Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS SOAP

Problem Medis Subyektif/ Terapi Analisis Obat DRP Plan&Monitoring


Obyektif
Congestive  Sesak nafas Furosemid Furosemide merupakan obat Plan :
Heart Failure  Udema kaki 1x40mg(iv) golongan loop diuretik yang Terapi furosemide tetap
(CHF)  Nyeri diberikan kepada pasien dilanjutkan

 Lemas dengan retensi cairan yang


berat (udema dan congestive Monitoring :
heart failure).  Udema
 Elektrolit (kalium
dan tekanan darah)
 Fungsi renal
O2 3L/menit O2 Plan :
(prn) Indikasi : digunakan untuk Tetap melanjutkan
mengatasi kekurangan O2 penggunaan O2 hingga
dan menurunkan kerja SO2 dan RR pasien
jantung dan paru-paru mencapai rentang
(Aryani, 2009: 53) normal

Dosis : 2-3 L/menit untuk Monitoring :


mengalirkan oksigen SO2 dan RR
dengan aliran ringan atau
rendah
Infus RL 10 Infus RL diberikan pada Plan :
tpm pasien CHF dengan udema Penggunaan cairan
untuk mencegah syok diteruskan.
hipovolemi dan mengganti
cairan yang hilang karena Monitoring :
dehidrasi Kadar elektrolit selama
3-5 hari sekali.
Candesartan Candesartan merupakan Plan:
1x4mg obat antihipertensi Terapi Candesartan
(po) golongan ARB yang dapat Dilanjutkan
digunakan untuk mengatasi
gagal jantung. Dengan dosis Monitoring Efektivitas
4mg candesartan digunakan :
sebagai remodelling jantung Kadar kalium selama
penggunaancandesartan
TD pasien
Sesak Nafas
RR pasien
Spironolakton Spironolakton merupakan Plan :
1x25mg diuretic hemat kalium yang Terapi dilanjutkan
(po) digunakan pada pasien CHF
yang mengalami udema. Monitoring Efektivitas
Mekanisme kerja :
spironolakton dengan Kadar kalium dan
menghambat system natrium dalam darah
aldosterone sehingga tidak
terjadi reabsorpsi natrium
100mg
Ketorolac (iv) Ketorolac merupakan Plan :
golongan obat nonsteroidal Terapi dihentikan
anti-inflammatory drug
(NSAID) yang bekerja
dengan memblok produksi
substansi alami tubuh yang
menyebabkan inflamasi
Ibuprofen Ibuprofen merupakan Terapi tidak tepat Plan :
2x400mg golongan obat NSAID yang Terapi dihentikan
(po) bekerja dengan cara karena pasien tidak
menghalangi tubuh mengalami
memproduksi prostaglandin penurunan tingkat
yaitu senyawa yang nyeri. Nyeri yang
menyebabkan peradangan dirasakan pasien
dan rasa sakit akibat dari penyakit
chf dan ppok yang
didiagnosa pasien
sehingga apabila
penanganan chf dan
ppok teratasi pasien
tidak akan
mengalami nyeri

Subyektif/
Problem Medis Terapi Analisis Obat DRP Plan&Monitoring
Obyektif
Dispepsia  Mual Ranitidin Ranitidin merupakan obat Plan :
sindrom muntah 1x40 mg (iv) golongan H2RA yang
 Nyeri perut bekerja dengan memblok Terapi tetap
reseptor histamin pada sel dilanjutkan.
parietal yang tidak dapat
dirangsang untuk Monitoring Efektivitas
mengeluarkan asam :
lambung. Ranitidine
digunakan untuk Nyeri perut, mual,
mengurangi jumlah asam muntah berkurang
yang diproduksi oleh
lambung
Sukralfat Syr Sukralfat diindikasikan Plan :
untuk peptic ulcer, GERD,
esophagitis (DIH, 17th). Terapi tetap
Mekanisme kerjanya yaitu dilanjutkan.
membentuk lapisan pada
dasar tukak dari pengaruh Monitoring Efektivitas
agresif asam lambung dan :
pepsin. Efek lainnya adalah
meningkatkan daya tahan Nyeri perut, mual,
dan perbaikan mukosa muntah berkurang

Problem Subyektif/ Terapi Analisis Obat DRP Plan&Monitoring


Medis Obyektif
PPOK  Sesak Salbutamol Salbutamol merupakan Terapi tidak adekuat Plan :
Nafas 3x2mg (po) obat golongan Terapi dihentikan pada
 Batuk bronkodilator yang tanggal 19
bekerja dengan cara desember 2019
melemaskan otot-otot di karena tidak
sekitar saluran mengalami
pernafasan yang perubahan sesak
menyempit sehingga pada pasien
udara dapat mengalir
lebih lancer ke dalam Monitoring
paru-paru Efektivitas :
Sesak Nafas berkurang

NAC NAC merupakan obat Plan :


3x200mg (po) golongan mukolitik yang Terapi dilanjutkan
berfungsi untuk
mengencerkan dahak Monitoring
yang menghalangi Efektifitas:
saluran pernafasan Sesak berkurang
Nebu Combivent merupakan Plan :
Combivent obat yang berisi Terapi dilanjutkan
salbutamol dan
ipratropium bromide dan Monitoring
digunakan sebagai terapi Efektifitas:
pada penyakit saluran Sesak berkurang
nafas obstruksi kronik
(PPOK).
Seretide Seretide discus Plan :
Discus merupakan obat asma Terapi dilanjutkan
500mcg (1-0- yang mengandung
1) salmeterol (golongan Monitoring
beta-agonis kerja Efektifitas:
panjang) dan fluticasone Sesak berkurang
propionate (golongan
kortikosteroid). Seretide
bekerja dengan cara
memperlebar saluran
udara di paru-paru,
sehingga udara dapat
keluar masuk paru-paru
dengan lancar

Subyektif/
Problem Medis Terapi Analisis Obat DRP Plan&Monitoring
Obyektif
Susp. Efusi  Sesak Ceftazidime Ceftazidim merupakan Plan :
Pleura  Batuk (iv) antibiotik golongan Terapi dilanjutkan
sepalosporin yang
digunakan untuk mengobati Monitoring
infeksi saluran pernafasan. Efektifitas:
Berdasarkan journal of Sesak berkurang
thorac disease golongan
sepalosporin berpenetrasi
baik di pleura sehingga
efektivitas dari terapi
antibiotik terpenuhi.
Non Farmakologi
Terapi non-farmakologi untuk pasien gagal jantung, terdiri dari (Departemen
Farmakologi dan Terapeutik, 2007):
a. Diet
Pasien gagal jantung dengan diabetes, obesitas, atau dislipidemia harus melakukan diet
yang sesuai untuk menurunkan gula darah, lipid dalam darah, dan berat badan.
Pengkonsumsian NaCl dibatasi menjadi 2-3 gram Na/hari atau kurang dari 2 gram/hari
untuk gagal jantung sedang sampai dengan berat. Restriksi cairan menjadi 1,5-2 L/hari.
Penurunan berat badan pasien obesitas (IMT > 30 kg/m2) dengan gagal jantung
dipertimbangkan untuk mencegah perburukan gagal jantung, mengurangi gejala dan
meningkatkan kualitas hidup
b. Merokok
Pada pasien gagal jantung harus menghentikan kebiasaan merokok.
c. Aktivitas fisik
Olahraga ringan yang teratur seperti berjalan atau bersepeda dianjurkan untuk pasien
gagal jantung yang stabil (NYHA kelas II-III) dengan intensitas yang nyaman bagi
pasien.
d. Istirahat
Istirahat dianjurkan untuk gagal jantung akut atau tidak stabil.
e. Berpergian
Penderita gagal jantung hindari berpergian di tempat-tempat tinggi dan tempat-tempat
yang panas atau lembab dan menggunakan penerbangan – penerbangan jarak pendek.
DAFTAR PUSTAKA

American Pharmacits Association. 2007. Drug Information Handbook 17th Edition. America :
Lexi-Comp.Inc.
American Pharmacist Association. 2009. Drug Information Handbook A Comprehensive
Resource for all Clinicians and Healthcare Proffesionals. Lexicomp. USA.
Departemen Farmakologi dan Teraupetik. 2012. Farmakologi dan Terapi. Edisi Kelima. Jakarta :
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Dipiro, J. T., C.V. Dipiro, T. L., Schwinghammer, dan B. G. Wells. 2015. Pharmacotherapy
Handbook Ninth Edition. New York: McGraw-Hill Education.

Anda mungkin juga menyukai