Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Interaksi Sosial Masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Medan,  Juli 2016


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………….. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1

1.1. Latar Belakang ………………………………………………………

1.2. Rumusan Masalah …………………………………………………..

1.3. Tujuan Penulisan ……………………………………………………

1.4. Manfaat Penulisan …………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………..

2.1.  Pengertian Interaksi ………………………………………………..

2.2.  Interaksi Manusia dengan Lingkungan …………………………...

2.3.  Hakikat Interaksi Manusia dengan lingkungan …………………...

2.4.  Identifikasi Modifikasi Lingkungan Alam ………………………..

2.5. Pencemaran Lingkungan ……………………………………….......

BAB III PENUTUP ……………………………………………………..

3.1. Kesimpulan …………………………………………………………

3.2. Saran ………………………………………………………………..


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam materi yang akan kami jelaskan yang terdapat dalam makalah ini yaitu
tentang Interaksi Manusia dengan Lingkungan, Kegiatan atau aktivitas manusia
berpengaruh terhadap lingkungan sekitar. Dalam materi makalah ini akan
dijelaskan Interaksi Manusia dengan Lingkungan yang diantaranya mengenai
Modifikasi Lingkungan, Pencemaran Lingkungan, Budaya dan Pola Kesehatan
Lingkungan.
Indikasi dan cara identifikasi terhadap modifikasi lingkungan alam, baik melalui
survei permukaan terhadap gejala atau kenampakan yang sekarang masih dapat
dikenali di permukaan tanah , maupun melalui penginderaan jauh. Kedudukan
manusia dalam lingkungan hidup dan dinamika interaksi dengan lingkungan
hidup merupakan hubungan sosial yang dinamis.
Aktivitas manusia tidak hanya tergantung dan dipengaruhi oleh lingkungan alam,
namun juga dapat mempengaruhi dan menyebabkan pengaruh pada alam, baik
secara sengaja maupun tidak sengaja.
Selain itu juga manusiaadlah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu
sebagai makhluk bilogis dan makhluk sosial. Sebagai makhluk biologis, makhluk
manusia atau Homo Sapiens, sama seperti makhluk hidup lainnya yang
mempunyai peran masing-masing dalam menunjang system kehidupan.
Manusia sebagai makhluk sosial, tidak dapat hidup secara individu. Mereka selalu
berkeinginan untuk tinggal bersama dengan individu-individu lainnya.
Lingkungan hidup yang dimaksud tersebut tidak bisa lepas dari kehidupan
manusia, oleh karena itu yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya,keadaan dan makhluk hidup termasuk
didalamnya daya manusia dan perilakunya yang mempengaruhikelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Oleh karena itu, aktivitas atau kegiatan manusia sangat berpengaruh terhadap
lingkungan sekitarnya, karena lingkungan merupakan tempat yang paling dekat
dengan manusia.
1.2. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang Interaksi Manusia dengan Lingkungan yang
terdiri dari modifikasi lingkungan , pencemaran lingkungan budaya dan pola
kesehatan lingkungan. Kami mengidentifikasi masalah tersebuty sebagai berikut :

1. Identifikasi Modifikasi Lingkungan Alam ?


2. Penyebab dan Akibat Pencemaran Lingkungan ?

1.3. Tujuan Penulisan


1.      Tujuan penulisan makalah ini secara formal ialah untuk memenuhi salah satu
tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial, budaya, dan
Tekhnologi (PLSBT)
2.      Tujuan yang lainnya yaitu untuk mengetahui sejauh mana interaksi manusia
dan pengaruh manusia dengan lingkungan sekitarnya.

1.4. Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan yang dapat diambil dalam penulisan makalah ini
adalah kita sebagai calon guru dapat mengetahui sejauh mana pengaruh manusia
dengan dengan lingkungan hidup serta menambah wawasan kita dalam mata
kuliah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.  Pengertian Interaksi


Interaksi adalah suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau
lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide efek dua arah
ini penting dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari hubungan satu arah
pada sebab akibat. Kombinasi dari interaksi-interaksi sederhana dapat menuntun
pada suatu fenomena baru yang mengejutkan. Dalam berbagai bidang ilmu,
interaksi memiliki makna yang berbeda.

