Anda di halaman 1dari 7

“TUGAS EVIDENCE BASED MIDWIFERY”

Dosen Pembimbing : Kemaludin, SKM, MPH.

Disusun Oleh :

SABRINA NUR AFIFAH

P27224019200

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN

2019
A. Deskripsi wilayah desa Ngawonggo

1. Kondisi Gegrafis
a. Letak
Desa Ngawonggo merupakan salah satu desa di Jawa Tengah yang terletak di
wilayah administratif Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa
Tengah, dengan batas desa sebagai berikut:
Sebelah utara              : Desa Dukuh
 Sebelah Timur           : Desa Lemahireng
Sebelah Selatan          : Desa Tegalrejo, Ceper
Sebelah Barat             : Desa Kuncen
Secara geografis terletak pada koordinat -7.665485, dan 110.687502
b. Luas
Luas wilayah Desa Ngawonggo : 137 Ha,
c. Wilayah
Wilayah Desa Ngawonggo : 137 Ha, yang terbagi menjadi 8 Dukuh dengan 18
RW dan 43 RT yaitu :
NO DUKUH RW RT
1. Senden 01 s/d 04 01s/d 08
2. Ngawonggo 05 s/d 09 09 s/d 19
3. Doyo 10 s/d 12 20 s/d 28
4. Sentono 13 dan 14 29 s/d 35
5. Tampiran 15 36 dan 37
6. Tegalsari 16 38 dan 39
7. Gatak 17 40 dan 41
8. Bendo 18 42 dan 43
d. Kenampakan Alam
Desa Ngawonggo secara garis besar berdasarkan letaknya terdiri dari Sawah,
Kebun, Pemukiman penduduk, dan pabrik/ industri
2. Kondisi kesehatan wilayah desa Ngawonggo
Di desa Ngawonggo terdapat 1 PMB dan 1 PKD 1 praktik mantri 1
praktik umum dokter. Di desa ngawoggo terdapat ± 700 Wanita Usia Subur, ±220
bayi dan balita dan terdapat 16 ibu hamil yang terdata di PKD desa Ngawonggo
dan belum terdapat layanan holistic care dan terapi komplementer. Oleh karena itu
kita mempunyai peluang untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan
menambah treatmean pelayanan seperti terapi complementer dll.
Bidan Praktek Mandiri (BPM) atau sekarang disebut dengan Praktek
Mandiri Bidan (PMB) merupakan bentuk pelayanan kesehatan dibidang kesehatan
dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, masyarakat) sesuai dengan
kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki
Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga menjalankan praktek pada sarana
kesehatan atau program (Immah, 2012 :01).
Praktek Mandiri memiliki berbagai persyaratan khusus untuk menjalankan
prakteknya. Seperti tempat atau ruangan praktek, peralatan, obat - obatan. Namun
pada kenyataanya BPM sekarang kurang memperhatikan dan memenuhi
kelengkapan praktek serta kebutuhan klienya. Di samping peralatan yang kurang
lengkap tidakan dalam memberikan pelayanan kurang ramah dan bersahabat
dengan klien. Sehingga masyarakat berasumsi bahwa pelayanan kesehatan bidan
praktek mandiri tersebut kurang memuaskan (Rhia, 2011 : 01).
VISI DAN MISI PMB SABRINA NUR AFIFAH

di Desa Ngawonggo Rt 043/Rw 018 Kecamatan Ceper kabuapten Klaten,

Provinsi Jawa Tengah

B. Visi :
Mewujudkan PMB Sabrina sebagai wadah pelayanan kesehatan masyarakat

dan kebidanan yang aman, profesional, unggul dan mampu berdaya saing dalam

kualitas pelayanan kesehatan.

C. Misi :
1. Melaksanakan pengabdian dan pendekatan kepada masyarakat.

2. Melaksanakan kegiatan layanan kebidanan khususnya pada ibu dan anak.

3. Melaksanakan pembinaan dan konseling (PUS dan WUS) yang berhubungan

dengan kebidanan.

4. Mengembangkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) dan

penekanan terhadap angka kematian ibu dan bayi.

5. Membangun hubungan saling percaya terhadap seluruh elemen baik dengan mitra

kesehatan, pasien atau keluarga pasien.

