A. DESKRIPSI MODUL
Modul Asuhan Kebidanan Komunitas dengan kode mata kuliah BD.306 ini
merupakan modul ini membekali mahasiswa agar mampu memberikan Asuhan
Kebidanan di komunitas dengan pendekatan manajemen kebidanan didasari konsep-
konsep, sikap dna keterampilan serta hasil evidence base dikaitkan dengan nilai-nilai dari
sudut pandang Islam dan kebutuhan klien di komunitas.
Kemampuan dalam memberikan asuhan kebidanan di komunitas merupakan salah
satu komponen utama yang harus dimiliki oleh mahasiswa. Elemen kompetensinya
meliputi penguasaan ilmu dan keterampilan, kemampuan berkarya, sikap dan perilaku
dalam berkarya. Modul Asuhan Kebidanan Komunitas di semester IV dengan beban 4
SKS (2 SKS Teori dan 2 SKS Praktikum).
B. STANDAR KOMPETENSI
Pada akhir mata ajaran ini Mahasiswa Diploma III Kebidanan „Aisyiyah Pontianak
mampu menerapkan Asuhan Kebidanan di komunitas secara komprehensif dengan
memperhatikan budaya setempat berdasarkan konsep, keterampilan serta sikap
professional bidan dengan pendekatan manajemen kebidanan, strategi pelayanan
kebidanan, pengelola program KIA/KB di wilayah kerja, serta meningkatkan peran serta
masyarakat. Mahasiswa mampu mengembangkan potensi diri terkait dengan
kepemimpinan dalam berorganisasi, mampu membangun kecerdasan emosional, dan
mampu mendokumentasikan asuhan
C. KOMPETENSI DASAR
D. INDIKATOR
E. KARAKTERISTIK MAHASISWA
Mata kuliah ini diperuntukan bagi mahasiswa pendidikan DIII kebidanan dengan
karakteristik sebagai berikut:
a. Mahasiswa semester IV
F. PRASYARAT
Kegiatan pembelajaran khusus harus diikuti mahasiswa sebagai pra syarat untuk
mengikuti ujian akhir. Minimal keikutsertaan dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a. Perkuliahan : 80%
b. Praktikum Lab : 100%
2 Mahasiswa 1. Konsep Kebidanan Komunitas Ceramah & 100 menit Kelengkapan dan Nurhasanah, M.Kes
mampu a. Pengertian/definisi komunitas diskusi kebenaran
menjelaskan dan masyarakat Brainstorming, penjelasan,
konsep dasar b. Sejarah Kebidanan komunitas tugas makalah komunikasi dan
c. Tujuan Asuhan Kebidanan presentsai
kebidanan
Komunitas
Komunitas
d. Ruang lingkup dan jaringan
kerja pelayanan bidan di
komunitas
e. Sasaran kebidanan komunitas
f. Perilaku masyarakat
g. Pelayanan Kesehatan bermutu
2. SDG‟s sebagai landasan berpikir
bidan
3 Mahasiswa 1. Tugas dan Peran Bidan Di Ceramah & 100 menit Kelengkapan dan Nevi Khojinayati, S.ST.,
mampu Komunitas diskusi kebenaran M.Keb
menjelaskan a. Tugas Utama Bidan di Brainstorming, penjelasan,
tugas, tanggung Komunitas tugas makalah komunikasi dan
b. Tugas Tambahan Bidan di presentsai
jawab, dan
Komunitas
perlindungan c. Bidan Praktik Mandiri
hukum Bidan di d. Program Bidan Delima
komunitas 2. Tanggung Jawab Bidan di
Komunitas
a. Kepmenkes NOMOR
6. Pertolongan Pertama 16
Kegawatdarutaran Obstetrik
dan Neonatus di Komunitas
a. Kegawatdaruratan
obstetrik
a) Abortus
b) Mola hidatidosa
c) Kehamilan ektopik
(terganggu)
d) Plasenta previa
e) Solusio plasenta
f) Ruptura uteri
g) Retensio plasenta-
plasenta
inkompletus
h) Perdarahan Post
17 b. Kegawatdaruratan Ceramah & 100 menit Kelengkapan dan Yetty Yuniarty, M.Kes
Neonatus diskusi kebenaran
a) Asfiksia Brainstorming, penjelasan,
b) Hipotermi tugas makalah komunikasi dan
presentsai
c) BBLR
d) Prematur
18 Roleplay Praktikum 100 menit Mampu Eka Riana, S.ST., M.Keb
memberikan
pelayanan
kedaruratan
obstetri
19 Roleplay Praktikum 100 menit Mampu Yetty Yuniarty, M.Kes
memberikan
pelayanan
kedaruratan
neonatus
20 Mahasiswa 1. Pengertian dan Jenis rujukan Ceramah & 100 menit Kelengkapan dan Nevi Khojinayati, S.ST.,
mampu a. Pengertian diskusi kebenaran M.Keb
menjelaskan b. Jenis Rujukan Brainstorming, penjelasan,
sistem rujukan 1) Rujukan Medik tugas makalah komunikasi dan
presentsai
kebidanan 2) Rujukan Kesehatan
2. Persiapan dan mekanisme
rujukan
3. Hirarki pelayanan kesehatan
a. Pelayanan Kesehatan
Tingkat Primer
b. Pelayanan Kesehatan
8| Modul Teori Asuhan Kebidanan Komunitas
Tingkat Sekunder
c. Pelayanan Kesehatan
Tingkat Tersier
4. PONED & PONEK
5. Rujukan pasien pada kasus
patologis
6. Konsep rujukan neonatus
11 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
29 pelaporan Praktik pencatatan dan pelaporan Praktikum 100 menit Mampu Tim Dinkes
puskesmas melakukan
pencatatan dan
pelaporan
Puskesmas
30 Melakukan 1. Tujuan dan prinsip PWS-KIA Ceramah & 100 menit Mampu Tim Dinkes
pemantauan 2. Batasan dan indikator diskusi menjelaskan
kegiatan pemantauan Brainstorming materi pokok
menggunakan 3. Pengumpulan, pencatatan dan
PWS- KIA pengolahan data dasar PWS
4. Cara membuat grafik PWS
KIA
5. Analisis dan tindak lanjut
PWS-KIA
6. Pelembagaan , sistem
pencatatan dan pelaporan
PWS-KIA
31 Praktik pengisian PWS-KIA Praktikum 100 menit Mampu Tim Dinkes
melakukan
pengisisan PWS-
KIA
32 Praktik pengisian PWS-KIA Praktikum 100 menit Mampu Nevi Khojinayati, S.ST.,
melakukan M.Keb
pengisisan PWS-
KIA
33 Mahasiswa 1. Skrinning Ceramah & 100 menit Kelengkapan dan Nurhasanah, M.Kes
mampu a. Pada bayi perempuan diskusi kebenaran
menjelaskan b. Masa kanak-kanak Brainstorming, penjelasan,
pelayanan c. Masa pubertas tugas makalah komunikasi dan
presentsai
kesehatan pada d. Masa reproduksi
wanita sepanjang e. Masa klimakterium
12 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
daur 2. Deteksi dini
kehidupannya a. Pada ibu hamil
b. Bayi, balita
c. Pubertas
d. Klimakterium, menopause
dan senium
34 Mahasiswa 1. Konsep Keluarga Ceramah & 100 menit Kelengkapan dan Yetty Yuniarty, M.Kes
mampu a. Pengertian diskusi kebenaran
menjelaskan b. Tipe-tipe keluarga Brainstorming, penjelasan,
tentang asuhan c. Tahap perkembangan tugas makalah komunikasi dan
kebidanan di keluarga presentsai
keluarga d. Tugas perkembangan
keluarga
e. Struktur keluarga
2. Konsep Keluarga Qorriyah
Toyyibah
3. Hubungan antar kerabat,
tetangga dan antar sesama
muslim
35 4. Konsep dasar asuhan Ceramah & 100 menit Mampu Eka Riana, S.ST., M.Keb
berkelanjutan di rumah diskusi menjelaskan
(Home Care) Brainstorming materi pokok
36 Mahasiswa Program Pemerintah terkait Ceramah & 100 menit Mampu Tim BPJS Kes
mampu asuhan kebidanan di komunitas diskusi menjelaskan
menjelaskan - Jaminan Kesehatan di Brainstorming materi pokok
sistem jaminan Indonesia
kesehatan yang
ada di Indonesia
37 Melakukan 5. Kohort Ibu dan Balita Ceramah & 100 menit Mampu Tim Dinkes
pencatatan, a. Kohort Ibu diskusi menjelaskan
pendokumentasian b. Kohort Balita Brainstorming materi pokok
13 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
dan pelaporan
38 Praktikum pengisian kohort ibu Praktikum 100 menit Mampu Tim Dinkes
dan balita melakukan
pengisian kohort
39 6. Pendokumentasian ASKEB Ceramah & 100 menit Mampu Nevi Khojinayati, S.ST.,
diskusi menjelaskan M.Keb
Brainstorming materi pokok
14 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
H. EVALUASI
1. Tugas kelompok dan Seminar ( Bobot 10%)
2. Tugas Mandiri (Bobot 20%)
3. UTS (Bobot 20%)
4. UAS (Bobot 25%)
5. Praktikum (Bobot 25%)
I. SARANA PENUNJANG
1. LCD
2. Alat Peraga
3. Laptop
J. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Linda V. Walsh, 2001, Midwifery Community-Based Care, W.B Saundrers
Company : Philadelphia (BA5)
2. Permenkes 900/2002, DEPKES RI, Jakarta (BA6)
3. Modul MPS (BA7)
4. Modul MTBS (BA8)
5. Siwi, Walyani Elishabet, 2014. Materi Ajar Lengkap Kebidanan Komunitas.
Pustakabarupress : Yogyakarta (BA9)
6. Standar Pelayanan Kebidanan Depkes RI (BA10)
7. Yulifah, Rita dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Salemba Medika : Jakarta
8. IBI, 1997, Kompetensi Bidan Indonesia, Jakarta (BA11)
9. Karwati, dkk. 2010.Asuhan Kebidanan V kebidanan komunitas. Trans Info Medika :
Jakarta
10. Walyani, Elisabeth Dewi. 2014. Materi Ajar Lengkap Kebidanan Komunitas. Pustaka
Bru Press: Yogyakarta.
K. MATERI
Terlampir.
15 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
MATERI
1. Definisi
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan
lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku (Kepmenkes
no.900/Menkes/SK/VII/2002).
Bidan di Komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di
wilayah tertentu. Bidan yg bekerja di komunitas harus mengenal kondisi kesehatan di
masyarakat yangg selalu mengalami perubahan, sehingga bidan harus tanggap terhadap
perubahan tersebut.
Hingga saat ini belum ada pendidikan khusus untuk menghasikan tenaga bidan yang
bekerja di komunitas. Pendidikan tersebut adalah program pendidikan khusus untuk
menghasilkan tenaga bidan yang bekerja di Komunitas. Pendidikan yang ada sekarang
ini diarahkan untuk menghasilkan bidan yang mampu bekerja di Desa.
16 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
Pendidikan tersebut adalah program pendidikan Bidan A (PPB A), B (PPB B), C
(PPB C) dan Diploma III Kebidanan. Kurikulum pendidikan bidan tersebut di atas,
disiapkan sedemikian rupa sehingga bidan yang dihasilkan mampu memberikan
pelayanan kepada ibu dan balita di masyarakat terutama di desa.
3. Sasaran Utama
b. Anak : meningkatkan kesehatan anak dalam kandungan, bayi, balita, prasekolah dan
sekolah.
17 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
5. Ruang Lingkup dan Jaringan Kerja Kebidanan Komunitas
Di Polindes, posyandu, BPM dan rumah pasien, bidan merupakan pimpinan tim di
mana bidan diharapkan mampu berperan sebagai pengelola sekaligus pelaksana kegiatan
kebidanan komunitas.
18 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
MATERI
19 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
4) Manajemen.
a) Waktu
b) Alat
c) Informasi/MR
d) Obat
e) Jasa
f) Administrasi/Regulasi/Undang-undang.
5) Pengembangan diri.
a) CME ( Continue Midwifery Education),
b) Information search.
2) Tujuan
a) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
b) Meningkatkan profesionalitas bidan.
c) Mengembangkan kepemimpinan Bidan di masyarakat.
d) Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan reproduksi dan keluaga
berencana.
e) Mempercepat penurunan angka kesakitan reproduksi dan keluarga berencana.
3) Logo
20 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
Bidan delima melambangkan :
Pelayanan berkualitas dalam kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana yang berlandaskan kasih sayang, sopan santun, ramah tamah, sentuhan
yang manusiawi, terjangkau, dengan kebidanan sesuai standar dan kode etik
profesi.
Logo/branding/merk bidan delima menandakan bahwa BPS tersebut telah
memberikan pelayanan yang berkualitas yang telah diuji/diakreditasi sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan, memberikan pelayanan yang berorientasi
pada kebutuhan dan kepuasan pelanggannya (Service exellence).
4) Landasan
a) UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
rumah tangga IBI Bab III b) Anggaran
dasar IBI, Bab
II Pasal 8 dan
Anggaran
Pasal 4.
Praktik Bidan. c) Permenkes
No.900/VI/200
2 tentang
Registrasi dan
d) SPK (Standar Pelayanan Kebidanan).
21 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
1. Standar Pelayanan Kebidanan
Pengelolaan pelayanan kebidanan memliki visi, misi filosofi dan tujuan pelayanan
serta organisasi pelayanan sebagai dasar untuk melaksanakan tugas pelayanan yang
efektif dan afisien.
Definisi Operasional
Definisi Opersional
Definisi Operasional
Definisi Opersional
a. Tersedia peralatan yang sesuai dengan standar dan ada mekanisme keterlibatan
bidan dalam perencanaan dan pengembangan sarana dan prasarana.
b. Ada buku inventaris peralatan yang mencerminkan jumlah barang dan kualitas
barang.
c. Ada pelatihan khusus untuk bidan tentang penggunaan alat tertentu.
d. Ada prosedur permintaan dan penghapusan alat tertentu.
a. Ada kebijakan tertulis tentang prosedur pelayanan dan standar pelayanan yang
disahkan oleh pemimpin.
b. Ada prosedur personalia: penerimaan pegawai kontrak kerja, hak dan kewajiban
personalia.
c. Ada personalia pengajuan cutipersonil, istirahat, sakit dan lain-lain.
d. Ada prosedur pembinaan personal.
Definisi Operasional
Definisi operasional :
24 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
f. Ada dokumen tertulis tentang tindakan kebidanan.
g. Ada evaluasi dalam memberikan asuhan kebidanan.
h. Ada dokumentasi untuk kegiatan manajemen kebidanan.
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program dan pelaksana dalam evaluasi dan
pengendalian mutu pelayanan kebidanan yang dilaksanakan secara
berkesinambungan.
Definisi Operasional :
25 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
beberapa kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah dan tujuan dan
BAB.
Secara umum kode etik tersebut berisi 7 BAB. Ke 7 BAB dapat dibedakan atas 7
bagian yaitu:
26 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang di nilikinya berdasarkan
kebutuhan klien , keluarga dan masyarakat.
2) Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai wewenang dalam
mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk termasuk keputusan mengadakan
konsultasi atau rujukan.
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau
dipercayakan padanya, kecuali bila dminta oleh pengadilan atau diperlukan
sehubungan kepentingan klien.
1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciftakan
suasana kerja yang serasi.
2) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawat maupun tenaga kesehatan lainnya.
1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu
kepada masyarakat.
2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
27 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-
ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB
dan kesehatahan keluarga dan masyarakat.
2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pikirannya
kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.
g. penutup
Standar asuhan kebidanan dapat dilihat dari ruang lingkup standar pelayanan
kebidanan yang meliputi 25 standar dan dikelompokan sebagai berikut :
hamil
Registrasi praktek bidan dapat dilihat dan berpedoman pada Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan.
29 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
MATERI
30 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
A. Kematian Ibu dan Bayi
Kematian ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu selama masa kehamilan atau
dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa melihat usia dan lokasi kehamilan,
oleh setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperberat oleh kehamilan atau
penanganannya tetapi bukan oleh kecelakaan atau incidental (faktor kebetulan) (Depkes
RI, 2009).
Penyebab kematian ibu antara lain Perdarahan 42%, Eklampsi 13%, Komplikasi
Aborsi 11% , Infeksi 10% , Partus lama 9% dan Tidak diketahui 15%.
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat setelah bayi lahir sampai bayi
belum berusia tepat 1 tahun (Depkes RI, 2009). Menurut SDKI tahun 2003, AKB sebesar
35/1000 kelahiran hidup. Sedangkan berdasarkan perhitungan BPS tahun 2007 sebesar
27/1000 kelahiran hidup. Adapun target AKB pada MDG‟s 2015 sebesar 17/1000
kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi meliputi : Gangguan perinatal (34,7%), Sistem
pernapasan (27,6 %), Diare (9,4%), Sistim pencernaan (4,3%) dan Tetanus (3,4%).
31 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
Upaya untuk dapat menurunkan AKI dan AKP adalah :
1. Mendekatkan pelayanan di tengah masyarakat dengan menempatkan bidan di
desa
2. Meningkatkan penerimaan KB sehingga ibu hamil makin berkurang serta
diikuti komplikasi yang makin menurun.
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat umumnya.
4. Menyebarkan keberadaan ahli Obgin yang beriontrasi pada aspek sosialnya
5. Meningkatkan upaya rujukan, sehingga diterima di pusat pelayanan kesehatan
dalam keadaan masih optimal.
Untuk mencegah terjadinya kematian bayi, maka beberapa upaya yang dapat
dilakukan yaitu :
B. Kehamilan Remaja
32 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
2. Remaja berusia muda sedang menuntut ilmu akan mengalami sekolah sementara
atau seterusnya, dan dapat putus kerjaan yang baru dirintisnya.
3. Perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari keluarga, teman, atau lingkungan
masyarakat.
4. Tersisih dari pergaulan karena dianggap belum mampu membawa diri.
Langkah-langkah untuk mengendalikan sebelum terjadinya kehamilan pada remaja
adalah sebagai berikut :
1. Menjaga kesehatan reproduksi dengan jalan melakukan hubungan seksual yang
bersih dan aman.
2. Menghindari multipartner (umumnya sulit dihindari)
3. Mempergunakan KB remaja, diantaranya kondom, pil, dan suntikan sehingga
terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan.
4. Memberikan pendidikan seksual sejak dini.
5. Meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan YME sesuai ajaran agama masing-
masing.
6. Segera setelah hubungan seksual mempergunakan KB darurat penginduksi haid
atau misoprostol dan lainnya.
C. Unsafe Abortion
Akibat beratnya syarat yang harus dipenuhi dari UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992,
masyarakat yang memerlukan terminasi kehamilan akhirnya mencari jalan pintas dengan
minta bantuan dukun dengan risiko tidak bersih dan tidak aman. Pertolongan terminasi
kehamilan yang dilakukan secara illegal/sembunyi dengan fasilitas terbatas, dan
33 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
komplikasinya sangat besar (yaitu perdarahan-infeksi-trauma) dan menimbulkan
mortalitas yang tinggi. Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari Aborsi adalah :
1. Gangguan psikis
2. Perporasi
3. Infeksi
4. Syok
BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat lahir (yang diukur dalam
1 jam setelah lahir) kurang dari 2500 gram, tanpa memandang usia kehamilan (Depkes
RI, 2009). BBLR merupakan penyebab terjadinya peningkatan angka mortalitas
(kematian) dan morbiditas (kesakitan) pada bayi.
Bayi dengan berat badan lahir rendah, akan mengalami beberapa masalah
diantaranya: Asfiksia, Gangguan nafas, Hipotermi, Hipoglikemi, Masalah pemberian
ASI, Infeksi, Ikterus dan Masalah perdarahan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan
untuk mencegah terjadinya BBLR adalah :
1. Upayakan ANC yang berkualitas, segera lakukan rujukan apabila ditemukan kelainan
2. Meningkatkan gizi masyarakat
3. Tingkatkan penerimaan gerakan KB
4. Tingkatkan kerjasama dengan dukun paraji
E. Tingkat Kesuburan
Tingkat fertilitas / tingkat kesuburan yang mana sumbernya adalah PUS (Pasangan
Usia Subur) merupakan salah satu masalah kebidanan komunitas yang perlu
mendapatkan perhatian karena dengan tingginya tingkat fertilitas tanpa diiringi oleh
34 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
tingkat pengetahuan akan sistem reproduksi akan meningkatkan AKI dan AKB. Peran
bidan adalah memberikan penyuluhan pada PUS tentang sistem reproduksi dalam
kehidupan suami-istri.
Istri - cara-cara rakyat seperti irigasi air garam - Gangguan ovulasi misalnya karena kelainan
jenuh ovarium atau gangguan hormonal
- istibta berkala - Kelainan mekanis yang menghalangi pembuahan
- cara kimiawi berupa salep atau tablet seperti kelainan tuba , endometriosis ,stenosis
- cara-cara mekanik kanalis cervikalis atau hymen , flouralbus.
- KB
35 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
- Riwayat seksual meliputi persetubuhan dengan penis dalam vagina, dokumentasi tentang
ejakulasi, pemakaian sembarang obat pelican
- Pemeriksaan payudara untuk galaktorea dan mencari hersustisme.
- Menilai status estrogen wanita
- Mengukur suhu basal wanita untuk mengetahui ovulasi.
Yang perlu dievaluasi pada suami adalah :
- Analisa semen. Analisa semen yang normal harus memperlihatkan hitung sperma lebih
dari 20 juta/ml, yang bergerak lebih dari 60%. Volume sperma pria 3 -5 ml.pria tersebut
harus abstinentia selama 48 – 72 jam sebelum pengambilan specimen sperma dilakukan.
- Specimen dapat di tampung ke dalam sebuah bejana kaca atau kedalam mangkok
specimen khusus. Specimen dipertahankan pada suhu tubuh dan harus sudah dianalisa
dalam waktu 2 jam.
Untuk penilaian yang lebih jelas biasanya digunakan uji – coba pasca sanggama yang
dilakukan pada hari yang diperkirakan 2 -3 hari sebelum akan terjadi ovulasi. Lender servik
diperiksa dalam masa 8jam setelah persetubuhan.
Langkah 1 : anamnesis
Adalah cara yang terbaik untuk mencari penyebab infertilitas pada wanita. Banyak factor-
faktor penting berkaitan dengan inferilitas yang dapat ditanyakan pada pasiaen.
Anamnesis meliputi:
Lama fertilitas
Riwayat haid, evolusi dan dismenorhoe
Riwayat sanggama, frekwensi sanggama, disperenia
Riwayat komplikasi postpartum, abortus, KET, kehamilan terakhir
Kontarsepsi yang pernah digunakan
Pemeriksaan infertilitas dan pengobatan sebelumnya
Riwayat penyakit sistemik (TBC, DM, Troid)
Pengobatan radiasi, sistostika, alkoholisme
Riwayat bedah perut/hipofisis/ginekologi
36 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
Riwayat PID, PHS, Likorea
Riwayat keluar ASI
Pengetahuan kesuburan
Dilakukan bila dari hasil anamnese diketemukan riwayat, atau sedang mengalami gangguan
haid. Atau dari pemeriksaan dengan suhu basal badan (SBB) ditemukan anovulasi.
