Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I EMESIS

GRAVIDARUM DENGAN PEMBERIAN AROMATERAPI PEPPERMINT


UNTUK MENGURANGI FREKUENSI MUAL
DI PUSKESMAS X

CASE STUDY RESEARCH

Disusun Oleh:
DITA TRI NINGTYAS MARSIGIT
1610104085

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I EMESIS
GRAVIDARUM DENGAN PEMBERIAN AROMATERAPI PEPPERMINT
UNTUK MENGURANGI FREKUENSI MUAL
DI PUSKESMAS X

CASE STUDY RESEARCH

Diajukan Guna Melengkapi Syarat Tugas Praktik Klinik Kebidanan


Pada Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Fakultas Ilmu Kesehtaan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun Oleh:
DITA TRI NINGTYAS MARSIGIT
1610104085

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I EMESIS
GRAVIDARUM DENGAN PEMBERIAN AROMATERAPI PEPPERMINT
UNTUK MENGURANGI FREKUENSI MUAL
DI PUSKESMAS X

CASE STUDY RESEARCH

Disusun Oleh:
DITA TRI NINGTYAS MARSIGIT
1610104085

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui untuk Mengikuti Ujian


Case Study Research Program Studi Kebidanan Program Srajana Terapan
Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Oleh :

Pembimbing :
Tanggal :

Tanda Tangan :
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I EMESIS
GRAVIDARUM DENGAN PEMBERIAN AROMATERAPI PEPPERMINT
UNTUK MENGURANGI FREKUENSI MUAL
DI PUSKESMAS X

CASE STUDY RESEARCH

Disusun Oleh:
DITA TRI NINGTYAS MARSIGIT
1610104085

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai


Syarat untuk Tugas Praktik Klinik Kebidanan pada Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Terapan Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Oleh :

Penguji :

Tanggal :

Tanda Tangan :
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh.


Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Case
Study Research dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester I
Emesis Gravidarum Dengan Pemberian Aromaterapi Peppermint Untuk
Mengurangi Frekuensi Mual Di Puskesmas X”.
Case Study Research ini diajukan untuk melengkapi syarat tugas praktik
klinik kebidanan pada program studi kebidanan program sarjana terapan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Dalam menyusun Case Study
Research ini peneliti banyak mendapatkan dukungan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat., selaku Rektor Universitas ’Aisyiyah
Yogyakarta.
2. M. Ali Imron, M.Fis., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
’Aisyiyah Yogyakarta.
3. Fitria Siswi Utami, S.Si.T., MNS., selaku Ketua Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Terapan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ’Aisyiyah
Yogyakarta.
4. X selaku penguji Case Study Research.
5. X, selaku pembimbing pendidikan yang telah memberikan bimbingan dan
masukan selama penyusunan Case Study Research ini.
6. X, selaku Kepala Puskesmas Turi Kabupaten Sleman yang telah mengizinkan
peneliti untuk melakukan penelitian Case Study Research di Puskesmas Turi
Kabupaten Sleman.
7. Orang tua yang selalu memberi doa dan dukungan baik materi maupun immateri
untuk terus maju dalam mencapai apa yang dicita-citakan peneliti.
8. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam proses penyusunan Case Study
Research.
Peneliti menyadari segala kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan
Case Study Research ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari pembaca sangat bernilai bagi peneliti untuk menyempurnakan
Case Study Research ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yogyakarta, 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2015

jumlah kejadian emesis gravidarum mencapai 12,5% dari jumlah kehamilan

di dunia. Di Indonesia terdapat 50-90% kasus mual muntah yang dialami

oleh ibu hamil. Keluhan mual muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan

40-60% pada multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala mual

muntah ini menjadi lebih berat (Prawirohardjo, 2005). Dari hasil penelitian

Aril (2012) dalam Khasanah 2017 mual muntah terjadi diseluruh dunia

dengan angka kejadian yang beragam yaitu 1-3% dari seluruh kehamilan di

Indonesia, 0,3% di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di Canada, 0,8% di

China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan, 1,9% di Turki dan di Amerika

Serikat prevalensi mual muntah pada ibu hamil adalah 0,5%-2%. Diduga

50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual muntah. Kira-kira 5% dari ibu

hamil membutuhkan penanganan untuk mengganti cairan dan koreksi

ketidakseimbangan elektrolit (Supriyanto, 2009).Menurut Profil Kesehatan

Indonesia pada tahun 2010, gejala emesis gravidarum sering terjadi pada

60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida.

