Anda di halaman 1dari 6

PROBLEM SOLVING for BETTER HEALTH

(PSBH)

Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Manajemen Keperawatan


Dosen Pembimbing: Agus Santoso, S.Kp., M.Kep

Disusun oleh:
Galuh Forestry Mentari
22020111130056

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
PROBLEM SOLVING for BETTER HEALTH
(PSBH)

A. Sejarah PSBH
Problem Solving for Better Helath and Hospital (PSBH), merupakan gerakan yang
didasari oleh suatu yayasan non profit yang bernama The Dreyfus Health Foundation,
yang berpusat di New York, USA. Pendekatan PSBH pertama kali diperkenalkan oleh
Dr. Barry Smith, seorang dokter ahli bedah otak dari Bostom University School of
Public Health, USA tahun 1993.
PSBH telah berkembang di 26 negara meliputi : Afrika Selatan, Amerika Serikat,
Brazil, Belarus, Bulgaria, Cameroon, Cina, Costarika, El Savador, Ghana, Guyana,
Indonesia, Jordania, Kenya, Lithuania, Mali, Mexico, Nigeria, Polandia, Republik
Dominica, Romania, Slovakia, Tanzania, Uganda, Ukraina, dan Zambia.
Di Indonesia sendiri PSBH diperkenalkan dan dikembangkan sejak tahun 1999 di
Pusat Penelitian Keluarga Sejahtera Universitas Indonesia (PUSKA UI) dan telah
berkembang di beberapa rumah sakit baik swasta maupun negeri menjadi PSB
Hospitals. Adapun pemegang lisensi workshop PSBH adalah Yayasan Indonesia
Menuju Sehat (YIMS) di Jakarta.

B. Pengertian PSBH
Problem Solving for Better Health (PSBH) adalah adalah suatu pendekatan untuk
mengatasi berbagai masalah di rumah sakit dengan cara yang mudah, menarik, dan
dilakukan dengan suka hati (Smith, 1993).

C. Tujuan PSBH
1. Menyelesaikan masalah dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada.
2. Mengatasi masalah bagian demi bagian.

D. Macam – macam PSBH


1. PSBHospital
PSBHospital adalah yang diterapkan diberbagai rumah sakit sebagai
strategi penjaminan mutu pelayanan. Untuk menjalankan PSBHospital, rumah
sakit akan mengadakan workshop dan memberikan pelatihan kepada problem
solver langkah – langkah yang dapat dilakukan untuk memberikan penyelesaian
masalah yang selama ini ada di rumah sakit dan tidak dapat teratasi, dengan
menggunakan sumber daya (biaya) yang dimiliki dan tidak meminta tambahan
sumber daya untuk mengatasi suatu masalah, dan mengupakan agar supaya
masalah yang sudah dapat diatasi tidak timbul lagi dengan mensinambungkan
kegiatan untuk mengatasi masalah tersebut.

2. PSBH-Nursing
PSBH – Program Keperawatan, diluncurkan bekerja sama dengan
pemimpin keperawatan internasional Dame Sheila Quinn (UK), mendorong
perawat untuk menyadari potensi pemecahan masalah mereka sehingga mereka
dapat mengarahkan individu, keluarga, dan masyarakat untuk menangani masalah
– masalah kesehatan yang lebih baik. Perawat terdiri dari tenaga kerja yang sangat
besar tetapi sering kurang dimanfaatkan dan kurang dihargai dalam bidang
kesehatan. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang sangat berpengaruh bagi
kesembuhan pasien.
Lokakarya PSBHN pertama terjadi pada tahun 2002 di Peking Union
Medical College School of Nursing di Beijing , Cina. Para peserta lokakarya
termasuk perawat dari semua tingkatan yang memiliki keinginan untuk membuat
perbedaan dalam keperawatan.

E. Langkah – langkah PSBH


1. Langkah pertama adalah mendefinisikan masalah
Masalah harus didefinisikan dengan jelas mengenai sifat, besar masalah,
sebab serta faktor – faktor penunjangnya. Masalah yang disampaikan harus riil
(nyata) dan benar – benar terjadi ditempat kerja.
2. Langkah kedua adalah menentukan bagian realistik dari masalah
Caranya adalah dengan mengambil bagian yang kecil dari masalah, bagian
yang realistik dan dapat dikelola, kemudian mengatasi setiap bagian kecil tersebut
sebelum mengatasi masalah yang lain. Setelah mendefinisikan masalah dengan
jelas dan realistik, kita dapat menentukan prioritas masalah yang kita hadapi.
3. Langkah ketiga adalah mendefinisikan solusi
Beberapa jenis solusi yang dapat dipertimbangkan diantaranya pendidikan,
biomedis, psikologis, ekonomi, hukum, dan lingkungan. Solusi dari masalah
dituangkan dalam bentuk pertanyaan yang baik, yaitu pertanyaan yang relevan,
didefinisikan dengan baik, dan dapat dijawab.
4. Langkah selanjutnya adalah penyusunan Plan of Action (PoA)
PoA adalah suatu alat untuk membantu kita mengatur pikiran dan langkah –
langkah untuk menyelesaikan masalah. PoA merupakan rincian tentang kegiatan
yang akan kita lakukan, pihak yang akan melakukan, untuk jangka waktu berapa
lama, serta target yang akan dicapai. Suatu PoA yang baik harus mempunyai 5
komponen utama, yaitu:
a. Mengapa ?
b. Apa ?
c. Bagaiamana ?
d. Evaluasi (menjabarkan bagaimana cara mengukur atau melakukan evaluasi
dampak atau efektivitas upaya kita)
e. Kesinambungan (menjabarkan cara untuk mencegah agar masalah yang telah
terjadi tidak terulang kembali).
PoA juga harus dilengkapi dengan time schedule yang menjabarkan target
waktu setiap kegiatan atau langkah dalam PoA.

