Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini di Indonesia terdapat beberapa masalah kesehatan penduduk yang masih
perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak antara lain: anemia pada
ibu hamil, kekurangan kalori dan protein pada bayi dan anak-anak, terutama di daerah
endemic, kekurangan vitamin A pada anak, anemia pada kelompok mahasiswa, anak-anak
usia sekolah, serta bagaimana mempertahankan dan meningkatkan cakupan imunisasi.
Permasalahan tersebut harus ditangani secara sungguh-sungguh karena dampaknya akan
mempengaruhi kualitas bahan baku sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan
datang.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan PSBH.?
2. Apa saja misi dan falsafah PSBH ?
3. Bagaimana proses PSBH ?
4. Contoh PSBH di Rumah sakit dan di lingkungan Masyarakat

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian atau definisi dari PSBH
2. Untuk mengetahui misi & falsafah PSBH
3. Untuk mengetahui proses dari PSBH
4. Untuk mengetahui bagaimana PSBH di lingkungan Rumah Sakit & masyarakat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Problem Solving for Better Hospitals (PSBHospitals) adalah suatu pendekatan untuk
mengatasi berbagai masalah di rumahsakit dengan cara yang mudah, menarik, dan dilakukan
dengan suka hati (Smith, 1993)

Pendekatan PSBHospitals ini mengarahkan agar supaya untuk suatu masalah para
problemsolvers mampuan.

Menggunakan ide dan inovasi baru untuk mengatasi masalah-masalah yang sudah lama
ada di rumahsakit dan selama ini tidak dapat diatasi

Mengunakan sumber daya(biaya) yang dimiliki dan tidak meminta tambahan sumber
daya untuk mengatasi suatu masalah,

Mengupayakan agar supaya masalah yang sudah dapat diatasi tidak timbul lagi dengan
mensinambungkan kegiatan untuk mengatasi masalah tersebut.

B. MISI DAN FALSAFAH PSBH

Misi PSBH adalah untuk membantu karyawan dalam melaksanakan upaya problem
solving skala kecil yang secara langsung dapat memberi manfaat bagi banyak orang, Adapun
falsafah PSBH adalah bahwa meskipun terjadi kekurangan dana diseluruh dunia, para tenaga
kesehatan yang paling depan dan mereka mempunyai kepedulian dan minat, dapat
menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai dampak yang lebih besar dalam
mengatasi masalah kesehatan setempat dibanding dengan yang secara umum telah dicapai.

C. PROSES PSBH

Proses PSBH bila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh karyawan rumah sakit,
seperti pepatah Ethiopia
“ Apabila Sarang Laba-laba bersatu, Ia dapat mengikat seekor Singa”.

2
Proses PSBH ini terdiri dari 5 (lima) langkah yaitu :

1. Langkah 1. Definisikan Masalah


Langkah pertama dalam melaksanakan pendekatan PSBH, karyawan untuk bisa
mendefinisikan masalah dengan menulis sebuah masalah ditempat kerja secara
jelas demi kepentingan diri sendiri dan orang lain dimana masalah itu benar-banar
ada. Sering sekali orang tertipu didalam mendefinisikan masalah sehingga sumber
daya yang berharga terbuang sia-sia dalam melaksanakan kegiatan yang salah
karena dalam mendefisinikan masalah terjadi kesalahan. Masalah yang
disampaikan harus riil (nyata) dan benar-benar ada dan terjadi ditempat kerja.
Sebagai prinsip dalam mendefisinikan masalah,”Jangan menciptakan suatu
masalah (yang tidak ada) karena mereka tidak mungkin dapat mengatasi masalah
maya (virtual) yang mereka ciptakan”.

2. Langkah 2 . Tentukan Bagian Realistik dari Masalah.

Langkah kedua dalam PSBH, masalah yang ada untuk dikaji kembali dan
mendifinisikan kembali masalahnya sehingga masalah tersebut bisa diatasi. Dan
dengan mendefinisikan masalahnya secara jelas, maka prioritas masalah yang
dihadapi dapat ditentukan pula. Dalam langkah kedua ini prinsipnya yaitu
mengatasi masalah bagian demi bagian. Adapun caranya adalah dengan
mengambil bagian yang kecil dari masalah, bagian yang realistik dapat dikelola,
kemudian mengatasi setiap bagian kecil tersebut sebelum mengatasi bagian yang
lain.

3. Langkah 3. Definisikan Suatu Solusi.

Setelah mendefinisikan masalah dengan jelas dan menentukan apakah masalah


tersebut diatasi, langkah berikutnya untuk mendefinisikan solusinya, yang
kemudian mempertimbangkan beberapa jenis solusi. Jenis-jenis solusinya dapat
berupa pendidikan, biomedis, psikologi, ekonomi, usaha mikro, hokum, pelatihan
mapun lingkungan,     kemudian tulis solusinya dalam bentuk Pertanyaan yang
Baik (Good Qoestion), relevan, didefinisikan dengan baik, dan dapat dijawab.
Pertanyaan tersebut harus mencakup semua elemen dibawah ini dan mengikuti
format sebagai berikut :
 Apakah dengan :
 Melakukan Kegiatan apa ?
 Dengan Siapa atau untuk Siapa ?
 Dimana ?

3
 Untuk berpapa lama ?
 Mencapai tujuan yang diinginkan ?
4. Langkah 4. Menyusun rencana kerja yang baik (Plan of Action)

Pada langkah ke-empat ini yaitu membuat rencana tentang bagaimana cara
mengatasi masalah yang telah dipilih, definisi yang telah ditulis dan pertanyaan
yang baik sehingga perlu mengatur pikiran, merinci solusi, membuat gambaran
dari langkah-langkah yang akan diambil dan membuat daftar dari sumber daya
yang akan diperlukan untuk melaksanakan solusi yang telah dipilih, menyusun
biaya yang diperlukan selanjutnya menyusun jadual kegiatan kapan berbagai
langkah upaya akan dilaksanakan, waktu realistis dari setiap langkah, dan
berfikiran positif. Kapan berbagai langkah akan dilaksanakan .

5. Langkah 5. Kesinambungan

Untuk merencanakan kesinambungan perlu disusun suatu plant of action (POA)


baru untuk merencanakan upaya kesinambungan yang disampaikan kepada pihak-
pihak yang terkait.

D. Contoh PSBH

1. RUMAH SAKIT

Penerapan PSBH di RSUD Tugu Rejo, perawat yang bertugas di ruang ICU tidak
bisa membaca EKG dengan benar. Sebanyak 20 orang atau 83,3% karena perawat tidak
mendapatkan pelatihan. Faktor penunjang terjadinya masalah tersebut karena tidak
mendapat pelatihan dan tidak tersedianya dana untuk melatih seluruh perawat ICU.

Untuk mengatasi masalah itu, kelompok PSBH membuat program pelatihan cara
membaca EKG. Narasumbernya adalah petugas yang sudah memahami cara membaca
EKG. Mereka membagi ilmunya kepada para petugas yang belum bisa membaca EKG
sambil bekerja, tidak perlu dilakukan pelatihan secara khusus di dalam kelas. Hasilnya
100% perawat di ICU sekarang mampu membaca EKG dengan benar.

Agar PSBH dilakukan dengan baik dan lancara, ada cara untuk menarik minta
melakukan gerakan PSBH seperti yang dilakukan di RSUD Tugurejo, yaitu dengan
diadakannya” Mini Konvensi PSBH”. Mini Konvensi PSBH ini dilakukan dengan
masing-masing unit PSBH menampilkan penjelasan cara memecahkan masalah yang
dihadapi masing-masing unit. Jika unit tersebut pemecahan masalahnya tidak
meningkatkan mutu maka unit tersebut gugur.

4
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yuliastuti didapatkan bahwa penerepan
PSBH di rumah sakit dapat meningkatkan proaktifitas perawat yang terdiri dari
kesadaran diri (self-awareness), kemampuan untuk bermajinasi (imagination),
kepemilikan akan hati nurani (conscience), dan kemerdekaan untuk berkehendak
(independent-will). Dengan adnaya pelatihan peningkatan dalam implementasi PSBH
membuat perawat berfikir tentang hal-hal baru yang ideal yang harus dilakukan dalam
meningkatkan proaktifitas perawat secara individual, mengingatkan perawat apa yang
harus dilakukan dan memotivasi seorang perawat untuk memberikan pelayanan yang
optimal. (Yuliastuti, 2009)

2. Lingkungan Masyarakat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya kasus diare di kelurahan


Mariso, terdapat 157 orang balita di kelurahan Mariso dan terdapat 39 orang balita di RT
C yaitu sebanyak 72% atau 28 orang responden di RT C mengaku bahwa anaknya
pernah mengalami penyakit diare. Gejalanya beragam, mulai dari berak cair sebanyak 3
kali dalam sehari, sampai ada yang didiagnosis mulai mengalami dehidrasi dan harus
dirawat inap di rumah sakit. Sedangkan sebanyak 28% atau 11 responden mengaku
bahwa anaknya tidak pernah terserang penyakit diare. Temuan ini menunjukkan bahwa
angka balita yang terserang penyakit diare masih cukup tinggi di kelurahan Mariso
khususnya di RT C, setelah penelitian diketahui bahwa penyebab diare pada anak balita
di RT C yaitu masih kurangnya sanitasi pada saat pemberian makanan pada anak,
kurangnya pengetahuan ibu tentang kebersihan dan penyakit diare serta faktor
pendukung yaitu lingkungan RT C yang tidak sehat dekat dari pembuangan sampah dan
WC umum sehingga tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia
yang tidak sehat pula, yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan
kejadian penyakit diare.

a. Sifat Masalah:

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya kasus diare di kelurahan


Mariso

b. Besar Masalah:

Terdapat 39 orang balita di RT C yaitu sebanyak 72% atau 28 orang responden di


RT C mengaku bahwa anaknya pernah mengalami penyakit diare dan sebanyak

5
28% atau 11 responden mengaku bahwa anaknya tidak pernah terserang penyakit
diare.

c. Sebab dari Masalah

Kurangnya sanitasi pada saat pemberian makanan pada anak, kurangnya


pengetahuan ibu tentang kebersihan dan penyakit diare

d. Faktor penunjang :

Lingkungan RT C yang tidak sehat dekat dari pembuangan sampah dan WC umum
sehingga tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang
tidak sehat pula, yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan
kejadian penyakit diare.

Anda mungkin juga menyukai