6. Memberikan pelayanan dengan cinta dan kasih sayang dengan pendekatan

Holistic care.
Analisis SWOT Pembuatan PMB Sabrina Nur Afifah di Desa Ngawonggo

Rt 043/Rw 018 Kecamatan Ceper kabuapten Klaten,

Provinsi Jawa Tengah

No Sub Ratin
Uraian Faktor Skor
. Faktor g
A Peluang 0,25  
Masyarakat cenderung lebih tertarik terhadap sesuatu
  0,2
1 yang berbeda dan baru 4 0,20
Mempunyai kesempatan untuk membuka mom &
baby care mislanya SPA, Baby massage, baby   0,2
4 0,21
2 swimming, healing bath, massage ibu post partum dll.
Lingkungan yang strategis dan mendukung   0,2
3 3 0,17
Adanya keinginan untuk meningkatkan mutu
  0,2
4 pelayanan praktik mandiri bidan 4 0,21
Mempunyai relasi yang baik dan dipercaya dengan
  0,2
5 masyarakat sekitar dalam pendirian PMB 3 0,15
0,1
  SKOR TOTAL 1
    0,93
B Ancaman 0,25  
Banyak lulusan akademi kebidanan   0,2
1 5 0,24
Mitos dan kebudayaan masyarakat yang masih sangat
  0,2
2 melekat 3 0,13
Sudah banyak bidan senior yang profesional dan
  0,2
3 berpengalaman 3 0,16
Kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap petugas
  0,2
4 kesehatan 2 0,11
Adanya keinginan untuk meningkatkan mutu
  0,2
5 pelayanan praktik mandiri bidan 4 0,18
  SKOR TOTAL
    0,83
C Kekuatan 0,3   0,2
Mempunyai keterampilan dalam bidang 1
komplementer terapi. Misalnya: pijat bayi, pijat   0,16 5
0,24
1 oksitosin, massage dll
SDM : Lulusan DIV Kebidanan, memiliki STR,
SIKB dan SIPB, memiliki sertifikat pelatihan (APN,
Pemasangan KB implant, IUD, teknik
  0,16 4
Imunisasi,USG). Mampu memberikan pelayanan 0,19
yang profesional, nyaman, ramah dan mampu berdaya
2 saing dalam kualitas pelayanan kebidanan
3 Keuangan dan Pendanaan : gaji kerja, sponsor dan   0,16 3
tabungan sendiri. Biaya pelayanan dapat dijangkau 0,14
oleh masyarakat.
Sarana dan Prasarana : mempunyai lahan untuk
mendirikan PMB, tempat aman, nyaman bersih,
peralatan yang digunakan berkualitas dan lengkap,
memiliki ruangan senam dan yoga,
mengembangkanterapi komplementer, memiliki   0,16 3
0,14
ruang tunggu, ruang pemeriksaan, 2 ruang
persalinan, 2 ruang rawat inap dan kamar mandi di
dalam, memiliki ruang pencegahan dan pengendalian
4 infeksi, mushola dan ruang parkir.
Lokasi : Strategis karena berada di tengah pedesaan,
  0,16 3
5 akses jalan mudah dijangkau dan ditemukan. 0,14
Kemitraan : bekerjasama dengan puskesmas
setempat, petugas ahli gizi, kader, tokoh masyarakat,   0,16 4
0,19
6 Rumah Sakit dan BPJS.
  SKOR TOTAL
    1,06
D Kelemahan 0,2  
Berbicara spontan apa adanya   0,25 4
1 0,20
Sering terganggu dengan rasa jenuh dan lelah   0,25 4
2 0,20
Terbatasnya sumber daya manusia yang direkrut
  0,25 5
3 sesuai standar 0,25
Mudah terbawa suasana/sensitif   0,25 4
4 0,20
  SKOR TOTAL
    0,85
Gambar Kuadran

+ S
 
 
 
  0,21
 
 
 
T   O
-                                         +
 
0,14
 
 
 
 
 
 
 
 
- W

PENUTUP

Dari hasil analisis SWOT diperoleh posisi stratejik PMB secara global terletak di kuadran I
(strategi bertumbuh). Berdasarkan posisi strategik tersebut maka PMB akan menempuh
strategi sebagai berikut :

a. Melanjutkan pengembangan pelayanan untuk

meningkatkan mutu pelayanan misalnya pelayanan yang berbasis holistic care, terapi

komplementer

b. Melakukan pemasaran produk pelayanan dengan

menambah jangkauan.

c. Menambah relasi yang baik dan dipercaya dengan

masyarakat sekitar

Anda mungkin juga menyukai