Hiperprolaktinemia penyebab gangguan sekresi GnRH dengan akibatnya terjadi anovulasi.
Kadar normal prolaktin adalah 5 -25 ng/ml. pemeriksaan di lakukan pada antara jam 7 sampai
10 pagi. Bila di temukan kadar prolaktin >50 ng/ml disertai gangguan haid perlu dipikirkan
ada tumor di hipopisis.
Tes ini dapat memberi informasi tentang interaksi antara sperma dengan getah serviks.
Untuk pelaksanaan uji pasca sanggama telah dijelaskan sebelumnya. Bila hasil UPS negatife,
maka perlu melakukan evaluasi kembali terhadap sperma. Hasil UPS yang normal dapat
menyingkirkan sebab infertilitas dari suami.
Penilaian ovulasi dapat diukur dengan pengukuran suhu basal badan (SBB). SBB dikerjakan
setiap hari pada saat terjaga pada pagi hari, sebelum bangkit dari tempat tidur ataupun makan
minum. Jika wanita siklus haidnya berovulasi, maka grafik akan memperlihatkan gambaran
bifasik, sedangkan yang tidak berovulasi gambaran grafiknya monofasik.
Pada gangguan ovulasi indiopatik, yang menyebabkan tidak diketahui, indukasi ovulasi dapat
dicoba dengan memberikan estrogen ( fredback positif ) atau antistrogen ( fredback negative ).
Untuk fredback negative diberikan klomifen sitrat dosis 50 -100 ml, mulai hari ke-5 sampai hari
ke-9 siklus haid. Bila dengan pemberian estrogen dan klomifen sitrat tidak juga terjadi sekresi
gonadotropin, maka untuk pematangan polikel terpaksa diberikan gonodrofin dari
37 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
luar. Cara lain untuk menilai ovulasi adalah dengan USG . bila diameter folikel mencapai 18
– 25 mm, berarti menunjukan folikel yang matang dan tidak lama lagi akan terjadi ovulasi.
Perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologi dari vagina dan vorsio. Infeksi akibay clamydia
trachomatis dan gonokok sering menyebabkan sumbatan tuba. Bila di temukan riwayat
abrotsu terulang atau kelainan bawaan pada kehamilan sebelumnya perlu dilakukan
pemeriksaan terhadap TORCH.
Kadar estradiol yang tinggi pada fase luteal dapat menghambat impalantasi dan keadaan
seperti inisering ditemukan pada unexplained infertility. Pengobatan insufisiensi korpus
luteum adalah dengan pemberian sediaan progesterone alamiah. Lebih diutamakan
progesterone intravagina dengan dosis 50 – 200 ml dari pada pemberian oral.
Karena mungkin meningkatnya penyakit akibat hubungan seksual, maka pemeriksaan tuba
menjadi sangat penting. Tuba yang tersumbat, gangguan hormone dan anovulasi merupakan
penyebab tersering infertilitas. Untuk mengetahui kelainan pada tuba tersedia berbagai cara,
yaitu : uji insuflasi, histerosalpingografi, gambaran tuba fallopi secara sonografi, hidrotubasi
dan laparoskopi .penanganan pada tiap predisposisi infertilitas regantung pada penyebabnya.
Termasuk pemberian antibiotic untuk infertilitas yang di sebabkan oleh infeksi.
Dalam tatanan masyarakat yang masih memegang tradisi adat, dukun masih
memegang peranan yang sangat penting. Pertolongan persalinan oleh tenaga non
kesehatan yaitu proses persalinan yang dibantu oleh tenaga non kesehatan yang biasa
disebut dukun paraji. Adanya asumsi pada masyarakat kita bahwa melahirkan di dukun
mudah dan murah, merupakan salah satu penyebab terjadinya pertolongan persalinan
oleh tenaga non kesehatan.
Biasanya disebabkan oleh tingkat kepercayaan masyarakat kepada dukun masih
tinggi, rendahnya profesionalisme bidan dalam menolong persalinan, kurangnya
38 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
pendekatan personal antara bidan dan bumi, peran bidan dalam hal ini adalah lebih
meningkatkan kebersamaan dengan anggota masyarakat meningkatkan profesionalisme
dalam bidang pertolongan persalinan / ilmu kebidanan .
Penyebab masih banyaknya pertolongan persalinan oleh dukun adalah otonomi
daerah sangat bervariasi, sarana yang tersedia belum sesuai standar, belum semua
petugas kompeten, sistem rujukan belum berjalan dengan baik, belum semua kab/kota
melaksanakan Audit Maternal Perinatal (AMP) non-medis, dan belum semua desa
mempunyai tenaga bidan.
PMS adalah infeksi yang ditularkan melalaui hubungan seksual. Umumnya mata
rantai penularan PMS adalah PSK. Rasio penularan akan meningkat bila pemakaian
kondom dan hubungan seksual dengan PSK tidak dilakukan. PMS yang banyak ditemui
Gonorrhoe, Sifilis, Trikomoniasis, Herpes simplek, HIV / AIDS.
Peran bidan adalah memberikan penyuluhan tentang resiko yang ditimbulkan akibat
seks bebas yang dilakukan bukan dengan pasangan yang sah terutama dengan PSK,
penyuluhan tentang penggunaan kondom dalam kondisi tertentu. Perilaku dan sosial
budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan di komunitas.
Perilaku kesehatan merupakan salah satu factor determinan pada derajat kesehatan.
Beberapa perilaku dan aspek social budaya yang mempengaruhi pelayanan kebidanan di
komunitas diantaranya adalah sebagi berikut :
39 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
MATERI
A. Asuhan Antenatal
1. Manajemen Antenatal Care
Manajemen asuhan antenatal merupakan langkah alamiah dan sistematis dengan tujuan
mempersiapkan kehamilan dan persalinan yang sehat sesuai dengan standar yang berlaku.
2. Standar Asuhan
Pelayanan atau asuhan standar meliputi 14T antara lain
a) Timbang berat badan,
b) Ukur tekanan darah,
c) Ukur tinggi fundus uteri,
d) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan,
e) Pemberian imunisasi TT,
f) Pemeriksaan Hb,
g) Pemeriksaan VDRL,
h) Perawatan payudara, senam payudara, dan pijat tekan payudara,
i) Pemeliharaan tingkat kebugaran/senam ibu hamil,
j) Temui wicara dalam rangka persiapan rujukan,
k) Pemeriksaan protein urine atas indikasi ,
l) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi,
m) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok,
n) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria.
3. Standar Alat
Standar peralatan dalam asuhan antenatal meliputi peralatan steril dan tidak steril,
bahan-bahan habis pakai, formulir yang disediakan, dan obat-obatan.
1) Peralatan tidak steril
a. Timbangan dewasa
b. Pengukuran tinggi badan
c. Sphygmomanometer (tensi meter)
40 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
d. Stetoskop
e. Funandoskop
f. Termometer aksila
g. Pengukur waktu
h. Senter
i. Reflek hammer
j. Pita pengukur lingkar lengan atas
k. Pengukur Hb
l. Medline
m. Bengkok
n. Handuk kering
o. Tabung urine
p. Lampu spiritus
q. Reagen untuk pemeriksaan urine
r. Tempat sampat
2) Peralatan Steril
a. Bak Instrumen
b. Spatel lidah
c. Sarung tangan (handescoen)
d. Spuit atau jarum
3) Bahan-bahan habis pakai
a. Kassa bersih
b. Kapas
c. Alkohol 70%
d. Larutan klorin
4) Formulir yang disediakan
a. Buku KIA
b. Kartu status
c. Formulir rujukan
d. Buku register
e. Alat tulis kantor
f. Kartu penapisan dini
g. Kohort ibu atau bayi
41 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
5) Obat-obatan
a. Golangan roborantia (vitamin B6 dan B complek)
b. Tablet zat besi
c. Vaksin TT
d. Kapsul yodium
e. Obat KB
B. Asuhan Intranatal
1. Persiapan Bidan
Meliputi Kemanpuan, keterampilan dan Kepribadian.
2. Persiapan Rumah dan Lingkungan
. 1) Situasi dan kondisi yang perlu diketahui oleh keluarga, yaitu:
a. Apakah rumah cukup aman dan hangat?
b. Apakah tersedia ruangan yang akan digunakan untuk menolong persalinan?
c. Apakah tersedia air mengalir?
d. Apakah kebersihannya terjaga?
e. Apakah tersedia telepon atau media komunikasi lainnya?
2) Apabila persalinan akan dilakukan dirumah, tugas bidan adalah mengecek
rumah sebelum usia kehamilan 37 minggu. Rumah harus memenuhi
persyaratan diantarannya:
42 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
e. Pembalut;
f. Kain pel;
2. Persiapan untuk bayi:
a. Handuk bayi;
b. Tempat tidur bayi;
c. Botol air panas untuk menghangatkan alas;
d. Pakaian bayi;
e. Selimut bayi.
3. Jika akan melahirkan dirumah, pasien dianjurkan untuk memilih kamar yang terbaik
untuk bersalin.
4. Sediakan perlak berukuran sekitar 1,5 M sebagai alas tempat tidur bersalin.
5. Lampu yang cukup terang jika ternyata melahirkan dimalam hari..
6. Dua baskom, 1 untuk cuci tangan dan lainnya berisi air hangat untuk memandikan
bayi.
7. Sabun cuci tangan dan sabun bayi.
8. Minyak adas, minyak kelapa, untuk membersihkan lemak-lemak yang melekat pada
tubuh bayi.
4. Manajemen Intranatal Care
Manajemen asuhan intranatal di rumah di bagi dalam empat tahap sesuai dengan
tahap yang ada dalam persalinan, yaitu kala I, II, III, dan IV
Pemberian asuhan persalinan kala I bertujuan untuk memberikan pelayanan
kebidanan yang memadai dalam pertolongan persalinan yang bersih dan aman.
Manajemen asuhan persalinan kala II bertujuan untuk memastikan proses persalinan
aman, baik utuk ibu maupun bayi
Asuhan persalinan pada kala III merupakan hal penting, menginngat salah satu
penyebab kematian iu adalah perdarahan. Oleh karena itu, dalam asuhan kala III ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu bidan sebagai penolong persalinan harus
terlatih dan terampil melakukan manajemen aktif kala III, Asuhan persalianan kala III
diberikan dengan tujuan untuk membantu mengeluarkan plasenta dan selaput janin secara
lengkap, mengurangi kejadian perdarahan pasca-salin, memperpendek kala III, mencegah
terjadinya komplikasi, dan mencegah terjadinya retensio plasenta
43 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
Asuhan persalinan kala IV merupakan asuhan yang mencakup pada pengawasan satu
sampai dua jam setelah plasenta lahir. Pada kala ini tidak menutup kemungkinan terjadi
perdarahan dan antonia uteri.
44 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan
mampu melakukan kegiatan administrasi.
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yang aman.
7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkkan
diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses
pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama
priodenifas.
8. Memberikan asuhan secara professional.
3. Kebijakan Program Nasional pada masa nifas
Kebijakan program nasional pada post partum yaitu paling sedikit empatkali melakukan
kunjungan pada post partum
1. Kunjungan pertama dilakukan setelah 6-8 jam setelah persalinan, jika memang ibu
melahirkan dirumahnya. Kunjungan dilakukan karena untuk jam-jam pertama pasca
salin keadaan ibu masih rawan dan perlu mendapatkan perawatan serta perhatian
ekstra dari bidan, karena 60% ibu meninggal pada saat masa nifas dan 50% meninggal
pada saat 24 jam pasca salin.
