Anda di halaman 1dari 18

TUTORIAL KASUS I

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

DISUSUN OLEH :

Nama : NIM :
1. Ririn Agustin 21117101
2. Shindi Prima Utami 21117108
3. Susanti 21117115
4. Suwindri 21117116
5. Tia Novelia 21117119
6. Tias Ridho Perdana 21117121
7. Tinne Agustien Herda 21117122
8. Widya 21117132
9. Windy Puspita Utami 21117135
10. Yuli Nopita Sari 21117141

Dosen Tutor : Puji Setya Rini, S.Kep., Ns., M. Kes

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
SKENARIO 1

Tim perawat komunitas melakukan pengkajian di Sekolah Dasar (SD) Sriwijaya Permai
di salah satu sekolah swasta di Palembang dengan pendekatan community as a partner.
Pengkajian dilakukan meliputi Core dan Sub Sytem Community. Hasil pengkajian didapatkan
30 orang siswa menderita Diare dalam 3 bulan terakhir,70% siswa mengalami karies gigi.
Menurut guru Pembina UKS disekolah menyampaikan bahwa belum pernah ada petugas
kesehatan yang dating ke sekolah baik memberikan penyuluhan tentang PHBS maupun
melakukan pelayanan kesehatan. Hasil wawancara dengan siswa mengatakan bahwa
mereka tidak mengerti dan tidak tahu apa itu PHBS dan apa hubungan antara PHBS dengan
penyakit Diare. Mereka juga bertanya apa penyebab diare dan karies Gigi dan cara
mengatasinya. Guru juga menyampaikan bahwa prestasi siswa cenderung menurun karena
sering ijin dan tidak masuk sekolah karena sakit. Sebagian besar siswa mengatakan bahwa
mereka tidak masuk sekolah karena sakit diare dan sakit gigi. Hasil observasi perawat, bahwa
sekolah ini belum memiliki fasilitas yang memadai menunjang PHBS, sarana cuci tangan
pakai sabun belum ada, siswa juga mengatakan tidak tahu cara mencuci tangan dengan
benar, sehingga mereka sering tidak cuci tangan ketika memegang jajanan. Disekolah ruang
UKS sudah ada namun belum ada kegiatan. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya
koordinasi pengelolah UKS dan belum adanya perawat kesehatan sekolah. Keterbatasan
tersebut membuat program terkait dengan trias UKS melalui upaya promotif dan preventif,
kuratif dan rehabilitative belum berjalan optimal.
TAHAP TUTORIAL

A. Meklasifikasi istilah yang belum diketahui dalam kasus dan mencari istilah yang
belum diketahui ?
1. Community as a patner ? Suwindri
Jawab : Tinne Agustien Herda
 Community as Partner merupakan salah satu model yang dapat diterapkan untuk
menurunkan stressor yang mencakup: keseimbangan sistem, sebuah komunitas sehat,
dan termasuk di dalamnya pemeliharaan kesehatan komunitas serta promosi kesehatan
komunitas.
2. Upaya Promotif ? Ririn Agustin
Jawab : Susanti
 Suatu rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kehiatan yang
bersifat promosi kesehatan seprti : Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut.
3. Preventif ? Tia Novelia
Jawab : Shindi Prima Utami
 Suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit
4. Kuratif ? Tias Ridho Perdana
Jawab : Windi Puspita Utami
 Suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan pengobatan yang ditunjukan untuk
penyembuhan penyakit,pengurangan penderita akibat penyakit.pengendalian secara
yang optimal agar kualitas dapat terjaga.
5. Rehabilitatif ? Yuli Nopita Sari
Jawab : Widya
 Kegiatan atau serangkaian untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat
sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya
dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.

B. Mengidentifikasi masalah berdasarkan kasus dari pandangan skenario dalam


bentukpertanyaan ?
1. Apa saja faktor yang dapat memepengaruhi keberhasilan PHBS anak sekolah
(Ririn Agustin)
2. Bagaimana cara proses pembinaan PHBS disekolah. (Susanti )
3. Bagaimana cara penyuluhan tentang PHBS maupun melakukan pelayanan kesehatan
yang mudah di mengerti oleh anak anak? (Windi Puspita Utami)
4. Dari kasus di atas terdapat anak yang mengalami diare, yang ingin saya tanyakan apa
saja upaya yang diberikan dalam pencegahan diare (Tias Ridho Perdana)
5. Bagaimana cara menerapkan phbs di sekolah? (Yuli Nopita Sari)
6. Program apa yang tepat untuk meningkatkan phbs di sekolah?(Widya)
7. Bagaimana cara perawat memberikan pendidikan kesehatan pada anak-anak sekolah agar
mereka bisa mencuci tangan dengan langkah yang benar?(Shindi Prima Utami)
8. Apa penyebab diare dan keries gigi pada anak sekolah dan bagaimana cara
mengatasinya? (Tia Novelia)
9. Bagaimana pendekatan community as a partner dilakukan ?(Suwindri)
10. Bagaimana persiapan perawat dalam melakukan penyuluhan PHBS dan pelayanan
kresehatan .?( Tinne Agustien Herda)

