“TEKNIK STERILISASI”
Dosen Pengampu:
TAHUN 2020
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi.Wabarakatuh
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang mana
atas rahmat dan kuasa-Nya lah penulisan dapat menyelesaikan
Makalah Pengelolaan dan teknik Laboratorium tentangTeknik
Sterilisasi ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam
senantiasa kita doakan semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW,yang telah menunjukkan jalan kebenaran bagi
kita semua dan menjadikannya ilmu cahaya bagi kehidupan kita
dengan pengajarnya.
Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terimah kasih
kepada berbagai pihak yang telah terlibat dalam pembuatan
makalah ini, pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu. Atas bantuan berbagai pihak inilah, sehingga
makalah ini terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Akhirnya, penulis sebagai manusia biasa yang luput dari
khilaf dan salah meminta maaf atas segala kekurangan serta
kesalahan yang terdapat didalam makalah ini baik dalam
penulisan, ketidak sesuaian isi dan lain sebagainya. Harapan
penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan diberkahi Allah.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bengkulu, Maret
2020
2
Penyusun
DAFTAR ISI
i
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL..............................................................................................
.. i
KATA
PENGANTAR....................................................................................
........ ii
DAFTAR
ISI ...................................................................................................
..... iii
BAB I.
PENDAHULUAN...............................................................................
...... 1
A. Latar
Belakang.........................................................................................
....... 1
B. Rumusan
Masalah..........................................................................................
1
3
C. Rumusan
Masalah..........................................................................................
2
BAB II.
PEMBAHASAN..................................................................................
..... 3
A. Pengertian
sterilisasi........................................................................................
3
B. Cara-cara
sterilisasi.........................................................................................
5
C. Metode
sterilisasi.........................................................................................
.... 8
D. Macam-macam
sterilisasi................................................................................ 9
E. Alat yang Digunakan Untuk
Sterilisai........................................................... 16
F. Manfaat
sterilisasi.........................................................................................
. 17
BAB III.
PENUTUP.........................................................................................
..... 18
A.
Kesimpulan ....................................................................................
............... 18
4
B.
Saran .............................................................................................
............... 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
ii
A.Latar Belakang
5
karena variabel- variabel lain, maka perlu sekali diketahui
terlebih dahulu perilaku suatu bahan kimia sebelum digunakan
untuk menerapkan praktis tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sterilisasi ?
2. Bagaimana cara-cara sterilisasi ?
3. Bagaimana metode sterilisasi ?
4. Apa saja macam-macam sterilisasi ?
5. Apa saja alat-alat srerilisasi ?
6. Apa saja manfaat sterilisas
C.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sterilisasi
2. Untuk mengetahui cara sterilisasi
3. Untuk mengetahui metode dari sterilisasi
4. Untuk mengetahui macam-macam sterilisasi
5. Untuk mengetahui alat-alat sterilisasi
6. Untuk mengetahui manfaat dari sterilisasi
6
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian sterilisasi
7
mencegah pencernaran organisme luar, pada bidang bedah
untuk mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan
makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap
pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-bidang
lain pun sterilisasi ini juga penting . sterilisasi juga dikatakan
sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau kuman
apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau
kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas
tinggi, atau bahan kimia.
8
Menurut Talaro pembagiaan jenis mikroorganisme
berdasarkan ketahanannya terhadap proses steril adalah
sebagai berikut :
9
yang digunakan pada sterilisasikan secara kering
adalah 160-180 0
C ( 320-356 0F ) selama dua jam
paling sedikit.
c. Sterilisasikan dengan uap air panas
Bahan-bahan yang mengandung air seperti medium,
harus disterilisasikan dengan uap air panas karena
tidak dapat digunakan udara kering, medium kultur
tidak tahan terhadap panas yang tinggi. Alat yang
digunakan dalam cara ini adalah arnold steam
sterilizer. Cara sterilisasi ini juga disebut
Tyandallisasi. Pada prinsipnya, sterilisasi ini
dilakukan dengan alat seperti pada dengan
temperatur 100 0C selama 30 menit dilakukan tiga
kali dengan interval waktu 24 jam.
Pertama bahan atau medium disterilkan pada
temperatur 100 0C selama 30 menit dengan maksud
membunuh sel-sel vegetatif mikroba. Kemudian
bahan itu diikubasikan pada tempertur kamar selama
24 jam, dengan maksud agar spora yang tidak mati
pada 100 C tumbuh menjadi sel vegetatif. Kerja
0
10
1. Sterilisasi cairan
Cairan yang disterilisasi umumnya adalah media
fermentasi yang mengandung gula, garam fosfat, ammonium,
trace metals, vitamin, dan lain-lain. Secara umum ada dua cara
sterilisasi cairan yaitu dengan panas dan disaring (filtrasi) :
a. Sterilisasi cairan dengan panas.
Sterilasi dengan panas dilakukan di dalam autoclave, di
mana steam tekanan tinggi diinjeksikan ke dalam
chamber untuk mencapai temperatur 1210C dan tekanan
tinggi (sekitar 15 psig). Durasinya bervariasi, namun
umumnya diinginkan cairan dipertahankan pada 121 0C
selama minimal 15 menit. Jika termasuk waktu untuk
heating dan cooling steps, total waktu berkisar 1-2 jam
tergantung volume cairan yang disterilisasi. Terkadang
temperatur bisa diset pada 1340C (untuk medis).
b. Sterilisasi cairan dengan disaring.
Cairan dapat disterilisasi juga dengan disaring
menggunakan membrane filter berpori 0.22 atau 0.45
micro meter. Metode ini cocok untuk volume cairan yang
kecil (1-2 liter) dan bahan kimia yang bisa rusak karena
panas misalnya gula dan protein.
11
2. Sterilisasi padatan
Padatan yang umum disterilkan adalah glassware, biosafety
cabinet, dan beberapa jenis tabung dan kontainer. Pada
glassware dan plastik tahan panas umumnya dilakukan dengan
autoclave mirip seperti sterilisasi cairan namun ditambah proses
pengeringan. Biosafety cabinet disterilkan dengan bantuan
radiasi UV dan disemprot ethanol 70 %. Udara dalam cabinet
disaring dengan filter.
12
Cara ini menggunakan Oven. udara yang terdapat di
dalamnya mendapat udara panas melalui panas dari nyala
listrik. Alat yang disterilkan yaitu tabung reaksi, cawan
petri, pipet, scalpel dari logam, gunting dan botol.
Pemanasan satu jam dengann temperatur 160 oC dianggap
cukup.
f) Panas Basah
Yang dimaksud panas basah adalah pemanasan
menggunakan air atau uap air. Uap air adalah media
penyalur panas yang terbaik dan terkuat daya
penetrasinya. Panas basah mematikan mikroba. Oleh
karena koagulasi dan denaturasi enzim dan protein
protoplasma mikroba. Untuk mematikan spora diperlukan
panas basah selama 15 menit pada suhu 121 oC. Sterilisasi
panas basah dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu:
g) . Filtrasi / Penyaringan
Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan larutan
melalui suatu alat penyaringan yang memiliki pori – pori
cukup kecil. Untuk menahan mikroorganisme dengan
ukuran tertentu. Saringan yang umum digunakan tidak
dapat menyaring virus. Penyaringan dilakukan dengan
untuk mensterilkan cairan yang tidak tahan terhadap
pemanasan dengan suhu tinggi seperti : serum, larutan
yang mengandung enzim, toksin kuman, ekstrak sel,
antibiotik dan asam amino.
h) Radiasi / Penyinaran
Mikroorganisme dapat dibunuh dengan penyinaran yang
memakai sinar ultraviolet yang panjang gelombangnya
antara 220 – 290 nm. Radiasi paling efektif adalah 253,7
nm. Sinar matahari langsung mengandung sinar
13
ultraviolet 290 nm, sehingga sinar matahari adalah sinar
yang bersifat bakterida yang baik.
4. Sterilisasi Dengan Cara Kimia
Zat kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi dapat
berwujud :
a) Gas : Ozon, formaldehyde, ethylene oxide gas
b) Larutan : deterjen, yodium, alcohol, peroksida fenol,
formalin, AgNO3 dan merkuroklorid
Sterilisasi dengan cara kimia antara lain dengan
disenfektan. Daya kerja antimikroba disenfektan
ditentukan oleh konsentrasi, waktu dan suhu. Beberapa
contoh desinfektan yang digunakan antara lain
Desinfektan lingkungan misalnya :
1. Untuk permukaan meja : lisol 5%, formalin 4% dan
alcohol.
2. Untuk di udara : natrium hipoklorit 1%, lisol 5% atau
senyawa fenol lain
3. Desinfektan kulit atau luka : dicuci denngan air
sabun, providon yodium dan etil alkohol 70%.
3. Metode sterilisasi
14
Selain metode panas kering ada juga metode panas basah
yang juga disebut sebagai metode panas uap bertekanan.
Metode ini memanfaatkan uap panas yang berasal dari air
mendidih kemudian dipadukan dengan tekanan yang tinggi.
Untuk melakukan metode ini dibutuhkan sebuah alat yang
sering disebut Autoclave.
c. Metode Kimiawi
d. Sterilisasi Sinar UV
4. Macam-macam sterilisasi
Ada beberapa macam sterilisasi yaitu sebagai berikut :
a. Sterilisasi secara fisika
15
adalah dengan panas. Berikut penjelasan mengenai cara
membunuh mikroorganisme :
1. Pemanasan kering
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan
mengalami dehiddrasi sampai kering dan selanjutnya
teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga
menyebabkan mikrobanya mati. Digunakan pada benda
atau bahkan yang tidak mudah menjadi rusak, tidak
menyala, tidak hangus atau tidak menguap pada suhu
tinggi. Umumnya digunakan untuk senyawa yang tidak
efektif untuk disterilkan dengan uap air, seperti minyak
lemak, minyak mineral, gliserin ( berbagai jenis
minyak), petrolatum jelly, lilin, wax, dan serebuk yang
tidak stabil dengan uap air. Metode ini efektif untuk
mensterilkan alat-alat gelas dan badah. Contohnya alat
ukur dan penutup karet atau plastik. Selain itu, bahan
atau alat harus dibungkus, disumbat atau ditaruh
dalam wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi
setelah dikeluarkan dari oven.
16
2. Pemanasan basah
Penguraian gula
Degradasi vitamin dan asam-asam amino
Inaktifasi sitokinin zeatin riboside
17
Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar
a. Air mendidih
18
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum
spoit. Hanya dilakukan dalam keadaan darurat. Dapat
membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi tidak
sporanya.
c. Tyndalisasi
19
Sterilisasimenggunakan uap air panas dapat dilakukan sekali
atau tiga kali (tahap) dengan hari yang berlainan dengan
memanaskannya pada80°Cselama satu jam. Tindalisasi
dilakukan pada suhu 90-100°C selama 30 menit secara bertahap
3 kali. Selama jeda tahapan media diinkubasi pada 37°C
semalam. Pemanasan tiga tahap 68dimaksudkan untuk memberi
kesempatan endospora untuk berkecambah sehingga akan mati
pada tahap pemanasan selanjutnya.
d. Pasteurisasi
20
kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat di
pakai untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa klorin,
yodium), alkohol, fenol, hydrogen peroksida, zat warna ungu
Kristal, derivate akridin, rosalin, deterjen, logam-logam berat,
aldehida, ETO, uap formaldehid ataupun beta-propilakton (Volk,
1993). 63Sterilizer). Cara ini umum digunakan untuk
mensterilkan peralatan gelas.
21
jamur, spora dan virus sehingga membutuhkan spektrum bahan
antimikrobayang luas.Temperatur dan pH dari
lingkungan.Konsentrasi (dosis) senyawa antimikroba.Cara
senyawa antimikrobadalam membunuh (mode of action).Adanya
pelarut, senyawa organiklain yang menginterferensi dan
inhibitor seperti saliva, darah dan feces. Senyawa kimia yang
paling banyak digunakan sebagai desinfektan(senyawa yang
dapat menghancurkan sel) antara lain CuSO4,AgNO3, HgCl2,
ZnO, alkohol dan campurannya. Beberapa larutangaram
22
100%. Denganadanya air bercampur alkohol maka denaturasi
protein lebih mudah terjadi (seperti halnya uap panas lebih
efisien dibanding panas kering).
Konsentrasi yang sering digunakan untuk
desinfektanadalah 70%. Selain mendenaturasi protein, alkohol
juga dapat melarutkan lemak sehingga berpengaruh terhadap
membran sel dan kapsul beberapa jenis virus. Sel vegetatif dan
hifa dapat dimatikan dengan alkohol, namun spora seringkali
resisten. Alkohol juga dapat digunakan sebagai pelarut
desinfektanlain, seperti iodineyang dapat meningkatkan
efektivitas desinfeksinya.Halogen; merupakan salah satu jenis
halogen adalah klorin. Klorin (Chlorine) efektif sebagai
desinfeksidalam bentuk gas bebas dan sebagai senyawa pelepas
klorin sepertichloritedanchloramines. Gas klorin (compressed)
umumnya digunakan sebagai desinfektanpada pengolahan
65air, kolam renang atau untuk keperluan industry. Bentuk
senyawa klorin lainnya adalah Sodium hypochlorite (bleach)
yang dapat mengoksidasi gugussulphydryl (-SH) dandisulphide
(S-S) pada protein. Seperti klotrin, hipoklorit dapat diinaktivasi
dengan keberadaan materi organik. Senyawa lain yang lebih
stabil yaituchloramines yang memiliki keunggulan lebih tahan
terhadap bahan organik. Chloraminesjuga lebih tidak beracun
dan mampu melepas klorin secara perlahan sehingga
memperpanjang efek bakterisidal desinfektanini. Jenis halogen
lain adalahiodine. Daya kerjaiodineadalah bereaksi dengan
residutyrosin pada protein. Efek desinfeksiiodinedapat
ditingkatkan dengan melarutkannya pada ethanol 70%
(iodine1% +ethanol70%).Senyawa fenol (Phenolics); Senyawa
fenol memiliki gugus asam karboksilat yang bersifat mematikan
dengan daya kerja merusak protein dan membrane. Salah satu
23
keuntungan menggunakan senyawa fenol adalah tetap aktif
walaupun terdapat senyawa organik dan detergen.
DesinfektansepertiDettol,LysoldanChlorhexidineadalah
derivatif dari senyawa fenol. Salah satu senyawa fenol
bernamaHexachlorophenesangat efektif membunuh bakteri
gram positif seperti staphylococciatau streptococcisehingga
digunakan sebagai salah satubahan pembuatan sabun,
deodorant dan shampo.Surfactants; molekul surfactans atau
surface active agentsseperti sabun dan detergen memiliki
kemampuan memposisikan dirinya sendiri sejajar diantara dua
lapisan. Dengan sifat ini maka bahan tidak larut air akan
dilingkupi oleh molekulsurfactans. Sabun ataupun detergen
lebih berguna untuk memfasilitasi pemindahan kotoran dan
mikroorganismedibandingkan dengan sifat desinfektannya.
Pemindahan kotoran dapat terjadi karena bahan tidak larut air
seperti sekret minyak pada kulit dan kotoran akan dilarutkan
(emulsifying) pada air sehingga dapat dibasuh dan dibuang.
Detergen dapat berupa anionic (bermuatan negatif), cationic
(bermuatan positif) atau non ionic. Detergen cationicseperti
quartenery ammonium compounds(senyawa ammonium
kuartener) dapat melisiskan sel dengan berkombinasi
terhadapphospholipids membran sel dan merusaknya.
24
Alat-alat sterilisasi meliputi Otoclaf, Oven, Ozonsterilizer,
dan Lampu Spritus.Oven merupakan alat sterilisasi dengan
menggunakan udara panas kering, dimana oven berfungsi
mensterilisasi alat-alat gelas yang tidak bersekala. Perinsip dari
oven ini sendiri adalah menghancurkan lisis mikroba
menggunakan udara panas kering.
Ozonsterilizer berfungsi mensterilisasikan alat-alat yang
tidak bersekala. Ozonsterilizer terdiri atas dua bagian, yakni
bagian atas dan bagian bawah. Bagian atas ozonsterilizer
mempunyai prinsip kerja membunuh mikroba menggunakan
ozon (O3), dimana ozon dapat merusak mekanisme dari mikroba
sehingga sel protein pada mikroba mengalami oksidasi yang
mengakibatkan perubahan fungsi dan kematian pada mikroba,
dan ozon (O3) itu sendiri bersifat racun. Bagian bawah dari
ozonsterilizer (elektra) berfungsi mensterilisasikan medium
menggunakan sinar lampu dengan panas tinggi, dimana cara
kerjanya hampir sama dengan oven.
25
Manfaat sterilisasi yaitu adalah :
a. Mencegah terjadinya infeksi
b. Mencegah bahan makanan menjadi rusak
c. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
26
untuk mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan
makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap
pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-bidang
lain pun sterilisasi ini juga penting. Adapun manfaat sterilisasi
adalah Mencegah terjadinya infeksi, Mencegah bahan makanan
menjadi rusak, Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam
industri
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
27
Lay dan Hatowo, 1992, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
28
29