Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH TEKNIK PENGELOLAAN LABORATORIUM

“TEKNIK STERILISASI”

Dosen Pengampu:

Raden Gamal Tamrin Kusumah, M.Pd

Disusun oleh : Kelompok 4

1. Septia Reflianti : 1811260034


2. Bangkit Jayadi: 1811260040

PROGRAM STUDI TADRIS IPA

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU

TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi.Wabarakatuh
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang mana
atas rahmat dan kuasa-Nya lah penulisan dapat menyelesaikan
Makalah Pengelolaan dan teknik Laboratorium tentangTeknik
Sterilisasi ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam
senantiasa kita doakan semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW,yang telah menunjukkan jalan kebenaran bagi
kita semua dan menjadikannya ilmu cahaya bagi kehidupan kita
dengan pengajarnya.
Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terimah kasih
kepada berbagai pihak yang telah terlibat dalam pembuatan
makalah ini, pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu. Atas bantuan berbagai pihak inilah, sehingga
makalah ini terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Akhirnya, penulis sebagai manusia biasa yang luput dari
khilaf dan salah meminta maaf atas segala kekurangan serta
kesalahan yang terdapat didalam makalah ini baik dalam
penulisan, ketidak sesuaian isi dan lain sebagainya. Harapan
penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan diberkahi Allah.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bengkulu, Maret
2020

2
Penyusun

DAFTAR ISI
i
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL..............................................................................................
.. i
KATA
PENGANTAR....................................................................................
........ ii
DAFTAR
ISI ...................................................................................................
..... iii
BAB I.
PENDAHULUAN...............................................................................
...... 1
A. Latar
Belakang.........................................................................................
....... 1
B. Rumusan
Masalah..........................................................................................
1

3
C. Rumusan
Masalah..........................................................................................
2
BAB II.
PEMBAHASAN..................................................................................
..... 3
A. Pengertian
sterilisasi........................................................................................
3
B. Cara-cara
sterilisasi.........................................................................................
5
C. Metode
sterilisasi.........................................................................................
.... 8
D. Macam-macam
sterilisasi................................................................................ 9
E. Alat yang Digunakan Untuk
Sterilisai........................................................... 16
F. Manfaat
sterilisasi.........................................................................................
. 17
BAB III.
PENUTUP.........................................................................................
..... 18
A.
Kesimpulan ....................................................................................
............... 18

4
B.
Saran .............................................................................................
............... 18
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
ii
A.Latar Belakang

Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk


menghilangkan semua mikroorganisme termasuk endospora
bakeri dari benda-benda mati/ insterumen. Sterilisasi dapat
dilakukan dalam beberapa cara, salah satunya dengan bahan
kimia. Banyak zat kimia dapat menghambat atau mematikan
mikroorganisme berkisar dari unsur logam berat seperti perak
dan tembaga sampai kepada molekul organik yang kompleks
seperti persenyawaan amonium kuartener. Berbagai subsatansi
tersebut menunjukan efek anti mikrobialnya dalam berbagai
cara dan terhadap berbagai macam mikroorganisme. Efeknya
terhadap permukaan benda atau bahan juga berbeda-beda. Ada
yang serasi dan ada yang besifat merusak. karena ini dan juga

5
karena variabel- variabel lain, maka perlu sekali diketahui
terlebih dahulu perilaku suatu bahan kimia sebelum digunakan
untuk menerapkan praktis tertentu.

Tujuan sterilisasi yaitu untuk memusnakan semua bentuk


kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora, yang
mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan
yang dipakai. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
metode sterilisasi yaitu sifat bahan yang akan
disterikan.Sterilisasi didesain untuk membunuh atau
menghilangkan mikroorganisme. Terget suatu metode inaktivasi
tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu
tergantung dari asam nukleat, protein, atau memberane
mikroorganisme tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sterilisasi ?
2. Bagaimana cara-cara sterilisasi ?
3. Bagaimana metode sterilisasi ?
4. Apa saja macam-macam sterilisasi ?
5. Apa saja alat-alat srerilisasi ?
6. Apa saja manfaat sterilisas

C.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sterilisasi
2. Untuk mengetahui cara sterilisasi
3. Untuk mengetahui metode dari sterilisasi
4. Untuk mengetahui macam-macam sterilisasi
5. Untuk mengetahui alat-alat sterilisasi
6. Untuk mengetahui manfaat dari sterilisasi

6
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian sterilisasi

Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu


benda dari semua, baik bentuk vegetatif maupun bentuk spora.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk

7
mencegah pencernaran organisme luar, pada bidang bedah
untuk mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan
makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap
pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-bidang
lain pun sterilisasi ini juga penting . sterilisasi juga dikatakan
sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau kuman
apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau
kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas
tinggi, atau bahan kimia.

Sterilisasi juga disebut proses atau kegiatan membebaskan


suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan
(termasuk virus). Semua material sebagai subjek proses ini
disebut sebagai bahan yang steril. Istilah steril tidak
menggambarkan suatu bahan mutlak steril tidak dapat
dipastikan. Ketika sejumlah mikroorganisme terpapar terhadap
suatu perlakuan sterilisasi seperti panas atau sinar UV, mereka
tidak akan mati secara langsung spontan melainkan akan mati
secara bertahap. Menurut Hogg (2005), secara teoritis dampak
sterilisasi terhadap jumlah mikroorganisme yang homogen yaitu
akan mematikannya secara eksponensial dengan kecepatan
yang seragam.

Alat sterilisasi merupakan alat yang sangat penting untuk


laboratorium yang berhubungan dengan mikroorganisme.
Sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan semua bentuk
kehidupan khususnya mikroba. Pemakaian alat sterilisasi adalah
tergantung dari alat atau bahan yang harus disterilkan. Dalam
praktek sterilisasi alat-alat atau medium dapat dilakukan secara
mekanik seperti penyaringan, secara kimiawi seperti pemakaian
desifektan dan secara fisik misalnya pemanasan, pemakian sinar
ultra ungu, sinar gama dan lain-lain.

8
Menurut Talaro pembagiaan jenis mikroorganisme
berdasarkan ketahanannya terhadap proses steril adalah
sebagai berikut :

a. Resistensi tertinggi, contohnya : edospora bakteri


b. Resistensi sedang, contohnya : cyst protozoa, spora
seksual fungi (zygospora), beberapa virus ( virus tanpa
kapsul lebih resistensi dari pada virus berkapsul, virus
paling resisten adalah hepatitis B dan poliovirus),
beberapa sel vegetatif bakteri ( sel paling resitensi adalah
mycobacterium tuberculosis, staphylococcus aureus, dan
spesias pseudomonas).
c. Resistensi rendah, contohnya: sebagian besar sel vegetatif
bakteria, hifa atau spora fungi umum, virus, yeast dan
tropozoit.
Pemakian panas untuk sterilisasi paling banyak dipakai,
adapun sterilisasi dengan pemanasan pada pokoknya
dilakukan dengan empat cara yaitu :
a. Pemijaran sterilisasi dengan pijar (flame)
Jarum inokulasi, jarum ose dan lain-lain alat dari
platima atau nikrom disterilkan dengan cara ini. Alat-
alat tersebut dibakar pada api Bunsen atau lampu
spiritus sampai membara. Jangan sekali-sekali
menggunakan jarum-jarum tersebut selagi masih
membara.
b. Sterilisasi dengan udara panas
Oven ( hot air sterilizer) adalah alat yang digunakan
untuk sterilisasi secara ini. Alat-alat gelas seperti
tabung reaksi, cawan petri, botol dan pipet dpat
disterilisasikan dengan mengamati thermomenter
sampai suhu tertentu. Pada umunya, temperature

9
yang digunakan pada sterilisasikan secara kering
adalah 160-180 0
C ( 320-356 0F ) selama dua jam
paling sedikit.
c. Sterilisasikan dengan uap air panas
Bahan-bahan yang mengandung air seperti medium,
harus disterilisasikan dengan uap air panas karena
tidak dapat digunakan udara kering, medium kultur
tidak tahan terhadap panas yang tinggi. Alat yang
digunakan dalam cara ini adalah arnold steam
sterilizer. Cara sterilisasi ini juga disebut
Tyandallisasi. Pada prinsipnya, sterilisasi ini
dilakukan dengan alat seperti pada dengan
temperatur 100 0C selama 30 menit dilakukan tiga
kali dengan interval waktu 24 jam.
Pertama bahan atau medium disterilkan pada
temperatur 100 0C selama 30 menit dengan maksud
membunuh sel-sel vegetatif mikroba. Kemudian
bahan itu diikubasikan pada tempertur kamar selama
24 jam, dengan maksud agar spora yang tidak mati
pada 100 C tumbuh menjadi sel vegetatif. Kerja
0

seperti ini diulangi sampai tiga kali.


2. Cara-cara sterilisasi

10
1.      Sterilisasi cairan
Cairan yang disterilisasi umumnya adalah media
fermentasi yang mengandung gula, garam fosfat, ammonium,
trace metals, vitamin, dan lain-lain.  Secara umum ada dua cara
sterilisasi cairan yaitu dengan panas dan disaring (filtrasi) :
a.       Sterilisasi cairan dengan panas.
Sterilasi dengan panas dilakukan di dalam autoclave, di
mana steam tekanan tinggi diinjeksikan ke dalam
chamber untuk mencapai temperatur 1210C dan tekanan
tinggi (sekitar 15 psig). Durasinya bervariasi, namun
umumnya diinginkan cairan dipertahankan pada 121 0C
selama minimal 15 menit. Jika termasuk waktu untuk
heating dan cooling steps, total waktu berkisar 1-2 jam
tergantung volume cairan yang disterilisasi. Terkadang
temperatur bisa diset pada 1340C (untuk medis).
b.      Sterilisasi cairan dengan disaring.
Cairan dapat disterilisasi juga dengan disaring
menggunakan membrane filter berpori 0.22 atau 0.45
micro meter. Metode ini cocok untuk volume cairan yang
kecil (1-2 liter) dan bahan kimia yang bisa rusak karena
panas misalnya gula dan protein.

11
2.      Sterilisasi padatan
Padatan yang umum disterilkan adalah glassware, biosafety
cabinet, dan beberapa jenis tabung dan kontainer. Pada
glassware dan plastik tahan panas umumnya dilakukan dengan 
autoclave mirip seperti sterilisasi cairan namun ditambah proses
pengeringan. Biosafety cabinet disterilkan dengan bantuan
radiasi UV dan disemprot ethanol 70 %. Udara dalam cabinet
disaring dengan filter.

3.      Sterilisasi dengan cara fisik


a) Pemanasan
Air dan uap adalah media panas yang baik. Dalam waktu
relatif singkat, alat yang akan disterilkan akan mencapai
suhu yang diinginkan. Udara adalah penyalur panas yang
kurang baik. Oleh karena itu, untuk mecapai suhu yang
diinginkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
b) Panas kering
Cara ini untuk membunuh mikroba hanya memakai udara
panas kering yang tinggi. Sterilisasi panas kering
dibedakan atas :
c) Panas membara.
Dengan jalan menaruh benda yang akan di sterilkan dalam
nyala api bunsen sampai merah membara. Alat yang
disterilkan yaitu sengkelit, jarum, ujung pinset dan ujung
gunting.
d) Melidah – apikan
Dengan melewatkan benda dalam api bunsen, namun
tidak sampai menyala terbakar. Alat yang disterilkan yaitu
scalpel, kaca benda, mulut tabung dan mulut botol.
e) Udara kering

12
Cara ini menggunakan Oven. udara yang terdapat di
dalamnya mendapat udara panas melalui panas dari nyala
listrik. Alat yang disterilkan yaitu tabung reaksi, cawan
petri, pipet, scalpel dari logam, gunting dan botol.
Pemanasan satu jam dengann temperatur 160 oC dianggap
cukup.
f) Panas Basah
Yang dimaksud panas basah adalah pemanasan
menggunakan air atau uap air. Uap air adalah media
penyalur panas yang terbaik dan terkuat daya
penetrasinya. Panas basah mematikan mikroba. Oleh
karena koagulasi dan denaturasi enzim dan protein
protoplasma mikroba. Untuk mematikan spora diperlukan
panas basah selama 15 menit pada suhu 121 oC. Sterilisasi
panas basah dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu:
g) .   Filtrasi / Penyaringan
Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan larutan
melalui suatu alat penyaringan yang memiliki pori – pori
cukup kecil. Untuk menahan mikroorganisme dengan
ukuran tertentu. Saringan yang umum digunakan tidak
dapat menyaring virus. Penyaringan dilakukan dengan
untuk mensterilkan cairan yang tidak tahan terhadap
pemanasan dengan suhu tinggi seperti : serum, larutan
yang mengandung enzim, toksin kuman, ekstrak sel,
antibiotik dan asam amino.
h) Radiasi / Penyinaran
Mikroorganisme dapat dibunuh dengan penyinaran yang
memakai sinar ultraviolet yang panjang gelombangnya
antara 220 – 290 nm. Radiasi paling efektif adalah 253,7
nm. Sinar matahari langsung mengandung sinar

13
ultraviolet 290 nm, sehingga sinar matahari adalah sinar
yang bersifat bakterida yang baik.
4.      Sterilisasi Dengan Cara Kimia
Zat kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi dapat
berwujud :
a)      Gas : Ozon, formaldehyde, ethylene oxide gas
b)      Larutan : deterjen, yodium, alcohol, peroksida fenol,
formalin, AgNO3 dan merkuroklorid
Sterilisasi dengan cara kimia antara lain dengan
disenfektan. Daya kerja antimikroba disenfektan
ditentukan oleh konsentrasi, waktu dan suhu. Beberapa
contoh desinfektan yang digunakan antara lain
Desinfektan lingkungan misalnya :
1.      Untuk permukaan meja : lisol 5%, formalin 4% dan
alcohol.
2.      Untuk di udara : natrium hipoklorit 1%, lisol 5% atau
senyawa fenol lain
3.      Desinfektan kulit atau luka : dicuci denngan air
sabun, providon yodium dan etil alkohol 70%.
3. Metode sterilisasi

a. Metode Panas Kering

Proses sterilisasi melalui metode panas kering dilakukan


dengan menggunakan alat yang disebut sterilisator kering atau
dry heat sterilizer. Dalam metode ini, panas diradiasikan ke
seluruh ruangan oleh media sterilizer yang berupa infra merah.
Panas akan tersebar merata di seluruh bagian dalam alat
sehingga akan mensterilkan alat yang terdapat di dalamnya.

b. Metode Panas Uap Bertekanan

14
Selain metode panas kering ada juga metode panas basah
yang juga disebut sebagai metode panas uap bertekanan.
Metode ini memanfaatkan uap panas yang berasal dari air
mendidih kemudian dipadukan dengan tekanan yang tinggi.
Untuk melakukan metode ini dibutuhkan sebuah alat yang
sering disebut Autoclave.

c. Metode Kimiawi

Metode kimia yaitu sterilisasi dengan menggunakan zat –


zat kimia. Proses ini biasanya digunakan untuk proses awal
sterilisasi menggunakan panas uap atau panas kering. Jadi alat –
alat kesehatan sebelum disterilkan menggunakan autoclave atau
sterilisator kering disterilkan dengan metode kimiawi yaitu
direndam dengan menggunakan larutan kimia.

d. Sterilisasi Sinar UV

Sinar UV tidak hanya berbahaya untuk manusia, namun di


sisi lain sinar UV juga dapat bermanfaat untuk manusia yaitu
untuk sterilisasi ruang atau sterilisasi air. Contohnya bisa kita
lihat pada proses pembuatan air mineral proses sterilisasinya
menggunakan sinar uv pada intensitas tertentu. Sama juga
dengan ruangan rumah sakit, juga disterilkan dengan
menggunakan sinar UV.

4. Macam-macam sterilisasi
Ada beberapa macam sterilisasi yaitu sebagai berikut :
a. Sterilisasi secara fisika

Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengan


bahan kimia tidak akan berubah akibat temperatur tinggi dan
tekanan tinggi. Cara membunuh mikroorganisme tersebut

15
adalah dengan panas. Berikut penjelasan mengenai cara
membunuh mikroorganisme :

1. Pemanasan kering
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan
mengalami dehiddrasi sampai kering dan selanjutnya
teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga
menyebabkan mikrobanya mati. Digunakan pada benda
atau bahkan yang tidak mudah menjadi rusak, tidak
menyala, tidak hangus atau tidak menguap pada suhu
tinggi. Umumnya digunakan untuk senyawa yang tidak
efektif untuk disterilkan dengan uap air, seperti minyak
lemak, minyak mineral, gliserin ( berbagai jenis
minyak), petrolatum jelly, lilin, wax, dan serebuk yang
tidak stabil dengan uap air. Metode ini efektif untuk
mensterilkan alat-alat gelas dan badah. Contohnya alat
ukur dan penutup karet atau plastik. Selain itu, bahan
atau alat harus dibungkus, disumbat atau ditaruh
dalam wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi
setelah dikeluarkan dari oven.

16
2. Pemanasan basah

Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau


denaturasi protein penyusun tubuh mikroba sehingga
dapat membunuh mikroba. Sterilisasi uap dilakukan
menggunakan autoklaf dengan prinsipnya memakai uap
air dalam tekanan sebagai pensterilnya. Temperatur
sterilisasi biasanya 121℃, tekanan yang biasa
digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci)
atau 1 atm. Lamanya sterilisasi tergantung dari volume
dan jenis. Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam,
tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari
volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media yang
terlalu lama akan menyebabkan :

 Penguraian gula
 Degradasi vitamin dan asam-asam amino
 Inaktifasi sitokinin zeatin riboside

17
 Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar

Bila ada kelembapan, bakteri akan terkoagulasi dan


dirusak pada temperatur yang lebih rendah dibandingkan
jika tidak ada kelembapan. Mekanisme penghancuran bakteri
oleh uap air panas adalah terjadinya denaturasi dan
koagulasi beberapa protein esensial dari organisme
tersebut.Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk
sterilisasi sediaan farmasi dan bahan-bahan lain yang tahan
terhadap temperatur yang dipergunakan dan tahan terhadap
penembusan uap air, larutan dengan pembawa air, alat-alat
gelas, pembalut untuk bedah, penutup karet dan plastic serta
media untuk pekerjaan mikrobiologi. Uap jenuh pada suhu
121oC mampu membunuh secara cepat semua bentuk
vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh
ini dapat menghancurkan spora bakteri yang tahan
pemanasan.

1. Pemanasan dengan Bakterisida

Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat


yang tidak stabil dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan
obat injeksi intravena dosis tunggal lebih dari 15 ml, injeksi
intratekal, atau intrasisternal. Larutan yang ditambahkan
bakterisida dipanaskan dalam wadah bersegel pada suhu 100  oC
selama 10 menit di dalam pensteril uap atau penangas air.
Bakterisida yang digunakan 0,5% fenol, 0,5% klorobutanol,
0,002 % fenil merkuri nitrat dan 0,2% klorokresol.

a. Air mendidih

18
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum
spoit. Hanya dilakukan dalam keadaan darurat. Dapat
membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi tidak
sporanya.

b. Sterilisasi dengan radiasi

Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel


dengan langsung mengenai DNA dari inti sel sehingga
mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk sterilisasi
bahan atau produk yang peka terhadap panas (termolabil).
Ada dua macam radiasi yang digunakan yakni gelombang
elektromagnetik (sinar x, sinar γ) dan arus partikel kecil
(sinar α dan β). Sterilisasi dengan radiasi digunakan untuk
bahan atau produk dan alat-alat medis yang peka terhadap
panas (termolabil).

c. Tyndalisasi

Konsep kerja metode ini mirip dengan mengukus. Bahan


yang mengandung air dan tidak tahan tekanan atau suhu tinggi
lebih tepat disterilkan dengan metode ini. Misalnya susu yang
disterilkan dengan suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan
bahan yang berpati disterilkan pada suhu bertekanan pada
kondisi pH asam akan terhidrolisis. Tyndalisai merupakan
proses memanaskan medium atau larutan menggunakan uap
selama 1 jam setiap hari selama 3 hari berturut- turut.

stemeaming(tyndallization) atau sterilisasi bertahap


(discontinue)yang dikembangkan oleh John Tyndall adalah
istilah untuk cara sterilisasi dengan uap air panasyang dapat
mencapai suhu 100°C pada wadah tanpa tekanan.

19
Sterilisasimenggunakan uap air panas dapat dilakukan sekali
atau tiga kali (tahap) dengan hari yang berlainan dengan
memanaskannya pada80°Cselama satu jam. Tindalisasi
dilakukan pada suhu 90-100°C selama 30 menit secara bertahap
3 kali. Selama jeda tahapan media diinkubasi pada 37°C
semalam. Pemanasan tiga tahap 68dimaksudkan untuk memberi
kesempatan endospora untuk berkecambah sehingga akan mati
pada tahap pemanasan selanjutnya.

d. Pasteurisasi

Pasteurisasi adalah teknik sterilisasi yang biasa digunakan


untuk larutan-larutanyang mudah rusak apabila terkenasuhu
tinggilebih tepat digunakan untuk susu dan produk susu.
Pasteurisasi tidak membunuh semua mikroorganismeyang
terdapat pada susu namun menguranginya sehingga akan lebih
tahan lama disimpan. Bakterithermoduricmemiliki kemungkinan
bertahan hidup lebih besar saat pasteurisasi. Pasteurisasi
terdapat dua cara yaitu metode lama (yang dikembangkan oleh
Louis Pasteur), dengan memanaskan susu pada 63OC selama 30
menit atau dengan flash pasteurisasi (HTST-High Temperature
Short-Term) yaitu pemanasan cepat pada 72OC selama 15 detik
kemudian didinginkan dengan cepat.Proses pemanasan pada
suhu dan waktu tertentu (650C selama 30’ atau 720C selama 15’
untuk membunuh pathogen yang berbahaya bagi manusia.

e. Sterilisasi secara Kimia

Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik kimia.


Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan
daripada tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki. Perlu juga
diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dam

20
kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat di
pakai untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa klorin,
yodium), alkohol, fenol, hydrogen peroksida, zat warna ungu
Kristal, derivate akridin, rosalin, deterjen, logam-logam berat,
aldehida, ETO, uap formaldehid ataupun beta-propilakton (Volk,
1993). 63Sterilizer). Cara ini umum digunakan untuk
mensterilkan peralatan gelas.

Suhu yang digunakan 170 –180OC selama 2-3 jam.Sterilisasi


dengan uap air bertekanan, merupakan cara yang paling banyak
digunakan. Alat yang dipakai adalah otoklaf, umumnya material
yang disterilkan berupa medium, air dan sebagainya. Suhu yang
digunakan 1210C, dengan tekanan 15 lbs selama 15 menit.
Sterilisasi dengan otoklaf merupakan cara yang paling sering
digunakan karena; uap air panas dengan tekanan tinggi
memperbesar kemungkinan terjadinya penetrasi uap air ke
dalam sel mikroorganisme, yang menyebabkan koagulasi protein
protoplasma sehingga mengakibatkan kematian sel
mikroorganisme.2

Sterilisasi secara kimiaSterilisasi secara kimia yaitu


memaparkan alat atau bahan yang mengandung
mikroorganismeterhadap suatu senyawa kimia sehingga dengan
suatu reaksi tertentu dapat membunuh atau menghentikan
pertumbuhan mikroorganismetersebut tanpa merusak bahan
atau alat yang disterilisasi. Selain waktu sterilisasi, efektivitas
suatu senyawa kimia dalam membunuh
mikroorganismedipengaruhi oleh beberapa faktor :Jumlah
mikroorganisme. Semakin besar jumlah kontaminan maka
semakin lama waktu sterilisasi.Keadaan populasi
mikroorganisme. Seringkali kontaminan yang harus
dimusnahkan bukan satu spesies, melainkan campuran bakteri,

21
jamur, spora dan virus sehingga membutuhkan spektrum bahan
antimikrobayang luas.Temperatur dan pH dari
lingkungan.Konsentrasi (dosis) senyawa antimikroba.Cara
senyawa antimikrobadalam membunuh (mode of action).Adanya
pelarut, senyawa organiklain yang menginterferensi dan
inhibitor seperti saliva, darah dan feces. Senyawa kimia yang
paling banyak digunakan sebagai desinfektan(senyawa yang
dapat menghancurkan sel) antara lain CuSO4,AgNO3, HgCl2,
ZnO, alkohol dan campurannya. Beberapa larutangaram

64seperti NaCl (9%), KCl (11%), dan KNO3(10%). Basa


kuat dan asam kuat dapat juga digunakan karena mampu
menghidrolisis sel mikroorganisme.Larutan KmNO4(1%) dan
HCl (1,1%) merupakan desinfektankuat. HgCl2(0,1%) banyak
digunakan hanya sifatnya sangat beracun dan korosif. Khlor
banyak digunakan sebagai desinfektanterutama pada tempat
penyimpanan air, larutan lain yang juga dapat digunakanyaitu
larutan formalin (4-20%).Sterilisasi adalahmematikan seluruh
(total) mikroorganismeyang hidup pada suatu alat atau bahan.
Namun istilah desinfeksidapat memberi kesempatan beberapa
mikroorganismedapatsurvive. Desinfektanadalah agen kimia
yang digunakan untuk mendesinfeksi objek tidak hidup
(inanimate) seperti permukaan benda.
Terminologi sanitasi digunakan untuk mendeskripsikan
kombinasi desinfeksid pembersihan. Proses perusakan sel yang
disebabkan desinfektandapat berupa koagulasi atau denaturasi
protein karena bereaksi dengan enzim mikroorganisme. Berikut
adalah jenis-jenis senyawa kimia yang bersifat
desinfektan.Alkohol; atauethanoltelah digunakan sebagai
desinfektansejak lebih dari seabad lalu. Alkohol lebih efisien
dalam mematikan mikroorganismepada konsentrasi dibawah

22
100%. Denganadanya air bercampur alkohol maka denaturasi
protein lebih mudah terjadi (seperti halnya uap panas lebih
efisien dibanding panas kering).
Konsentrasi yang sering digunakan untuk
desinfektanadalah 70%. Selain mendenaturasi protein, alkohol
juga dapat melarutkan lemak sehingga berpengaruh terhadap
membran sel dan kapsul beberapa jenis virus. Sel vegetatif dan
hifa dapat dimatikan dengan alkohol, namun spora seringkali
resisten. Alkohol juga dapat digunakan sebagai pelarut
desinfektanlain, seperti iodineyang dapat meningkatkan
efektivitas desinfeksinya.Halogen; merupakan salah satu jenis
halogen adalah klorin. Klorin (Chlorine) efektif sebagai
desinfeksidalam bentuk gas bebas dan sebagai senyawa pelepas
klorin sepertichloritedanchloramines. Gas klorin (compressed)
umumnya digunakan sebagai desinfektanpada pengolahan
65air, kolam renang atau untuk keperluan industry. Bentuk
senyawa klorin lainnya adalah Sodium hypochlorite (bleach)
yang dapat mengoksidasi gugussulphydryl (-SH) dandisulphide
(S-S) pada protein. Seperti klotrin, hipoklorit dapat diinaktivasi
dengan keberadaan materi organik. Senyawa lain yang lebih
stabil yaituchloramines yang memiliki keunggulan lebih tahan
terhadap bahan organik. Chloraminesjuga lebih tidak beracun
dan mampu melepas klorin secara perlahan sehingga
memperpanjang efek bakterisidal desinfektanini. Jenis halogen
lain adalahiodine. Daya kerjaiodineadalah bereaksi dengan
residutyrosin pada protein. Efek desinfeksiiodinedapat
ditingkatkan dengan melarutkannya pada ethanol 70%
(iodine1% +ethanol70%).Senyawa fenol (Phenolics); Senyawa
fenol memiliki gugus asam karboksilat yang bersifat mematikan
dengan daya kerja merusak protein dan membrane. Salah satu

23
keuntungan menggunakan senyawa fenol adalah tetap aktif
walaupun terdapat senyawa organik dan detergen.
DesinfektansepertiDettol,LysoldanChlorhexidineadalah
derivatif dari senyawa fenol. Salah satu senyawa fenol
bernamaHexachlorophenesangat efektif membunuh bakteri
gram positif seperti staphylococciatau streptococcisehingga
digunakan sebagai salah satubahan pembuatan sabun,
deodorant dan shampo.Surfactants; molekul surfactans atau
surface active agentsseperti sabun dan detergen memiliki
kemampuan memposisikan dirinya sendiri sejajar diantara dua
lapisan. Dengan sifat ini maka bahan tidak larut air akan
dilingkupi oleh molekulsurfactans. Sabun ataupun detergen
lebih berguna untuk memfasilitasi pemindahan kotoran dan
mikroorganismedibandingkan dengan sifat desinfektannya.
Pemindahan kotoran dapat terjadi karena bahan tidak larut air
seperti sekret minyak pada kulit dan kotoran akan dilarutkan
(emulsifying) pada air sehingga dapat dibasuh dan dibuang.
Detergen dapat berupa anionic (bermuatan negatif), cationic
(bermuatan positif) atau non ionic. Detergen cationicseperti
quartenery ammonium compounds(senyawa ammonium
kuartener) dapat melisiskan sel dengan berkombinasi
terhadapphospholipids membran sel dan merusaknya.

f. Sterilisasi secara Mekanik

Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan


penyaringan. Penyaringan dengan mengalirkan gas atau cairan
melalui suatu bahan penyaring.

5. Alat yang Digunakan Untuk Sterilisai

24
Alat-alat sterilisasi meliputi Otoclaf, Oven, Ozonsterilizer,
dan Lampu Spritus.Oven merupakan alat sterilisasi dengan
menggunakan udara panas kering, dimana oven berfungsi
mensterilisasi alat-alat gelas yang tidak bersekala. Perinsip dari
oven ini sendiri adalah menghancurkan lisis mikroba
menggunakan udara panas kering.
Ozonsterilizer berfungsi mensterilisasikan alat-alat yang
tidak bersekala. Ozonsterilizer terdiri atas dua bagian, yakni
bagian atas dan bagian bawah. Bagian atas ozonsterilizer
mempunyai prinsip kerja membunuh mikroba menggunakan
ozon (O3), dimana ozon dapat merusak mekanisme dari mikroba
sehingga sel protein pada mikroba mengalami oksidasi yang
mengakibatkan perubahan fungsi dan kematian pada mikroba,
dan ozon (O3) itu sendiri bersifat racun. Bagian bawah dari
ozonsterilizer (elektra) berfungsi mensterilisasikan medium
menggunakan sinar lampu dengan panas tinggi, dimana cara
kerjanya hampir sama dengan oven.

Autoclav berfungsi mensterilisasikan alat-alat bersekala


menggunakan uap air panas. Dimana uap air panas akan
merusak protein mikroba hingga mengalami koogulasi, pada
saat itu protein akan mengendap (denaturasi) dan menyebabkan
kematian pada mikroba. Saat penggunaan autoclav penutupan
harus benar-benar rapat agar uap air yang bertekanan tinggi
masuk kedalam atau beruduksi ke alat.Lampu spritus
merupakan alat yang digunakan untuk pemijaran serta untuk
mensterilisasikan mikroba. Lampu spritus juga mempunyai
fungsi lain, yakni mengamankan praktikan pada saat melakukan
penanaman medium.
6. Manfaat sterilisasi

25
Manfaat sterilisasi yaitu adalah :
a. Mencegah terjadinya infeksi
b. Mencegah bahan makanan menjadi rusak
c. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu


benda dari semua, baik bentuk vegetatif maupun bentuk spora.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk
mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah

26
untuk mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan
makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap
pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-bidang
lain pun sterilisasi ini juga penting. Adapun manfaat sterilisasi
adalah Mencegah terjadinya infeksi, Mencegah bahan makanan
menjadi rusak, Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam
industri

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini terdapat berbagai kekurangan


dan kesalahan. Untuk itu penulis menyadari bahwa makalah
yang kami buat jauh dari kata sempurna. Kami sebagai penulis
mengharapkan banyak saran dan kritik supaya makalah ini bisa
lebih sempurna dikemudian harinya. Karena penulis hanyalah
mahasiswa yang masih dalam proses belajar

DAFTAR PUSTAKA

27
Lay dan Hatowo, 1992, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

F Arien, Pengenalan Alat dan sterilisasi. 2008. , Erlangga.


Jakarta.

Subaghdja, Rickie, 2010, Sterilisasi dan Pengenalan Alat


Mikrobiologi, Yudistira: Bandung

28
29

Anda mungkin juga menyukai