Anda di halaman 1dari 11

KARYA INOVASI PELAYANAN KEBIDANAN

NGOBRAS SEMACAM (NGOBROL BARENG REMAJA SEHAT,


SEMANGAT MENCEGAH ANEMIA)
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS REMAJA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WEDI KABUPATEN KLATEN

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Kebidanan Komunitas
Program Studi Profesi Bidan

Disusun Oleh:

1. Widiarti Pratiwi (Profesi Reg A/ P27224019208)


2. Reny Romadhoni (Profesi Reg B/ P27224019248)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

PRODI PROFESI BIDAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Asuhan
Kebidanan Komunitas. Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas di
stase ke-5 yang dilaksanakan mulai tanggal 13 Juli - 29 Agutus 2020.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
laporan kasus ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. drg. Susila selaku kepala Puskesmas Wedi, yang telah memberikan kesempatan
dalam penyusunan laporan kasus ini.
2. Dwi Nastiti, Amd.Keb selaku pembimbing lahan/CI yang telah banyak
memberikan pengarahan, masukan, dan nasehat dalam penyusunan laporan
kasus ini.
3. Rohmi Hadayani, S.ST.,M.Keb dan Siswiyanti, S.Kp.,Ns.,M.Kes selaku dosen
pembimbing lahan yang telah banyak memberikan pengarahan, masukan, dan
nasehat dalam penyusunan laporan kasus ini.
4. Karyawan karyawati Puskesmas Wedi yang telah banyak memberikan
pengarahan, masukan, dan nasehat dalam penyusunan laporan kasus ini.
5. Semua pihak yang turut membantu terselesainya laporan kasus ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Demikian penulis berharap semoga laporan
kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Klaten, Agustus 2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Masalah apa yang melatar belakangi munculnya inovasi ini?

Posyandu remaja merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan

Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan

dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat termasuk remaja dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat

dan memberikan kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan bagi

remaja untuk meningkatkan derajat kesehatan dan keterampilan hidup sehat

remaja (Kemenkes, 2018).

Pelayanan kesehatan remaja di Posyandu adalah pelayanan kesehatan

yang peduli remaja, mencakup upaya promotif dan preventif, meliputi:

Keterampilan Hidup Sehat (PKHS), kesehatan reproduksi remaja, kesehatan

jiwa dan pencegahan penyalahgunaan Napza, gizi, aktifitas fisik, pencegahan

Penyakit Tidak Menular (PTM) dan pencegahan kekerasan pada remaja

(Kemenkes, 2018).

Kami melakukan wawancara tidak langsung kepada remaja di

wilayah wedi. Kami menanyakan apakah ada kegiatan Posyandu Remaja di

desa tersebut. Dan bagaimana pengetahuan remaja di desa tersebut terhadap

kesehatan reproduksi.

Hasil nya tidak ada kegiatan Posyandu Remaja dan remaja tidak

pernah diberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi secara mendalam

selain materi yang diberikan disekolahan. Dan masih ada kasus seperti nyeri

saat haid, dan keputihan pada remaja di desa Glesungrejo. Sehingga kami

berinisiatif membentuk grub yang berisikan remaja desa Glesungrejo, yang


nanti nya dapat kami berikan penkes-penkes kesehatan reproduksi secara

mendalam.

B. Siapa inisiator inovasi ini?

Mahasiswa profesi bidan yang tergabung dalam 1 kelompok (Widiarti Pratiwi

dan Reny Romadhoni.) yang dalam pembuatan program inovasi ini dengan

masukan, arahan dan bimbingan dari CI Lapangan Puskesmas Wedi ( Dwi

Nastiti, Amd.Keb).
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Bagaimana inovasi berhasil memecahkan masalah yang dihadapi?

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan dari wawancara tidak langsung

dengan Ketua Karang Taruna di wilayah Wedi, tidak ada Posyandu Remaja di

wilayah kerja Puskesmas Wedi. Dan di masa pandemi COVID-19 ini, tidak

bisa dilakukan pertemuan langsung apabila mengadakan Posyandu Remaja.

