Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pelayanan kesehatan yang bermutu semakin dicari untuk
memperoleh jaminan kepastian terhadap mutu pelayanan kesehatan yang
diterimanya. Semakin tinggi tingkat pemahaman masyarakat terhadap
pentingnya kesehatan untuk mempertahankan kualitas hidup, maka
customer akan semakin kritis dalam menerima produk jasa, termasuk jasa
pelayanan kebidanan, oleh karena itu peningkatan mutu kinerja setiap
bidan perlu dilakukan terus menerus.
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu
banyak upaya yang dapat dilaksanakan. Upaya tersebut jika dilaksanakan
secara terarah dan terencana ,dalam ilmu administrasi kesehatan dikenal
dengan nama program menjaga mutu pelayanan kesehatan (Quality
Assurance Program ).
Bidan merupakan tenaga kesehatan yang mempunyai tugas utama
memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan reproduksi kepada
individu perempuan, keluarga dan masyarakat. Dalam memberikan
pelayanan tersebut, baik klien maupun bidan yang bersangkutan perlu
mendapat perlindungan hukum.Untuk itu tenaga bidan perlu dipersiapkan
dengan sebaik mungkin untuk dapat menjalankan pekerjaan sesuai
standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, bagi setiap tenaga bidan
harus memiliki kompetensi minimal yang diperlukan untuk dapat
mendukung penyelenggaraan praktik kebidanan secara aman dan tepat.
SOP (Standar Operasional Prosedur) adalah dokumen yang berisi
serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan pelayanan kebidanan yang berisi cara melakukan

1
pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan aktor yang
berperan dalam kegiatan.
Setiap perusahaan bagaimanapun bentuk dan apapun jenisnya,
membutuhkan sebuah panduan untuk menjalankan tugas dan fungsi setiap
elemen atau unit perusahaan.Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah
sistem yang disusun untuk memudahkan, merapihkan dan menertibkan
pekerjaan. Sistem ini berisi urutan proses melakukan pekerjaan dari awal
sampai akhir.

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana SOP dalam pelayanan kebidanan?
b. Bagaimana strategi peningkatan mutu pelayanan?
c. Bagaimana perencanaan mutu pelayanan?
d. Bagaimana analisis SWOT?

1.3. Tujuan
a. Mengetahui dan memahami SOP dalam pelayanan kebidanan
b. Mengetahui dan memahami strategi peningkatan mutu pelayanan
c. Mengetahui dan memahami perencanaan mutu pelayanan
d. Mengetahui dan memahami analisis SWOT

1.4. Manfaat
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami SOP dalam pelayanan
kebidanan
b. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami strategi peningkatan
mutu pelayanan
c. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami perencanaan mutu
pelayanan
d. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami analisis SWOT

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. SOP Pelayanan Kebidanan


A. Definisi SOP
SOP (Standar Operasional Prosedur) adalah dokumen yang berisi
serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai
proses penyelenggaraan pelayanan kebidanan yang berisi cara
melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan
dan aktor yang berperan dalam kegiatan.
Menurut Tjipto Atmoko (2011), Standar Operasional Prosedur
(SOP) merupakan suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan
tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja
prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit
kerja yang bersangkutan. 

B. Tujuan SOP
Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebagai berikut :
1. Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau
kondisi tertentu dan kemana petugas dan lingkungan dalam
melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan tertentu.
2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama
pekerja, dan supervisor.
3. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan (dengan demikian
menghindari dan mengurangi konflik), keraguan, duplikasi serta
pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan.
4. Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan. 
5. Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya
secara efisien dan efektif. 

3
6. Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab
dari petugas yang terkait.
7. Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai
pelaksanaan proses kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan
mal praktek dan kesalahan administratif lainnya, sehingga sifatnya
melindungi rumah sakit dan petugas.
8. Sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan.
9. Sebagai dokumen sejarah bila telah di buat revisi SOP yang baru.

C. Fungsi SOP
1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah
dilacak.
4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam
bekerja.
5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

D. Manfaat SOP
SOP atau yang sering disebut sebagai prosedur tetap (protap) adalah
penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana
dan oleh siapa dan dibuat untuk menghindari terjadinya variasi dalam
proses pelaksanaan kegiatan oleh pegawai yang akan mengganggu
kinerja organisasi (instansi pemerintah) secara keseluruhan.
Menurut Permenpan No.PER/21/M-PAN/11/2008 SOP memiliki
manfaat bagi organisasi antara lain :
1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan
kelalaian. 

