Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KATOI
Jl.Pelabuhan No. 15 Katoi,Kec.Katoi Kode Pos.93553
Email : puskesmaskatoi@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN


PUSKESMAS KATOI

A. PENDAHULUAN
Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia masih belum memuaskan,
terbukti dari masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB). Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin,nifas dan bayi baru lahir masih
merupakan masalah besar negara berkembang termasuk Indonesia. Di Negara-negara
miskin, sekitar 25 – 50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. WHO memperkirakan diseluruh
dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 ibu meninggal pada saat hamil atau bersalin.

Menanggapi masalah kematian ibu yang demikian besar, tahun 1987 untuk
pertama kalinya di tingkat Internasional diadakan konferensi tentang kematian ibu di
Nairobi, Kenya yang menyepakati peningkatan upaya bagi kesehatan ibu atau Safe
Motherhood. Kemudian pada tahun 1990 World Summit for Children di New York,
Amerika Serikat yang dihadiri 127 negara termasuk Indonesia, membuahkan 7 tujuan
utama, diantaranya menurunkan AKI menjadi 50 % pada tahun 2000.

Program Safe Motherhood mulai tahun 1990, salah satu terobosannya adalah
menempatkan tenaga bidan di setiap desa dan melatih dukun serta dilengkapi dengan
dukun kit , sehingga diharapkan dukun yang sudah dilatih mampu dan mau
menerapkan persalinan 3 bersih (bersih tempat, alat dan cara).

Upaya Making Pregnancy Safer (MPS) dengan 3 pesan kunci yaitu (1)
setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (2) setiap komplikasi obstetric
dan neonatal ditangani mendapat pelayanan adekuat (3) setiap wanita usia subur
mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan
penanganan komplikasi.
Dari hasil survey WHO dan Departemen Kesehatan ternyata penurunan AKI
tidak sesuai target yang diharapkan dan dukun yang sudah dilatih ternyata kembali
pada prilaku semula.

Dari hasil SDKI 2002-2003 derajat kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih
belum memuaskan, ditandai oleh tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), yaitu
307/100.000 KH, sedangkan angka kematian bayi 35/1000 KH. 57% kematian bayi
terjadi pada masa neonatal (0-28 hari) yaitu 20/1000 KH. Adapun penyebab langsung
dari kematian Ibu adalah perdarahan 28 %, eklampsi 24 %, infeksi 11 %, partus lama 5
%, abortus 5 % (SKRT 2001), dan lain-lain. Kondisi ini diperburuk dengan masih
tingginya kehamilan dengan 4 terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu sering dan
terlalu banyak) sebanyak 62,7 %. Sedangkan penyebab kematian bayi baru lahir
(neonatal) di Indonesia adalah asfiksia 27 %, komplikasi pada bayi baru lahir rendah
29 %, tetanus neonatorum 10 %, masalah pemberian makanan 10 %, infeksi 5 %,
gangguan hematologik 6 %, dan lain-lain 13 %.

Tata Nilai : BERSERI


 BER : Bersih Lingkungan Kerja
 SE : Senyum Saat Melayani Pelanggan
 R : Ramah Terhadap pelanggan
 I : Ikhlas Dalam Pelayanan

B. LATAR BELAKANG

Kemitraan bidan dengan dukun adalah suatu bentuk kerjasama bidan dengan
dukun yang saling menguntungkan dengan prinsip keterbukaaan, kesetaraan, dan
kepercayaan dalam upaya untuk menyelamatkan ibu dan bayi, dengan menempatkan
bidan sebagai penolong persalinan dan mengalihfungsikan dukun dari penolong
persalinan menjadi mitra dalam merawat ibu dan bayi pada masa nifas, dengan
berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat antara bidan dengan dukun, serta
melibatkan seluruh unsur/elemen masyarakat yang ada.

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya kematian ibu maupun
bayi adalah faktor pelayanan yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan
keterampilan tenaga kesehatan sebagai penolong pertama pada persalinan tersebut, di
mana sesuai dengan pesan pertama kunci MPS yaitu setiap persalinan hendaknya
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
Di samping itu, masih tingginya persalinan di rumah dan masalah yang terkait
budaya dan perilaku dan tanda-tanda sakit pada neonatal yang sulit dikenali, juga
merupakan penyebab kematian bayi baru lahir.
Di beberapa daerah, keberadaan dukun bayi sebagai orang kepercayaan dalam
menolong persalinan, sosok yang dihormati dan berpengalaman, sangat dibutuhkan
oleh masyarakat keberadaannya. Berbeda dengan keberadaan bidan yang rata-rata
masih muda dan belum seluruhnya mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
Sehingga perlu dicari suatu kegiatan yang dapat membuat kerjasama yang saling
menguntungkan antara bidan dengan dukun bayi, dengan harapan pertolongan
persalinan akan berpindah dari dukun bayi ke bidan. Dengan demikian, kematian ibu
dan bayi diharapkan dapat diturunkan dengan mengurangi risiko yang mungkin terjadi
bila persalinan tidak ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten dengan
menggunakan pola kemitraan bidan dengan dukun.
Dalam pola kemitraan bidan dengan dukun berbagai elemen masyarakat yang
ada dilibatkan sebagai unsur yang dapat memberikan dukungan dalam kesuksesan
pelaksanaan kegiatan ini.

Pengorganisasian

Pelindung
Kepala
Puskesmas

Ketua Tim
Ka. TU Program Kemitraan
Bidan dan Dukun

Tim Perangkat Bidan


Program Kemitraan Desa Desa
Bidan dan Dukun Setempat/Dukun Setempat

Tata Hubungan Kerja Dan Alur Pelaporan


1. Tata Hubungan Kerja
Di dalam kemitraan, bidan dengan dukun bayi mempunyai peran dan
tanggung jawab masing-masing. Oleh sebab itu perlu diberi pengertian bahwa
peranndukun bayi tidak kalah penting dibandingkan perannya dahulu.
Prosesnperubahan peran dukun menuju peran barunya yang berbeda,
memerlukan suatu adaptasi dan hubungan interpersonal yang baik antara
bidan dukun. Di dalam konsep kemitraan bidan dengan dukun, dukun bayi
perlu diberikan wawasan dalam bidang kesehatan ibu dan bayi baru lahir,
terutama tentang tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta
persiapan yang harus dilakukan oleh keluarga dalam menyongsong kelahiran
bayi.
2. Pelaporan
Tim Program Kemitraan Bidan dan Dukun melaporkan setiap kegiatan yang
telah dilakukan kepada ketua tim Program Kemitraan Bidan dan Dukun
dalam bentuk laporan. Ketua tim Program Kemitraan Bidan dan Dukun
melaporkan kegiatan tersebut kepada kepala puskesmas.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Meningkatnya akses Ibu dan bayi terhadap pelayanan kebidanan berkualitas.

2. Tujuan Khusus
1. Puskesmas Katoi sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat terdepan
memberikan pelayanan kesehatan baik di dalam gedung maupun di luar gedung
bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Katoi pada khususnya dan
masyarakat Kecamatan Katoi pada umumnya.
2. Meningkatkan rujukan persalinan, pelayanan antenatal, nifas dan bayi oleh
dukun ke tenaga kesehatan yang kompeten.
3. Meningkatkan alih peran dukun dari penolong persalinan menjadi mitra Bidan
dalam merawat Ibu Nifas dan Bayinya
4. Meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
.
A Program Kemitraan Bidan Mendata dan petakan dukun bayi dan ibu hamil
dan Dukun Berkoordinasi dengan lintas sector di desa
Membangun jenjang dengan tokoh agama dan
tokoh masyarakat di desa
Membina dukun yang berada diwilayah setempat
Melaksanakan kegiatan program kemitraan bidan
dan dukun
Melakukan evaluasi kegiatan program kemitraan
bidan dan dukun
Bertanggung jawab dan melaporkan kepada kepala
puskesmas
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN
1. Cara Melaksanakan Kegiatan
a. Input
Meliputi penyiapan tenaga, penyiapan biaya operasional, penyiapan sarana
kegiatan bidan dan saran dukun, serta metode /mekanisme pelaksanaan
kegiatan.
b. Proses
Proses yang dimaksudkan adalah lingkup kegiatan kerja bidan dan kegiatan
dukun.Kegiatan bidan mencakup aspek teknis kesehatan dan kegiatan dukun
mencakup aspek non teknis kesehatan. Tugas dukun ditekankan pada alih peran
dukun dalam menolong persalinan menjadi merujuk ibu hamil dan merawat ibu
nifas dan bayi baru lahir berdasarkan kesepakatan antara bidan dengan dukun.
 Yang dimaksudkan aspek teknis kesehatan adalah aspek proses pengelola
dan pelayanan program KIA
1) Pengelolaan (manajemen) program KIA adalah semua kegiatan mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian (evaluasi)
program kesehatan ibu dan anak masuk KB.
2) Pelayanan kesehatan ibu dan anak, mencakup kegiatan yang dilakukan
bidan dalam melaksanakan asuhan kebidanan sesuai wewenang, etika,
tanggung jawab bidan.
 Yang dimaksud aspek non kesehatan adalah :
1) Menggerakkan dan memberdayakan ibu, keluarga dan masyarakat
2) Memberdayakan tradisi setempat yang positif berkaitan dengan kesehatan
ibu dan anak .
3) Menghilangkan kebiasaan buruk yang dilakukan pada ibu hamil, bersalin,
nifas dan bayi baru lahir
3. Output
Kemitraan bidan dengan dukun adalah pencapaian target upaya kesehatan ibu
dan anak antara lain :
a. Meningkatnya dukungan berbagai pihak (LP/LS) terkait.
b. Meningkatnya jumlah bidan dengan dukun yang bermitra
c. Meningkatkan rujukan oleh dukun
d. Meningkatnya cakupan pertolongan persalinan
e. Meningkatnya deteksi risti / komplikasi oleh masyarakat.

F. SASARAN
1. Pengelola dan Penanggung Jawab Program KIA/KB, Promkes dan Perencanaan di
Propinsi, Kab/Kota dan Puskesmas.
2. Lintas Sektor terkait di setiap jenjang administrasi (disesuaikan kondisi setempat)
3. Bidan coordinator, bidan puskesmas dan dukun

G. JADWAL KEGIATAN
No 2015
Kegiatan
. Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 Mendata dan
petakan
√ √
dukun bayi
dan ibu hamil
2 Berkoordinasi
dengan lintas √ √
sector di desa
3 Membangun
jenjang
dengan tokoh
agama dan √ √
tokoh
masyarakat di
desa
D Membina
dukun yang
berada √ √
diwilayah
setempat
E Melaksanakan
kegiatan
program
√ √
kemitraan
bidan dan
dukun
F Melakukan
evaluasi
kegiatan
program √ √
kemitraan
bidan dan
dukun
G Bertanggung
jawab dan
melaporkan √ √
kepada kepala
puskesmas

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan diperlukan adanya langkah
pemantuan dan evaluasi yang dilakukan sercara terus menerus (bekesinambungan).
Kegiatan memantau dan menilai untuk melihat apakah semua kegiatan telah
dilaksanakan sesuai rencana yang ditetapkan. Hasil pemantauan merupakan bahan
masukan untuk perencanaan dan langkah perbaikan berikutnya.

Pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan membandingkan pencapaian dari


hasil kegiatan dengan perencanaan secara berkesinambungan. Dalam menilai kualitas
kegiatan kemitraan bidan dengan dukun diperlukan indikator :
1. Persentase dukun yang bermitra
2. Cakupan Linakes di suatu wilayah
3. Prosentase rujukan bumil oleh dukun
Proses pemantauan dan evaluasi tersebut dilaporkan secara berjenjang kepada
pengelola program KIA Puskesmas kemudian ke Kabupaten/Kota secara triwulan

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Kerjasama yang saling menguntungkan antara bidan dengan dukun bayi sangat
diperlukan untuk memindahkan persalinan dari dukun bayi ke Bidan. Dengan
demikian, kematian ibu dan bayi diharapkan dapat diturunkan dengan mengurangi
risiko yang mungkin terjadi bila persalinan tidak ditolong oleh tenaga kesehatan yang
kompeten dengan menggunakan pola kemitraan bidan dengan dukun.

Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan program kemitraan bidan dan dukun
sebaiknya dibuatkan laporan. Pelaporan hasil pelaksanaan program kemitraan bidan dan dukun
dijadikan sebagai dokumen, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan
pembelajaran bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaporan disusun pada setiap selesai
melaksanakan program kemitraan bidan dan dukun.

Isi laporan minimal memuat tentang :


1. Waktu pelaksanaan
2. Jumlah peserta
3. Proses pertemuan
4. Masalah dan hasil capaian pelaksanaan
5. Hasil evaluasi

J. SUMBER PEMBIAYAAN
Kegiatan tersebut di biayai oleh Dana BOK tahun 2018

Mengetahui,
Ka. Puskesmas Katoi Bidan Koordinator

H. Arifin, SKM Yulita, Amd. Keb


Nip. 19640717 198802 1 001 Nip. 19890705 201101 2 011

Anda mungkin juga menyukai