A. Pengertian Zakat
Zakat secara etimologi dapat diartikan berkembang dan berkah, seperti dalam
ungkapan berikut: ( زكا الزرعtanaman itu berkembang), زكت النفقة (nafkah itu
berkah), dan ( زكا فالنsi Fulan banyak kebaikannya).1 Selain itu, zakat dapat diartikan
menyucikan, sebagaimana dalam firman Allah SWT:
قَ ْد أَ ْفلَ َح َم ْن زَ َّكاهَا
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.”(Q.S Asy-
Syams(91):9)
Maksud ayat diatas, yakni membersihkan dari segala noda.
Zakat juga diartikan memuji, sebagaimana dalam firman Allah SWT:
Allah SWT berfirman:
Zakat disebut demikian karena harta kekayaan yang dizakati akan semakin
berkembang berkat dikeluarkan zakatnya dan doa orang yang menerimanya. Zakat
juge membersihkan orang yang menunaikannya dari dosa dan memujinya, bahkan
menjadi saksi atau bukti atas kesungguhan iman orang yang menunaikannya.2
Adapun menurut istilah syar’i, zakat berarti sesuatu yang dikeluarkan atas
nama harta atau badan dengan mekanisme tertentu.
B. Hukum Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun islam yang wajib dijalankan, dan
dinyatakan dalam Al-Quran secara bersamaan dengan sholat sebanyak 82 ayat. Pada
masa permulaan Islam di Mekkah, kewajiban zakat ini masih bersifat global dan
belum ada ketentuan mengenai jenis dan kadar(ukuran) harta yang wajib di zakati.
Hal itu untuk menumbuhkan kepedulian dan kedermawanan umat Islam. Zakat baru
1
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyid Hawwas FIQH IBADAH Thaharoh, Shalat, Zakat,
Puasa, dan Haji, AMZAH, Jakarta, 2010, hlm.343
2
Ibid. Hlm.344
benar-benar diwajibkan pada tahun 2 Hijriyah, namun ada perbedaan pendapat
mengenai bulannya. Pendapat yang masyhur menurut ahli hadis adalah pada bulan
Syawal tahun tersebut. Ia juga diperhitungkan sebagai salah satu pondasi sistem
keuangan dan ekonomi Islam, sebab zakat telah merepresentasikan diri sebagai
sumber utama dalam pembiayaan jaminan sosial. Karena itu, zakat juga diapahami
sebagai bagian dari bentuk jihad dalam jalan Allah mengingat perannya yang cukup
besar bagi pencapaian pertumbuhan ekonomi dan keunggulan politik.
Salah satu argumen naqli yang dijadikan dasar kewajiban zakat adalah firman
Allah : “Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang
yang ruku’.”3 Dasar lain adalah firman Allah : “ (yaitu) orang yang jika Kami
teguhkan kedudukan mereka dimuka bumi niscaya mereka mendirikan sholat,
menunuaikan zakat, menyuruh brbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang
munkar.” (Q.S Al- Hajj : 41)
C. Hukum Orang yang Meninggalkan Zakat
Jika seorang muslim mengingkari kewajibannya maka ia sama saja telah
mengingkai agama Islam karena agama Islam merupakan satu kesatuan yang utuh,
tidak terpisah antara kewajiban yang satu dengan kewajiban yang lain. Oleh karena
itu, jika seorang muslim mengingkari kewajiban zakat yang telah disepakati tersebut,
ia dianggap kafir.
Apabila ia mengingkari zakat yang masih dipeselisihkan tentang wajibnya,
seperti zakat harta rikaz (harta terpendam) dan perniagaan, maka ia tidak dianggap
kafir. Namun, jika ia tinggal dalam wilayah pemerintahan Islam yang mewajibkan
zakat tersebut dan ia diwajibkan zakat, tetapi ia mengingkarinya dan idak
menjalankan perintah Allah SWT tentang zakat tersebut, maka ia dianggap kafir dan
boleh diperangi serta diambil hartanya secara paksa oleh pemerintah.
D. Dalil Pensyariatan Zakat
Kewajiban zakat ditetapkan berdasarkan dalil Al-Qur’an, sunnah, dan ijma’.
Dalil yang berasal dari Al-Qur’an antara lain firman Allah
Allah SWT berfirman:
3
Al-Qurthubi, al-Jami’ Li Akhkamal-Qur’an, Beirut Lebanon, Daar el- Kutub ‘Ilmiyah, 1413 H/1993M. Jilid VII-
VIII, hlm.133
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka.”(Q.S At-Taubah (9) : 103)
Dan firman Allah di surah lain
Allah SWT berfirman: