Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS

Kelompok 4
Ahmad Fajar Rizky PO.62.20.1.17.201
Anwar Fuadi PO.62.20.1.17.206
Jovi PO.62.20.1.17.222
Laela Agustinah PO.62.20.1.17.223
Norsita PO.62.20.1.17.227

Deskripsi Lokasi
Lokasi lingkungan yang diambil oleh kelompok berada di Jl. Sulawesi, Gg. Nusantara.
Lingkungan ini berada diwilayah kerja Puskesmas Pahandut, Kota Palangka Raya. (Dokumen
terlampir).

Justifikasi Kelompok

Kelompok mengambil tempat wawancara di lingkungan tersebut, berdasarkan beberapa


pertimbangan, diantaranya :

1. Jl. Sulawesi, Gg. Nusantara merupakan salah satu kawasan padat penduduk di kota
Palangka Raya.
2. Rumah penduduk rata-rata berada diatas aliran sungai.
3. Terdapat banyak tumpukan sampah, terutama disaat musim hujan.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, daerah ini jika dihubungakan dengan Trias Epidemologi,
Penjamu dilingkungan ini adalah manusia beserta makhluk hidup yang berada didaerah ini. Agen
dilingkungan ini adalah air yang kurang bersih, limbah-limbah rumah tangga, jamur, bakteri E.
Coli yang dapat menimbulkan penyakit bagi penjamu yang ada. Sedangkan lingkungan fisik
dipenuhi dengan sampah, kondisi air yang tercemar, cuaca musim penghujan yang menambah
debit air, sedangkan lingkungan sosial-ekonomi, daerah ini padat penduduk, dan rata-rata
ekonomi masyarakatnya menengah kebawah.

Laporan Hasil Wawancara

Lingkungan didaerah Jl. Nusantara merupakan kawasan padat penduduk di Kota Palangka Raya,
dimana lingkungan ini masuk diwilayah kerja Puskesmas Pahandut, dimana seperti diketahui
bahwa puskesmas Pahandut merupakan puskesmas yang memiliki daftar kunjungan terbanyak
dan mencakup wilayah yang cukup luas. Masyarakat dilingkungan ini rata-rata memiliki
pekerjaan sebagai pedagang, petani ikan, tukang dan sebagainya, atau boleh dikategorikan
tingkat ekonominya menengah kebawah.

Berdasarkan hasil wawancara, salah satu masyarakat mengatakan sering mengalami beberapa
keluhan seperti diare, pusing, hipertensi, serta maag. Keluhan tersebut sering mereka alami
didaerah itu. Hal ini merupakan sesuatu yang lazim bila dilihat dari lingkungan tempat tinggal
masyarakat yang rata-rata berumah panggung semi permanen yang dibuat dari kayu, dan berada
diatas aliran sungai Kahayan, apabila musim hujan maka debit air akan naik sehingga
menyebabkan banyak sekali limbah dan sampah rumah tangga yang akan menempel dibawah
rumah/ ditiang tiang rumah. Sementara apabila musim kemarau datang, maka debit air disungai
akan berkurang sehingga meninggalkan limbah dan sampah plastik. Dari hasil wawancara juga
didapatkan perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan kebawah rumah, semakin
membuat sampah tertumpuk dimana-mana, perilaku tersebut sangat merugikan, dari pengakuan
warga juga dikatakan hamper lima tahun sudah membuang sampah sembarangan diakibatkan
tidak disediakan lagi petugas pengangkut sampah oleh pemerintah, berbeda dengan lima tahun
yang lalu, tiga kali seminggu petugas pengangkut sampah datang dan membuang sampah-
sampah tersebut. Sehingga dapat disimpulkan, kesadaran masyarakat mengenai membuang
sampah masih sangat kurang, apabila tidak difasilitasi oleh pemerintah maka masyarakat akan
tetap membuang sampah sembarangan, ketika ditanyakan tentang dampak yang akan terjadi,
warga tersebut mengatakan mengetahui, tetapi tetap dilakukan.

Air yang dipakai untuk kebetuhan sehari-hari seperti mencuci pakaian, mencuci piring, mandi,
masyarakat mengandalkan air dari sumur bor yang apabila dihubungkan lagi dengan lingkungan
yang penuh dengan sampah, maka sumber air tersebut kurang layak untuk digunakan sehari-hari
ditambah limbah rumah tangga. Sementara sumber air yang digunakan untuk minum, memasak
mengandalkan air galon.

Dari hasil observasi, disekitar gang nusantara, dapat dilihat banyak sekali pedagang makanan-
makanan olahan seperti keripik, gorengan, es plastik, yang tidak menutup kemungkinan dalam
pengolahannya kurang bersih, atau pencuciannya menggunakan air yang kurang bersih, sehingga
menyebabkan penyakit sepeti diare yang disebabkan oleh bakteri E. Coli yang terdapat dalam air
yang kurang bersih. Sementara penduduk yang tinggal didaerah ini, kebanyakan suku banjar
yang pola makannya lebih suka makanan bersantan dan agak asin, sehingga menambah faktor
resiko suatu penyakit.

Dari hasil observasi dan wawancara, dapat dilihat dimana penduduk sebagai host yang memiliki
perilaku membuang sampah sembarangan yang membuat agen (bakteri, limbah, air) menjadi
tercemar sehingga membuat environtment menjadi rusak, sehingga ketiganya menjadi suatu
kesatuan yang saling berhubungan, sehingga harus diputuskan rantai penghubungnya, sehingga
proses terjadinya penyakit dapat diputuskan. (Sumber : Ny. M. masyarakat jalan Sulawesi gang
nusantara).
Lampiran Dokumen Foto

Anda mungkin juga menyukai