Tertiary Circular Reactions, terjadi pada usia 12-18 bulan. Anak mulai menggunakan
reaksi yang bersifat “trial and error” untuk mempelajari objek-objek disekitarnya. Kegiatan coba-
coba yang dilakukan anak mulai bisa mengubah gerak-geriknya untuk mencapai suatu tujuan
yang lebih jelas. Tahap ini menandai titik awal perkembangan keingintahuan dan minat pada
sesuatu yang baru.
6.Tahap The First Symbol, terjadi pada usia 18-24 bulan. Dimana fungsi mental bayi berubah
dari suatu taraf sensoris-motorik murni menjadi taraf simbolis, dan bayi mulai mengembangkan
kemampuan untuk mengembangkan kemampuan untuk menggunakan simbol-simbol primitif.
Di dalam subtahap tertentu, kemungkinan terdapat skema yang berbeda. Misalnya pada subtahap
1, terdapat skema menghisap, mencari dan mengedipkan mata. Pada dasarnya, skema pada
subtahap 1 lebih bersifat reflektif. Dari subtahap ke subtahap berikutnya, skema yang terbentuk
berubah.perubahan inilah yang menjadi inti dari tahap-tahap pemikiran Piaget (Santrock, 1998
dalam Desmita, 2012).
Pada perkembangan kognitif anak, ada 6 faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif.
Teori hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang ahli filsafat schopenhauer,
berpendapat bahwa manusia lahir sudah membawa potensi potensi tertentu yang tidak
dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Dikatakan pula bahwa, taraf intelegensi sudah
ditentukan sejak anak dilahirkan. Para ahli psikologi lehrin, linzhey dan spuhier
berpendapat bahwa intelegensi 75-80% merupakan warisan atau faktor keturunan.
2.Faktor Lingkungan
Teori lingkungan atau empirisme dipelopori oleh John Locke. Locke berpendapat bahwa,
manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih yang masih bersih belum ada tulisan
atau noda sedikitpun. Teori ini dikenal luas dengan sebutan teori Tabula rasa.Menurut john
locke, perkembangan manusia sangatlah ditentukan oleh lingkungannya. Berdasarkan pendapat
locke, taraf intelegensi sangatlah ditentukanoleh pengalaman dan pengetahuan yang
diperolehnya dari lingkungan hidupnya.
3.Faktor Kematangan
Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan matang jika telah mencapai kesanggupan
menjalankan fungsinya masing-masing. Kematangan berhubungan erat dengan usia kronologis
(usia kalender)
4.Faktor Pembentukan
Pembentukan ialah segalah keadaan diluar diri seseorang yang memengaruhi perkembangan
intelegensi. Pembentukan dapat dibedakan menjadi pembentukan sengaja (sekolah formal) dan
pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar). Sehingga manusia berbuat intelegen karena
untuk mempertahankan hidup ataupun dalam bentuk penyesuaian diri.
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan untuk berbuat lebih
giat dan lebih baik lagi. Adapun bakat diartikan sebagai kemampuan bawaan sebagai potensi
yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat seseorang akan
memengaruhi tingkat kecerdasannya. Artinya seseorang yang memiliki bakat tertentu, maka akan
semakin mudah dan cepat mempelajarinya.
6.Faktor Kebebasan
Kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk berfikir divergen (menyebar) yang berarti bahwa
manusia dapat memilih metode metode tertentu dalam memecahkan masalah masalah, juga
bebas dalam memilih masalah sesuai kebutuhannya.
Diantara 6 faktor diatas, menurut saya faktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan
kognitif seorang anak adalah faktor lingkungan. Karena, banyak sekali orang orang sukses yang
berasal dari latar belakang orang tua yang tidak berpendidikan tinggi. Dan juga beberapa faktor
dari enam faktor tersebut lebih mengacu kepada faktor lingkungan. Contohnya seperti faktor
pembentukan poin ke-empat. Sebagai contoh adalah seorang mahasiswi salah satu universitas
negeri di jawa tengah yang berhasil menjadi wisudawati terbaik dengan rata rata IP 3,98, yang
berasal dari latar belakang orang tidak mampu dan orang tua yang tidak berpendidikan tinggi.
Ayahnya adalah seorang petani dan ibunya adalaah seorang buruh. Dia di ajarkan sejak kecil
untuk belajar, belajar dan terus belajar. Sejak SD dia mendapat juara 1 di sekolahnya dan setiap
mendapat nilai bagus hadiah yang diberikan oleh kedua orang tuanya hanyaa mie ayam.
Dari cerita ini kita bisa menyimpulkan bahwa faktor lingkungan lebih berpengaruh pada faktor
pengembangan kognitif seorang anak.
https://pepnews.com/humaniora/p-e15685268919297/psikologi-8-perspektif-sosial-budaya-psikologi