Kami melakukan beberapa strategi untuk mencapai keberhasilan untuk

memecahkan masalah. Kami melakukan konsultasi dengan pembimbing CI

dan mempertimbangkan aspek-aspek yang sudah menjadi suatu kebiasaan

remaja di wilayah puskesmas Wedi. Sehingga kami kami melakukan inovasi

yang diberi nama “NGOBRAS SEMACAM” (Ngobrol Bareng Remaja Sehat,

Semangat Mencegah Anemia) yaitu dimana dibentuk grub dalam aplikasi

Whatsapp yang berisi remaja-remaja di wilayah kerja Puskesmas Wedi dan

diberikan pendidikan kesehatan reproduksi dan sebagainya.

B. Apa saja aspek kreatif dan inovatif dari inovasi ini?

Kelompok mencoba menghasilkan sesuatu hal baru yang belum pernah ada

sebelumnya. Seperti nama kegiatan atau program yang kami beri nama

“NGOBRAS SEMACAM” (Ngobrol Bareng Remaja Sehat, Semangat

Mencegah Anemia) dan dalam pelaksanaan kegiatannya kami

mengokolaborasikan dengan remaja – remaja di wilayah kerja pusesmas Wedi

untuk menjalankan inovasi ini.


BAB III

PEMBAHASAN

A. Bagaimana inovasi ini dilaksanakan?

Inovasi “NGOBRAS SEMACAM” (Ngobrol Bareng Remaja Sehat,

Semangat Mencegah Anemia) merupakan salah satu strategi yang

bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan

reproduksi dan mencegah penyimpangan pada remaja. Cara yang

digunakan adalah memberikan video animasi yang menarik yang

berisikan penkes-penkes tentang kesehatan reproduksi. Dan nantinya

remaja-remaja tersebut diwajibkan ada yang harus bertanya, untuk

memastikan apakah remaja menganggapi dari video yang telah

diberikan. Untuk remaja yang mempunyai masalah kesehatan

reproduksi, bisa berkonsultasi secara pribadi melalui aplikasi whatsapp

kepada mahasiswa Profesi Kebidanan. Inovasi ini diinisiasi oleh

mahasiswa profesi kebidanan bersama bidan Puskesmas Wedi

Kabupaten Klaten dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang

ditemukan dari tidak adanya Posyandu Remaja.

B. Siapa saja pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan?

Pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan inovasi ini adalah:

1. CI Puskesmas Wedi

2. Remaja di wilayah kerja Puskesmas Wedi

C. Sumber daya apa saja yang digunakan untuk melaksanakan inovasi ini dan

bagaimana sumber daya itu dimobilisasi?

Untuk melaksanakan inisiatif ini, sumber daya yang digunakan yaitu:

1. Anggaran
Anggaran untuk sosialisasi dan media promosi. Berupa kuota internet

untuk mengupload video pendidikan kesehatan.

2. Sumber daya manusia

a. Remaja di wilayah Puskesmas Wedi

b. 2 mahasiswa Profesi Kebidanan

3. Apa saja output/ keluaran yang dihasilkan oleh inovasi ini?

Keluaran konkret yang berhasil dicapai dari inisiatif ini adalah:

a. Berjalannya Posyandu Remaja yang akan ditindaklanjuti setelah

pandemi.

b. Menambah pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan reproduksi

remaja.

c. Kesadaran remaja pentingnya dibentuk Posyandu Remaja.

4. Sistem apa yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi

kegiatan dalam inovasi ini?

Untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan yang dicapai secara

teratur maka dilakukan melalui:

a. Adanya diskusi dan Tanya jawab selama kegiatan berlangsung

menunjukkan adanya kesadaran remaja mengenai kesehatan

reproduksi.

b. Pengadaan kegiatan seperti cek TD,TB, BB, LILA, dan pembagian

tablet Fe akan ditindak lanjuti setelah pandemic COVID-19.

c. Dibentuk panitia dalam pengadaan Posyandu Remaja setelah pandemi

COVID-19.

5. Apa saja kendala utama yang dihadapi dalam pelaksanaan dan bagaimana

kendala tersebut diatasi?

Karena kegiatan ini melalui online, dikhawatirkan remaja tidak

aktif dalam mengikuti penkes-penkes yang diberikan.


Cara mengatasi kendala ini, adalah dengan mengadakan sesi

diskusi tanya jawab, juga konsultasi secara pribadi sehingga remaja

mampu memahami dan mengikuti kegiatan yang diberikan.

