Anda di halaman 1dari 5

Resume Paper

“The Metamorphic Rocks-Hosted Gold Mineralization at Rumbia Mountains Prospect Area in The
Southeastern Arm of Sulawesi Island, Indonesia”

Emas merupakan salah satu logam mulia yang mempunyai sifat mudah ditempa, ulet, padat,
konduktif, tidak mudah rusak, berkilau dan indah. Sifat unik pada emas ini membeuatnya menjadi
benda yang memiliki nilai ekonomi tinggi hamper disetiap peradapan. Saat ini banyak perusaahaan di
seluruh dunia yang melakukan eksplorasi berusaha mencari cadangan emas baru untuk ditambang.

Selama ini eksplorasi emas di Indonesia lebih banyak berfokus pada sabuk magmatik-volkanik.
Baru-baru ini ditemukan mineral emas yang tersembunyi dan berasosiasi dengan batuan metamorf.
Untuk itu dilakukan penelitian di daerah Rumbia, Bombana, Sulawesi Tenggara dimana ditemukan
potensi sumber daya emas yang tidak berasosiasi dengan batuan vulkanik melainkan dengan batuan
metamorf. . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik alterasi dan mineralisasi bijih dari
batuan metamorf yang ada pada daerah tersebut dengan mengaplikasikan petrografi, mikroskopis
bijih, difraksi sinar-X, dan analisis FA-AAS (Fire Assay-Atomic Absorption Spectrophotometry).
Penelitian dapat mewakili daerah-daerah yang berkarakteristik geologi mirip untuk eksplorasi emas
kedepannya.

Pegunungan Rumbia merupakan daratan kontinental yang didominasi oleh batuan metamorf
yang terdiri dari sekis mika, kuarsit, sekis glaucophane dan rijang (batu api). Pada sekis mika dan
marmer ditemukan urat kuarsa dengan lebar beragam yang didalamnya dapat terkandung emas.

Pada penelitian ini sampel yang digunakan terdiri dari batuan yang telah diubah, urat dan
sampel lempung yang dikumpulkan dari zona alterasi hidrotermal yang berbeda dari sampel bijih.
Penelitian ini dilakukan dalam empat tahap yaitu kerja lapangan yang mencakup pemetaan geologi,
alterasi, mineralisasi bijih, dan pengambilan sampel. Selanjutnya yaitu analisis, laboratorium, analisis
mineral dilakukan di Departemen Teknik Geologi UGM, analisis geokimia bijih dilakukan di
laboratorium AAS, Kanada. Kemudan tahap analisis data dan yang terakhir interpretasi hasil
penelitian.

Sebagian besar urat kuarsa telah terdeformasi dengan ketebalan 1-15,7 cm. Urat kuarsa yang
mengandung emas biasanya berasosiasi dengan batuan metamorf jenis sekis mika, sekis hijau, filit
dan metasandstone.

Perubahan hidrotermal dan mineralisasi terjadi pada semua lithologi di daerah penelitian.
Sehingga cukup sulit mengamati singkapan di daerah tersebut, ada enam zona aletrasi atau
perubahan utama yang diidentifikasi, yaitu seritisasi, argilik, porpilitik dalam, karbonatisasi dan
karbonisasi. Karbonisasi dianggap sebagai salah satu karakteristik alterasi yang berasosiasi dengan
deposit emas pada batuan metamorf
Berdasarkan analisis ada bebrapa logam mulia yang teridentifikasi terdiri dari emas, yaitu pirit
(FeS2), kalkopirit (CuFeS2), hematit (Fe2O3), cinnabar (HgS), stibnite (Sb2S2) dan geothit (FeHO2).
Pirit, hematit, cinnabar dan stibnite terdapat melimpah pada endapan mineralisasi emas, urat kuarsa
wallrocks. Pirit terbentuk sebagai Kristal idiomorfik yang terisolasi, bebrapa butir pirit tertutup oleh
hematit, kalkopirit dan terkadang stibnit. Rongga pada pirit biasanya diisi oleh hematit yang dan
kalkopirit. Kalkopirit biasanya berasosiasi dengan pirit. Sedangkan cinnabar yang berwarna merah
muda biasanya terdapat pada lapisan mineral di sepanjang foliasi batuan metamorf. Pirit, hematit,
cinnabar dan stibnit secara genetik berkaitan erat dengan mineralisasi emas pada batuan metamorf.
Grafit hadir sebagai hasil dari karbonisasi dan terkait dengan mineral stibnit.

Mineral sulfida dapat menjadi petunjuk eksplorasi emas pada batuan metamorf. Secara umum
emas bersifat halus, namun terkadang emas juga terlihat pada urat-urat kuarsa.

Berdasarkan analisis, butiran emas pada Pegunungan Rumbia berasal dari batuan atau lapisan
yang telah mengalami perpotongan, laminasi dan peristiwa deformasi lainnya. Emas terdapat pada
urat kuarsa & kalsit dengan ketebalan 1-15,7 cm dalam Pompangeo Metamorphic Complex(PMC).
PMC terdiri dari sekis mika (dominan), sekis aktilonit, filit dan metasedimen. Sekis mika terdiri dari
miuskovit, kuarsa, klorit, aktilonit, epidot, serisit, kyanit dan mineral lainnya. Oleh karena itu batuan
metamorf menjadi batuan induk untuk deposit emas orogenik.

Kandungan emas yang terdapat pada suatu urat batuan memiliki kadar yang tidak menentu,
mulai dari batas deteksi <0,00002 ppm hingga 18,4 ppm. Emas teridentifikasi dalam bentuk ‘free gold’
biasanya terdapat diantara mineral silikat khususnya kuarsa. Berdasarkan penjelasan diatas
menunjukan bahwa deposit emas yang terdapat area penelitian merupakan jenis deposit emas
orogenic. Deposit emas orogenic merupakan target baru eksplorasi emas di Indonesia.
Resume Paper

“Diamond-Graphite Relationship in Ultrahigh-pressure Metamorphic Rocks from the Kochetav


Massife, Northern Kazakhstan”

Berlian dan grafit terbentuk sebagai kristal tunggal atau sebagi fase yang berdampingan tanpa
menunjukan distribusi spasial. Dalam bebrapa sampel kyanite gnesiss menampakkan distribusi zonal
dalam polimorf karbon, dengan banyaknya inklusi grafit yang mendominasi inti berlian. Inklusi berlian
terjadi di inti grafit pada kyanit, juga terjadi di garnet yang kaya grafit. Grafit pada berlian kubus
biasanya terletak di initi dan pinggiran terluar disertai fraktur., fraktur jarang terlihat pada berlian
octahedral. Lapisan grafit secara local mengelilingi berlian baik dengan bentuk kristal kubus maupun
octahedral, namun karena ukurannya yang kecil, hubungan genetiknya menjadi tidak jelas.

Menggunakan teknik pemolesan De Corte berlian dipoles menjadi bagian tipis untuk dipelajari
dan memberikan informasi yang penting mengenai hubungan antara berlian dan grafit. Ketebalan grafit
pelapis sangat bervariasi., lapisan grafit diperkirakan membentuk sekitar 40% dari total volume yang
ditempati oleh agregat berlian. Morfologi berlian bervariasi secara signifikan, berlian bebas grafit dan
dilapisi grafit membentuk kisaran kontinyu dari octahedral sempurna hingga skeletal pada gneiss, dan
Kristal berbentuk kubus hingga skeletal di batu garnet-klinopiroksen.

Metode pertama yang digunakan untuk menganalisi hubungan grafit dan berlian adalah
Scanning Electron Microscpe (SEM) untuk mempelajari morfologi lapisan grafit dan berlian. Pada
SEM digunakan probe current sebesar 10-12 sampai 10-6, perbesaran maksimum 20000, serta tegangan
20000 volt. Hasil dari metode ini grafit pelapis membentuk agregat polikristalin dan butiran tunggal
yang terisolasi. Morfologi berlian bervariasi secara signifikan, morfologi berlian bebas grafit dan
dilapisi grafit membentuk kisaran kontinyu dari octahedral sempurna hingga skeletal pada gneiss, dan
kristal berbentuk kubus hingga skeletal di batu garnet-klinopiroksen.
Metode yang kedua adalah Laser Raman spectroscopy, laser-Raman spectra diperoleh dengan
menggunakan Renishaw spectrometer dengan laser diode 785nm(30mW), kisi difraksi 1200
garis/mmd, detector CCD berpendingin . spectrometer dlengkapi dengan mikroskop Olympus BH-2
yang memberikan resolusi lateral 1mm.

Pada metode yang kedua ini ditemukan kesulitan karena permukaan kasar pada berlian kubus,
sehingga 2 sisi berlian dipoles. Hasilnya, bagian eksternal pada inklusi grafit dalam berlian ditandai
dengan gangguan yang lemah, tidak ada gangguan yang muncul di inti inklusi grafit. Dalam metode ini
didapat tekanan sisa untuk berlian adalah 1,5 GPa. Kemudian nilai tekanan yang dihitung saat inklusi
grafit adalah6-6,5 GPa

Metode yang ketiga adalah X-ray diffraction study. 4 fragmen Kristal berlian dengan bentuk
tidak beraturan ditutupi grafit. percobaan menujukkan tidak ada puncak difraksi milik setiap fase
Kristal selain berlian. Sampel yang sama kemudian dianalisi kembali, krital megalami rotasi 360 o.
Namun foto-foto rotasi hanya menunjukkan cincin tipis sebagai hasil dari politristalin disorientasi dan
refleksi yang kuat dan tajam milik struktur berlian.
Berlian dianggap sebagai indicator yang sangat baik untuk subduksi pada kerak di kedalam
4120 km. Quartz coesite and graphite diamond equilibria digunakan untuk membagi batuan metamorf
ekologit menjadi subfasi kuarsa atau coesit dan subfasi berlian atau grafit.

Seperti yang telah disebutkan ukuran kristal grafit membentuk agregat polikristalin atau butir
tunggal yang terisolasi. Kiristal grafit bertambah ukuran menjauh dari antar muka berlian.
Rekristalisasi grafit membutuhkan waktu yang sangat lama atau dapat dibantu dengan menggunakan
katalis. Data geokronologis menunjukkan bahwa batuan UHPM dari waktu Kochetav mencapai dan
digali sampai tingkat pertengahan kerak dalam waktu < 6 Myr. Pada waktu yang sesingkat itu,
rekristalisasi grafit hanya dapat terjadi jika ada cairan. Karena tidak adaya hubungan sistematis antara
ketebalan lapisan grafit di sekitar berlian dengan keberadaan lelehan, maka tidak memungkinkan
terjadinya rekristaliasasi grafit.
Orientasi grafit menunjukkan bahwa lapisan grafit yang ada di Korchetav diendapkan dari dari
larutan padatan yang awalnya homogen, atau kristalisasi bersama nimeral UHP, atau kritalisasi grafit
terbentuk dan tumbuh pada kondisi UHP. Sayangya kelarutan karbon pada kondisi UHPM dalam
mireal silikat tidak diketahui.
Tingkat transformasi berlian ke grafit tergantung pada ukuran Kristal berlian. Pada Korchetav
Massif, pelapisan paling tebal yang telah diamati disekitar Kristal berlian sekitar <100.10-6m. Grafit
adalah Carbon-polimorph pertama yang terbentuk di bidang stabilitas berlian, Kadar oksigen
memerankan peran penting dalam pembentukan berlian dan grafit. Dalam system tereduksi hanya grafit
yang terbentuk bahkan dalam bidang stabilitas berlian, sedankan berlian tumbuh dalam kondisi yang
relative teroksidasi.
Penelitian ini menunjukkan grafit adalah carbon-polymorph pertama yang terbentuk dibidang
stabilitas berlian, kemudian berlian adalah fase selanjutnya yang tumbuh, lalu lapisan grafit disekitar
berlian terbentuk selama akhir kondisi UHP.
Tugas 3

Kesan saya mengikuti praktikum petrologi acara ke 5 ini adalah praktikum petrologi yang
paling santai, karena dilakukan setelah UTS sehingga banyak waktu untuk mengerjakan tugas sebelum
praktikum. Hal yang masih saya bingung mengenai materi 5 adalah fasies metamorfisme.

Anda mungkin juga menyukai