Anda di halaman 1dari 3

Aku dan Arah Langkahku

Mau kemana arah langkah ini kan berlabuh?


Apakah aku harus diam saja terombang-ambing gempita angin?
Dan apakah aku harus larut dalam pekatnya malam yang penuh sesak?

Tanpa batas,
Semua berawal ketika aku menemukan untaian kata itu
Dan aku mulai melangkah dan menemukan makna di balik kata itu
Ya… tentu saja,
Untuk melangkah lebih jauh

Dan mimpi,
Semua berawal dari suatu mimpi yang begitu indah
Lalu kucoba melangkah dari suatu titik ke titik yang lain
Dan menyusuri lebih jauh, pesona Indonesiaku

Di atas awan,
Siapa coba yang gak kepingin bisa berdiri di atas awan? Ehehee
Kala itu kami mulailah berpetualang di Mahameru
Yang bakal menggetarkan hati bagi siapa saja yang bisa menapakkan kakinya di puncak abadi
para dewa

Saya masih ingat ketika itu pas hari tua dan dilanda krisis moneter hehee
Tapi saya sempat berpikr kalo untuk mendapatkan yang terbaik memang pasti ada cobaan, so
harus butuh effort yang lebih
Sekitar pukul 10 malam kami pun tiba di Ranu Pani
Dan kucoba membuka pintu mobil, owhh astaga dingin banget
Kemudian aku pun mengajak teman-teman untuk berkeliling di kawasan Ranu Pani, aku bilang
untuk adaptasi sebelum besoknya mendaki hehee
Dari hasil berkeling kami pun bertemu dengan salah seorang warga sekitar
Yang katanya untuk nginapnya bisa di aula terbuka kalo enggak bisa di suatu ruangan tertutup
tapi alasnya bawa sendiri biar hangat
Tapi akhirnya kami pun jauh memilih untuk tidur di dalam mobil yang ada heaternya hehee
Alhamdulillah masih bisa tidur dengan nyenyak
Keesokan harinya kami pun briefing dan siap untuk fighting
Pas sampai di pos 1, aku pun sempat kaget, karena ada yang jualan es campur seharga 6 ribuan
Cocok banget tuh untuk melepas dahaga dan mengobati rasa nyeri di lutut hehee
Setelah mendingan, kami pun melangkah lagi
Owhh ya aku masih keinget momen di mana ketika bersimpangan dengan pendaki yang turun
“semangat Mas”
“Lanjut terus Mas Bro, habis tanjakan depan terus tinggal jalan datar kok”
“Pos kurang 20 menit”
Suatu kata-kata yang membuat aku pribadi bersemangat meskipun aku sendiri juga gak tau
mereka jujur atau enggak,
Yang penting diyakin ae wes ehehee
Waktu teruslah berputar tanpa henti
Dan sinar mentari perlahan dalam sudut deviasi yang kecil
Setelah kami melalui pos 4 dan terus melangkahkan kaki ini
Dan dari kejauhan terlihatlah indahnya Ranu Kumbolo
Sesampai di Ranu Kumbolo kami bergegas untuk mendirikan tenda
Dan sesegera mungkin kami bersembunyi di dalamnya dari dingin yang begitu ekstrem
Ranu Kumbolo memang begitu menakjubkan, tapi dinginnya juga begitu menakjubkan pula
hehee
Karena pada saat itu suhunya mencapai 6 derajat Celcius
Malam terasa sangat panjang
Dan berharap bisa cepat – cepat menyambut hangatnya sinar mentari
Tujuan awal memanglah bukanlah berhenti sampai di sini
Akan tetapi setelah merumuskan beberapa pertimbangan, mungkin next time aja kali yaah ke
3676, dan selalu ingat baik-baik angka itu
Perasaan sedih yang tak terbendung pasti melekat di hati kami
Ya tapi mau gimana lagi
Suatu saat lagi pasti bisa berdiri di atas awan dan melihat lebih dekat Jonggring Saloko di suatu
suatu waktu yang begitu indah

Anda mungkin juga menyukai