2.2.  Interaksi Manusia dengan Lingkungan


Lingkungan alam (natural environment) adalah lingkungan yang terbentuk secara
alamiah tanpa campur tangan manusia. Lingkungan alam mencakup semua benda
hidup dan tak hidup yang terjadi secara alamiah di bumi. Lingkungan alam
berbeda dengan lingkungan buatan yang terdiri atas area dan komponen alam
yang telah dipengaruhi manusia. Lingkungan alam dapat berbentuk sungai, danau,
laut, gunung, rawa, hutan dan lain-lain. 
Lingkungan alam terdiri atas komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik
adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan yang bukan makhluk hidup.
Sebaliknya Lingkungan biotik adalah segala benda hidup yang ada di lingkungan.
Contoh lingkungan abiotik adalah batuan, tanah, air, udara, suhu, hujan, dan
energi matahari, sedangkan contoh lingkungan biotik adalah berbagai jenis
tumbuhan dan hewan.  Dalam lingkungan alam terjadi interaksi antara lingkungan
abiotik dengan lingkungan biotik atau sebaliknya. Bahkan, antar komponen
lingkungan biotik dan antar komponen lingkungan abiotik juga terjadi saling
keterkaitan. Berikut contoh-contoh interaksi tersebut : Contoh interaksi antara
komponen abiotik dengan biotik adalah tanah, suhu dan curah hujan yang
memengaruhi jenis tanaman yang tumbuh suatu daerah. Suhu yang tinggi dan
curah hujan yang besar serta tanah yang subur memungkinkan tumbuhnya
beragam tumbuhan tropis. Tanaman tropis tidak dapat tumbuh dengan baik di
daerah gurun yang kering dan suhu yang tinggi atau di daerah lintang sedang
dengan empat musim.Lingkungan biotik juga dapat memengaruhi lingkungan
abiotik. Contohnya daerah yang banyak tumbuhannya akan membuat suhu udara
menjadi lebih sejuk. Antara komponen abiotik dengan komponen abiotik lainnya
juga dapat terjadi saling pengaruh. Contohnya, curah hujan yang besar dapat
menimbulkan pengikisan terhadap tanah yang juga lebih besar. Suhu yang tinggi
dapat menimbulkan penguapan yang tinggi pulaSaling pengaruh juga terjadi
antara komponen biotik dengan komponen biotik lainnya. Contohnya adalah
beragamnya jenis tumbuhan atau flora di suatu wiayah juga diikuti oleh
beragamnya jenis hewan atau fauna yang hidup di wilayah tersebut. Karena itu, di
daerah hutan hujan tropis seperti Indonesia selain sangat beragam jenis floranya
juga beragam jenis faunanya.
  Pada awalnya manusia memanfaatkan alam hanya sebatas untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya (makan dan minum serta pakaian). Namun, saat ini manusia
mengolah sumber daya yang ada di alam untuk beragam kebutuhan atau sekedar
memenuhi gaya hidupnya.  Akibatnya, sebagian lingkungan alam telah mengalami
kerusakan seperti pencemaran air dan udara. 
Pada masa sekarang manusia cenderung melakukan upaya mengambil sumber
daya alam dengan menggunakan bantuan teknologi. Namun demikian, pada hal
tertentu sampai saat ini manusia juga beradaptasi dengan alam, misalnya manusia
menyesuaikan waktu tanam dengan musim penghujan, waktu untuk berlayar
menyesuaikan dengan keadaan cuaca, menghindari tinggal di daerah rawan
bencana alam, dan lain-lain. 
Ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat manusia lebih dominan dalam
interaksinya dengan alam. Manusia mampu membuka lahan pertanian dan
perkebunan yang sangat luas. Gergaji mesin mampu memotong pohon besar
dalam waktu singkat, traktor mampu mengolah lahan dengan cepat, sehingga
lahan pertanian dan hasilnya bertambah dengan cepat pula.