4
2. SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung
pada intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi
keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari. 
3. Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung
jawab khusus dalam melaksanakan tugas. 
4. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan
pegawai. cara konkret untuk memperbaiki kinerja serta membantu
mengevaluasi usaha yang telah dilakukan. 
5. Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai
baru untuk cepat melakukan tugasnya.
6. Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan
baik. 
7. Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan
dalam melaksanakan pemberian pelayanan sehari-hari. 
8. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian
pelayanan. 
9. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural
dalam memberikan pelayanan. Menjamin proses pelayanan tetap
berjalan dalam berbagai situasi. 

2.2. Strategi Peningkatan Mutu Pelayanan


Ada empat hal dalam pendekatan untuk mencapai pelayanan prima
melalui peningkatan mutu pelayanan, yaitu sebagai berikut:
1. Pelanggan dan harapannya
Harapan pelanggan mendorong upaya peningkatan mutu pelayanan.
Organisasi pelayanan kesehatan mempunyai banyak pelanggan
potensial. Harapan mereka harus diidentifikasi dan diprioritaskan
lalu membuat kriteria untuk menilai kesuksesan.

5
2. Perbaikan kinerja
Bila harapan pelanggan telah diidentifikasi, langkah selanjutnya
adalah menidentifikasi dan melaksanakan kinerja staf dan dokter
untuk mencapai konseling, adanya pengakuan, dan pemberian reward.
3. Proses perbaikan
Proses perbaikan juga penting. Sering kali kinerja disalahkan karena
masalah pelayanan dan ketidakpuasan pelanggan pada saat proses itu
sendiri tidak dirancang dengan baik untuk mendukung pelayanan.
Dengan melibatkan staf dalam proses pelayanan, maka dapat
diidentifikasi masalah proses yang dapat mempengaruhi kepuasan
pelanggan, mendiagnosis penyebab, mengidentifikasi, dan menguji
pemecahan atau perbaikan.
4. Budaya yang mendukung perbaikan terus menerus
Untuk mencapai pelayanan prima diperlukan organisasi yang tertib.
Itulah sebabnya perlu untuk memperkuat budaya organisasi sehingga
dapat mendukung peningkatan mutu. Untuk dapat melakukannya,
harus sejalan dengan dorongan peningkatan mutu pelayanan terus-
menerus.Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan agar lebih
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat, maka perlu dilaksanakan
berbagai upaya. Upaya ini harus dilakukan secara sistematik,
konsisten dan terus menerus.

2.2.1. Strategi untuk Melakukan Penilaian Mutu Pelayanan Kebidanan


1. Teknik Observasi
a. Pengertian observasi 
Obstervasi merupakan teknik pengumpulan data untuk menilai dengan
menggunakan indra(tidak hanya dengan mata saja). Mendengarkan,
mencium, mengecap meraba juga termasuk bentuk dari observasi.
Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah panduan
pengamatan dan lembar pengamatan.

6
b. Kelebihan teknik observasi
1. Dapat membandingkan apakah perkataan sesuai dengan tindakan.
2. Peneliti dapat mempelajari subjek yang tidak memberi kesempatan
laporan lisan (verbal).
3. Subjek observasi bebas melakukan kegiatan.
4. Dimungkinkan mengadakan pencatatan secara serempak kepada
sasaran penilaian yang lebih banyak.

c. Kelemahan teknik observasi


1. Tidak selalu memungkinkan untuk mengamati suatu kejadian yang
spontan, harus ada persiapan
2. Tidak bisa menentukan ukuran kuantitas terhadap variabel yang
ada karena hanya dapat menghitung variabel yang kelihatan.
3. Sulit mendapatkan data terutama yang sifatnya rahasia dan
memerlukan waktu yang lama.
4. Apabila sasaran penilaian mengetahui bahwa mereka sedang
diamati, mereka akan dengan sengaja menimbulkan kesan-kesan
yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, jadi sifatnya
dibuat-buat.
5. Subyektifitas dari observer tidak dapat dihindari.

