Disusun Oleh:
DITA TRI NINGTYAS MARSIGIT
1610104085
Disusun Oleh:
DITA TRI NINGTYAS MARSIGIT
1610104085
Disusun Oleh:
DITA TRI NINGTYAS MARSIGIT
1610104085
Oleh :
Pembimbing :
Tanggal :
Tanda Tangan :
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I EMESIS
GRAVIDARUM DENGAN PEMBERIAN AROMATERAPI PEPPERMINT
UNTUK MENGURANGI FREKUENSI MUAL
DI PUSKESMAS X
Disusun Oleh:
DITA TRI NINGTYAS MARSIGIT
1610104085
Oleh :
Penguji :
Tanggal :
Tanda Tangan :
KATA PENGANTAR
Yogyakarta, 2020
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
oleh ibu hamil. Keluhan mual muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan
muntah ini menjadi lebih berat (Prawirohardjo, 2005). Dari hasil penelitian
Aril (2012) dalam Khasanah 2017 mual muntah terjadi diseluruh dunia
dengan angka kejadian yang beragam yaitu 1-3% dari seluruh kehamilan di
Serikat prevalensi mual muntah pada ibu hamil adalah 0,5%-2%. Diduga
50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual muntah. Kira-kira 5% dari ibu
Indonesia pada tahun 2010, gejala emesis gravidarum sering terjadi pada
wanita mengalami mual dan 9,2% wanita mengalami muntah dan sisanya
(96,50%).
keluhan utama pada 70% - 80% kehamilan dan 50% - 90% mual muntah
pada sekitar 60% -80% primigravida dan 40% - 60% terjadi pada
multigravida. Mual dan muntah selama kehamilan dapat berupa gejala yang
dari wanita melaporkan gejala mual muntah berlangsung sepanjang hari dan
obat-obatan anti mual. Namun penggunaan obat yang tidak tepat seringkali
efek toksik baik pada ibu maupun janinnya (Derek dan John, 2002 dalam
Pujiastuti, 2014).
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Puskesmas X.
2. Tujuan Khusus
X.
di Puskesmas X.
c. Mampu membandingkan faktor yang dapat mempengaruhi hasil
evidence based.
E. Manfaat Penelitian
4. Bagi pengguna
a. Ibu Hamil
Sebagai informasi untuk meningkatkan kesehatan selama masa
b. Peneliti selanjutnya
F. Ruang Lingkup
Studi kasus ini mengambil materi asuhan kebidanan pada ibu hamil
Studi kasus ini mengambil responden yaitu dua ibu hamil trimester
Pengaruh Wisdyana Rancangan penelitian yang Rata-rata frekuensi mual pada ibu
3. Aromaterapi Lemon Saridewi, digunakan adalah quasi hamil sebelum diberikan intervensi
terhadap Emesis Erni Yulia eksperimen.dengan the one group aromaterapi adalah 25 kali selama 7
Gravidarum di Safitri pretest post test. Sample diambil hari dan setelah diberikan intervensi
Praktik Mandiri secara total sampling dari ibu aromaterapi adalah 7 kali dengan
Bidan Wanti hamil yang memenuhi kriteria selisih rata-rata frekuensi mual pada
Mardiwati Kota inklusi yaitu sejumlah lima orang. ibu hamil sebelum dan setalah
Cimahi diberikan intervensi aromaterapi
adalah 18 kali.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kehamilan
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang
merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai sejak konsepsi
mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu) dihitung dari
biasanya didahului rasa mual (Nausea). Kedua hal itu adalah hal yang wajar dan
Emesis gravidarum atau sering disebut juga morning sickness adalah rasa
mual muntah yang terjadi pada kehamilan ditrimester pertama (0-12 minggu),
dimana rasa mual itu bukan hanya terjadi dipagi hari saja tetapi dapat terjadi setiap
saat, bisa malam, siang ataupun setiap waktu. Gejala ini tanpa pengobatan dan akan
mereda dengan sendirinya dalam usia kehamilan 4-5 bulan (Wiknjosastro, 2012).
Mual dan muntah ini terjadi pada minggu ke-6 setelah hari pertama haid,
Keluhan pertama adalah rasa mual dan muntah-muntah yang pada beberapa wanita
berawal tidak lama setelah pembuahan dan seringkali berlanjut sampai akhir bulan
ke-4. Sebagian wanita sering mengalami masalah karena mual dan muntah ini,
khususnya muntah di pagi hari. Beberapa wanita yang tidak mengalami keluhan-
keluhan semacam ini dalam suatu kehamilan mungkin akan mengalaminya dengan
5) Relaksasi yang relative dari jaringan otot pada saluran pencernaan (misalnya
6) Kondisi psikologis dan penerimaan ibu terhadap kehamilan (belum siap hamil
atau bahkan kehamilan yang tidak diinginkan) sehingga merasa tertekan dan
8) Kebiasaan pola makan si calon ibu sebelum maupun pada minggu- minggu awal
9) Kurang tidur dan istirahat, keletihan fisik dan stress, yang dapat meningkatkan
3) Mudah lelah
4) Emosi yang cenderung tidak stabil Keadaan ini merupakan suatu yang normal,
tetapi dapat berubah menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi
Emesis dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif terhadap
kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan
tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil 19 pada selaput lendir esofagus dan lambung
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
5) Minum air putih sedikit sedikit tapi sering agar tidak mual
3. Aromaterapi Peppermint
Mual dan muntah pada ibu yang tidak ditangani secara tepat bisa berlanjut menjadi
mual dan muntah yang berlebihan (Hyperemesis gravidarum) dan ini akan berdampak
omfalokel dan lain sebagainya, kematian baik pada saat masih di dalam kandungan
(IUFD) dan setelah dilahirkan. Akibat yang terjadi pada ibu hamil yaitu akan terjadi
dehidrasi karena banyaknya cairan yang keluar dan kurangnya pemasukan nutrisi pada
saat mual dan muntah (Tiran, 2008). Untuk kejadian tersebut diperlukan berbagai
macam terapi baik farmakologis maupun non farmakologis. Untuk terapi farmakologis
dapat menggunakan antiemetik, antihistamin, vitamin B6. Sedangkan untuk terapi non
farmakologis dapat menggunakan terapi hebal (jahe, pappermint), terapi relaksasi dan
vertigo. Pappermint berbau harum dan mempunyai rasa pedas dan isis yang
Peppermint termasuk dalam marga labiate, yaitu memiliki tingkat keharuman yang
sangat tinggi, aroma yang dingin menyegarkan dan bau mentol yang mendalam.
Peppermint mengandung khasiat anti kejang dan penyembuhan yang andal untuk kasus
mual, salah cerna, susah membuang gas diperut, diare, sembelit, flu, sakit kepala,
B. Tinjauan Islam
Ayat Alqur’an yang dikaitkan dengan proses kehamilan salah satunya tertuang
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya.
Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang
tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (QS. Luqman : 14)
Keterkaitan QS. Luqman ayat 14 dengan penulisan studi kasus ini adalah ibu
mengalami kesusahan ketika mengandung yaitu keadaan lemah yang di sebabkan oleh
emesis gravidarum atau mual-muntah pada saat hamil. Keadaan ini di rasakan setiap ibu
pada awal kehamilannya. Sehingga haruslah kita berbuat baik kepada kedua orang tua
terutama ibu yang telah bersusah payah demi melahirkan seorang anak.
Ibu merasakan berbagai derita, sejak calon anak sebagai mani, ibu merasakan
masalah seperti ngidam dan kurang nafsu makan, merasa sakit, mual – muntah, lemah dan
semakin bertambah lemah ketika usia kehamilannya bertambah besar serta pada saat
hendak melahirkan maupun pada saat melahirkan. Setelah itu ibu pula yang “menyapihnya
dalam usia dua tahun” maksudnya adalah ibu yang memberikan ASI dari sejak lahir sampai
anaknya berumur dua tahun. Maka dari itu dengan beribadah kepada Allah SWT dan
memenuhi hak-haknya, Serta berbuat baik lah kepada kedua orang tua dengan berkata
maupun dengan perbuatan. Misalnya mengucapkan kata-kata lembut dan halus, dan apabila
Dengan perjuangan orang tua yang sudah demikian rupa bersusah payah demi
melahirkan seorang anak, maka kita harus bersyukur kepada Allah SWT yang telah
memberi kesempatan kita untuk hidup di dunia dan kepada kedua orangtua, karena kasih
sayang Allah SWT kepada hambanya dan kasih sayang orang tua terhadap anaknya adalah
sepanjang masa dan tidak akan pernah terputus. Setelah itu sebagai manusia janganlah
berbuat yang kasar, mengerjakan hal yang tidak di sukai Allah SWT, karena pada akhirnya
umur kehamilan 0-12 minggu. Keluhan ini terjadi akibat faktor hormonal (hormone HCG), faktor
sosial, faktor psikologis, faktor lingkungan, faktor nutrisi, masalah pekerjaan dan status gravida.
Setelah mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan emesis gravidarum ditemukan tanda dan
gejala yang disebabkan oleh emesis gravidarum, tanda dan gejalanya yang sering dirasakan ibu
yaitu mual dan muntah, nafsu makan menghilang atau menurun, emosi sering tidak stabil serta
KIE bahwa terjadinya emesis gravidarum ini merupakan hal yang wajar dan fisiologis bagi ibu
hamil trimester pertama karena ada peningkatan hormone HCG, dan beritahukan ibu bahwa emesis
gravidarum ini akan berangsur – angsur menghilang atau berkurang seiring dengan tuanya masa
kehamilan. Selain itu, ibu juga dianjurkan untuk makan dengan porsi yang sedikit tetapi sering.
Ketika bangun tidur maka bangunlah secara perlahan, banyak minum air putih, selain itu dapat
memberikan aromaterapi peppermint untuk mengurangi rasa mual. Istirahat yang cukup,
memberikan dukungan psikologis pada ibu serta memberikan obat anti mual kepada ibu.
Dari penatalaksanaan tersebut maka didapatkan ibu akan sembuh atau tidak. Apabila ibu
sembuh maka melanjutkan perawatan kehamilan lanjut. Namun jika keadaan ini tidak tertangani
maka akan mengakibatkan hiperemesis gravidarum yaitu mual dan muntah secara terus menerus
sehingga dapat mengancam kesehatan ibu dan janin. Sehingga apabila tidak sembuh dan terjadinya
hiperemesis maka rujuk ke fasilitas kesehatan yang memadai agar terhindarnya dari komplikasi
kehamilan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
case study research yaitu dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui studi
(Notoatmodjo, 2010).
ini dilakukan mulai dari pelaksanaan asuhan, penyusunan laporan sampai hasil yaitu sejak
X 2020.
Subyek dalam studi kasus ini adalah ibu hamil trimester I dengan emesis gravidarum yaitu
D. Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data adalah suatu cara atau metode yang digunakan untuk
mengupulkan data (Notoadmojo, 2010). Teknik pengumpulan data dalam studi kasus ini
adalah :
a. Wawancara
Merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan keterangan secara lisan
dari pasien. Jadi data tersebut diperoleh secara langsung dari pasien (Notoatmojo,
2010). Pelaksanaan wawancara ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi dengan
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan pula.
Pertanyaan yang diberikan telah berkembang secara spontan berdasarkan analisis setiap
jawaban dari partisipan. Wawancara dilakukan untuk memperkuat data observasi. Pada
b. Observasi
Yaitu suatu prosedur yang berencana antara lain meliputi melihat, mecatat jumlah dan
c. Data sekunder
Data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang-orang yang melakukan studi kasus
dari sumber-sumber yang ada. Seperti studi dokumentasi didapatkan dari Buku KIA ibu
hamil.
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Teknik triangulasi yang
digunakan adalah tehnik triangulasi sumber (menguji kredibilitas untuk mengecek data
yang telah diperoleh dari berbagai sumber) dan membandingkan data hasil pengamatan
dengan hasil wawancara. Sumber triangulasi adalah pasien, keluarga pasien dan bidan.
F. Analisis Data
pengumpulan data sampai asuhan selesai. Analisa data dilakukan dengan metode PICOT
(Patient-Intervensi-Comparison-Outcome-Teory).
1. Patient
Merupakan keadaan atau hasil pengkajian pada subyek penelitian yang menjadikan
2. Intervensi
3. Comparison
Merupakan perbedaan penatalksanaan antara pasien satu dengan pasien yang lainnya.
4. Outcome
Merupakan hasil ataupun perubahan yang diharapkan terjadi setelah pasien diberikan
5. Teory
Merupakan dasar dalam memberikan penatalaksanaan atau masalah yag dihadapi oleh
Intervensi yang diambil yaitu pemberian aromaterapi peppermint. Intervensi ini sejalan oleh penelitian Sari, dkk (2015), tentang
Pengaruh Aromaterapi Peppermint terhadap Penurunan Mual dan Muntah Akut Pada Pasien yang Menjalani Kemoterapi di
SMC RS Telogorejo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah responden yang mengalami mual dan muntah ringan
sebelum diberikan aromaterapi peppermint adalah sebesar 53,3% dan mengalami mual dan muntah sedang sebesar 46,7%.
Jumlah responden yang mengalami mual muntah ringan setelah diberikan aromaterapi peppermint terjadi peningkatan dengan
persentase 86,7% sedangkan yang mengalami mual muntah sedang terjadi penurunan dengan persentase 13,3%, sehingga dapat
disimpulkan ada pengaruh yang bermakna pemberian aromaterapi peppermint terhadap penurunan mual dan muntah akut pada
pasien yang menjalani kemoterapi di SMC RS Telogorejo (p = 0,000). Peppermint termasuk dalam marga labiate, yaitu memiliki
tingkat keharuman yang sangat tinggi, aroma yang dingin menyegarkan dan bau mentol yang mendalam. Peppermint
mengandung khasiat anti kejang dan penyembuhan yang andal untuk kasus mual, salah cerna, susah membuang gas diperut,
diare, sembelit, flu, sakit kepala, migrain dan pingsan (Zuraida dan Sari, 2017).