2. Kunjungan kedua dilakukan setelah enam hari pasca salin dimana ibu sudah bisa
melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti sedia kala,
3. Kunjungan ke tiga dilakukan setelah 2 minggu pasca dimana untuk teknis
pemeriksaannya sama persis dengan pemeriksaan pada kunjungan yang kedua.
4. Untuk kunjungan yang ke empat dilakukan setelah 4-6 minggu pasca persalinan dan
lebih difokuskan pada penyulit dan juga keadaan laktasinya.
4. Pelaksanaan asuhan masa nifas dirumah
1. Kebersihan diri
2. Istirahat
3. Gizi
a. Nasi 200 gram (1 piring sedang)
b. Lauk 1 potong sedang
c. Tahu/tempe 1 potong sedang
d. Sayuran 1 mangkuk sedang
45 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
e. Buah 1 potong sedang
f. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
g. Makanan dengan diet berimbang: protein, mineral, vitamin yang cukup
h. Minum sedikitnya 3 liter perhari (8 gelas sehari)
i. Meminum pil zat besi selama 40 hari pasca persalinan
j. Minum kapsul vitamin A
4. Menyusui
a. Nasi 200 gram (1 piring sedang)
b. Lauk 1 potong sedang
c. Tahu/tempe 1 potong sedang
d. Sayuran 1 mangkuk sedang
e. Buah 1 potong sedang
f. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
g. Makanan dengan diet berimbang: protein, mineral, vitamin yang cukup
h. Minum sedikitnya 3 liter perhari (8 gelas sehari)
i. Meminum pil zat besi selama 40 hari pasca persalinan
j. Minum kapsul vitamin A
5. Lochea
Pembagian lochea antara lain:
a. Lochea rubra (1-3 hari pospartum): warna merah segar dan berisi gumpalan
darah, sisa selaput ketuban, sisa vernik, lanugo.
b. Lochea sanguolenta (3-7 hari postpartum): berwarna kekuning-kuningan, berisi
serum.
c. Lochea alba (14-40 hari postpartum): berwarna putih.
6. Involusi uterus
Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi
dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar
yang bermuara pada bekas implantasi placenta. Pada involusi uteri, jaringan ikat
dan jaringan otot mengalami proses proteolitik, berangsur-angsur akan mengecil
sehingga akhir kala nifas besarnya seperti semula dengan berat 30 gram.
7. Senggama
46 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
Secara fisik untuk memulai hubungan suami istri, begitu darah merah berhenti,
ibu dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.
Memulai hubungan suami istri tergantung pada pasangannya.
8. Keluarga berencana.
E. Pelayanan Kontrasepsi
47 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
Kontrasepsi adalah alat yang digunakan untuk menunda, menjarangkan kehamilan, serta
menghentikan kesuburan.
48 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
Non MKJP (Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), yang termasuk dalam
kategori ini adalah kondom, pil, suntik, dan metode-metode lain selain metode
yang termasuk dalam MKJP.
Kegawatdaruratan adalah mencakup diagnosis dan tindakan terhadap semua pasien yang
memerlukan perawatan yang tidak direncanakan dan mendadak atau terhadap pasien
dengan penyakit atau cidera akut untuk menekan angka kesakitan dan kematian pasien.
Obstetri adalah cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan persalinan, hal-hal
yang mendahuluinya dan gejala-gejala sisanya. membahas tentang fenomena dan
penatalaksanaan kehamilian, persalinan, peurperium baik dalam keadaan normal maupun
abnormal.
Neonatus adalah organisme yang berada pada periode adaptasi kehidupan intrauterin ke
ekstrauterin. Masa neonatus adalah periode selama satu bulan (lebih tepat 4 minggu atau
28 hari setelah lahir).
1. Macam macam Kegawatdaruratan obstetrik :
a) Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu
untuk hidup diluar kandungan, Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi yang usia
kehamilannya kurang dari 20 minggu. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya
amenore, tanda-tanda kehamilan, perdarahan hebat per vagina, pengeluaran jaringan
plasenta dan kemungkinan kematian janin.
b) Mola hidatidosa
Mola Hidatidosa (Hamil Anggur) adalah suatu massa atau pertumbuhan di dalam
rahim yang terjadi pada awal kehamilan. Mola Hidatidosa adalah kehamilan
abnormal, dimana seluruh villi korialisnya mengalami perubahan hidrofobik. Mola
hidatidosa juga dihubungkan dengan edema vesikular dari vili khorialis plasenta dan
biasanya tidak disertai fetus yang intak.
Penyebab gangguan ini adalah pembengkakan/edematosa pada villi (degenerasi
hidrofik) dan proliferasi trofoblast.
49 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
Terapi pada gangguan ini adalah segera merawat pasien di rumah sakit, dan pasien
diberi terapi oksitosin dosis tinggi, pembersihan uterus dengan hati-hati, atau
histerektomi untuk wanita tua atau yang tidak menginginkan menambah anak lagi,
transfusi darah dan anti biotika.
c) Kehamilan ektopik (terganggu).
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi diluar
endometrium kavum uteri.
Penyebab gangguan ini adalah terlambatnya transport ovum karena obstruksi mekanis
pada jalan yang melewati tuba uteri. Kehamilan tuba terutama di ampula, jarang
terjadi kehamilan di ovarium.
d) Plasenta previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana implantasi plasenta terletak pada atau di dekat
serviks. Tidak dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dalam pada perdarahan
antepartum sebelum tersedia persiapan untuk seksio sesarea. Pemeriksaan inspekulo
secara hati-hati, dapat menentukan sumber perdarahan berasal dari kanalis servisis
atau sumber lain (servisitis, polip, keganasan, laserasi, atau trauma). Meskipun
demikian, adanya kelainan di atas tidak menyingkirkan diagnosis plasenta previa.
e) Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari tempat melekatnya yang normal pada
uterus sebelum janin dilahirkan.
f) Ruptura uteri
Perdarahan dapat terjadi intra abdominal atau melalui vagina kecuali jika kepala janin
menutupi rongga panggul. Perdarahan dari rupture uteri pada ligamentum latum tidak
akan menyebabkan perdarahan intraabdominal.
g) Retensio plasenta- plasenta inkompletus
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau
melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir, jadi bisa kita simpulkan, Retensio plasenta
adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dalam waktu 30 menit atau lebih setelah
bayi lahir. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya plasenta tidak lahir spontan dan
tidak yakin apakah plasenta lengkap atau tidak.
h) Perdarahan Post partum
50 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
Perdarahan pasca salin primer terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan,
sementara pasca salin sekunder adalah perdarahan pervagina yang lebih banyak dari
normal antara 24 jam hingga 12 minggu setelah persalinan. Perdarahan pascasalin
adalah perdarahan >500 ml setelah bayi lahir atau yang berpotensi mempengaruhi
hemodiamika ibu.
i) Syok
Syok adalah suatu kondisi dimana terjadi kegagalan pada system sirkulasi untuk
mempertahankan perkusi yang adekuat ke organ-organ vital. Syok merupakan suatu
kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan tindakan segera dan intensif.
Penyebab syok pada kasus gawat darurat obstetric biasanya adalah perdarahan (syok
hipovolemik), sepsis (syok seotik), gagal jantung (syok kardiogenik), rasa nyeri (syok
neurogenik), alergi (syok anafilaktik).
j) PEB/Eklamsia
PreEklampsia sering juga disebut toksemia, adalah ketika seorang wanita hamil
mengembangkan tekanan darah tinggi dan adanya proteinuria selama kehamilan.
Sedangkan Eklamsia adalah merupakan penyakit akut dengan kejang-kejang dan
koma pada wanita hamil dan wanita dalam masa nifas disertai dengan hipertensi,
edema, dan proteinuria.
Setidaknya Mempengaruhi 5 persen dari seluruh kehamilan, itu merupakan kondisi
yang kompleks ditandai dengan tekanan darah tinggi, pembengkakan pada tungkai
atau wajah, dan adanya protein dalam urin. Penanganan preeklampsia berat dan
eklampsia sama, kecuali bahwa persalinan harus berlangsung dalam 6 jam setelah
timbulnya kejang pada eklampsia.
51 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus
dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan,
persalinan, atau segera setelah bayi lahir.
b) Hipotermi
0
Hipotermia adalah kondisi dimana suhu tubuh < 36 C atau kedua kaki dan tangan
teraba dingin. Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan termometer
0
ukuran rendah (low reading termometer) sampai 25 C. Disamping sebagai suatu
gejala, hipotermia dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan
kematian.Akibat hipotermia adalah meningkatnya konsumsi oksigen (terjadi
hipoksia).
c) BBLR
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gr.
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain ; Faktor ibu (Toksemia
gravidarum, Pendarahan antepartum, Trauma fisik dan psikologis, Nefritis aktif,
Diabetes melitus), Faktor usia (Usia < 16 tahun , Usia > 35 tahun , Multigravida yang
jarak lahirnya terlalu dekat), Keadaan sosial (Golongan sosial ekonomi rendah,
Perkawinan yang tidak sah), Sebab lain (Ibu yang perokok, Ibu peminum alkohol, Ibu
pecandu narkotika), Faktor janin (Hidramnion, Kehamilan ganda, Kelainan
kromosom), Faktor lingkungan (Tempat tinggal daratan tinggi, Radiasi dan zat zat
racun).
d) Prematur
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama dengan
37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir.
Prematoritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama
diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan
terjadinya peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.
52 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
MATERI
Rujukan Kebidanan adalah suatu pelimpahan tanggug jawab timbal balik atas
kasus/masalah kebidanan yg timbul baik secara vertikal maupun horizontal.
Rujukan Medik :
Rujukan Kesehatan :
53 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
• B (Bidan) dalam arti seharusnya didampingi oleh bidan,
• U (Uang), ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup,
1) Menentukan kegawatdaruratan pada tingkat kader, bidan desa, pustu dan Puskesmas,
54 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
D. PONED & PONEK
Rumah Sakit PONEK (Rumah Sakit dengan Pelayanan Obstetri & Neonatal
Emergensi Komprehensif ) memiliki kemampuan sebagai berikut :
• Tranfusi darah,
• Bedah Caesar.
1. Riwayat SC
2. Perdarahan pervaginam
3. Persalinan kurang bulan (UK < 37 mg)
55 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
4. Ketuban pecah dgn mekonium kental
5. Ketuban pecah lama (> 24 jam)
6. Ketuban pecah pd persalinan krg bulan
7. Ikterus
8. Anemia berat
9. Tanda/gejala infeksi
10. Preeklamsia/ hipertensi dlm kehamilan
11. TFU > 39 cm
12. Primipara pd fase aktif kepala masih 5/5
13. Presentasi bkn belkep
14. Gemelli
15. Presentasi majemuk
16. Tali Pusat menumbung
17. Syok.
1. Prematur / BBLR
2. Umur kehamilan < 37 minggu
3. Bayi dgn riwayat apneu
4. Bayi dgn kejang berulang
5. Sepsis
6. Asfiksia berat
7. Bayi dgn gangguan perdarahan
8. Bayi dgn gangguan nafas
1. KPD
2. Amnion tercemar mekonium
3. Kelahiran prematur < 37 minggu
4. Kelahiran postmatur > 42 minggu
5. Toksemia
56 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
6. Sungsang
7. Primigravida muda (< 17 th)
8. Primigravida tua (>35 th)
9. Kehamilan kembar
10. Ketidakcocokan golda
11. Hipertensi
12. Penyakit jantung
13. Penyakit ginjal pada ibu
14. Dicurigai ada kelainan bawaan
15. Ibu demam/ sakit
16. Perdarahan ibu
17. Kecanduan obat – obatan
18. Penyakit epilepsi pada ibu
19. Komplikasi obstetri lain.
57 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
MATERI
Pendekatan Edukatif dalam PSM secara umum adalah rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan secara sistematis, terencana dan terarah dengan partisipasi aktif individu,
kelompok, masyarakat secara keseluruhan untuk memecahkan masalah yang dirasakan
masyarakat dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi dan budaya setempat.