d. Penilaian mutu dengan observasi 


Penilaian mutu pelayanan kebidanan dengan observasi dapat dilakukan
dengan memantau (monitoring) mutu pelayanan, yaitu dengan cara
melihat data informasi objektif dari sistem informasi yang ada tentang
struktur, proses, dan outcome pelayanan antara lain melalui:
1. Peer Review (tinjauan untuk teman sejawat). 
2. Pengukuran penilaian dilakukan dengan pengamatan untuk teman
sejawat terhadap proses dan hasil pelayanan kesehatan peer review
selanjutnya. Pengukuran ini bisa dilakukan dengan menggunakan
lembar checklist , dimana teman sejawat melakukan pengamatan

7
langsung terhadap temannya pada satu atau beberapa keterampilan
sesuai dengan checklist.
3. Tinjauan proses.
Mengukur mutu pelayanan dengan cara menelaah apakah
pelayanan yang diberikan telah sesuai dengan kebutuhan dan
harapan pasien, konsumen, dan pelanggan/masyarakat. Pada
umumnya dengan tinjauan proses dapat diketahui apakah
pelayanan telah efisien dan efektif. Pelayanan telah efisien apabila
pasien tidak datang berulang-ulang, antrian tidak panjang, waktu
tunggu cepat, dan obat tersedia sehingga tidak harus membeli di
luar puskesmas. Pelayanan telah efektif, apabila telah berobat
pasien sembuh, tidak mengalami kesakitan dan kecacatan, serta
kepatuhan terhadap standar layanan kesehatan.

e. Instrumen penilaian mutu dengan observasi 


1. Daftar tilik (checklist)
a. Daftar alat berisi nama subyek dan beberapa hal/ciri yang
akan diamati dari sasaran pengamatan. Pengamat dapat
memberi tanda cek (√) pada daftar tersebut yang
menunjukkan adanya ciri dari sasaran pengamatan.
b. Daftar tilik terdiri dari 4 bagian,yaitu: daftar tilik
pengamatan pelayanan, daftar tilik pengetahuan pasien,
daftar tilik pengetahuan petugas,dan daftar tilik sarana
esensial.
c. Daftar tilik hanya dapat menyajikan data kasar saja, hanya
mencatat ada tidaknya suatu gejala. Contoh daftar tilik
yang digunakan dalam menilai misalnya pelayanan
antenatal yang meliputi instrumen penilaian pengetahuan
pasien tentang ANC, pengetahuan petugas tentang ANC,
dan pengetahuan petugas tentang sarana untuk pelayanan
ANC.

8
2. Skala penilaian (rating scale) Skala ini berupa daftar yang
berisi ciri-ciri tingkah laku yang dicatat secara bertingkat.
a. Rating scale ini dapat merupakan satu alat pengumpulan
data untuk menerangkan, menggolongkan, dan menilai
seseorang atau suatu gejala. 3) Alat-alat mekanik Alat-
alat ini antara lain: alat perekam, alat fotografis, film, tape
recorder, kamera televisi, dan sebagainya. Alat-alat
tersebut setiap saat dapat diputar kembali untuk
memungkinkan mengadakan penilaian secara teliti.
Contoh: penilaian terhadap kompetensi ANC bidan dapat
dilakukan dengan merekam menggunakan video rekaman
sehingga jika diperlukan penilaian ulang maka dapat
diputar ulang

2. Teknik Wawancara
a. Pengertian wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data dimana penilai mendapatkan keterangan secara
lisan dari seorang sasaran penilaian. Data diperoleh langsung dari
orang yang dinilai melalui suatu pertemuan/percakapan. Wawancara
sebagai pembantu utama dari metode observasi. Gejala-gejala sosial
yang tidak dapat terlihat atau diperoleh melalui observasi dapat digali
dari wawancara. Jenis wawancara yang sering digunakan dalam
penilaian mutu adalah wawancara terpimpin yaitu wawancara yang
dilaksanakan berdasarkan pedoman-pedoman berupa panduan
penilaian yang telah disiapkan secara matang sebelumnya.

b. Kelebihan wawancara
1. Flexibility : pewawancara dapat secara luwes mengajukan
pertanyaan sesuai dengan situasi saat itu dan memungkinkan

9
diberikan penjelasan kepada responden bila pertanyaan kurang
dimengerti.
2. Nonverbal behavior : pewawancara dapat mengobservasi perilaku
nonverbal, misalnya rasa suka, rasa tidak suka, atau perilaku
lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh responden.
3. Completeness : pewawancara dapat memperoleh jawaban atas seluruh
pertanyaan yang diajukan secara langsung.
4. Time of interview : pewawancara dapat menyusun jadwal
wawancara yang relatif pasti, kapan dan dimana, sehingga data
yang diperoleh tidak keluar dari rancangan yang sudah disusun. 5)
Data yang diperoleh dapat langsung diketahui objektivitasnya
karena dilaksanakan secara tatap muka.

c. Kelemahan wawancara.
1. Proses wawancara membutuhkan biaya dan tenaga yang besar.
2. Keberhasilan wawancara sangat tergantung pada kemahiran
pewawancara dalam menggali, mencatat, dan menafsirkan setiap
jawaban.
3. Responden sulit menyembunyikan identitas dirinya sehingga
pewawancara bisa dipandang mempunyai potensi yang bisa
mengancam dirinya sehingga jawaban harus diberikan secara
ekstra hati-hati, apalagi jika jawabannya direkam.

d. Penilaian mutu dengan wawancara secara spesifik digunakan


pada hal-hal berikut.
1. Saat tim penjaga mutu melakukan validasi terhadap interpretasi
data yang bertujuan untuk mengatasi masalah mutu pelayanan
kesehatan.
2. Menilai alasan yang digunakan untuk melakukan tindakan.
3. Menilai kemampuan terhadap perkembangan kasus pada mutu
pelayanan kesehatan.

10
Instrumen penilaian mutu dengan wawancara dapat berupa
kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah disusun dengan baik
sehingga pewawancara selama melakukan wawancara dapat menuliskan
jawaban atau tanda pada lembaran tersebut.

3. Teknik Dokumentasi
a. Pengertian dokumentasi 
Dokumentasi adalah suatu sistem pencatatan dan pelaporan informasi
tentang kondisi dan perkembangan kesehatan pasien dan semua
kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan.
b. Pembagian dokumen
Dokumen terbagi dua kategori yaitu:
1. Dokumen sumber resmi, merupakan dokumen yang
dibuat/dikeluarkan oleh lembaga atau perorangan atas nama
lembaga. Ada dua bentuk yaitu sumber resmi normal dan
sumber resmi informal;
2. Dokumen sumber tidak resmi, merupakan dokumen yang
dibuat/dikeluarkan oleh individu tidak atas nama lembaga. Ada
dua bentuk yaitu sumber tak resmi formal dan sumber tak resmi
informal.
c. Penilaian Mutu dengan Dokumen
Untuk melakukan penilaian mutu agar dapat menemukan masalah
mutu dalam pelayanan kebidanan dapat menggunakan cara di atas agar
dalam pelaksanaannya berjalan dengan baik perlu dikembangkan atau
disusun daftar tilik/cheklist. Checklist adalah sebuah daftar pekerjaan
yang harus dilakukan dalam suatu rangkaian proses kegiatan untuk
meminimalkan kesalahan akibat kelalaian dalam melakukan pekerjaan.
Checklist berupa kolom-kolom yang memuat daftar pekerjaan dan kolom
tempat kita memberi tanda atau keterangan apakah pekerjaan tersebut
sudah dilakukan atau belum serta keterangan lainnya.