Menurut Tiran (2013), di Indonesia sendiri tercatat sebanyak 51,4 %

wanita mengalami mual dan 9,2% wanita mengalami muntah dan sisanya

mengalami keluhan-keluhan lain. Selain itu, menurut data Profil Kesehatan


Indonesia tahun 2013, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menempati

posisi tertinggi kedua kejadian emesis gravidarum yaitu sebanyak 76,60%

dari seluruh provinsi di Indonesia setelah Provinsi Sulawesi Tengah

(96,50%).

Mual dan muntah (Morning Sickness, Emesis gravidarum) adalah

keluhan utama pada 70% - 80% kehamilan dan 50% - 90% mual muntah

terjadi pada trimester pertama (3 bulan pertama kehamilan). Keadaan ini

akan membaik pada usia kehamilan 12 - 16 minggu. Keadaan ini terjadi

pada sekitar 60% -80% primigravida dan 40% - 60% terjadi pada

multigravida. Mual dan muntah selama kehamilan dapat berupa gejala yang

ringan hingga berat (Winknjosastro, 2010).

Dari hasil penelitian Herrel (2014) mengatakan bahwa sekitar 80%

dari wanita melaporkan gejala mual muntah berlangsung sepanjang hari dan

1,8% melaporkan gejala mual muntah terjadi di pagi hari. Data

menunjukkan bahwa lebih dari 85% wanita hamil merasa terganggu

aktivitasnya karena mual muntah dan mengatasinya dengan mengkonsumsi

obat-obatan anti mual. Namun penggunaan obat yang tidak tepat seringkali

membahayakan ibu hamil dan janinnya karena diketahui dapat

menyebabkan distorsi. Pemberian obat pada wanita hamil yang

mengandung efek terapeutik berlebihan kadangkala justru menimbulkan

efek toksik baik pada ibu maupun janinnya (Derek dan John, 2002 dalam

Pujiastuti, 2014).
B. Batasan Masalah

Batasan masalah pada kasus ini adalah upaya untuk mengurangi

frekuensi mual pada ibu hamil trimester I yang mengalami emesis

gravidarum dengan pemberian aromaterapi peppermint.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah dalam penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana asuhan kebidanan pada

ibu hamil trimester I emesis gravidarum dengan pemberian aromaterapi

peppermint untuk mengurangi frekuensi mual di Puskesmas X?”

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mampu memberikan asuhan secara komprehensif pada ibu hamil

trimester I yang mengalami emesis gravidarum dengan memberikan

aromaterapi peppermint untuk mengurangi frekuensi mual di

Puskesmas X.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengumpulan data subjektif dan data objektif

pada ibu hamil Trimester I dengan emesis gravidarum di Puskesmas

X.

b. Mampu melakukan analisa dan memberikan penatalaksanaan

terhadap kasus pada ibu hamil Trimester I dengan emesis gravidarum

di Puskesmas X.
c. Mampu membandingkan faktor yang dapat mempengaruhi hasil

dalam pemberian penatalaksanaan kepada pasien berdasarkan

evidence based.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dapat menambah informasi dan pustaka dalam kebidanan mengenai

asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester I emesis gravidarum dengan

pemberian aromaterapi peppermint untuk mengurangi frekuensi mual.

2. Bagi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Membantu mengembangkan ilmu dan menambah wacana serta

informasi bagi pembaca perpustakaan dan meningkatkan kualitas

pendidikan kebidanan khususnya kebidanan pada ibu hamil trimester I

emesis gravidarum dengan pemberian aromaterapi peppermint untuk

mengurangi frekuensi mual.

3. Bagi profesi kebidananan

Dapat memberikan informasi kepada sesama profesi lainnya dalam

melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester I emesis

gravidarum dengan pemberian aromaterapi peppermint untuk

mengurangi frekuensi mual.