C. Mendiskusikan masalah yang telah diidentifikasi dalam step 2 dengan jawaban


singkat dan pertanyaan pada step 2 berdasarkan pengetahuan dasar mahasiswa
tanpa refrensi
1. Apa saja faktor yang dapat memepengaruhi keberhasilan PHBS anak sekolah ?
Jawab :Susanti
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan PHBS anak sekolah berasala
dari dukukungan orang tua.dukungan teman sekolah,dukungan guru di sekolah,fasilitas
dan sarana PHBS di sekolah memadai seperti Fasilitas penunjang PHBS disekolah ialah
ketersediaan aor bersih yang bebas dari jentik nyamuk,tersedianya kantin yang
sehat.tersedianya jamban yang bersih,tempat dan program olah raga yang terukur dan
teratur,dan juga tempat sampah. (Kemenkes 2008)
2. Bagaimana cara proses pembinaan PHBS disekolah.?
Jawab :Ririn Agustin
Pembinaan PHBS disekolah pada dasarnya terdiri dari 3 proses, yaitu pemberdayaan,
bina suasana, dan advokasi. Pemberdayaan dapat dilaksanakan dalam berbagai cara,
seperti pemberian proses belajar dan mengajar, dalam kegiatan diluar proses belajar dan
mengajar, dan juga dapat dilakukan melalui penyelenggaraan klinik konsultasi kesehatan
yang dikelola oleh sekolah dan bekerjasama dengan petugas kesehatan. Bina suasana
dapat dilakukan oleh semua masyarakat sekolah seperti pemuka masyarakat, pengurus
organisasi anak didik, pengurus pramuka, dan sebaginya, sehingga mereka dapat menjadi
panutan dalam pelaksanaan PHBS di lingkungan sekolah.Bina suasana ini juga dapat
dilaksanakan dengan memanfaatkan media yang ada, seperti pembuatan majalah dinding
(madding), poster, serta penyelenggaraan seminar mengenai kesehatan dan perilaku
sehat. Sedangkan advokasi dilakukan oleh fasilitator yang berasal dari kabupaten, kota,
atau provinsi terhadap pihak sekolah, sehingga pihak sekolah berperan aktif dalam
menunjang kegiaatan pembinaan PHBS di sekolah (Pedoman Pembinaan PHBS
Kemenkes RI, 2011).

3. Bagaimana cara penyuluhan tentang PHBS maupun melakukan pelayanan kesehatan


yang mudah di mengerti oleh anak anak?
Jawab : Tias Ridho Perdana
Metode yang bisa digunakan dalam memberikan bujukan kesehatan adalah
( Notoatmodjo, 2002 ):
a. Metode Ceramah :
Adalah suatu cara dalam menerangkan dan jelaskan suatu ide, pengertian atau pesan
secara lisan kepada berkelompok sasaran jadi Terima informasitentang kesehatan.
b. Metode Diskusi Kelompok :
Adalah pembicaraan yang pindah dan telah dipersiapkan tentang suatu topik
pembicaraan diantara 5 - 20 peserta (sasaran) dengan seorang pemimpin diskusi
yangtelah ditunjuk.
c. Metode Curah Pendapat :
Adalah suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap anggota menunggu
semuamenunggu pemecahan masalah yang terpikirkan oleh masing-masing peserta,
danevaluasi atas pendapat - pendapat tadi dilakukan kemudian.
d. Metode Panel :
Adalah pembicaraan yang telah pindah di depan pengunjung atau pesertatentang
sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin.
e. Metode Bermain Peran :
Adalah memerankan sebuah sejauh dalam seumur hidup manusia dengan tanpa
diadakanlatihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dikenakan sebagai bahan
berpikiroleh kelompok.
f. Metode Demonstrasi :
Adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatuhal
yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk kedatangan bagaimana caramelakukan
suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metode inidigunakan
terhadap kelompok yang tidak terlalu besar berbicara.
g. Metode Simposium :
Adalah seri ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan topik yang
berlebihan tetapi saling berhubungan erat.8) Metode SeminarAdalah suatu cara di
mana berkelompok orang pertemuan untuk membahas suatumasalah dibawah
bimbingan seorang ahli yang master bidangnya.Berikut ini bisa dilihat beberapa
metode penyuluhan untuk mengubah masing-masing
(Departemen Kesehatan RI. Pusat Promosi Kesehatan, Panduan Pelatihan
KomunikasiPerubahan Perilaku, Untuk KIBBLA, Jakarta 2008)