GSI didukung pula oleh Aliansi Pita Putih (white ribbon alliance) yaitu suatu
aliiance yang ditunjukan untuk mengenang semua wanita yang meninggal karena
kehamilan dan melahirkan. Pita Putih merupakan simbol kepedulian terhadap
keselamatan ibu yang menyatukan individu, organisasi, dan masyarakat yang
bekerjasama untuk mengupayakan kehamilan dan persalinan yang aman bagi setiap
wanita (Syafrudin, 2009).
a. Menurunkan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan, dan nifas serta
menurunkan angka kematian ibu.
b. Meningkatkan pengetahuan ibu atau kaum perempuan mengenai infeksi menular
seksual (IMS).
c. Meningkatkan pengetahuan ibu atau kaum perempuan mengenai perawatan
kehamilan, proses melahirkan yang sehat, pemberian ASI eksklusif, dan perawatan
bayi
d. Memantapkan komitmen dan dukungan terhadap gerakan sayang ibu.
e. Meningkatkan kepedulian dan dukungan sektor terkait terhadap upaya-upaya
penanggulangan penyebab kematian ibu dan bayi secara terpadu.
f. Memantapkan kesadaran dan kepedulian masyarakatan dalam mengembangkan dan
membangun mekanisme rujukan, sesuai dengan kondisi daerah.
g. Meningkatkan kepedulian dan peran serta institusi masyarakat dan swasta (LSM,
organisasi kemasyarakatan, organisasi dan profesi) dalam perencanaan, dan
pelaksanaan di tingkat kelurahan dan kecamatan.
h. Meningkatkan fungsi dan peran institusi kesehatan, baik pemerintah maupun swasta
dalam pelayanan kesehatan yang aman, ramah, dan nyaman bagi ibu dan bayi.
59 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
UKBM merupakan Upaya Kesehatan yang direncanakan, dibentuk dikelola dari,
oleh dan untuk masyarakat dalam upaya mengatasi permasalahan kesehatan. Prinsip dari
UKBM adalah :
1) Menumbuhkembangkan potensi masyarakat
2) Mengembangkan gotong royong masyarakat.
3) Menggali kontribusi masyarakat.
4) Menjalin kemitraan
5) Desentralisasi
D. Desa/Kelurahan Siaga
60 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
A = ANTAR, yaitu : warga desa, bidan wilayah dan komponen lainnya dengan cepat
dan sigap mendampingi dan mengantar ibu yang akan melahirkan bila memerlukan
tindakan gawat darurat.
GA = JAGA, yaitu : menjaga ibu pada saat dan setelah ibu melahirkan dan menjaga
kesehatan bayi yang baru dilahirkan.
Penduduknya dapat mengembangkan UKBM dan melaksanakan surveilans berbasis
masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan
perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan
lingkungan shg masy menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Tujuan umum
Terwujudnya masyarakat desa yang sehat serta peduli dan tanggap terhadap
permasalahan kesehatan di wilayahnya.
Tujuan khusus
a) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya
kesehatan.
b) Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap risiko
dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.(bencana, wabah,
kegawat-daruratan dan senagainya)
c) Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat.
d) Meningkanya kesehatan lingkungan di desa.
e) Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong diri
sendiri di bidang kesehatan
61 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
c. Kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar yang buka
atau memberikan pelayanan setiap hari .
d. Keberadaan UKBM yang dapat melaksanakan (a) penanggulangan bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan, (b) survailans berbasis masyarakat, (c) penyehatan
lingkungan.
e. Tercakupnya (terakomodasikannya) pendanaan untuk pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif dalam anggaran pembangunan desa atau kelurahan serta
dari masyarakat dan Dunia Usaha
f. Peran serta aktif masyarakat dan Organisasi Kemasyarakatan dalam kegiatan
kesehatan di Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
g. Peraturan di tingkat desa atau kelurahan yang melandasi dan mengatur tentang
pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
h. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) rumah tangga di desa atau
kelurahan.
Desa siaga aktif merupakan desa yang sudah dibentuk dan dikembangkan
mewujudkan desa siaga dan sudah mengarah ke pentahapan pengembangan desa
dan kelurahan siaga aktif (sesuai ketentuan Kep.Menkes
No.1529/Menkes/SK/X/2010 ttg pedoman Umum Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif.
4. Komponen Yang Berperan
a. Bidan dikelurahan
b. Fasilitator masyarakat
c. Puskesmas
d. Perangkat desa
e. Tokoh masyarakat
f. Tokoh agama
Agar sebuah desa menjadi Desa Siaga maka desa tersebut harus memiliki forum
desa/lembaga kemasyarakatan yang aktif dan adanya sarana/ akses pelayanan
kesehatan dasar. Dalam pengembangannya Desa Siaga akan meningkat dengan
membagi menjadi 4 Kriteria Desa Siaga :
62 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
Tahap bina
Tahap Tumbuh
Tahap Kembang
Tahap Paripurna
6. Indikator Keberhasilan
Indikator Masukan
Indikator Proses
Indikator Keluaran dan
Indikator dampak
1.Indikator Masukan.
Indikator masukan adalah indikator untuk mengukur seberapa besar masukan
telah diberikan dalam rangka pengembangan Desa Siaga ,indictor masukan terdiri atas
hal-hal berikut :
a. Ada/tidaknya forum Masyarakat Desa
b. Ada/tidaknya sarana pelayanan kesehatan serta perlengkapan peralatannya.
c. Ada/tidaknya UKBM Yang di butuhkan masyarakat.
d. Ada/tidaknya tenaga kesehatan (minimal bidan)
e. Ada /tidaknya kader aktif
f. Ada /tidaknya sarana bangunan /poskesdes sebagian pusat pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan.
g. Ada/tidaknya alat komunikasi yang telah lazim dipakai maasyarakat yang di
manfaatkan untuk mendukung penggerakan surveilans berbasis masyarakat
missal :kentongan ,bedug.dll
2.Indikator Proses
63 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
Indikator proses adalah indikator untuk mengukur seberapa aktif upaya yang
dilaksanakan di suatu desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga indikator proses
terdiri atas hal-hal sebagai berikut :
a. Frekkuensi pertumuan forum Masyarakat Desa
b. Berfungsi tidaknya UKBM poskesdes
c. Ada tidaknya pembinaan dari puskesmas PONED
d. Berfungsi /tidaknya UKBM yang ada
e. Berfungsi/tidaknya sistem kegawatdaruratan dan penanggulangan
kegawatdaruratanya dan bencana
f. Berfungsi/tidaknya sistem surveilans berbasis masyarakat
g. Ada/tidaknya kegiatan kunjungan rumah kadarzi dan PHBS
h. Ada/tidaknya deteksi dini gangguan jiwa di tingkat rumah tangga
3.Indikator keluaran
Indikator keluaran adalah indikator untuk mengukur seberapa besar hasil kegiatan
yang dicapai di suatu desa dalam rangka pengembanganDesa Siaga Indikator
Keluaran terdiri atas hal-hal berikut :
a. Cakupan pelayanan kesehatan dasar (utamanya KIA )
b. Cakupan pelayanan UKBM –UKBM lain
c. Jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang ada dan dilporkan
d. Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah untuk kadarzi dan
PHBS
e. Tertanganinya masalah kesehatan dengan respon cepat.
4.Indikator Dampak.
Indikator dampak adalah indikator untuk mengukur seeberapa besar dampak dari
hasil kegiatan desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga .Indikator proses terdiri
dari atas hal-hal sebagai berikut.
a. Jumlah penduduk yang menderita sakit
b. Jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia
c. Jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia
d. Jumlah balita dengan gizi buruk
e. Tidak terjadinya KLB penyakit
f. Respon cepat masalah kesehatan
64 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
65 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
MATERI
Dukun bayi adalah orang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh masyarakat
untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai kebutuhan masyarakat
(Dep Kes RI. 1994 : 2).
Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat, pada umumnya seorang wanita
yang mendapat kepercayaan serta memiliki ketrampilan menolong persalinan secara
tradisional dan memperoleh keterampilan tersebut dengan cara turun temurun belajar
secara praktis atau cara lain yang menjurus kearah penigkatan ketrampilan tersebut serta
melalui petugas kesehatan.
Pembagian Dukun Bayi, Menurut Depkes RI, dukun bayi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Dukun Bayi Terlatih, adalah dukun bayi yang telah mendapatkan pelatihan oleh
tenaga kesehatan yang dinyatakan lulus.
2. Dukun Bayi Tidak Terlatih, adalah dukun bayi yang belum pernah terlatih oleh tenaga
kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
B. Pembinaan Kader
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh
masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan
maupun masyarakat untuk berkerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-
tempat pemberian pelayanan kesehatan.
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat
departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai latihan untuk kader yang
dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan
anak. Para kader kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki latar belakang
pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis dan
menghitung secara sedarhana.
67 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
4) Pencatatan Kelahiran Dan Kematian Ibu/ Bayi
5) Promosi Kesehatan, Tabulin, Donor Darah Berjalan, Ambulan Desa, Suami Siaga
1) Posyandu
Posyandu adalah suatu forum komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan
masyarakat dari keluarga berencana dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk
masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas
kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategi untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini ( Eny Retna, 2009).
2) Polindes
Polindes merupakan salah satu bentuk UKBM (Usaha Kesehatan Bagi Masyarakat )
yang didirkan masyarakat oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai
kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa, untuk memberikan pelayanan KIA
– KB serta pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kemampuan Bidan.
3) KB / KIA
KB/KIA adalah kegiatan kelompok belajar kesehatan ibu dan anak yang anggotanya
meliputi ibu hamil dan menyusui.
4) Dasa Wisma
Dasawisma adalah kelompok ibu berasal dari 10 rumah yang bertetangga.
Kegiatannya diarahkan pada peningkatan kesehatan keluarga. Bentuk kegiatannya
seperti arisan, pembuatan jamban, sumur, kembangkan dana sehat [ PMT, pengobatan
ringan, membangun sarana sampah dan kotoran ]
Dasawisma atau kelompok persepuluh merupakan salah satu pembinaan wahana
peran serta masyarakat dibidang kesehatan secara swadaya di tingkat keluarga. Salah
satu dari anggota keluarga pada kelompok persepuluh dipilih untuk dijadikan ketua
kelompok atau penghubung/Pembina. Bidan desa dijadikan sebagai Pembina yang
bertugas melakukan pembinaan secara berkala dan menerima rujukan masalah
kesehatan.
5) Tabulin
68 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
Tabulin adalah tabungan social yang dilakukan oleh calon pengantin, ibu hamil dan
ibu yang akan hamil maupun oleh masyarakat untuk biaya pemeriksaankehamilan dan
persalinan serta pemeliharaan kesehatan selama nifas. Penyetoran tabulin dilakukan
sekali untuk satu masa kehamilan dan persalinan ke dalam rekening tabulin.
6) Donor Darah Berjalan
Donor darah berjalan merupakan salah satu strategi yang dilakuakan Departemen
Kesehatan dalam hal ini derektorat Bina Kesehatan ibu. Melalui program
pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat, dalam upaya mempercepat
penurunan AKI.
Donor darah berjalan adalah para donor aktif yang kapan saja bias dipanggil.
Termasuk kerja mobil dan swasta terkait sediaan darah lewat program yang mereka
buat (Retna, 2009).
7) Ambulan Desa
Ambulan desa adalah salah satu bentuk semangat gotong royong dan saling
peduli sesama warga desa dalam sistem rujukan dari desa ke unit rujukan kesehatan
yang berbentuk alat transportasi.
Ambulan desa adalah suatu alat transportasi yang dapat di gunakan untuk
menghatarkan warga yang membutuhkan pertolongan dan perawatan di tempat
pelayanan kesehatan (Retna, 2009).
69 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
MATERI
PWS-KIA adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu
wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat.
Program KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu
dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan
komplikasi, bayi, dan balita.
Kegiatan PWS KIA terdiri dari pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data
serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dan pihak/instansi terkait untuk
tindak lanjut.
70 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
4) Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
5) Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh
tenaga kesehatan maupun masyarakat.
6) Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat dan
pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan.
7) Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
8) Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan.
9) Peningkatan pelayanan KB sesuai standar.
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan dan pengelolaan data merupakan kegiatan pokok dari PWS KIA .
Data yang dicatat per desa/kelurahan dan kemudian dikumpulkan di tingkat puskesmas
akan dilaporkan sesuai jenjang administrasi . Data yang diperlukan dalam
71 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
PWS KIA adalah Data Sasaran dan Data Pelayanan. Proses pengumpulan data sasaran
sebagai berikut :
a) Jenis data
Data yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan PWS KIA adalah Data sasaran :
Jumlah seluruh ibu hamil
Jumlah seluruh ibu bersalin
Jumlah ibu nifas
Jumlah seluruh bayi
Jumlah seluruh anak balita
Jumlah seluruh PUS
Jumlah K1
Jumlah K4
Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
Jumlah ibu nifas yang dilayani 3 kali (KF 3) oleh tenaga kesehatan
Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada umur 6 – 48
jam
Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan lengkap (KN
lengkap)
Jumlah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan fa ctor risiko/komplikasi yang
dideteksi oleh masyarakat
Jumlah kasus komplikasi obstetri yang ditangani
Jumlah neonatus dengan komplikasi yang ditangani
Jumlah bayi 29 hari – 12 bulan yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sedikitnya 4 kali
Jumlah anak balita (12 – 59 bulan) yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sedikitnya 8 kali
Jumlah anak balita sakit yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar
Jumlah peserta KB aktif
72 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
b) Sumber data
Data sasaran berasal dari perkiraan jumlah sasaran (proyeksi) yang dihitung
berdasarkan rumus yang diuraikan dalam BAB III. Berdasarkan data tersebut, Bidan
di Desa bersama dukun bersalin/bayi dan kader melakukan pendataan dan pencatatan
sasaran di wilayah kerjanya.
Data pelayanan pada umumnya berasal dari :
Register kohort ibu
Register kohort bayi
Register kohort anak balita
Register kohort KB
2. Pencatatan
a) Data Sasaran
Data sasaran diperoleh sejak saat Bidan memulai pekerjaan di desa/kelurahan.
Seorang Bidan di desa/kelurahan dibantu para kader dan dukun bersalin/bayi,
membuat peta wilayah kerjanya yang mencakup denah jalan, rumah serta setiap
waktu memperbaiki peta tersebut dengan data baru tentang adanya ibu yang hamil,
neonatus dan anak balita.
Data sasaran diperoleh bidan di desa/kelurahan dari para kader dan dukun bayi
yang melakukan pendataan ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, bayi dan
anak balita dimana sasaran tersebut diberikan buku KIA dan bagi ibu hamil
dipasang stiker P4K di depan rumahnya. Selain itu data sasaran juga dapat
diperoleh dengan mengumpulkan data sasaran yang berasal dari lintas program dan
fasilitas pelayanan lain yang ada di wilayah kerjanya.
b) Data pelayanan
Bidan di desa/kelurahan mencatat semua detail pelayanan KIA di dalam kartu
ibu, kohort Ibu, kartu bayi, kohort bayi, kohort anak balita, kohort KB, dan buku
KIA. Pencatatan harus dilakukan segera setelah bidan melakukan pelayanan.
Pencatatan tersebut diperlukan untuk memantau secara intensif dan terus menerus
kondisi dan permasalahan yang ditemukan pada para ibu, bayi dan anak di
desa/kelurahan tersebut, antara lain nama dan alamat ibu yang tidak datang
memeriksakan dirinya pada jadwal yang seharusnya, imunisasi yang belum
diterima para ibu, penimbangan anak dan lain lain.
73 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
Selain hal tersebut bidan di desa juga mengumpulkan data pelayanan yang
berasal dari lintas program dan fasilitas pelayanan lain yang ada di wilayah
kerjanya.
3. Pengolahan Data
Setiap bulan Bidan di desa mengolah data yang tercantum dalam buku kohort dan
dijadikan sebagai bahan laporan bulanan KIA. Bidan Koordinator di Puskesmas
menerima laporan bulanan tersebut dari semua BdD dan mengolahnya menjadi
laporan dan informasi kemajuan pelayanan KIA bulanan yang disebut PWS KIA.
Informasi per desa/kelurahan dan per kecamatan tersebut disajikan dalam bentuk
grafik PWS KIA yang harus dibuat oleh tiap Bidan Koordinator.
Langkah pengolahan data adalah : Pembersihan data, Validasi dan
Pengelompokan.
1. Pembersihan data : melihat kelengkapan dan kebenaran pengisian formulir yang
tersedia.
2. Validasi : melihat kebenaran dan ketepatan data.
3. Pengelompokan : sesuai dengan kebutuhan data yang harus dilaporkan.
Contoh :
Pembersihan data : Melakukan koreksi terhadap laporan yang masuk dari Bidan di
desa/kelurahan mengenai duplikasi nama, duplikasi alamat, catatan ibu langsung di
K4 tanpa melewati K1.
Validasi : Mecocokkan apabila ternyata K4 & K1 lebih besar daripada jumlah ibu
hamil, jumlah ibu bersalin lebih besar daripada ibu hamil.
Pengelompokan : Mengelompokkan ibu hamil anemi berdasarkan desa/kelurahan
untuk persiapan intervensi, ibu hamil dengan KEK untuk persiapan intervensi.
D. Grafik PWS-KIA
PWS KIA disajikan dalam bentuk grafik dari tiap indikator yang dipakai, yang juga
menggambarkan pencapaian tiap desa/kelurahan dalam tiap bulan.
Dengan demikian tiap bulannya dibuat 13 grafik, yaitu :
1. Grafik cakupan kunjungan antenatal ke-1 (K1).
2. Grafik cakupan kunjungan antenatal ke-4 (K4).
74 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
3. Grafik cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn).
4. Grafik cakupan kunjungan nifas (KF).
5. Grafik deteksi faktor risiko/komplikasi oleh masyarakat.
6. Grafik penanganan komplikasi obsetrik (PK).
7. Grafik cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1).
8. Grafik cakupan kunjungan neonatal lengkap (KNL).
9. Grafik penanganan komplikasi neonatal (NK).
10.Grafik cakupan kunjungan bayi (KBy).
11. Grafik cakupan pelayanan anak balita (KBal).
12.Grafik cakupan pelayanan anak balita sakit (BS).
13.Grafik cakupan pelayanan KB (CPR).
Analisis adalah suatu pemeriksaan dan eval uasi dari suatu informasi yang sesuai
dan relevant dalam menyeleksi suatu tindakan yang terbaik dari berbagai macam
alternatif variasi . Analisis yang dapat dilakukan mulai dari yang sederhana hingga
analisis lanjut sesuai dengan tingkatan penggunaannya. Data yang di analisis adalah data
register kohort ibu, bayi dan anak balita serta cakupan.
Bagi kepentingan program, analisis PWS KIA ditujukan untuk menghasilkan suatu
keputusan tindak lanjut teknis dan non-teknis bagi puskesmas. Keputusan tersebut harus
dijabarkan dalam bentuk rencana operasional jangka pendek untuk dapat menyelesaikan
masalah yang dihadapi sesuai dengan spesifikasi daerah.
1. Rencana tindak lanjut tingkat bidan di desa
Setelah menganalisa data yang didapatkan di wilayah kerjanya, setiap bulan bidan di
desa membuat perencanaan berdasarkan hasil analisanya masing-masing yang akan
didiskusikan pada acara minilokakarya tiap bulan. Rencana tersebut termasuk juga
rencana logistic.
2. Kepala Puskesmas dan bidan koordinator harus mampu melihat masalah dan
membuat perencanaan tindak lanjut berdasarkan masalah yang ada. Tabel di bawah
adalah contoh intervensi yang dilakukan Puskesmas yang didiskusikan pada saat
pertemuan bulanan dengan bidan di desa dengan melihat jumlah cakupan di desa.
75 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
F. Pelembagaan, Sistem Pencatatan dan Pelaporan PWS-KIA
Adalah pemanfaatan PWS KIA secara teratur dan terus menerus pada semua siklus
pengambilan keputusan untuk memantau penyelenggaraan program KIA, di semua
tingkatan administrasi pemerintah, baik yang bersifat teknis program maupun yang
bersifat koordinatif nonteknis dan lintas sektoral.
Batasan
1) Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal (ANC) merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
profesional untuk ibu selama masa kehamilannya, yang di lakukan sesuai dengan
setandar pelayanan antenatal yang di tetapkan.
76 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
3) Kunjungan Baru Ibu Hamil (K1)
Adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan.
4) Kunjungan Ulang
Adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan seterusnya
untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama satu periode
kehamilan berlangsung.
5) K4
Adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih
utuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar, dengan syarat :
KN2= kontak neonatal dengan tenaga profesional pada umur 8-28 hari.
7) Cakupan Akses
Adalah persentase ibu hamil di suatu wilayah, dalam kurun waktu tertentu,
yang pernah mendapat pelayanan antenatal sesuai standar, paling sedikit satu kali
selama kehamilan.
77 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
11) Cakupan Penjaringan Ibu Hamil Beresiko Oleh Masyarakat
Adalah persentasi ibu hamil beresiko yang di temukan oleh kader dan dukun
bayi, dan kemudian di rujuk kepuskesmas atau tenakes, dalam kurun waktu tertentu.
Indikator Pemantauan
Indikator pemantauan program KIA yang di pakai untuk PWS-KIA meliputi indikator
yang dapat menggambarkan keadaan kegiatan pokok dalam program KIA.
RUMUS:
RUMUS:
RUMUS:
RUMUS:
79 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
6. Cakupan pelayanan neonatal oleh tenaga kesehatan
Dengan indikator ini dapat di ketahui jangkauan dan kualitas pelayanan neonatal.
RUMUS:
Keenam indikator ini merupakan indikator yang di gunakan oleh para program
KIA, sehingga di sesuaikan dengan kebutuhan program. Karenaitu disebut indikator
pemantauan teknik.
80 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
MATERI
A. Skrining
1. Skrining Pada Bayi Perempuan
Pada bayi perempuan telah memiliki folikel primordial sebanyak 750000,yang kelak
akan dikeluarkan ketika ovulasi. Genetalia interna dan eksterna sudah
terbentuk,sehingga sudah dapat dibedakan dengan bayi laki-laki. Pada usia 10
pertama,masih terpengaruh oleh hormone estrogen sehingga kadang ditemukan pada
bayi terjadi pembengkakan payudara(kadang disertai sekresi cairan seperti air
susu),kadang juga ditemukan perdarahan pervaginam seperti menstruasi.Tujuan
skrining emeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP(kuesioner pra skrining
perkembangan)adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan.
81 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
Adapun skrining yang di lakukan pada masa puberitas yaitu :
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) terbukti 95% wanita yang
terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari
lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak dokter yang merekomendasikan
agar para wanita menjalani „sadari‟ (periksa payudara sendiri – saat menstruasi –
pada hari ke 7 sampai dengan hari ke 10 setelah hari pertama haid) di rumah
secara rutin dan menyarankan dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk
mendeteksi benjolan pada payudara. Pemeriksaan payudara sendiri dapat
dilakukan pada usia 20 tahun atau lebih. Bagi wanita usia lebih dari 30 tahun
dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri maupun ke bidan atau dokter
untuk setiap tahunnya. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan
melihat perubahan di hadapan cermin dan
melihatperubahan bentuk payudara dengan cara berbaring.
4) Tahap 4
Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/ tangan
menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot didaerah axilla.
b. Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring.
82 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
1) Tahap 1. Persiapan
Dimulai dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan
membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi
yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian
yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di
bawahkepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara kanan
.Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau
penebalan. Periksapayudara Anda dengan menggunakan Vertical Strip dan
Circular
2) Tahap 2. Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip
Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical,
dari tulang selangka di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis
tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan
tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan tekan
kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda perlahan-lahan ke
bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di
bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah
atas menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke
atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang
ditunjuk.
3) Tahap 3. Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar.
Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar.
Bergeraklah sekelilingpayudara dengan memperhatikan benjolan yang luar
biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke
puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan
dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola
mammae.
4) Tahap 4. Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara.
Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat
adanya cairanabnormal dari puting payudara.
5) Tahap 5. Memeriksa Ketiak
Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan
teliti, apakah terababenjolan abnormal atau tidak.
83 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
4. Skrining Masa Reproduksi
Masa reproduksi merupakan masa terpenting bagi wanita(biasanya seorang wanita
memasuki masa ini selama 33 tahun).Pada masa ini seorang wanita telah mampu
mencetak generasi baru dengan hamil,melahirkan,dan menyusui.
Seorang wanita yang dalam keadaan hamil apabila mendapatkan kebutuhan gizi
sesuai maka akan melahirkan bayi yang sehat yang kelak akan tumbuh
dewasa.Demikian pula pada saat wanita tersebut menyusui,apabila terpenuhi gizinya
kemungkinan terjadi keterlambatan tumbuh kembang pada bayinya akan kecil.
Bentuk screening pada masa ini bisa diawali saat ibu melakukan kunjungan awal
antenatal care.Pada saat ini bidan melakukan pemeriksaan terhadap ibu,dari hasil
pemeriksaan dapat diperoleh hasil yang akan menentukan keadaan ibu dan janin.Bidan
dapat melakukan screening terhadap ibu hamil yang mempunyai resiko.
1) Pap smear
Pemeriksaan ''Pap Smear''KINI cara terbaik untuk mencegah kanker serviks adalah
bentuk skrining yang dinamakan Pap Smear, dan skrining ini sangat efektif. Pap
Smear adalah suatu pemeriksaan sitologi untuk mengetahui adanya keganasan
(kanker) dengan mikroskop. Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat dan tidak
sakit. Masalahnya, banyak wanita yang tidak mau menjalani pemeriksaan ini, dan
kanker serviks ini biasanyajustru timbul pada wanita-wanita yang tidak pernah
memeriksakan diri atau tidak mau melakukan pemeriksaan ini.
Pemeriksaan Pap Smear dilakukan paling tidak setahun sekali bagi wanita
yang sudah menikah atau yang telah melakukan hubungan seksual. Para wanita
sebaiknya memeriksakan diri sampai usia 70 tahun. Pap Smear dapat dilakukan
kapan saja, kecuali pada masa haid. Persiapan pasien untuk melakukan Pap Smear
adalah tidak sedang haid, tidak coitus 1 - 3 hari sebelum pemeriksaan dilakukan dan
tidak sedang menggunakan obat-obatan vaginal.
84 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
melainkan disemprot cairan khusus untuk memisahkan kontaminan, seperti
darah dan lendir sehingga hasil pemeriksaan lebih akurat
Thin prep plus test HPV DNA. Dilakukan bila hasil tes Pap smear kurang
baik. Sampel diperiksa apakah mengandung DNA virus HPV.
Pemeriksaan pap smear disarankan untuk dilakukan oleh para wanita secara
teratur sekali setahun berturut-turut dalam waktu tiga tahun bila sudah aktif
berhubungan seksual dan berusia minimal 21 tahun. Bila hasil pemeriksaan tiga
tahun berturut-turut normal, pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan setiap tiga
tahun. Serviks adalah organ khusus yang mudah diketahui melalui pap smear,
biopsy, laser dan langsung bisa dilihat, tidak seperti halnya paru-paru yang
berada tersembunyi di dalam tubuh. Sehingga jika pap smear sudah cukup
mendunia, dalam arti semua wanita di dunia sudah sadar akan pentingnya
pemeriksaan ini, berarti tidak ada alasan lagi untuk kanker serviks di kemudian
hari. (pusdat/berbagai sumber.
Setelah mengenal lebih dekat pada bahasan lalu tentang pentingnya pap smear
bagi wanita, kini berikut ini hanya menambahkan fakta penting yang harus
dilakukan berhubungan dengan pemeriksaanPap Smear.;
I. Perempuan yang termasuk faktor resiko tinggi tetap hanya dianjurkan
melakukan pap smearsatu tahun sekali. Kecuali bila pernah Pap smear dan
didapatkan hasil sebelumnya ada pemeriksaan abnormal, maka dianjurkan
untuk melakukan pap smear lebih sering atau sesuai petunjuk dokter
II. Wanita yang sudah diangkat kandungannya tanpa disetai pengangkatan mulut
rahim tetap disarankan melakukan pap smear setahun sekali.
III.Wanita yang menopause tetap beresiko menderita kanker serviks/leher rahim,
sedangkan mereka yang menopause masih memiliki leher rahim di haruskan
tetap melakukan papsmear seperti wanita lainnya.
IV. Mereka yang sudah berusia diatas 67 tahun baru boleh berhenti pap smear jika
dalam 2 test sebelumnya berturut- turut hasilnya normal.
b) TES IVA
Ada jenis tes lain yang bisa digunakan untuk mendeteksi keabnormalan sel-sel
pada mulut rahim yang terangkum pada pernyataan dibawah ini;
I. Test IVA menyerupai tes pap smear, namanya yaitu tes IVA ( Inspeksi Visual
dengan Asam Asetat).
85 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
II. Tujuanya sama; Pemeriksaan penpisan/skrining terhadap kelainan prakanker
dimulut rahim. perbedaanya terletal pada metode yang lebih sederhana dan
keakuratannya. Pemeriksaan IVA bisa dilakukan kapan saja, dalam keadaan
haid ataupun sedang minum obat-obat tertentu.
III. Tes IVA dapat dilakukan oleh bidan terlatih. Pemeriksaan dilakukan dengan
memoles mulut rahum menggunakan asam cuka, kemudian dilihat apakah ada
kelainan seperti perubahan warna yang berwarna pink berunah menjadi putih.
Perubahan warna seperti ini bisa dilihat dengan kasat mata.
IV. Umumnya Tes IVA dilakukan dinegara yang sedang berkembang atau didaerah
terpencil yang jauh dari laboratorium (m&k)
B. Deteksi Dini
1. Deteksi Dini Pada Ibu Hamil
a. Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan
b. Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi baru lahir.
c. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, BBLR,
kurang gizi (malnutrisi).
d. Pendekatan pelayanan antenatal, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
2. Deteksi Dini Bayi, Blita
Pada bayi dan balita deteksi dini dapat dilakukan dengan menggunakan DDST
(denver devolopmental screening test).
a. ASI Eksklusif dan penyapihan yang laya
b. Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang
86 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
c. Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
d. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
e. Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
f. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, sunat
perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian BBLR, penyakit lain
disemua usia dan kekerasan.
g. Pendekatan yang dilakukan: pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan,
pelayanan kesehatan primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan, postnatal,
menyusui serta pemberian suplemen,
a. ASI Eksklusif
b. Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang
c. Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
d. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan
e. Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
87 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
karena mulai memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi.
Asuhan yang diberikan oleh bidan kepada remaja adalah:
a. Gizi seimbang
b. Informasi tentang kesehatan reproduksi
c. Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan)
d. Pencegahan terhadap ketergantungan napza
e. Perkawinan pada usia yang wajar
f. Peningkatan pendidikan, ketrampilan, penghargaan diri dan pertahanan terhadap
godaan dan ancaman.
Gangguan pada masa puberitas sering kali diakibatkan oleh pola hidup remaja,
dengan pola hidup yang sehat, akan mendapatkan tubuh yang sehat rohani dan jasmani.
Gangguan menstrasi yang dialami pada remaja putri dapat merupakan indikasi
adanya gangguan pada organ reproduksi wanita.Bidan dapat melakukan penyuluhan-
penyuluhan, bimbingan pada remaja putri dalam konteks kesehatan reproduksi.
Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa
yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya.
Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur.
Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola
makan yang benar, dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga
ringan dan tetap aktif secara intelektual.
88 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
Asuhan apa yang diberikan oleh bidan kepada usia lanjut adalah:
89 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
MATERI
Kohort Ibu merupakan pemantauan individu terhadap ibu yang dapat dianalisis
secara berjenjang dari tingkat desa dengan pendekatan individu, tingkat Puskesmas,
Kabupaten, Provinsi dan Nasional dengan pendekatan analisis kohort.
Kohort bayi dan balita merupakan pemantauan individu terhadap bayi dan balita
yang dapat dianalisis secara berjenjang dari tingkat desa dengan pendekatan individu,
tingkat Puskesmas, Kabupaten, Provinsi dan Nasional dengan pendekatan analisis
kohort.
B. Pendokumentasian
Secara umum dokumentasi merupakan suatu catatan otentik atau dokumen asli yang
dapat dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Sedangkan dokumentasi kebidanan
merupakan bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat
dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan asuhan kebidanan dan berguna
untuk kepentingan klien, tim kesehatan, serta kalangan bidan sendiri.
90 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
Pelaporan
Pelaporan adalah penyampaian informasi tentang kondisi dan perkembangan pasien
secara lisan kepada bidan/perawat lain atau kepada dokter atau tim kesehatan lainnya.
Manfaat atau fungsi dari dokumentasi adalah:
1. Sebagai dokumen yang sah
2. Sebagai sarana komunikasi antara tenaga kesehatan
3. Sebagai dokumen yang berharga untuk mengikuti perkembangan dan evaluasi pasien
4. Sebagai sumber data yang penting untuk penelitian dan pendidikan
5. Sebagai suatu sarana bagi bidan dalam pernanannya sebgai pembela (advocate)
pasien,misalnya dengan catatan yang teliti pada penkajian dan pemeriksaan awal
dapat membantu pasien misalnya pada kasus pengamiayaan, pemerkosaan, yang
dapt membantu polisi dalam pengusutan dan pembuktian
Rocord (rekaman)
1. Pencatatan, yaitu data tertulis dan merupakan data resmi tentang kesehatan klien dan
perkenbangannya
3. Rekaman record, yaitu suatu yang di simpan dalam bentuk yang mantap (tulisan,
catatan, pita rekaman, vidio dll) semua pernyataan dalam bentuk tertulis atau bentuk
buku lainnya yang dapat digunakan sebagai bukti yang sah dari suatu fakta dan
kejadian, tidakan maupun pernyataan.
91 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
Amerika Serikat). Laporan kebidanan di indonesia bervariasi karena di setiap
pelayanan memberikan atau membutuhkan data yang berbeda karena kebutuhan
yang berbeda. Laporan kebidanan lisan atau tertulis merupakan suatu pencatatan
kebutuhan atau perkembangan pasien.
C. Pencatatan
Pencatatan adalah proses kegiatan menulis/ mencatat secara tertib untuk penata usaha
antara pengelolaan kegiatan .