2.3.  Hakikat Interaksi Manusia dengan lingkungan


Semua manusia di muka bumi ini hidup dalam lingkungan tertentu. Dalam skala
luas, manusia hidup dalam negara yang berbeda-beda, kota yang berbeda-beda,
sampai pada lingkungan terkecil seperti lingkungan rumah tangga yang pasti
berbeda-beda pula.
Lingkungan merupakan kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, mineral, energi surya, serta flora dan fauna
baik yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan
yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana cara menggunakan
lingkungan fisik tersebut.
Secara sederhana, lingkungan merupakan ruang yang ditempati oleh makhluk
hidup dan benda yang tak hidup. Kehidupan manusia tentu saja tak dapat
dipisahkan dari lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial.
Contohnya kita bernapas dari udara dari lingkungan sekitar kita. Semua aktivitas
manusia seperti makan, minum, dan menjaga kesehatan semuanya memerlukan
lingkungan.
Lingkungan adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang memengaruhi
perkembangan kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak.
Komponen lingkungan dapat dibedakan menjadi :
(1) lingkungan abiotik,
(2) lingkungan biotik,
(3) lingkungan sosial dan budaya.
Lingkungan abiotik adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas benda-benda
tidak hidup, seperti tanah, air, pasir, udara, bebatuan dan lain-lain. Lingkungan
biotik adalah lingkungan hidup yang terdiri atas makhluk hidup, seperti manusia,
tumbuhan dan hewan. Lingkungan sosial adalah lingkungan yang dibuat oleh
manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku
sebagai makhluk hidup.
Pada awalnya, interaksi manusia dan lingkungan lebih bersifat alami dan
mencakup komponen-komponen seperti, abiotik, biotik, dan sosial budaya.
Dengan berkembangnya peradaban manusia, kita dikelilingi oleh berbagai bentuk
artefak, peralata, kendaraan dan benda-benda lain hasil karyanya. Benda-benda
tersebut selanjutnya menjadi bagian dari lingkungan secara keseluruhan. Bahkan
di daerah perkotaan, lingkungan didominasi oleh komponen-komponen kehidupan
perkotaan seperti jalan, jembatan, gedung bertingkat, permukiman, perkantoran,
hotel, dan lain-lain. Lingkungan alam telah diganti atau diubah secara besar-
besaran oleh lingkungan buatan atau binaan manusia.
Interaksi manusia dan lingkungannya berlangsung melalui dua cara.
Pertama, manusia dipengaruhi oleh lingkungan. Kedua, manusia memiliki
kemampuan untuk mengubah lingkungan.
Karakteristik interaksi manusia dan lingkungan berbeda antara satu daerah dengan
daerah lainnya, begitu juga satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Pada
masyarakat yang tradisional, ada kecenderungan lingkungan lebih dominan dalam
memengaruhi kehidupan manusia seperti halnya dalam lingkungan masyarakat
pedesaan. Sedangkan pada daerah yang masyarakatnya memiliki tingkat
peradaban yang lebih maju, manusia cenderung dominan sehingga lingkungannya
telah banyak berubah dari lingkungan alam menjadi lingkungan binaan hasil karya
manusia.

2.4.  Identifikasi Modifikasi Lingkungan Alam.


Aktivitas manusia tidak hanya bergantung dan dipengaruhi oleh lingkungan alam,
namun juga dapat mempengaruhi dan menyebabkan modifikasi lingkungan alam,
baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Dalam mata pelajaran ini, yang
dimaksud dengan modifikasi sebagai akibat aktivitas manusia bukanlah perubahan
suhu atau punahnya flora-fauna tertentu (Bradsawdan Weaver 1993:488-489).
Melainkan semua perubahan bentuk relief bumi atau permukaan tanah, baik
sebagai akibat adanya konstruksi maupun ada gejala atau kenampakan fisik
lainnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, gajala atau kenampakan akibat aktivitas
manusia tersebut kadang-kadang tidak disadari kehadirannya. Lebih-lebih bila,
tidak terkonsentrasi pada situs-situs arkeologi. Oleh karena itu, gejala tersebut
menjadi pokok bahasan salah satu cabang dalam arkeologi.
Dalam hal ini, pengetahuan, pengalaman , dan kecermatan sangat diperlukan
untuk dapat melakukan identifikasi segala kenampakan di permukaan tanah.
Melalui pengamatan yang seksama gejala atau kenampakan yang terbentuk sacara
alamiah yang biasa dipelajari dalam geomorfologi (Bradsaw dan Weaver 1993:
264)
Bekas aktivitas di suatu lahan kadang tidak diketahui keberadaannya, karena telah
tertimbun tanah dalam kurun waktu lama atau tertutup tanaman yang rimbun dan
tidak diketahui oleh pengguna lahan yang baru. Dalam kasus seperti ini hasil
interpretasi terhadap foto udara membantu mengungkap keberadaan bekas
aktivitas tersebut.