4. Bagi pengguna

a. Ibu Hamil
Sebagai informasi untuk meningkatkan kesehatan selama masa

kehamilan, khususnya kehamilan trimester I untuk dapat mengatasi

rasa mual yang dialami.

b. Peneliti selanjutnya

Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat menambah pengetahun dan

sebagai masukan bagi pihak yang ingin mengembangkan penelitian

lebih lanjut, terutama berkaitan dengan informasi kesehatan pada ibu

hamil trimester I dengan emesis gravidarum.

F. Ruang Lingkup

1. Ruang Lingkup Materi

Studi kasus ini mengambil materi asuhan kebidanan pada ibu hamil

trimester I emesis gravidarum dengan pemberian aromaterapi

peppermint untuk mengurangi frekuensi mual.

2. Ruang Lingkup Responden

Studi kasus ini mengambil responden yaitu dua ibu hamil trimester

I yang mengalami emesis gravidarum di Puskesmas X dengan kriteria

tidak mengalami komplikasi kehamilan, ibu dalam keadaan sehat dan

bersedia menjadi objek penelitian.

3. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilakukan mulai dari pelaksanaan asuhan, penyusunan

laporan sampai hasil yaitu pada bulan X 2020.

4. Ruang Lingkup Tempat


Penelitian ini dilakukan di Puskesmas X didapatkan ibu hamil

mengalami mual muntah pada trimester awal kehamil


5. KEASLIAN PENELITIAN

No Judul(Tahun) Penulis Metode sil Persamaan dan


Perbedaan
1. Pemberian Rismahara Penelitian ini merupakan Hasil penelitian ini menunjukkan Persamaan :
Aromaterapi Minyak Lubis, penelitian Pre eksperimental bahwa sebelum diberikan Perbedaan :
Peppermint Secara Sonya dengan rancangan penelitian One aromaterapi minyak peppermint
Inhalasi Berpengaruh Evita, Group Pretest Posttest Designs. secara inhalasi, ibu hamil yang
Terhadap Penurunan Yusniar Populasi dalam penelitian adalah mengalami mual muntah sedang
Mual Muntah Pada Siregar seluruh ibu hamil yang datang sebanyak 12 orang dan yang
Ibu Hamil Di Pmb berkunjung ke PMB Linda Silalahi mengalami mual muntah berat
Linda Silalahi Pancur pada bulan Maret 2019. Teknik sebanyak 3 orang. Setelah diberikan
Batu Tahun (2019) sampling yang digunakan pada aromaterapi minyak peppermint
penelitian ini adalah Purposive secara inhalasi, ibu hamil yang tidak
Sampling. muntah sebanyak 12 orang dan yang
mengalami mual muntah ringan
sebanyak 3 orang.
2. Efektifitas Penelitian ini menggunakan desain Penelitian menunjukkan rata-rata
Pemberian Jahe Ayu Dwi penelitian pra-eksperimen yang frekuensi morning sickness sebelum
Hangat Dalam Putri, bersifat one grup pretest-postest, diberikan minuman jahe hangat
Mengurangi Dewi dengan jumlah sampel sebanyak yaitu sebanyak 13 kali dan setelah
Frekuensi Mual Andiani, 34 orang. Analisis data diberikan menurun menjadi 3,18
Muntah Pada Ibu Haniarti, menggunakan uji paired sample t- kali. Hasi uji bivariabel
Hamil Trimester I Usman test. menunjukkan bahwa minuman jahe
(2017) hangat efektif dalam mengurangi
morning sickness pada ibu hamil.

Pengaruh Wisdyana Rancangan penelitian yang Rata-rata frekuensi mual pada ibu
3. Aromaterapi Lemon Saridewi, digunakan adalah quasi hamil sebelum diberikan intervensi
terhadap Emesis Erni Yulia eksperimen.dengan the one group aromaterapi adalah 25 kali selama 7
Gravidarum di Safitri pretest post test. Sample diambil hari dan setelah diberikan intervensi
Praktik Mandiri secara total sampling dari ibu aromaterapi adalah 7 kali dengan
Bidan Wanti hamil yang memenuhi kriteria selisih rata-rata frekuensi mual pada
Mardiwati Kota inklusi yaitu sejumlah lima orang. ibu hamil sebelum dan setalah
Cimahi diberikan intervensi aromaterapi
adalah 18 kali.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Kehamilan

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang

tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan

merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai sejak konsepsi

dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2010). Lamanya kehamilan

mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu) dihitung dari

awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan.

Jika kehamilan terjadi lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur.


Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur, sedangkan
kehamilan 37 sampai 42 minggu disebut kehamilan cukup bulan (Sarwono, 2010).
Menurut Manuaba (2010) lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm adalah
sekitar 280 sampai 300 hari dengan perhitungan sebagai berikut :
a. Usia kehamilan 28 minggu dengan berat janin 1000 gram bila berakhir disebut
keguguran.
b. Usia kehamilan 29-36 minggu bila terjadi persalinan disebut prematuritas.
c. Usia kehamilan 37-42 minggu disebut aterm.
d. Usia kehamilan >42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau serotinus.
Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
kehamilan triwulan pertama (0-12 minggu), triwulan kedua (12-28 minggu) dan
kehamilan triwulan ketiga (28-40 minggu) (Prawirohardjo, 2009). Untuk dapat
menegakan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap tanda dan
gejala kehamilan.
2. Emesis Gravidarum

a. Pengertian Emesis Gravidarum

Emesis gravidarum adalah muntah-muntah pada wanita hamil keadaan ini

biasanya didahului rasa mual (Nausea). Kedua hal itu adalah hal yang wajar dan

sering didapati pada sebagian besar ibu hamil.

Emesis gravidarum atau sering disebut juga morning sickness adalah rasa

mual muntah yang terjadi pada kehamilan ditrimester pertama (0-12 minggu),

dimana rasa mual itu bukan hanya terjadi dipagi hari saja tetapi dapat terjadi setiap

saat, bisa malam, siang ataupun setiap waktu. Gejala ini tanpa pengobatan dan akan

mereda dengan sendirinya dalam usia kehamilan 4-5 bulan (Wiknjosastro, 2012).

Mual dan muntah ini terjadi pada minggu ke-6 setelah hari pertama haid,

terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 12 minggu pertama kehamilan.

Keluhan pertama adalah rasa mual dan muntah-muntah yang pada beberapa wanita

berawal tidak lama setelah pembuahan dan seringkali berlanjut sampai akhir bulan

ke-4. Sebagian wanita sering mengalami masalah karena mual dan muntah ini,

khususnya muntah di pagi hari. Beberapa wanita yang tidak mengalami keluhan-

keluhan semacam ini dalam suatu kehamilan mungkin akan mengalaminya dengan

hebat dalam kehamilan-kehamilan berikutnya (Winkjosastro, 2012).


b. Penyebab

Adapun penyebab emesis gravidarum adalah sebagai berikut :

1) Perubahan hormonal (peningkatan kadar hormone HCG,

estrogen/progesterone) dalam darah

2) Alergis (sekresi corpus luteum, antigen dari ayah, “keracunan histamine”)

3) Kelebihan asam gastric /asam klorida akibat peningkatan hormon estrogen

4) Perubahan metabolisme glikogen hati

5) Relaksasi yang relative dari jaringan otot pada saluran pencernaan (misalnya

peristaltic usus yang melambat sehingga membuat pencernaan tidak efisien)

6) Kondisi psikologis dan penerimaan ibu terhadap kehamilan (belum siap hamil

atau bahkan kehamilan yang tidak diinginkan) sehingga merasa tertekan dan

memicu mual muntah

7) Pembesaran dan peregangan otot-otot polos uterus

8) Kebiasaan pola makan si calon ibu sebelum maupun pada minggu- minggu awal

kehamilan, serta gaya hidupnya

9) Kurang tidur dan istirahat, keletihan fisik dan stress, yang dapat meningkatkan

terjadinya mual muntah (Winkjosastro, 2012).

c. Tanda dan Gejala

Tanda-tanda Emesis gravidarum berupa :

1) Rasa mual bahkan dapat sampai muntah

2) Nafsu makan berkurang

3) Mudah lelah
4) Emosi yang cenderung tidak stabil Keadaan ini merupakan suatu yang normal,

tetapi dapat berubah menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi

terus-menerus dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan dan elektrolit tubuh.

Ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum berkelanjutan dapat terkena

dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan pada kehamilannya (Yeyeh

dan Rukiah, 2014).

d. Pengaruh Emesis gravidarum Pada Ibu dan Janin

Diawal kehamilan ini kebanyakan wanita hamil hanya sedikit saja

meningkatkan berat badannya dan ini tidak mempengaruhi perkembangan janin.

Emesis dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif terhadap

kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan

berubah menjadi hiperemesis gravidarum akan dapat meningkatkan resiko

terjadinya gangguan pada kehamilan (Suririnah, 2010).

Wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang berlebihan berpotensi

besar mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam

tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil 19 pada selaput lendir esofagus dan lambung

akibat perdarahan gastrointestinal. Bayi-bayi dari wanita yang menderita emesis

gravidarum yang berlebihan sepanjang kehamilannya lebih cenderung memiliki

kelainan dan pertumbuhan yang sedikit terbelakang (Wiknjosastro, 2012).


e. Pencegahan

Pencegahan terhadap emesis gravidarum diperlukan dengan jalan

memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang

fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :

1) Memberikan KIE bahwa mual muntah akan berangsur-angsur berkurang sampai

usia kehamilan 14 minggu

2) Bangun tidur secara perlahan

3) Makan dengan porsi sedikit tapi sering.

4) Istirahat yang cukup

5) Minum air putih sedikit sedikit tapi sering agar tidak mual

6) Memberikan obat anti mual.

7) Memberikan aromaterapi peppermint

3. Aromaterapi Peppermint

Mual dan muntah pada ibu yang tidak ditangani secara tepat bisa berlanjut menjadi

mual dan muntah yang berlebihan (Hyperemesis gravidarum) dan ini akan berdampak

janin mengalami IUGR, prematur, kelainan kongenital seperti hidrosepalus, anencepal,

omfalokel dan lain sebagainya, kematian baik pada saat masih di dalam kandungan

(IUFD) dan setelah dilahirkan. Akibat yang terjadi pada ibu hamil yaitu akan terjadi

dehidrasi karena banyaknya cairan yang keluar dan kurangnya pemasukan nutrisi pada

saat mual dan muntah (Tiran, 2008). Untuk kejadian tersebut diperlukan berbagai

macam terapi baik farmakologis maupun non farmakologis. Untuk terapi farmakologis

dapat menggunakan antiemetik, antihistamin, vitamin B6. Sedangkan untuk terapi non
farmakologis dapat menggunakan terapi hebal (jahe, pappermint), terapi relaksasi dan

terapi psikologis (Tiran,2008).

Pappermint banyak dimanfaatkan untuk mengatasi mual, mabuk kendaraan, bahkan

vertigo. Pappermint berbau harum dan mempunyai rasa pedas dan isis yang

menghangatkan tubuh sehingga dapat dimanfaatkan sebagai preskipsi pengobatan

(Wijayakusuma, 2007). Pappermint bisa membantu untuk mengurangi mual dan

muntah selama kehamilan (Hunter, 2005).

Peppermint termasuk dalam marga labiate, yaitu memiliki tingkat keharuman yang

sangat tinggi, aroma yang dingin menyegarkan dan bau mentol yang mendalam.

Peppermint mengandung khasiat anti kejang dan penyembuhan yang andal untuk kasus

mual, salah cerna, susah membuang gas diperut, diare, sembelit, flu, sakit kepala,

migrain dan pingsan (Zuraida dan Sari, 2017).

B. Tinjauan Islam

Ayat Alqur’an yang dikaitkan dengan proses kehamilan salah satunya tertuang

pada QS. Luqman ayat 41 :

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya.
Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang
tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (QS. Luqman : 14)

Keterkaitan QS. Luqman ayat 14 dengan penulisan studi kasus ini adalah ibu

mengalami kesusahan ketika mengandung yaitu keadaan lemah yang di sebabkan oleh

emesis gravidarum atau mual-muntah pada saat hamil. Keadaan ini di rasakan setiap ibu

pada awal kehamilannya. Sehingga haruslah kita berbuat baik kepada kedua orang tua

terutama ibu yang telah bersusah payah demi melahirkan seorang anak.
Ibu merasakan berbagai derita, sejak calon anak sebagai mani, ibu merasakan

masalah seperti ngidam dan kurang nafsu makan, merasa sakit, mual – muntah, lemah dan

semakin bertambah lemah ketika usia kehamilannya bertambah besar serta pada saat

hendak melahirkan maupun pada saat melahirkan. Setelah itu ibu pula yang “menyapihnya

dalam usia dua tahun” maksudnya adalah ibu yang memberikan ASI dari sejak lahir sampai

anaknya berumur dua tahun. Maka dari itu dengan beribadah kepada Allah SWT dan

memenuhi hak-haknya, Serta berbuat baik lah kepada kedua orang tua dengan berkata

maupun dengan perbuatan. Misalnya mengucapkan kata-kata lembut dan halus, dan apabila

dengan perbuatan seperti menghormati, memuliakan, memikul bebannya, menjauhi sikap

yang menyakitkan baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan.

Dengan perjuangan orang tua yang sudah demikian rupa bersusah payah demi

melahirkan seorang anak, maka kita harus bersyukur kepada Allah SWT yang telah

memberi kesempatan kita untuk hidup di dunia dan kepada kedua orangtua, karena kasih

sayang Allah SWT kepada hambanya dan kasih sayang orang tua terhadap anaknya adalah

sepanjang masa dan tidak akan pernah terputus. Setelah itu sebagai manusia janganlah

berbuat yang kasar, mengerjakan hal yang tidak di sukai Allah SWT, karena pada akhirnya

nanti manusia akan kembali kepada Allah SWT.


C. Pathway

Faktor-faktor Ibu Hamil Gejala Emesis :


Penyebab : Trimester I 1. Rasa Mual
1. Hormon HCG 2. Nafsu makan
2. Psikologi Berkurang
3. Sosial 3. Mudah Lelah
4. Status Gravida 4. Cemas
5. Nutrisi Emesis 5. Gelisah
6. Masalah Gravidarum
Pekerjaan

Penatalaksanaan mual muntah :


1. Memberikan KIE bahwa mual
muntah akan berangsur-angsur
Tidak berkurang sampai usia
Sembuh kehamilan 14 minggu Sembuh
2. Bangun tidur secara perlahan
3. Makan dengan porsi sedikit
tapi sering.
Hiperemesis Gravidarum 4. Istirahat yang cukup Hamil
5. Minum air putih sedikit sedikit Lanjut
tapi sering agar tidak mual
6. Memberikan obat anti mual.
7. Memberikan aromaterapi
RUJUK
peppermint

Gambar 2.1 Phatways (Nengah, 2010)


Kejadian emesis gravidarum atau mual muntah terjadi pada ibu hamil trimester I antara

umur kehamilan 0-12 minggu. Keluhan ini terjadi akibat faktor hormonal (hormone HCG), faktor

sosial, faktor psikologis, faktor lingkungan, faktor nutrisi, masalah pekerjaan dan status gravida.

Setelah mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan emesis gravidarum ditemukan tanda dan

gejala yang disebabkan oleh emesis gravidarum, tanda dan gejalanya yang sering dirasakan ibu
yaitu mual dan muntah, nafsu makan menghilang atau menurun, emosi sering tidak stabil serta

mudah lelah, cemas dan gelisah.

Keadaan ini perlu di tanggulangi, penatalaksanaan emesis gravidarum seperti memberikan

KIE bahwa terjadinya emesis gravidarum ini merupakan hal yang wajar dan fisiologis bagi ibu

hamil trimester pertama karena ada peningkatan hormone HCG, dan beritahukan ibu bahwa emesis

gravidarum ini akan berangsur – angsur menghilang atau berkurang seiring dengan tuanya masa

kehamilan. Selain itu, ibu juga dianjurkan untuk makan dengan porsi yang sedikit tetapi sering.

Ketika bangun tidur maka bangunlah secara perlahan, banyak minum air putih, selain itu dapat

memberikan aromaterapi peppermint untuk mengurangi rasa mual. Istirahat yang cukup,

memberikan dukungan psikologis pada ibu serta memberikan obat anti mual kepada ibu.

Dari penatalaksanaan tersebut maka didapatkan ibu akan sembuh atau tidak. Apabila ibu

sembuh maka melanjutkan perawatan kehamilan lanjut. Namun jika keadaan ini tidak tertangani

maka akan mengakibatkan hiperemesis gravidarum yaitu mual dan muntah secara terus menerus

sehingga dapat mengancam kesehatan ibu dan janin. Sehingga apabila tidak sembuh dan terjadinya

hiperemesis maka rujuk ke fasilitas kesehatan yang memadai agar terhindarnya dari komplikasi

kehamilan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan observasional deskriptif kualitatif dengan pendekatan

case study research yaitu dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui studi

kasus dengan metode deskriptif dengan menggunakan analisa PICOT didalamnya

(Notoatmodjo, 2010).

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Pengambilan kasus dalam studi kasus ini dilaksanakan di Puskesmas X. Penelitian

ini dilakukan mulai dari pelaksanaan asuhan, penyusunan laporan sampai hasil yaitu sejak

X 2020.

C. Subyek Studi Kasus

Subyek dalam studi kasus ini adalah ibu hamil trimester I dengan emesis gravidarum yaitu

D. Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data adalah suatu cara atau metode yang digunakan untuk

mengupulkan data (Notoadmojo, 2010). Teknik pengumpulan data dalam studi kasus ini

adalah :

a. Wawancara

Merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan keterangan secara lisan

dari pasien. Jadi data tersebut diperoleh secara langsung dari pasien (Notoatmojo,
2010). Pelaksanaan wawancara ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi dengan

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan pula.

Pertanyaan yang diberikan telah berkembang secara spontan berdasarkan analisis setiap

jawaban dari partisipan. Wawancara dilakukan untuk memperkuat data observasi. Pada

penelitian ini,penulis akan melakukan wawancara setelah melakukan perkenalan dan

klien setuju dijadikan responden penelitian.

b. Observasi

Yaitu suatu prosedur yang berencana antara lain meliputi melihat, mecatat jumlah dan

taraf aktivitas tertentu yang hubungannnya dengan masalah yang diamati

(Notoatmojo,2010). Pelaksanaan observasi dilakukan dengan mengobservasi keadaan

umum, kesadaran dan tanda-tanda vital

c. Data sekunder

Data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang-orang yang melakukan studi kasus

dari sumber-sumber yang ada. Seperti studi dokumentasi didapatkan dari Buku KIA ibu

hamil.

E. Uji Keabsahan Data

Dalam menguji keabsahan data penulis menggunakan tehnik triangulasi yaitu

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Teknik triangulasi yang

digunakan adalah tehnik triangulasi sumber (menguji kredibilitas untuk mengecek data

yang telah diperoleh dari berbagai sumber) dan membandingkan data hasil pengamatan

dengan hasil wawancara. Sumber triangulasi adalah pasien, keluarga pasien dan bidan.
F. Analisis Data

Analisis data dilakukan sejak penelitian berada di lapangan melakukan

pengumpulan data sampai asuhan selesai. Analisa data dilakukan dengan metode PICOT

(Patient-Intervensi-Comparison-Outcome-Teory).

1. Patient

Merupakan keadaan atau hasil pengkajian pada subyek penelitian yang menjadikan

dasar penelitian dalam memberikan penatalaksanaan kepada responden.

2. Intervensi

Merupakan asuhan atau penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien berdasarkan

pada evidence based.

3. Comparison

Merupakan perbedaan penatalksanaan antara pasien satu dengan pasien yang lainnya.

4. Outcome

Merupakan hasil ataupun perubahan yang diharapkan terjadi setelah pasien diberikan

asuhan atau pelaksanaan atas masalah.

5. Teory

Merupakan dasar dalam memberikan penatalaksanaan atau masalah yag dihadapi oleh

pasien. Teori diperoleh melalui studi pustaka buku atau jurnal.