1. Jenis Data
Pengumpulan dan pengelolaan data merupakan kegiatan pokok PWS KIA
Jenis data
a. Data sasaran
- Jumlah seluruh ibu hamil
- Ibu bersalin
- Bayi umur < 1 bulan (neonatal)
- Ibu nifas
- Bayi
b. Data pelayanan
- Jumlah K1
- Jumlah K4
- Jumlah ibu hamil resiko yang dirujuk masyarakat
- Jumlah ibu hamil resiko yang ditangani oleh tenaga kesehatan
- Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan
- Jumlah ibu nifas yang dilayani tenaga kesehatan
- Jumlah bayi berusia kurang dari 1 bulan yang dilayani tenaga kesehatan
minimal 2 kali
Data sasaran sebaiknya berasal dari hasil pendataan setempat. Bila angka tersebut
tak tersedia, atau diragukan, maka perkiraan jumlah sasaran dapat dihitung menurut
rumus.
Data pelayanan umumnya berasal dari :
a. Register kohort ibu dan bayi
b. Laporan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan dan dukun bayi
92 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
c. Laporan dari dokter/bidan praktek swasta
d. Laporan dari fasilitas pelayanan selain puskesmas yang berada di wilayah
puskesmas
2. Pelaporan
Pelaporan adalah proses kegiatan membuat dan mengirimkan laporan mengenai
pengelolaan kegiatan. Pencatatan dan pelaporan ini berpedoman kepada Sistem
Pencatatan dan pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).
a. Data dari tingkat puskesmas dikumpulkan, di olah, hasilnya dimasukkan ke format 1
b. Format 1 rekapitulasi cakupan (indicator PWS KIA) dari tiap desa, juga berfungsi
sebagai laporan yang dikirim ke dinas kabupaten/kota (dikirim paling lambat tanggal
10 tiap bulan
c. Dinas kabupaten/kota membuat rekapitulasi laporan puskesmas (format 1) dengan
mengggunakan format 2 untuk dikirimkan ke propinsi paling lambat tanggal 15
bulan berikutnya
d. Propinsi membuat rekapitulasi laporan kabupaten/kota dalam format 3, dikirimkan
ke pusat setiap 3 bulan, paling lambat 1 bulan setelah triwulan tersebut berakhir.
Manfaat Pencatatan dan Pelaporan:
1. Memudahkan dalam mengelola informasi kegiatan di tingkat pusat provinsi dan
kab/kota
2. Memudahkan dalam memperoleh data untuk perencanaan dalam rangka
pengembangan tenaga kesehatan
3. Memudahkan dalam melakukan pembinaan tenaga kesehatan
4. Memudahkan dalam melakukan evaluasi hasil.
Tujuan umum:
Sistem pencatatan dan pelaporan bertujuan agar semua hasil kegiatan puskesmas
(didalam dan diluar gedung) dapat di catat dan di laporkan ke jenjang selanjutnya
sesuai dengan kebutuhan secara benar, berkala, dan teratur, guna menunjang
pengelolaan upaya kesehatan masyarakat.
Tujuan khusus :
1. Tercatatnya semua data hasil kegiatan puskesmas sesuai kebutuhan secara benar,
berkelanjutan dan teratur.
2. Terlapornya data ke jenjang administrasi berikutnya sesuai kebutuhan dengan
menggunakan format yang telah di tetapkan secara benar berkelanjutan dan teratur.
93 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
3. Menciptakan kondisi yang efektif dan efisien sehingga tidak terjadi tumpang tindi
dan kesenjangan .
Ruang lingkup pencatatan dan pelaporan
Ruang lingkup pencatatan dan pelaporan, meliputi jenis data yang di kumpulkan, di
catat, di laporkan puskesmas. Jenis data tersebut mencangkup :
1. Data umum dan demografi
2. Data sarana fisik
3. Data ketenagaan
4. Data kegiatan pokok yang di lakukan di dalam dan di luar gedung.
Macam-macam pencatatan
Model naratif atau narasi, Sering di sebut tehnik pencatatan yang berorientasi pada
sumber data.
Keuntungan:
1. Sudah di kenal
2. Sudah di kombinasikan dengan cara dokumentasi lain
3. Jika di tulis dengan tepat bisa mencakup seluruh keadaan pasien
4. Sudah di tulis
Kekurangan:
1. Tidak terstruktur dan simpangsiur datanya
2. Perlu banyak waktu
3. Terbatas dengan kemampuan pelayanan kesehatan
4. Informasi sulit untuk jangkat panjang
Naratif adalah model paling lama, tradisional paling fleksibel sistem pencatatan
naratif cara penulisannya mengikuti dengan ketat dengan urutan kejadian atau
kronologis. Dengan cara naratif tiap institusi mempunyai kebijakan sendiri dalam sistim
pencatatan.
94 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
4. Masukan data secara periodik tentang keadaan fisik emosional pasien dan
kebutuhan.
95 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
MATERI
1. Definisi Keluarga
Keluarga dapat didefinisikan dari berbagai macam orientasi dan sudut pandang yang
berbeda-beda. Adapun beberapa definisi keluarga sesuai waktu perkembangan konsep atau
teori tentang keluarga adalah sebagai berikut:
2. WHO (1969)
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
3. BKKBN (1999)
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil
96 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaran dan
seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
1. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong
2. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran
3. Umumnya suami sebagi pengambil keputusan
4. Berbentuk monogram
Gambaran tentang pembagian tipe keluarga sangat beraneka ragam, tergantung pada
konsteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan, namun secara umum pembagian
tipe keluarga dapat dikelompokkan sebagai berikut:
97 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
Dipengaruhi oleh semakin berkembangnya peran individu dan meningkatnya
rasa individualism, maka tipe keluarga modern dapat dikelompokkan menjadi
beberapa macam, diantaranya:
a. Traditional Nuclear
Traditional nuclear adalah keluarga inti (ayah, ibu dan anak) yang
tinggal dalam satu rumah yang ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam
suatu ikatan perkawinan,dimana salah satu atau keduanya dapat bekerja
di luar rumah.
c. Dyadic Nuclear
Dyadic Nuclear adalah suatu keluarga dimana suami-istri sudah berumur
dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satunya bekerja di
luar rumah.
d. Single Parent
Single Parent adalah keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua
sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannnya dan anak-
anaknya dapat tinggal di luar ataupun di rumah.
e. Dual Career
Dual Career adalah keluarga dengan suami-istri yang keduanya orang
karir dan tanpa memiliki anak.
f. Three Generation
Three generation adalah keluarga yang terdiri dari tiga generasi atau
lebih yang tinggal dalam satu rumah.
g. Comunal
Comunal adalah keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua
pasangan suami istri atau lebih yang monogamy berikut anak-anaknya
dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
98 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
h. Cohibing Couple (Keluarga Kabitas)
Cohibing Couple adalah keluarga dengan dua orang atau satu pasangan
yang tinggal bersama tanpa ikatan perkawinan.
99 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
Peran sosialisasi anak
Peran rekreasi
Peran persaudaraan (lainship) membina hubungan keluarga paternal
dan maternal
Peran terapeutik memelihara kebutuhan afektif pasangan
Peran seksual
2. Peran Perkawinan
Kebutuhan bagi pasangan untuk memelihara suatu hubungan perkawinan
yang kokoh. Anak-anak terutama dapat mempengaruhi hubungan
perkawinan yang memuaskan menciptakan situasi dimana suami – istri
membentuk koalisi dengan anak. Memelihara suatu hubungan perkawinan
merupakan salah satu tugas perkembangan yang vital dari keluarga.
b. Peran Informal
1. Pengharmonis menengahi perbedaan yang terdapat diantara para
anggota, menghibur dan menyatukan kembali pendapat
2. Inisiater – kontributor mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru
atau cara-cara mengingat masalah atau tujuan-tujuan kelompok
3. Pendamai (Compromiser) merupakan salah satu bagian dari konflik
dan ketidaksepakatan, pendamai menyatakan kesalahan posisi dan
mengakui kesalahannya atau menawarkan penyelesaian „setengah jalan‟
4. Perawat keluarga orang-orang yang terpanggil untuk merawat dan
mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkannya
5. Koordinator keluarga mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-
kegiatan keluarga yang berfungsi mengangkat keterikatan atau keakraban.
5. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Agama
a. Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang
keagamaan yang kurang diperolehnya di sekolah maupun di masyarakat.
b. Membina rasa, sikap, dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai
pondasi menuju keluarga kecil, bahagia sejahtera.
100 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
2. Fungsi Budaya
a. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan
norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin
dipertahankan.
b. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma
dan budaya asing yang tidak sesuai.
c. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya
mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negative globalisasi
dunia.
d. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat
berperilaku baik sesuai dengan norma bangsa Indonesia dalam
menghadapi tantangan globalisasi.
e. Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang dengan
budaya masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma
keluarga kecil bahagia sejahtera.
3. Fungsi Cinta Kasih
a. Menumbuhkembangkan potensi kasih saying yang telah ada antar
anggota keluarga ke dalam symbol-symbol nyata secara optimal dan
terus menerus.
b. Membina sikap dan tingkah laku saling menyayangi antar anggota
keluarga.
c. Membina rasa, sikap, dan praktek hidup keluarga yang mampu
memberikan dan menerima kasih saying sebagai pola hidup ideal
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
4. Fungsi Perlindungan
a. Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak
aman yang timbul dari dalam meupun luar keluarga.
b. Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai
bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar.
c. Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai
modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
5. Fungsi Reproduksi
101 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
a. Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi
sehat, baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga di sekitarnya.
b. Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan keluarga
dalam hal usia,pendewasaan fisik maupun mental.
c. Mengamalkan kaidah-kaidh reproduksi sehat, baik yang berkaitan
dengan waktu melahirkan, jarak antara 2 anak, dn jumlah ideal anak
yang diinginkan dalam keluarga.
d. Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang
bkondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
6. Fungsi Keperawatan Kesehatan
Kesanggupan keluarga untuk melakukan pemeliharaan kesehatan dilihat dari 5
tugas kesehatan keluarga, yaitu:
102 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
8. Fungsi Ekonomi
a. Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam lingkungan
keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan
kehidupan keluarga.
b. Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan
dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga.
c. Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan
perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras
dan seimbang.
d. Membina kegiatan dan hail ekonomi keluarga sebagai modal untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
9. Fungsi Pelestarian Lingkungan
a. Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan internal
keluarga.
b. Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan di luar dan
di sekitar keluarga.
c. Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestraian lingkungan yang
serasi, selaras, dan seimbang antara lingkungan keluarga dengan
lingkungan hidup masyarakat di sekitarnya
d. Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup
sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil, bahagia, sejahtera.
a. ASIH
Asih adalah memberikan kasih saying, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang
sesuai dengan usia dan kebutuhannya.
b. ASUH
Asuh yaitu memenuhi kebutuhan akan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga mampu menjadikan mereka anak-anak
yang sehat, baik fisik maupun mental, sosial dan spiritual.
103 | M o d u l T e o r i A s u h a n K e b i d a n a n K o m u n i t a s
HASA
.c
Tugas .7
Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah “
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu
dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu,
lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah , orang-orang yang bersaudara; dan
kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari
padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu
.”mendapat petunjuk
ى مَ يخسءجا
َيمَهيتَق اُُلل ي يجيعو ءو
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya ..… ”
.jalan keluar
Sudahkah kita sekalian berterima kasih dan bersyukur kepada Allah atas karunia-
Nya yang tidak terhingga nilainya, seperti yang diperintahkan Allah dalam QS. Al
: Kautsar (108) : 1-2 sbb
َي
ك اُُىنْيوثسإَواُُ أيع ي
طيىا Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang )
(banyak
( فَصوو ىوسبل اُُيو يحسMaka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah )