Anda di halaman 1dari 2

Laila Dian Pramesti / P27835119064 / Reg B / 19

Perubahan Pendapatan dan Status Sosial dan Gizi

Perubahan pendapatan secara langsung mempengaruhi perubahan konsumsi pangan


keluarga. Pendapatan yang tinggi memberi peluang kepada keluarga untuk membeli pangan
dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik. Sebaliknya, pendapatan yang rendah
menyebabkan keluarga membeli pangan dengan kuantitas dan kualitas yang rendah. Masyarakat
yang tergolong miskin dan berpendidikan rendah merupakan kelompok yang paling rawan gizi.
Hal ini disebabkan oleh rendahnya kemampuan untuk menjangkau pangan yang baik secara fisik
dan ekonomis.
a) Disfungsi Keluarga
 Pertukaran peran (istri bekerja) : sehingga fungsi mendidik dan mengatur rumah tangga
termasuk mengatur makanan Balita kurang optimal.
Perubahan Pendapatan
 Peningkatan pendapatan akan meningkatkan kebutuhan sekunder. Di bidang gizi akan muncul
kemungkinan :
 Makan sumber karbohidrat melebihi kebutuhan energi
 Makan enak biasanya mengandung protein dan lemak
Kelebihan konsumsi karbohidrat : menambah jumlah lemak cadangan sehingga meningkatkan
BB
 Kelebihan protein berlarut-larut memperberat kerja ginjal
 Kelebihan konsumsi lemak hewan berlarut-larut meningkatkan risiko pengendapan lemak
dalam pembuluh darah
 Meningkatnya konsumsi rokok dan alkohol sehingga memperberat kerja hati dan
lambung dan meningkatkan risiko tukak lambung dan pengerasan hati
Urbanisasi dan Gizi
Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Alasan seseorang melakukan urbanisasi adalah :
1. Perubahan profesi
 Waktu untuk mempersiapkan makanan di rumah terbatas, makan di tempat kerja
 Makanan di tempat kerja mengandung risiko terbatasnya keanekaragaman makanan,
 Makanan fast food yang tinggi lemak dan kurang serat berdampak pada pemenuhan kebutuhan
zat gizi
2. Urbanisasi berkaitan dengan pemukiman
Pemukiman kumuh, rumah sempit, sanitasi dan air bersih kurang memadai memicu infeksi
saluran pernafasan atas, diare sehingga dapat mempengaruhi gizi balita.
3. Tempat kerja yang jauh dari tempat tinggal
 Kurang waktu memperhatikan makanan keluarga dan balita
 Memicu perilaku membeli makanan membentuk kebiasaan anak, anak hanya makan nasi dan
kuah bakso

Budaya Makanan Asing


Peran makanan dalam kebudayaan merupakan kegiatan ekspresif yang memperkuat kembali
hubungan-hubungan dengan kehidupan sosial, sanksi-sanksi, agama, ekonomi, ilmu
pengetahuan, teknologi dengan berbagai dampaknya. Globalisasi membawa banyak
dampak,terutama untuk Indonesia, salah satu dampak nya ialah masuknya berbagai macam
kebudayaan asing ke Indonesia. Contoh masyarakat Indonesia lebih memilih mengonsumsi
makanan dari luar negeri daripada makanan tradisional dari Indonesia.
 Dampak makanan asing
A. Dampak positif
Dampak makanan asing yang ada di Indonesia member dampak positif seperti kemajuan
pengertahuan tentang makanan-makanan yang biasa dikonsumsi oleh orang-orang luar
negeri .
B. Dampak negatif
Masyarakat lebih memilih makanan di restoran seperti KFC, Pizza Hut dsb daripada warteg atau
tempat-tempat makan asli di Indonesia.Sayangnya makanan-makanan ini berpotensi menjadi
junk food.
DAFTAR PUSTAKA
Modul Sosio Antropologi
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/81/76
https://pdfs.semanticscholar.org/cd34/4dc249481dcdc67453b849b6a8e3fab51fa9.pdf

Anda mungkin juga menyukai