G. Analisis Jurnal dalam Bentuk Picot

Populasi Intervensi Comparasion Outcome Time/Lama Jurnal


Penelitian
Seluruh ibu hamil Pemberian - Hasil penelitian ini menunjukkan Januari-Juni 2019 Pemberian Aromaterapi Minyak
yang datang aromaterapi bahwa sebelum diberikan Peppermint Secara Inhalasi
berkunjung ke minyak aromaterapi minyak peppermint Berpengaruh Terhadap Penurunan
PMB Linda peppermint secara inhalasi, ibu hamil yang Mual Muntah Pada Ibu Hamil Di Pmb
Silalahi secara inhalasi mengalami mual muntah sedang Linda Silalahi Pancur Batu Tahun
dan lembar sebanyak 12 orang dan yang (2019)
observasi mengalami mual muntah berat
Pregnancy sebanyak 3 orang. Setelah
Unique diberikan aromaterapi minyak
Quantification peppermint secara inhalasi, ibu
of Emesis and hamil yang tidak muntah sebanyak
Nausea (PUQE- 12 orang dan yang mengalami
24) yaitu sistem mual muntah ringan sebanyak 3
penilaian untuk orang.
mengukur
tingkat
keparahan mual
muntah
kehamilan
dalam 24 jam
Populasi pada Pemberian jahe - Penelitian menunjukkan rata-rata Mei-Juni 2016. Efektifitas Pemberian Jahe Hangat
penelitian ini hangat frekuensi morning sickness Dalam Mengurangi Frekuensi Mual
adalah semua ibu sebelum diberikan minuman jahe Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I
hamil dengan usia hangat yaitu sebanyak 13 kali dan (2017)
kehamilan < 12 setelah diberikan menurun
minggu yang menjadi 3,18 kali. Hasi uji
berjumlah 34 bivariabel menunjukkan bahwa
orang minuman jahe hangat efektif
dalam mengurangi morning
sickness pada ibu hamil.
Populasi penelitian Pemberian - Rata-rata frekuensi mual pada ibu Februari tahun 2018 Pengaruh Aromaterapi Lemon
ini adalah ibu aromaterapi hamil sebelum diberikan selama 2 minggu terhadap Emesis Gravidarum di
hamil trimester 1 lemon intervensi aromaterapi adalah 25 Praktik Mandiri Bidan Wanti
(satu) yang kali selama 7 hari dan setelah Mardiwati Kota Cimahi
mengalami emesis diberikan intervensi aromaterapi
gravidarum di adalah 7 kali dengan selisih rata-
Praktik Mandiri rata frekuensi mual pada ibu hamil
Bidan (PMB) sebelum dan setalah diberikan
Wanti Mardiwati intervensi aromaterapi adalah 18
Amd.Keb.,S.Kp kali.
Kota Cimahi pada
bulan Februari
tahun 2018

Intervensi yang diambil yaitu pemberian aromaterapi peppermint. Intervensi ini sejalan oleh penelitian Sari, dkk (2015), tentang

Pengaruh Aromaterapi Peppermint terhadap Penurunan Mual dan Muntah Akut Pada Pasien yang Menjalani Kemoterapi di

SMC RS Telogorejo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah responden yang mengalami mual dan muntah ringan

sebelum diberikan aromaterapi peppermint adalah sebesar 53,3% dan mengalami mual dan muntah sedang sebesar 46,7%.

Jumlah responden yang mengalami mual muntah ringan setelah diberikan aromaterapi peppermint terjadi peningkatan dengan

persentase 86,7% sedangkan yang mengalami mual muntah sedang terjadi penurunan dengan persentase 13,3%, sehingga dapat

disimpulkan ada pengaruh yang bermakna pemberian aromaterapi peppermint terhadap penurunan mual dan muntah akut pada
pasien yang menjalani kemoterapi di SMC RS Telogorejo (p = 0,000). Peppermint termasuk dalam marga labiate, yaitu memiliki

tingkat keharuman yang sangat tinggi, aroma yang dingin menyegarkan dan bau mentol yang mendalam. Peppermint

mengandung khasiat anti kejang dan penyembuhan yang andal untuk kasus mual, salah cerna, susah membuang gas diperut,

diare, sembelit, flu, sakit kepala, migrain dan pingsan (Zuraida dan Sari, 2017).

Anda mungkin juga menyukai