Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN KEPERAWATAN

METODE PENUGASAN MENGGUNAKAN ‘METODE


PRIMER’

Kelompok 1:

1. Ade Ajeng Tianti 2720170035


2. Alda Nuroctaviani 2720170058
3. Anisah Diya A 2720170047
4. Fani Oktaviani 2720170018
5. Fiki Alpiansyah 2720170019
6. Habibah Yolanda 2720170012
7. Khoirul Anwar 2720170023
8. Laras Gumilang 2720170016
9. Rima Mulyati 2720170063
10. Ririn Riana Putri 2720170025
11. Rizna Renwarin 2720170020
12. Sheren Andini 2720170064
13. Tania Angraini S 2720170022

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 20 April 2020

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar ……………………………………………………………………... 2

Daftar Isi ……………………………………………………………………... 3

Bab I Pendahuluan

1. Latar Belakang ……………………………………………………………... 4


2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………... 4
3. Tujuan …………………………………………………………...… 5

Bab II Tinjauan Teori

1. Definisi …………………………………………………………………...… 6
2. Contoh penerapan ……………………………………………………………... 6
3. Tanggung Jawab Kepala Ruang dan Perawat Primer ……………………... 7
4. Keuntungan dan Kelemahan Metode Primer ............................................... 8
Bab III Penutup

1. Kesimpulan ……………………………………………………………………………. 9

Daftar Pustaka …………………………………………………………………...… 10

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan profesionalisme keperawatan di Indonesia dimulai sejak diterima dan
diakuinya keperawatan sebagai profesi pada Lokakarya Nasional Keperawatan (1983).
Sejak saat itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional,
Departemen Kesehatan dan organisasi profesi, diantaranya adalah dengan membuka
pendidikan pada tingkat sarjana, mengembangkan Kurikulum Diploma III keperawatan,
mengadakan pelatihan bagi tenaga keperawatan, serta mengembangkan standar praktik
keperawatan.
Upaya penting lainnya adalah dibentuknya Direktorat Keperawatan di Departemen
Kesehatan di Indonesia. Semua upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan
profesionalisme keperawatan agar mutu asuhan keperawatan dapat ditingkatkan.
Walaupun sudah banyak hal positif yang telah dicapai di bidang pendidikan
keperawatan, tetapi gambaran pengelolaan layanan keperawatan belum memuaskan.
Layanan keperawatan masih sering mendapat keluhan masyarakat, terutama tentang sikap
dan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien atau
keluarga.
Layanan keperawatan yang ada di Rumah Sakit masih bersifat okupasi. Artinya,
tindakan keperawatan yang dilakukan hanya pada pelaksanaan prosedur, pelaksanaan
tugas berdasarkan instruksi dokter. Pelaksanaan tugas tidak didasarkan pada tanggung
jawab moral serta tidak adanya analisis dan sintesis yang mandiri tentang asuhan
keperawatan.
Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan restrakturing, reengineering, dan
redesigning system pemberian asuhan keperawatan melalui pengembangan Model
Metode Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) yang akan dibahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari metode primer?
2. Bagaimana contoh penerapan dari metode primer?
3. Apa Tanggung Jawab Kepala Ruang dan Perawat Primer dalam metode primer?
4. Apa keuntungan dan kelemahan dari metode primer?

4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari metode primer
2. Untuk mengetahui contoh dari metode primer
3. Untuk mengetahui tanggung jawab kepala ruang dan perawat primer
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kelemahan metode primer

5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Metode Primer
Metode primer adalah metode dalam pemberian asuhan keperawatan yang ditandai
dengan keterikatan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan
untuk merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan asuhan keperawatan selama
pasien dirawat.
Metode primer merupakan metode yang berdasarkan pada tindakan yang
komprehensif dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap semua
aspek asuhan keperawatan dari hasil pengkajian kondisi pasien untuk mengkoordinir
asuhan keperawatan.
Metode penugasan di mana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24
jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah
sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana
asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan
terus menerus antar pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merancanakan,
melakukan, koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Dalam menetapkan seseorang menjadi perawat primer perlu berhati-hati karena
memerlukan beberapa kriteria, di antaranya dalam menetapkan kemampuan asertif, self
direction kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik,
akuntabel serta mampu berkolaborasi dengan baik antar berbagai disiplin ilmu. Di negara
maju pada umumnya perawat yang ditunjuk sebagai perawat primer adalah seorang
perawat spesialis klinik yang mempunyai kualifikasi master dalam bidang keperawatan.
Karakteristik modalitas keperawatan primer adalah :
a. Perawat primer mempunyai tanggung jawab untuk asuhan keperawatan pasien selama
24 jam sehari, dari penerimaan sampai pemulangan
b. Perawat primer melakukan pengkajian kebutuhan asuhan keperawatan, kolaborasi
dengan pasien dan professional kesehatan lain, dan menyusun rencana perawatan.
c. Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan didelegasikan oleh perawat primer
kepada perawat sekunder selama shift lain.
d. Perawat primer berkonsultasi dengan perawat kepala dan penyelia.
e. Autoritas, tanggung gugat dan autonomi ada pada perawat primer

6
B. Contoh Penerapan Metode Primer

Gambar 1.3 : Diagram system asuhan keperawatan primer


(Marquis & Huston, 1998)

C. Tanggung Jawab Kepala Ruang dan Perawat Primer dalam Metode


Primer

1. Tanggung Jawab Kepala Ruang


a. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer
b. Mengorganisir pembagian pasien kepada perawat primer
c. Menyusun jadual dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten
d. Orientasi dan merencanakan karyawan baru
e. Merencanakan dan menyelenggarakan pengembangan staff

2. Tanggung jawab perawat primer :


a. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif
b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas
d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
disiplin lain maupun perawat lain
e. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
f. Menyipakan penyuluhan untuk pulang

7
g. Melakukan rujukan kepada pekarya sosial, kontak dengan lembaga sosial
dimasyarakat
h. Membuat jadual perjanjian klinis
i. Mengadakan kunjungan rumah

D. Keuntungan dan Kelemahan Metode Primer


1. Keuntungan Metode Primer
a. Bersifat kontunuitas dan komprehensif
b. Perawatan primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan
memungkinkan pengembangan diri
c. Mendorong kemandirian perawat
d. Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat
e. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
f. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima
asuhan keperawatan.
Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa di manusiawikan karena
terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu, asuhan yang diberikan
bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan.,
dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.
2. Kelemahan Metode Primer
a. Hanya dapat di lakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan
mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinis, akuntabel, serta
mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu
b. Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
c. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
d. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.

8
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
Metode primer adalah metode dalam pemberian asuhan keperawatan yang ditandai
dengan keterikatan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan
untuk merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan asuhan keperawatan selama
pasien dirawat
Metode penugasan di mana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24
jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah
sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana
asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan
terus menerus antar pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merancanakan,
melakukan, koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Karakteristik modalitas keperawatan primer adalah :
a. Perawat primer mempunyai tanggung jawab untuk asuhan keperawatan pasien selama
24 jam sehari, dari penerimaan sampai pemulangan
b. Perawat primer melakukan pengkajian kebutuhan asuhan keperawatan, kolaborasi
dengan pasien dan professional kesehatan lain, dan menyusun rencana perawatan.
c. Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan didelegasikan oleh perawat primer
kepada perawat sekunder selama shift lain.
d. Perawat primer berkonsultasi dengan perawat kepala dan penyelia.
e. Autoritas, tanggung gugat dan autonomi ada pada perawat primer

9
Daftar Pustaka
Diagram system asuhan keperawatan primer (Marquis & Huston, 1998)
Model Metode Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)

10

Anda mungkin juga menyukai