11
2.3. Perencanaan Mutu Pelayanan
Perencanaan (plan) mutu pelayanan adalah proses yang menghasilkan
suatu uraian detail dan langkah- langkah yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan. Sebenarnya pada konsep program menjaga mutu,
kegiatan menetapkan masalah, menetapkan penyebab masalah, serta
menetapkan cara menyelesaikan masalah termasuk dalam pekerjaan
perencanaan. Pada model ini, perencanaan hanya diartikan sebagai
menyusun rencana cara penyelesaian masalah yang ditetapkan ke dalam
unsur-unsur rencana yang lengkap serta terkait dan terpadu sehingga
dapat dipakai sebagai pedoman dalam melaksanakan cara menyelesaikan
masalah. Hasil dari proses perencanaan adalah rencana. Unsur-unsur
rencana yang harus tercantum dalam suatu rencana kerja tergantung dari
rencana kerja yang akan dilaksanakan. Unsur-unsur yang dimaksud antara
lain adalah sebagai berikut.
1. Judul Rencana
Tetapkanlah judul rencana kerja yang akan dilaksanakan. Judul
rencana yang baik harus mencerminkan kegiatan dan tujuan yang
ingin dicapai. Tulislah judul rencana kerja tersebut dengan jelas.
sebaiknya memakai kalimat aktif dan paling banyak terdiri dari 12
kata. Contohnya: Meningkatkan persalinan dibantu Bidan.
2. Rumusan Pernyataan dan Uraian Masalah
Cantumkan rumusan pernyataan masalah yang telah ditetapkan
sebelumnya. Rumusan pernyataan masalah yang baik harus dapat
menjawab pertanyaan apa, siapa, berapa, di mana, dan bagaimana.
Contoh rumusan masalah yang baik: 30% akseptor KB IUD yang
dilayani oleh klinik KB Karawang pada bulan September 2019
mengalami komplikasi infeksi panggul pasca insersi. Ada baiknya
rumusan pernyataan masalah ini dilengkapi dengan uraian masalah
yakni sajian singkat tentang latar belakang masalah, alasan pentingnya
masalah tersebut diselesaikan, serta kaitannya dengan penyebab
masalah yang terjadi berhasil diidentifikasi.

12
3. Rumusan Tujuan
Rumusan tujuan yang baik adalah yang jelas targetnya. Contoh
rumusan tujuan yang baik: Menurunkan angka komplikasi infeksi
panggul pasca insersi IUD di klinik KB Karawang dari 30% pada
bulan September 2019 menjadi 5% pada bulan Oktober 2019.
4. Uraian Kegiatan
Suatu rencana kerja yang baik harus mencantumkan uraian kegiatan
yang akan dilaksanakan. Cantumkan kegiatan tersebut secara
berurutan. Utamakan pada kegiatan yang bersifat pokok saja, yakni
yang dinilai paling menentukan tercapainya tujuan.
Contoh:
a. Menyusun standar penyuluhan kesehatan ibu hamil
b. Menggunakan standar dalam penyuluhan kesehatan ibu hamil
c. Pengamatan penyuluhan kesehatan
5. Waktu
Ada baiknya uraian waktu ini dikaitkan dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan, sehingga membentuk suatu bagan. Contoh: 9 september
2019.
6. Pelaksana
Jika personalia tersebut lebih dari satu orang, maka harus dilengkapi
dengan uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Contoh : Bidan
7. Biaya
Mencantumkan biaya yang dibutuhkan untuk dapat
menyelenggarakan rencana kerja yang dimaksud. Sesuaikan biaya
dengan rencana kerja yang akan dilaksanakan dalam kegiatan
tersebut.
8. Metode dan Kriteria Penilaian
Suatu rencana kerja yang baik, harus mencantumkan metode serta
kriteria penilaian hasil yang dicapai. Contoh metode yang digunakan
yaitu wawancara, rekam medik, pengamatan, dll. Untuk kriteria

13
penilaian sesuaikan dengan metode yang digunakan dalam kegiatan
tersebut. Beberapa contoh kegiatan/aktivitas yang dilakukan dalam
perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan target/sasaran apa yang akan dicapai tahun depan,
bulan depan, minggu depan, dan seterusnya. Misalnya tahun
depan sudah dapat memberikan pelayanan lengkap kepada ibu
dan anak dengan fasilitas lengkap.
b. Menetapkan langkah-langkah, tindakan, dan kegiatan yang
akan dilakukan dalam 10 tahun, satu tahun, satu bulan, dan,
satu minggu ke depan, dan seterusnya.
c. Menyusun kebutuhan perlengkapan, peralatan, serta obat-
obatan yang dibutuhkan dalam satu bulan mendatang

2.4. Analisis SWOT


A. Definisi Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah indikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Stengths) dan peluang
(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Analisis SWOT adalah adalah suatu instrument dan kerangka
perencanaaan strategi. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan
dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini
memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk
melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana
apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh
mereka. SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi
dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu, sebagai
contoh, program kerja.

