Anda di halaman 1dari 14

METODE ASUHAN KEPERAWATAN –

MODEL TIM

Nama Kelompok :
1. Alfiyani Damayanti 2720170043
2. Dinda Zulva Fauzia 2720170076
3. Ellisa Dwi Putri 2720170060
4. Fina Fiona Erlia 2720170071
5. Husnul Aulia 2720170037
6. Isnatul Cunaeni 2720170044
7. Meilia Cahya 2720170077
8. Mike Ilyatu Sofiya 2720170066
9. Muhammad Ali Ridho 2720170003
10. Muhammad Aviv 2720190002
11. Nur Itta Izzakah 2720170037
12. Sri Wahyuni Matdoan 2720170033
KONSEP METODE TIM

 Metode tim merupakan metode pemberian asuhan


keperawatan, yaitu seorang perawat profesional memimpin
sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif
dan kolaboratif. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/
grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan
pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE TIM

A. KELEBIHAN DARI METODE TIM :

1. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif


2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan;
3. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik
mudah di atasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.
4. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
5. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang
berbeda-beda dengan aman dan efektif
6. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan
7. Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien
selama bertugas
B. KELEMAHAN DARI METODE TIM

1. Komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama


dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya
mebutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan
pada waktu-waktu sibuk.
2. Perawat yang belum terampil dan belum
berpengalaman selalu tergantung atau berlindung
kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
3. Akuntabilitas dalam tim kabur
4. Tidak efisien bila dibandingkan dengan model
fungsional karena membutuhkan tenaga yang
mempunyai keterampilan tinggi.
TANGGUNG JAWAB DALAM METODE TIM

A.TANGGUNG JAWAB SEBAGAI KEPALA RUANGAN


1. Perencanaan :

a. Menunjukan ketua tim yang akan bertugas di ruangan


masing-masing;
b. Mengikuti serah terima pasien pada sif sebelumnya;
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien : gawat,
transisi, dan persiapan pulang, bersama ketua tim;
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan
berdasarkan aktivitas dan kebutuhan pasien bersama ketua
tim, mengatur penugasan/ penjadwalan;
e. Merencakan strategi pelaksanaan keperawatan;
.Mengatur dan mengendalikan asuhan
keperawatan, termasuk kegiatan membimbing
pelaksanaan asuhan keperawatan, membimbing
penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan, mengadakan diskusi untuk
perpecahan masalah, serta memberikan informasi
kepada pasien atau keluarga yang baru masuk;
2. Pengorganisasian :

a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan;


b. Merumuskan tujuan metode penugasan;
c. Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara
jelas;
d. Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2
ketua tim, dan ketua tim membawahi 2-3 perawat;
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan :
membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari,
dan lain-lain;
f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan;
g. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik;
h. Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang tidak berada
ditempat kepada ketua tim;
i. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien;

3. Pengarahan :

a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim;


b. Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan
tugas dengan baik;
c. Memberi motivasi dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap;
d. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan asuhan keperawatan pada pasien;
e. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir;
4. Pengawasan :

a. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomuni


langsung dengan ketua tim maupun pelaksana
mengenai asuhan keperawatan yang di berikan kepada
pasien;
b. Melalui supervisi :
1) Pengawasan langsung dilakukan dengan cara
inspeksi, mengamati sendiri, atau melalui laporan
langsung secara lisan, dan memperbaiki/ mengawasi
kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga;
2) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek
daftra hadir ketua tim, membaca dan memeriksa
rencana keperawatan serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (dokumentasikan), mendengar laporan
ketua tim tentang pelaksanaan tugas;
3) Evaluasi;
4) Mengevaluasi upaya pelasanaan dan membandingkan
dengan rencana keperawatan yang telah di susun bersama
ketua tim;
5) Audit keperawatan.

B. TANGGUNG JAWAB SEBAGAI KETUA TIM

a. Membuat perencanaan;
b. Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi;
c. Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai
tingkat kebutuhan pasien;
d. Mengembangkan kemampuan anggota;
e. Menyelengarakan konferensi.
C. TANGGUNG JAWAB SEBAGAI ANGGOTA TIM

a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di


bawah tanggung jawabnya;
b. Kerja sama dengan anggota tim dan antar tim;
c. Memberikan laporan.
KESIMPULAN
Pengembangan metode tim di dasarkan pada falsafah
mengupayakan tujuan dengan menggunakan
kecakapan dan kemampuan anggota kelompok.
metode ini juga didasari atas keyakinan bahwa setiap
pasien berhak memperoleh pelayanan terbaik. Selain
itu, setiap staf berhak menerima bantuan dalam
melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan
yang etrbaik sesuai kemampuannya, dalam
keperawatan, metode tim diterapakan dengan
menggunakan kerja sama tim perawat yang heterogen

Anda mungkin juga menyukai