1.      Indikasi Modifikasi


Pengetahuan mengenai indikasi-indikasi adanya modifikasi yang telah dilakukan
manusia terhadap lingkungan alamanya sangat membantu dalam melakukan
survey arkeologis.
Dalam bidang ilmu arkeologi, indikasi-indikasi tersebut merupakan bentuk-bentuk
data arkeologo, yang dapat dikategorikan sebagai artefak, fitur atau ekofak. Agar
indikasi tersebut dapat dijelaskan makna dan fungsinya, maka dilakukan beberapa
kegiatan yaitu :
a.       Perekaman, meliputi pengukuran, penggambaran, pemotrtan, dan pemetaan
b.       Interpretasi yang didasarkan pada hasil perekaman data, sumber tertulis,
gambar, foto, dan peta lama atau wawancara dengan penduduk sekitar.

2.      Distribusi Artefak


Selain contoh-contoh yang telah dikemukakan, banyak situs arkeologi yang dapat
diidentifikasi keberadaannya melalui adanya konsentrasi temuan artefaktual di
permukaan tanah, seperti fragmen-fragmen gerabah atau serpih-serpih batu
beserta calon-calon beliung.
Sebagaimana gejala-gejala lainnya, himpunan artefak di suatu lokasi dapat
mengubah relief permukaan tanah sebagai contoh keberadaan timbunan-timbunan
tata batu pada areal seluas kurang lebih 6.000 hektar, yang dikenal sebagai
bengkel pembuatan beliung persegi dan mata panah di wilayah gunung, kabupaten
pacitan, Jawa timur.
Dalam hal ini aktivitas alam, seperti aliran tidak dipungkiri ikut andil sebagai
factor penyebab terjadinya transformasi atau akumulasi data arkeologi. Namun
melalui pengamatan terhadap serpihan-serpihan batu limbah produksi beliung dan
artefak yang ada, dapat dipastikan bahwa timbunan-tinbunan batu tersebut bukan
sekedar hasil aktivitas alam, melainkan bekas aktivitas komunitas manusia ynag
pernah tinggal di wilayah yang sekarang lebih dikenal sebagai wilayah yang
tandus tersebut.

3.      Bangunan Monumental


Keberadaan konstruksi bangunan, baik masih dalam kondisi utuh maupun
reruntuhan, paling mudah diketahui kehadirannya bila dibandingkan dengan jenis
data arkeologis lainnya. Jenis data arkeologis ini, yang memang bentuknya sangat
menonjol bila dibandingkan dengan gejala lainnya. Benar-benar mengubah relief
permukaan . permukaan tanah yang terbentuk secara alamiah. Namun demikian,
aktivitas alam yang tidak henti-hentinya, seperti meletusnya gunung berapi,
banjir-banjir lahar, juga berpengaruh terhadap tersembunyi atau terkuaknya
tinggalan arkeologis berupa bangunan monumental.
Kalau sekarang kita dapat menyaksikan kemegahan candi-candi di sekitar
Yogaykarta dan Jawa Tengah , seperti candi Prambanan, dan Borobudur,
sebenarnya tidak demikian halnya dengan candi-candi tersebut puluhan tahun
yang lalu.

2.5. Pencemaran Lingkungan


Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam
sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat  tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4
Tahun 1982).
Peristiwa pencemaran lingkungan disebut polusi. Zat atau bahan yang dapat
mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut
polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk
hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi
tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila :
1.      Jumlahnya melebihi jumlah normal.
2.      Berada pada waktu yang tidak tepat
3.      Berada pada tempat yang tidak tepat
Sifat polutan adalah :
Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat
lingkungan tidak merusak lagi . Merusak dalam jangka waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi
dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh
sampai tingkat yang merusak.

a.      Macam-macam pencemaran Lingkungan


1.      Menurut tempat terjadinya
Menurut tempat terjadinya, pencemaran dapat digolongkan menjadi empat, yaitu
pencemaran udara, air, dan tanah.