6. Apa saja manfaat utama yang dihasilkan dari inovasi ini?

Bukti atau data yang ditemukan selama evaluasi maupun

monitoring evaluasi pelaksanaan inisiatif ini menyingkapkan data-data

berikut; Dampak terhadap kualitas layanan :

a. Perbaikan layanan turut membantu meningkatkan kesadaran remaja

terhadap kesehatan reproduksi dan pencegahan penyimpangan remaja.

b. Deteksi dini dan penanganan komplikasi masalah kesehatan remaja

sedini mungkin. Demikian pula rujukan dapat dilakukan dengan lebih

terencana untuk menurunkan resiko atau komplikasi yang

membahayakan bagi kesehatan reproduksi.

7. Apa bedanya sebelum dan sesusah inovasi?

Beberapa perubahan yang berhasil dicapai oleh Puskesmas antara lain :

a. Sebelum ada inovasi ini masih rendahnya tingkat kesadaran remaja

untuk mengadakan Posyandu Remaja namun setelah dilakukan inovasi

ini meningkatnya kesadaran remaja untuk memeriksakan keadaannya,

sehingga resiko tinggi dapat dideteksi lebih awal.

b. Setelah ada inovasi ini remaja dapat mengetahui dan menyelenggarakan

kegiatan Posyandu Remaja setelah pandemi COVID-19.

8. Apa saja pembelajaran yang dapat dipetik dari penerapan inovasi ini?

Pembelajaran yang dipetik dari Inovasi “NGOBRAS MACAM” antara

lain:

a. Partisipasi publik sangat penting untuk keberhasilan. Komitmen yang

kuat dari para pemangku kepentingan termasuk Karang Taruna


merupakan kunci keberhasilan dalam pelaksanaan inisiatif ini. Tanpa

adanya partisipasi akti, kesadaran dan komitmen tidak akan terwujud.

b. Melalui “NGOBRAS MACAM”, upaya promotif dan preventif lebih

tajam menyasar pada tujuan penurunan angka remaja dengan masalah

reproduksi yang disebabkan oleh penyakit tidak menular, melalui upaya

dini yang komprehensif dan melibatkan publik dalam pelaksanaannya

kemitraan.

9. Apakah inovasi ini berkelanjutan dan sedang atau sudah direplikasi di

tempat lain?

a. Inovasi ini secara keseluruhan belum dapat diterapkan secara lanjut

karena perlu perencanaan dan kesepakatan dari beberapa pihak. Dan

karena masa pandemi COVID-19 ini.

b. Inovasi ini sedang tidak dilakukan ditempat lain.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Posyandu remaja merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan

Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan

dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat termasuk remaja dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan

masyarakat dan memberikan kemudahan dalam memperoleh pelayanan

kesehatan bagi remaja untuk meningkatkan derajat kesehatan dan

keterampilan hidup sehat remaja (Kemenkes, 2018).

2. Hasil wawancara tidak langsung dengan remaja di wilayah kerja

Puskesmas Wedi, tidak ada kegiatan Posyandu Remaja dan remaja tidak

pernah diberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi secara

mendalam selain materi yang diberikan disekolahan. Dan masih ada kasus

seperti nyeri saat haid, dan keputihan pada remaja di wilayah kerja

Puskesmas Wedi. Sehingga kami berinisiatif membentuk grub yang

berisikan remaja di wilayah kerja Puskesmas Wedi, yang nanti nya dapat

kami berikan penkes-penkes kesehatan reproduksi secara mendalam.

3. Program inovasi yang kami berikan adalah “NGOBRAS SEMACAM”

(Ngobrol Bareng Remaja Sehat, Semangat Mencegah Anemia) merupakan

salah satu strategi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan

pencegahan masalah kesehatan reproduksi.


B. Saran
1. Remaja di Wilayah Kerja Puskesmas Wedi

Diharapkan berpartisipasi dalam setiap kegiatan sehingga dapat

mengantisipasi bila terjadi masalah kesehatan remaja. Kegiatan juga dapat

menambah wawasan para remaja Wilayah Kerja Puskesmas Wedi.

2. Puskesmas Wedi

Setelah diadakannya kegiatan ini, diharapkan puskesmas dapat membuat

program inovasi-inovasi yang lainnya dalam memberikan intervensi

kepada masyarakat untuk memecahkan suatu permasalahan pada setiap

desa.

3. Mahasiswa Profesi Kebidanan

Dapat menyelenggarakan inovasi-inovasi lain, agar dapat menjadi suatu

contoh kegiatan baru dimasyarakat yang efektif dan dapat diterapkan dalam

jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai