Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan

Bentuk pengaplikasian layanan kesehatan yang dikenal masyarakat umum dalam bentuk
layanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Namun dari sisi masyarakat
banyak yang mempertimbangkan untuk tidak menggunakan layanan kesehatan seperti rawat inap
atau rawat jalan. Praktek perawatan bagi perawat di Indonesia merupakan hak sekaligus
kewajiban profesi perawat. Sebagai seorang profesi yang mandiri, perawat dituntut dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang profesional dan berkualitas kepada masyarakat.
Berbagai jalan dapat dilakukan perawat untuk dapat menunjukkan hasil kerja dan
kemampuannya kepada masyarakat. Praktek keperawatan dapat dilakukan di rumah sakit, klinik,
puskesmas tetapi juga dapat dilakukan di rumah klien yang disebut dengan home care.

Home care (HC) merupakan bagian praktek mandiri perawat dan suatu bentuk pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh perawat di rumah pasien. Perawat melanjutkan perawatan yang
pernah diterima klien dari rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya atau mungkin pasien
tidak ada indikasi masuk rumah sakit sehingga hanya membutuhkan pelayanan keperawatan di
rumah (Lerman dan Eric, 1993).

Home Care sebagai model pelayanan yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat saat
ini mulai dilirik di Indonesia. Berdasarkan hasil pengkajian kebutuhan Home Care yang
diselenggarakan oleh Direktorat Pelayanan Keperawatan tahun 2000 di wilayah DKI Jakarta
dengan responden pengelola program kesehatan dan konsumen, diperoleh hasil: 100% responden
kelompok pengelola program dan responden konsumen dan 96.7% pengelola pelayanan di RS,
Puskesmas, dan Yayasan menyataan perlu dikembangkan pelayanan keperawatan kesehatan di
rumah; 91.9% menyatakan pengelola Keperawatan Kesehatan di Rumah memerlukan izin
operasional dan 87.3% responden menyatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana, dan
pelayanan (Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan, 2006).

kesehatan merupakan investasi untuk bekerja dan hidup mengembangkan keturunan,


sehingga timbul keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup manusia. Seseorang yang
kebutuhan hidupnya sangat tergantung pada kesehatannya tentu akan mempunyai kebutuhan
yang lebih tinggi akan status kesehatannya. Pendekatan ekonomi menekankan bahwa kesehatan
merupakan suatu modal untuk bekerja. Pelayanan kesehatan merupakan suatu input dalam
menghasilkan hari–hari sehat dengan berbasis pada konsep produksi, pelayanan kesehatan
merupakan salah satu input yang digunakan untuk proses produksi yang menghasilkan
kesehatan. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan tergantung terhadap demand akan kesehatan
(Trisnantoro, 2006).

Perkembangan perawatan kesehatan di rumah di dorong oleh faktor diantaranya adanya


kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apabila dirawat di
institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang secara medis belum
ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan, keterbatasan masyarakat untuk
membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus penyakit degeneratif yang memerlukan
perawatan yang relatif lama. Dengan demikian berdampak pada makin meningkatnya kasus-
kasus yang memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah. Misalnya pasien pasca stroke yang
mengalami komplikasi kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan
waktu relatif lama, Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa
perawatan klien yang sangat lama (lebih 1 minggu) tidak menguntungkan bahkan menjadi beban
bagi manajemen, banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan
membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan secara
optimal karena terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan, lingkungan di rumah ternyata
dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit,
sehingga dapat mempercepat kesembuhan (Depkes, 2002).

Kegiatan pengembangan dan operasional sarana pelayanan kesehatan primer dipastikan


membutuhkan biaya. Biaya dapat berasal dari bermacam-macam sumber, misalnya pemerintah,
sumbangan maupun dari klien. Namun demikian seringkali kita tidak mengetahui besaran biaya
yang dibutuhkan untuk kegiatan-kegiatan tersebut, juga berapa besar tarif yang akan
diberlakukan di sarana tersebut. Kebijakan penetapan tarif tanpa memperhitungkan besarnya
biaya satuan (unit cost) setiap pusat pendapatan akan mengakibatkan kerugian yang tidak kecil.
Kegiatan analisis biaya mencakup analisis jumlah, sumber dan komponen biaya. Analisis biaya
ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai biaya total, sumber pembiayaan,
komponen biaya serta biaya satuan. Untuk melakukan penetapan tarif rasional diperlukan
perkembangan kesehatan masyarakat dan Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program
yang sudah ada dan perlu dikembangkan, karena telah menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu
bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dan masyarakat serta menyentuh kebutuhan masyarakat
yakni melalui pelayanan keperawatan kesehatan di rumah atau home care.

Berbagai faktor yang mendorong perkembangan pelayanan keperawatan kesehatan


dirumah atara lain : Kebutuhan masyarakat, perkembangan IPTEK bidang kesehatan, tersedianya
sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang mampu memberi pelayanan kesehatan di rumah.

Anda mungkin juga menyukai