1.1. Pencemaran udara


Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai berikut:
Gas HzS. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi, bisa juga
dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara. Gas CO dan COz.
Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau, bersifat racun,
merupakan hash pembakaran yang tidak sempurna dari bahan buangan mobil dan
mesin letup. Gas COZ dalam udara murni berjumlah 0,03%. Bila melebihi
toleransi dapat meng- ganggu pernapasan. Selain itu, gas C02 yang terlalu
berlebihan di bumi dapat mengikat panas matahari sehingga suhu bumi panas.
Pemanasan global di bumi akibat C02 disebut juga sebagai efek rumah kaca
Partikel SOZ dan NO2. Kedua partikel ini bersama dengan partikel cair
membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang dapat mengganggu
pernapasan. Partikel padat, misalnya bakteri, jamur, virus, bulu, dan tepung sari
juga dapat mengganggu kesehatan . Batu bara yang mengandung sulfur melalui
pembakaran akan menghasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida bersama dengan
udara serta oksigen dan sinar matahari dapat menghasilkan asam sulfur. Asam ini
membentuk kabut dan suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang disebut hujan
asam. Hujan asam dapat menyebabkan gangguan pada manusia, hewan, maupun
tumbuhan. Misalnya gangguan pernapasan, perubahan morfologi pada daun,
batang, dan benih. Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan
radioaktif, misalnya, nuklir. Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif masuk ke
dalam atmosfer dan jatuh di bumi. materi radioaktif ini akan terakumulusi di
tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia. Efek pencemaran nuklir
terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi,
berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian Pencemaran udara
dinyatakan dengan ppm (part per million) yang artinya jumlah cm3 polutan per
m3 udara.

1.2. Pencemaran air


Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut:
Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan  sampah domestik,
misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan
CO, dapat terakumulasi dan bersifat racun. Sampah organik yang dibusukkan oleh
bakteri menyebabkan 02 di air berkurang sehingga mengganggu aktivitas
kehidupan organisme air .Fosfat hasil pembusukan bersama h03 dan pupuk
pertanian  terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral
yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming alga).
Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis karena sinar matahari
terhalang. Salah satu bahan pencemar di laut ada lah tumpahan minyak bumi,
akibat kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme
akuatik yang mati atau keracunan karenanya. (Untuk membersihkan kawasan
tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang
mahal. Bila terlambat penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak.
Secara ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut. Bila terjadi pencemaran di air,
maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi
pencemar ini semakin meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar.

1.3. Pencemaran tanah


Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini :
Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis,
pecahan kaca, dan kaleng.Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami
sulit diuraikan)Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.
1.4. Pencemaran suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang,
deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu
pendengaran.
2.      Menurut macam bahan pencemar.
Macam bahan pencemar adalah sebagai berikut:
2.1.Kimiawi
Berupa zat radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi),
pupuk anorganik, pestisida, detergen dan minyak.
2.2. Biologi
Berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba coli, dan
Salmonella thyposa.
2.3. Fisik;
Berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.

3.         Menurut tingkat pencemaran


Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan
waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai
berikut :
Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca
indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain. Misalnya
gas buangan kendaraan bermotor yang menyebabkan mata pedih. Pencemaran
yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yang
kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa) di Minamata Jepang yang
menyebabkan kanker dan lahirnya bayi cacat.
Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga
menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan. Misalnya
pencemaran nuklir.

b.      Parameter Pencemaran


Dengan mengetahui beberapa parameter yang ads pads daerah/kawasan penelitian
akan dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah lingkungan itu sudah
terkena pencemaran atau belum. Paramaterparameter yang merupakan indikator
terjadinya pencemaran adalah sebagai berikut :
1.      Parameter kimia
Parameter kimia meliputi C02, pH, alkalinitas, fosfor, dan logam-logam berat.
2.    Parameter biokimia
Parameter biokimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu jumlah
oksigen dalam air. Cars pengukurannya adalah dengan menyimpan sampel air
yang telah diketahui kandungan oksigennya selama 5 hari. Kemudian kadar
oksigennya diukur lagi. BOD digunakan untuk mengukur banyaknya pencemar
organik. Menurut menteri kesehatan, kandungan oksigen dalam air minum atau
BOD tidak boleh kurang dari 3 ppm.
3.      Parameter fisik
Parameter fisik meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kekeruhan, dan
radioaktivitas.
4.      Parameter biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya mikroorganisme, misalnya, bakteri
coli, virus, bentos, dan plankton.