F. Penerapan Langkah – Langkah PSBH


Ketika menangani sebuah kasus yang dialami di lapangan, seorang perawat
seharusnya berpedoman pada beberapa prinsip. Prinsip – prinsip itu diantaranya adalah
menggunakan sumber daya yang ada, memulai dengan masalah yang kecil, selanjutnya
realitas dan dapat dikelola. Terakhir, perawat dalam menyelasaikan permasalahan
dianjurkan untuk menangani permasalahan tersebut secara pribadi.
Dalam penerapan PSBH salah satu komponen pentingnya adalah problem solver
yaitu karyawan rumah sakit yang terdiri dari dokter, tenaga keperawatan, tenaga
kesehatan lainnya dan tenaga non medis yang telah mengikuti pelatihan atau workshop
PSBH selama 2-3 hari. Pada kegiatan workshop ini dipaparkan langkah – langkah atau
tahapan dalam metode PSBH. Di akhir workshop problem solver ditugaskan untuk
membuat Plan Of Action (POA), yang selanjutnya mempresentasikan POA,
melaksanakan POA, dan mempresentasikan hasilnya kepada fasilitator.
G. Penerapan PSBH di Rumah Sakit
Contoh penerapan PSBH di RSUD Tugu Rejo, perawat yang bertugas di ruang
ICU tidak bisa membaca EKG dengan benar. Sebanyak 20 orang atau 83,3% karena
perawat tidak mendapatkan pelatihan. Faktor penunjang terjadinya masalah tersebut
karena tidak mendapat pelatihan dan tidak tersedianya dana untuk melatih seluruh
perawat ICU.
Untuk mengatasi masalah itu, kelompok PSBH membuat program pelatihan cara
membaca EKG. Narasumbernya adalah petugas yang sudah memahami cara membaca
EKG. Mereka membagi ilmunya kepada para petugas yang belum bisa membaca EKG
sambil bekerja, tidak perlu dilakukan pelatihan secara khusus di dalam kelas. Hasilnya
100% perawat di ICU sekarang mampu membaca EKG dengan benar.
Disini kita menggunakan ide atau pendekatan baru, menggunakan sumber daya
yang tersedia. Pelatihan ini tidak memerlukan biaya, karena dilakukan dalam proses
belajar sambil bekerja. Yang terpenting perawat yang menerima pelatihan bisa diuji
kemampuannya.
Dalam pemecahan masalah tersebut, Tim PSBH mencari solusinya. Tim
mendiskusikan, bagaimana penyelesaian terbaik dalam menyelesaikan masalah
tersebut. PSBH menyusun rencana kerja yang baik dalam satu artikel yang tersusun
mulai dari latar belakang, tujuan kegiatan, langkah yang akan diambil, jadwal
kegiatan, rencana anggaran dan evaluasi, dan bagaimana langkah selanjutnya supaya
berkesinambungan.
Untuk menggairahkan gerakan ini tiap tahun diselenggarakan kegiatan “Mini
Konvensi PSBH“ lomba antar kelompok PSBH yang sekarang jumlahnya sudah
mencapai 32 kelompok. Tahun 2008 RSUD Tugurejo menjadi juara II Lomba PSBH
Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI.
Dalam konvensi, masing-masing PSBH unit tampil untuk menjelaskan pemecahan
masalah yang dihadapi masing-masing unit pelayanan. Sebelum tampil dalam gelar
konvensi. PSBH Unit mempresentasikan makalahnya di depan tim juri. Jika dalam
pemecahan masalah ini tidak mampu meningkatkan kinerja pelayanan, maka peserta
gugur, tidak bisa ikut dalam gelar konvensi. Prinsipnya bila kita memulai dengan
menyelesaikan masalah kecil , maka masalah besar tidak akan terjadi
DAFTAR PUSTAKA

1. Dreyfus Health Foundation. Problem Solving for Better Hospital. New York-
Presbyterian Hospital and Weill Medical College of Cornell University. New York :
Handbook.
2. Hidayat, Ronin. 2006. Pengembangan Budaya Mutu dengan Pendekatan Problem
Solving for Better Hospital (PSBH) di RSU Banyumas. Tesis Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Kesehatan Masyarakat FK UGM.

3. J. Fitzpatrick, Joyce & Smith, Barry. 2010. Problem Solving for Better Health. New
York : Springer Publishing Company

4. Smith, Barry H, Joyce J. Fitzpatrick & Pamela H-Hudson. 2011. Problem Solving for
Better Health: A Global Perspective. New York : Springer Publishing Company

5. Soelistyawati, rahaju.2011.Analisis Penerapan Problem Solving for Better Health


Hospitas (PSBH) di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya (Pengaruh Faktor Individu
dan Organisasi terhadap Kinerja Problem Solver). Tesis Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga.

6. These and Dissertations Respository. Tesis dan Disertasi. hubungan antara kecerdasan
emosional dengan motivasi kerja problem solver dalam pelaksanakan kegiatan
peningkatan mutu dengan Problem Solving for Better Hospital (PSBH) di RSUP Dr.
Sardjito. Gajah Mada University.

7. http://www.rstugurejo.com/ (diakses pada 27 September 2014)

Anda mungkin juga menyukai