OLEH:
IKAWATI M
16 CP 1049
i
BAB I
PENDAHULUAN
kadar glukosa dalam darah yang diakibatkan oleh kelainan dalam sekresi insulin,
aksi insulin atau keduanya. DM dibagi dalam 2 kategori yaitu DM tipe 1 dan DM
penyakit kronis yang mempengaruhi hampir 285 juta individu diseluruh dunia
dan prevalensi penyakit ini telah meningkat sebesar 50%. Didapatkan laporan
dari 130 negara pada tahun 2015 bahwa 382 juta orang menderita diabetes dan
diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta pada tahun 2035 (Guariguata et
al., 2017).
Indonesia bahwa pada tahun 2015, yang menderita DM mencapai 9.1 juta orang,
India, USA dan Brazil, yang sebelumnya menempati urutan ke 7 pada tahun
bahwa ada 15 Provinsi yang angka kejadian DM melebihi angka kejadian secara
1
Utara (RISKESDAS, 2013). Khusus di Kabupaten . Jeneponto Pada tahun 2018,
jumlah penderita DM tipe II terdapat 17.010 orang (2,32%), pada tahun 2019
sakit Periode Januari-Maret 2020, dari jumlah pasien yang datang terdapat 42
orang yang menderita DM, Rata-rata klien berada pada rentang usia 45-64 tahun
(2020).
dari semua orang yang menderita diabetes (ADA, 2016). Masalah utama yang
dihadapi oleh klien DM tipe 2 adalah peningkatan kadar gula darah yang dapat
negatif, cemas, depresi. Masalah social dapat muncul pada penderita DM tipe 2
dalam jangka waktu lama yang berdampak pada ekonomi keluarga (Price &
Wilson, 2016).
2
Masalah-masalah yang dialami klien DM tipe 2 dapat diminimalkan
jika klien memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk melakukan
kemandirian dalam derajad kesehatan (Weiler & Janice, 2016; Sousa et al, 2017).
komplikasi. Upaya mandiri yang dilakukan oleh klien DM tipe 2 tersebut disebut
dengan self care diabetes, yang merupa-kan bagian terintegrasi dari proses
keperawatan. Self care diabetes yang dilakukan oleh klien meliputi minum obat
monitor gula darah secara kontinu dan melakukan perawatan kaki secara teratur
diabetes dan mencegah komplikasi (Xu Yin et al, 2017). Self care diabetes sangat
berguna bagi klien DM tipe 2, tetapi tindakan ini belum konsisten dilakukan oleh
diketahui dua orang diantaranya bosan minum obat, satu orang pola makannya
tidak teratur, dan ketiganya tidak melakukan perawatan kaki dengan alasan tidak
3
Hal ini menggambarkan bahwa self care diabetes belum dilakukan secara
adekuat.
perawatan mandiri (Shigaki et al, 2017). Komunikasi yang efektif antara petugas
dengan klien akan mendorong perubahan perilaku perawatan diri yang lebih
keluarga (Xu Yin et al, 2017; Nelson et al, 2017; Bai et al, 2018). Hasil
penelitian lain menjelaskan bahwa selain faktor tersebut, social ekonomi, aspek
2018).
petugas kesehatan yang efektif merupakan hal penting dan factor yang
yang baik tidak hanya memeberiakn pemahaman yang penting bagi klien
tentang penatalaksanaan self care diabetes yang harus dijalankan tetapi juga
4
Peningkatan komunikasi petugas kesehatan selain berdampak pada
status kesehatan dan kualitas hidup (Heisler et al, 2015 dalam Kusniawati, 2016).
dengan aktifitas self care diabetes harus selalu dipertahankan dalam setiap
Volume 14, Nomor 1, September 2016 40 mengingat dan mematuhi hal-hal apa
saja yang harus dilakukan oleh klien dirumah agar tercapai kadar gula darah
2016)
panjang untuk mempertahankan self care yang efektif dan membantu klien
5
menghindari rasa bosan yang biasa dialami oleh klein diabetes (Waspatji,
2017)
merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap self care DM.
tindakan yang harus dilakukan oleh klien dalm kehidupan sehari hari agar gula
Jeneponto dengan alasan karena Puskesmas ini merupakan salah satu tempat
6
1.2 Rumusan Masalah
care diabetes
DM.
7
1.4.2 Bagi Instansi Puskesmas Tolo
pada masyarakat.
lebih mendalam.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
yaitu peningkatan kadar glukosa darah dalam tubuh akibat kelainan dalam
Hall, 2016). DM secara umum dapat dibagi menjadi diabetes tipe 1 yaitu
adanya destruksi sel beta yang menjurus pada defisiensi insulin absolut,
defisiensi insulin, diabtes tipe lain yaitu akibat defek gentik, sindrom
genetic yang berkaitan dengan DM, karena infeksi, atau zat kimia, dan
2015b).
9
tipe 1, diabetes tipe 2 dihubungkan dengan peningkatan konsentrasi
10
jumlah cairan tubuh dan elektrorit. Selain itu glukosa darah yang
2016).
yang tidak merubah pola hidupnya seperti pola makan tidak seimbang,
2.2.1 Defenisi
11
Self care merupakan teori keperawatan yang dikembangkan oleh
diri sendiri (self care) dibutuhkan oleh setiap individu manusia, baik laki-
laki maupun perempuan, anak-anak maupun dewasa. Saat self care tidak
kematian.