14
Teknik analisis SWOT yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Analisis Internal
a. Analisis Kekuatan (Strenght)
Setiap bidan perlu menilai kekuatan dari kelemahannya
dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat
didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya
finansial, kemampuan kemanufakturan, kekuatan pemasaran,
dan basis pelaggan yang dimiliki. Strenght (kekuatan) adalah
keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh bidan pesaing.
b. Analisis Kelemahan (Weaknesses)
Merupakan keadaan bidan dalam menghadapi pesaing
mempunyai keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan
menguasai pasar, sumber daya serta keahlian. Jika orang
berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu
satuan yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam
hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi
penghalang serius bagi penampilan kinerja yang memuaskan.
Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan kekurangan
kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang
dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah,
keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan
pasar, dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.

2. Analisis Eksternal
a. Analisis Peluang (Opportunity)
Setiap bidan memiliki sumber daya yang membedakan dirinya
dari bidan lain. Peluang dan terobosan atau keunggulan bersaing
tertentu dan beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar
modal untuk dapat dimanfaatkan. Dipihak lain, bidan-bidan baru
bemunculan. Peluang pemasaran adalah suatu daerah kebutuhan
pembeli di mana bidan dapat beroperasi secara menguntungkan.

15
b. Analisis Ancaman (Threats)
Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragukan
oleh suatu kecenderungan atau suatu perkembangan yang tidak
menguntung-kan dalam lingkungan yang akan menyebabkan
kemerosotan kedudukan seorang bidan. Pengertian ancaman
merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan
yang tidak menguntungkan.

Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi


yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa
depan. Dengan melakukan kedua analisis tersebut maka seorang
dikenal dengan melakukan analisis SWOT.

B. Tujuan Analisis SWOT


Tujuan utama perencanaan strategi adalah untuk memperoleh
keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan
keinginan konsumen dan dukungan yang optimal dari sumber daya
yang ada.
Analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian
terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta
peluang dan ancaman lingkungan eksternalnya. Proses pengambilan
keputusan strategi selau berkaitan dengan pengambilan misi, tujuan,
strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan
strategi harus menganalisis faktor-faktor perusahaan (kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.
Faktor eksternal adalah faktor lingkungan luar perusahaan baik
langsung maupun tidak langsung. Faktor eksternal ini dapat
berdampak positif ataupun negatif bagi perusahaan, artinya ada yang
memberikan peluang dan sebaliknya ada yang memberikan ancaman.

16
Faktor internal adalah lingkungan yang berada dari dalam
perusahan itu sendiri. Faktor inilah yang menunjukkan adanya
kekuatan atau kelemahan perusahaan itu sendiri, baik yang sudah
lampau, kini maupun yang akan datang.
Analisis SWOT mengarahkan analisis strategi dengan cara
memfokuskan perhatian pada kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang
merupakan hal yang kritis bagi keberhasilan perusahaan. Maka
perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi
serta kekutan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan melalui telaah
terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya perusahaan
dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi perusahaan yang
realistis dalam mewujudkan misi dan visinya.
Maka tujuan analisis SWOT pada perusahaan adalah untuk
membenarkan faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang
telah dianalisis. Apabila terdapat kesalahan, agar perusahaan itu
berjalan dengan baik maka perusahan itu harus mengolah untuk
mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada secara baik
begitu juga pihak perusahaan harus mengetahui kelemahan yang
dihadapi agar menjadi kekuatan serta mengatasi ancaman menjadi
peluang.

C. Manfaat Analisis SWOT


Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan
dalam bisnis apa perusahaan beroprasi, dan arah mana perusahaan
menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk
menilai keberhasilan manajemen dalam menjalankan misinya dan
mewujudkan visinya. Manfaat dari analisis SWOT adalah merupakan
strategi bagi para stakeholder untuk menetapkan sarana-sarana saat ini
atau kedepan terhadap kualitas internal maupun eksternal.

17
D. Fungsi Analisis SWOT
Fungsi dari analisis SWOT adalah untuk menganalisa mengenai
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dilakukan
melalui telaah terhadap kondisi internal perusahaan, serta analisa
mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang
dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal perusahaan.
Analisa SWOT berguna untuk menganalisa faktor-faktor di dalam
organisasi yang memberikan andil terhadap kualitas mutu pelayanan
atau salah satu komponennya sambil mempertimbangkan faktor-
faktor eksternal.
Analisis SWOT dapat dibagi dalam lima langkah:
1. Menyiapkan sesi SWOT.
2. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan.
3. Mengidentifikasi kesempatan dan ancaman.
4. Melakukan ranking terhadap kekuatan dan kelemahan.
5. Menganalisis kekuatan dan kelemahan.

E. Manfaat Analisis SWOT Dalam Perencanaan Mutu Pelayanan


Kebidanan
1. Strengths (kekuatan)
a. Tenaga kesehatan terjun langsung kemasyarakat dengan
melakukan pemeriksaan secara langsung melalui posiandu
kepada ibu hamil,post partum dan balita
b. Pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan
mengalami peningkatan.
c. Bentuk pelayanan kesehatan bagi keluarga difokuskan pada
pelayanan kesehatan ibu (yaitu pelayanan kebidanan dasar,
pertolongan persalinan dan pelayanan nifas).
d. Bumil telah menerima pelayanan rujukan baik ke Puskesmas
perawatan maupun ke rumah sakit.

18
e. Tenaga kesehatan memberikan pelayanan KIA langsung di
tengah-tengah masyarakat bekerja sama dengan masyarakat
setempat baik individu, kelompok, tenaga kesehatan lain
(bidan desa, dukun beranak, dokter, dsb.
f. Pelayanan yang diberikan maksimal dari tenaga kesehatan
( mengenai penyampaian informasi ).
g. Meningkatnaya motifasi masyarakat mengenai pentingnya
kesehatan.
h. Pelayanan yang diberikan cukup maksimal untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat mengenai masalah kesehatan

2. Weakness (kelemahan)
a. Pada ruang KIA tidak adanya tempat untuk menyimpan
tabung tes urine
b. Tempat penyimpanan vaksin kurang tertata rapih
c. Masih ada ibu yang belum termotifasi tentang pentingnya
imunisasi pada anak.
d. Banyaknya kegiatan posyandu dan puskesmas tidak terlaksana
jika tidak ada tenaga kesehatan.

3. Opportunities (peluang)
a. Pemerintah daerah telah melatih banyak bidan, dan mengirim
mereka ke seluruh daearah pedesaan.
b. Adanya pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam
peningkatan kesehatan ibu.
c. Tersedianya fasilitas media massa yang dapat dipergunakan
untuk memperoleh informasi tentang kesehatan.
d. Adanya keterlibatan kader dalam kegiatan posyandu.
e. Masyarakat yang tidak mampu akan dibantu melalui sistem
JPKM yang disubsidi oleh pemerinta, dan JAMPERSAL
untuk ibu melahirkan.

19
f. Pemerintah telah menyukseskan program kesehatan ibu dan
anak melalui peningkatan dan memperluas sarana dan
prasarana kesehatan.
g. Adanya peraturan dari pemerintah yang menganjurkan
persalinan ditolong oleh bidan bukan oleh dukun.
h. Adanya kebijakan Jamkesmas.

4. Threats (ancaman)
a. Perekonomian, informasi dan teknologi yang rendah
berdampak pada peningkatan resiko lebih tingginya angka
kematian ibu.
b. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil
dan balita.
c. Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim
muncul seperti pendarahan, keracunan kehamilan yang
disertai kejang - kejang, aborsi, dan infeksi.
d. Tidak semua kelahiran adalah darurat, namun berpotensi
menjadi keadaan darurat

20
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
SOP (Standar Operasional Prosedur) adalah dokumen yang berisi
serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan pelayanan kebidanan yang berisi cara melakukan
pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan aktor yang
berperan dalam kegiatan.
Menurut Tjipto Atmoko (2011), Standar Operasional Prosedur
(SOP) merupakan suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas
pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja prosedural
sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang
bersangkutan.

3.2. Saran
Sebaiknya kita sebagai Bidan dan tenaga kesehatan melakukan
pelayanan sesuai dengan standar operasional prosedur yang sudah
ditetapkan. Pengkaji menyadari akan keterbatasan pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun merupakan input dalam penyempurnaan selanjutnya.
Semoga dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dimasa
yang akan datang dan masyarakat pada umumnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta : Depkes


RI. Muninjaya, A. A. G.

2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta : EGC

Syafrudin, Masitoh S., & Rosyanawati, T. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan


Kesehatan Untuk Bidan. Jakarta : Trans Info Media.

22

Anda mungkin juga menyukai