c.       Penanggulangan Pencemaran


1.      Penanggulangan secara administratif
Penanggulangan secara administratif terhadap pencemaran lingkungan merupakan
tugas pemerintah, yaitu dengan membuat peraturan-peraturan atau undang-
undang. Beberapa peraturan yang telah dikeluarkan, antara lain sebagai berikut :
a.       Pabrik tidak boleh menghasilkan produk (barang) yang dapat mencemari
lingkungan. Misalnya, pabrik pembat lemari es, AC dan sprayer tidak boleh
menghasilkan produk yang menggunakan gas CFC sehingga dapat menyebabkan
penipisan dan berlubangnya lapisan ozon di stratofer.
b.      Industri harus memiliki unit-unit pengolahan limbah (padat, cair, dan gas)
sehingga limbah yang dibuang ke lingkungansudah terbebas dari zat-zat yang
membahayakan lingkungan.
c.       Pembuangan sampah dari pabrik harus dilakukan ke tempat-tempat tertentu
yang jauh dari pemukiman.
d.      Sebelum dilakukan pembangunan pabrik atau proyek-proyek industri harus
dilakukan analisis mengenai dampak lingkungan (AM-DAL).
e.       Pemerintah mengeluarkan buku mutu lingkungan, artinya standar untuk
menentukan mutu suatu lingkungan. Untuk lingkungan air ditentukan baku mutu
air , sedangkan untuk lingkungan udara ditentukan baku mutu udara. Dalam buku
mutua air, antara lain tercantum batasan kadar bahan pencemar logam berat,
misalnya fosfor dan merkuri. Didalam buku mutu udara, antara lain tercantum
batasan kadar bahan pencemar, misalnya gas CO2 dan CO. Pemerintah akan
memberikan sanksi kepada pabrik yang menghasilkan limbah dengan bahan
pencemar yang melebihi standar baku mutu.

2.      Penanggulangan secara teknologis


Penanggulangan pencemaran lingkungan secara teknologis, misalnya
menggunakan peralatan untuk mengolah sampah atau limbah. Di surabaya
terdapat suatu tempat pembakaran akhir sampah dengan suhu yang sangat tinggi
sehingga tidak membuang asap. Tempat tersebut dinamakan insenerator.

3.      Penanggulangan secara Edukatif


Penangkalan pencemaran secara edukatif dilakukan melalui jalur pendidikan baik
formal maupun nonformal. Melalui pendidikan formal, disekolah dimasukkan
pengetahuan tentang lingkungan hidup tentang lingkungan hidup kedalam mata
pelajaran yang terkait, misalnya IPA dan Pendidikan agama. Melalui jalur
pendidikan nonformal dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang
pentingnya pelestarian lingkungan dan pencegahan serta penanggulangan
pencemaran lingkungan.
Dengan penyuluhan dan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
baik secara individu maupun secara berkelompok untuk memahami pentingnya
kelestarian lingkungan.
BAB III
PENUTUP

3.1.  Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan uraian tadi, kami dapat menyimpulkan sebagai
berikut:

1. Aktifitas manusia sangat berpengaru terhadap lingkungan.


2. Aktifitas manusia tidak hanya tergantung dan dipengaruhi oleh lingkungan
alam, namun juga dapat mempengaruhi dan menyebabkan modifikasi
lingkungan alam, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
3. Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan
oleh tangan manusia.
4. Selain itu juga manusia juga mempengaruhi lingkungan budaya, karena
manuia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi yaitu
sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial.
5. Keadaan lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan
manusia. Di dalam lingkungan yang sesuai. Penyebab penyakit dapat
dipelihara dan ditularkan dari manusia ke manusia, dari hewan ke hewan,
atau dari manusia ke hewan.

3.2.  Saran
Ada beberapa saran yang ingin kami sampaikan pada penulisan ini yaitu:
                      a.      Jaga dan peliharalah lingkungan ini dengan sebaik-baiknya.
                     b.      Tidak merusak lingkungan yang ada disekitar kita.
                      c.      Memanfaatkan lingkungan dengan sebaik-baiknya dan sewajarnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://brainly.co.id/tugas/2149996
(Diakses pada hari Kamis, tanggal 28 Mei 2015, Pukul 12:14)

http://id.wikipedia.org/wiki/Interaksi
(Diakses pada hari Kamis, tanggal 28 Mei 2015, Pukul 12:14)

http://ipsgampang.blogspot.com/2014/08/hakikat-interaksi-manusia-dan-
lingkungan.html
(Diakses pada hari Kamis, tanggal 28 Mei 2015, Pukul 12:14)

https://duniaparapelajar.wordpress.com/tag/pengertian-pencemaran-lingkungan/
(Diakses pada hari Kamis, tanggal 28 Mei 2015, Pukul 12:14)

Anda mungkin juga menyukai