Perawat akan menilai apa yang membuat klien tidak dapat memenuhi
secara mandiri.
12
2.2.2 Self Care Diabetes Melitus
akut dan kronis. Beberapa studi menunjukan bahwa menjaga glukosa darah
cara menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan cara memelihara kualitas hidup yang baik dan
hipoglikemia.
13
a) Terapi nutrisi (manajemen diet)
± 10% dari berat badan ideal, mencegah komplikasi akut dan kronik, serta
kondisi pasien atau status gizi pasien dengan cara menghitung Indeks Masa
Tubuh (IMT). Hal ini bertujuan agar pasien mengetahui apakah penderita
mengalami obesitas, normal, atau kurang gizi. IMT normal orang dewasa
sirkulasi darah dan tonus otot, mengubah kadar emak darah yaitu
HDL-kolesterol.
14
Olahraga bagi penderita diabetes yang dianjurkan adalah sesuai
berkontraksi dan relaksasi secara teratur. Otot otot yang berkontraksi secara
dalam seminggu dan dua hari lainnya melakukan olahraga yang disenangi
penderita diabetes.
Olahraga yang baik dilakukan pada pagi hari sebelum jam 06.00
selama kurang lebih setengah jam. Suasana pada pagi hari akan membuat
udara yang masih bersih juga suasana yang belum ramai.9 Aerobik
teratur
15
c) Monitoring kadar gula darah
pemantauan kadar gula darah secara mandiri berfungsi sebagai deteksi dini
ini dianjurkan bagi pasien dengan penyakit DM yang tidak stabil, memiliki
latihan fisik, dan Obat Hipoglikemia Oral (OHO) ketika tidak dapat
mana terdapat insulin yang mengatur glukosa darah seperti pada hati, usus,
16
otot dan jaringan lemak. Sementara golongan obat yang meningkatkan
e) Perawatan Kaki
resiko ulkus kaki. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat perawatan kaki
dan memotong kuku kaki secara rutin, memilih alas kaki yang nyaman,
1) Usia
usia tua memiliki self care yang lebih baik dan teratur daripada penderita
17
2) Jenis kelamin
3) Tingkat pendidikan
self care DM, yang berarti belum tentu penderita dengan pendidikan tinggi
4) Tingkat pendapatan
self care pada DM. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pada umumnya
18
care DM dibandingkan dengan penderita DM dengan penghasilan rendah.
5) Lamanya menderita DM
lebih lama memiliki aktivitas self care DM yang lebih tinggi dibandingkan
penderita yang baru menderita DM. Klien yang menderita DM lebih dari
6) Motivasi
dapat menimbulkan suatu perubahan energi dalam diri seseorang dan pada
untuk melakukan aktivitas self care DM, sehingga gula darah dapat
19
menunjukkan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor utama self care
7) Dukungan sosial
yang didapatkan makan semakin banyak kegiatan self care yang dilakukan.
8) Aspek emosional
self care DM. Klien akan dengan mudah melakukan perawatan mandiri
20
9) Keyakinan terhadap efektivitas penatalaksanaan DM
DM. Pemberian informasi dan pendidikan kesehatan tentang self care yang
diberikan akan berpengaruh terhadap tingkat self care klien. Semakin tinggi
21
BAB 3
Komunikasi Petugas
Kesehatan Diabetes Melitus
Tipe II
Self Care
Diabetes
Keterangan :
: Variabel independen
: Variabel dependen
22
3.2 Hipotesis
menyatakan adanya suatu hubungan antara dua atau lebih variabel . Adapun
23
BAB IV
METODE PENELITIAN
Sampling
Pengumpulan Data
Laporan awal
Seminar hasil
Pembuatan laporan
akhir
24
4.3 Identitas Variabel
Defenisi Alat
No Variabel Kriteria Skala
Operasional Ukur
1 Variabel petugas kesehatan Kuesioner Baik jika Ordinal
Independen yang efektif mendaptkan
(bebas) merupakan hal skore ≥ 50
Komunikasi penting dan factor Kurang : jika
petugas yang paling Mendapatkan
kesehatan berpengaruh terhadap skore ≤ 50
self care diabetes
Sebagai contoh
Ceramah,seminar,disk
usi kelompok dan
sebagainya
Self Care Self Care Baik:jika Ordinal
Diabetes Diabetes Meliitus mendaptkan
Meliitus Adalah tindakan skore ≥ 50
mandiri yang harus Kurang : jika
dilakukan oleh mendapatkan
penderita Dmdalam skore ≤50
kehidupannya
sehari-hari
25
2 Variabel DM Tipe 2 adalah Kuesioner Baik:jika Ordinal
dependen penyakit gangguan Mendaptkan
(Terikat) metabolik yang di skore ≥ 50
Diabetes Mellitus tandai oleh Kurang : jika
Tipe 2 kenaikan gula Mendapatkan
darah akibat Skore ≤ 50
penurunan sekresi
insulin oleh sel
beta pankreas
4.5.1 Populasi
Januari-Maret 2020.
4.5.2 Sampel
Januari-Maret 2020.
26
4.6 Waktu Penelitian
responden dan pengumpulan data sekunder. Hasil dari pengumpulan data primer
dan sekunder akan dikonfirmasikan dalam bentuk tabel distribusi dan narasi.
27