4. Dari kasus di atas terdapat anak yang mengalami diare, yang ingin saya tanyakan apa
saja upaya yang diberikan dalam pencegahan diare

Jawab :Windy Puspita Utami

1. Memisahkan makanan yang mentah dari yang matang.

2. Rajin mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menyentuh
daging yang belum dimasak, sehabis dari toilet, atau setelah bersin dan batuk.
Bersihkan tangan dengan sabun, dan bilas dengan air bersih.

3. Menjauhi makanan yang diragukan kebersihannya dan tidak minum air keran.

4. Menyimpan makanan di lemari es dan hindari meninggalkan makanan di bawah


paparan sinar matahari atau suhu ruangan.

5. Utamakan memakan makanan dari bahan makanan yang segar.

6. kebersihan kuku kamu terutama jika memiliki kuku yang panjang.

7. Mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah dimasak hingga matang


sempurna.

5.Bagaimana cara menerapkan phbs di sekolah?

Jawab : Widya 21117132


Penerapan PHBS di sekolah dapat diterapkan dengan aktivitas sehat seperti mencuci tangan
dengan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, tidak merokok, menggunakan
jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur, menimbang berat badan dan mengukur
tinggi badan setiap bulan, dan membuang sampah pada tempatnya.

6.Program apa yang tepat untuk meningkatkan phbs di sekolah?

Jawab :Yuli Nopita Sari 21117141

7. Bagaimana cara perawat memberikan pendidikan kesehatan pada anak-anak sekolah agar
mereka bisa mencuci tangan dengan langkah yang benar?

Jawab :Tia Novelia 21117119

Cuci tangan merupakan salah satu perilaku sederhana yang penting untuk diterapkan
mejadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Tangan merupakan salah satu agen utama
masuknya kuman/mikroba penyebab penyakit, ke mulut, hidung dan anggota tubuh lainnya.
Penyebarannya bisa melalui makanan dan minuman atau benda-benda yang menempel
ditangan baik secara sengaja atau tidak sengaja. Selain untuk diri sendiri tangan juga sebagai
sumber penyaluran kuman dari satu orang ke orang lainnya. Banyak masalah kesehatan yang
dapat ditimbulkan dari kebiasaan cuci tangan salah satunya adalah penyakit Diare (Depkes,
2014)

Cara cuci tangan yang baik dan benar dapat dijelaskan sebagai berikut ini:

1. Basahi tangan menggunakan air yang mengalir

2. Tuangkan sabun pada tangan

3. Gosok sampai berbusa dikulti tangan hitung sampai 15 detik

4. Bilas tangan menggunakan air mengalir

5. Keringkan tangan menggunakan handuk atau pengering

6. Tutup kran menggunakan handuk atau lengan (Healt Unit, 2012).

8.Apa penyebab diare dan keries gigi pada anak sekolah dan bagaimana cara mengatasinya?

Jawab :Sindi Prima Utami 21117108

Pada umumnya, penyebab penyakit diare adalah virus, bakteri dan parasit hingga
alergi. Benda asing tersebut masuk ke dalam tubuh melalui makanan. Salah satu hewan
pembawa bakteri adalah lalat. Makanan yang telah dilalati sebaiknya dibuang untuk
mencegah diare Penyakit diare pun juga dapat disebabkan oleh kuman yang menempel pada
tangan yang kotor dan masuk ke dalam tubuh ketika sedang makan. Ada pula diare yang
diakibatkan oleh intoleransi terhadap beberapa makanan, seperti fruktosa dan laktosa

Cara Mengatasi Penyakit Diare:

1. Minum banyak cairan

2. Hindari makanan tertentu

3. Pilih makanan yang mengandung probiotik

4. Rajin cuci tangan

Penyebab utama gigi berlubang adalah plak. Plak adalah lapisan lengket yang terdiri
dari bakteri dan asam. Hal ini pun terbentuk dari makanan atau minuman yang mengandung
gula sehingga berubah jadi asam. Mengatasi karies gigi pada anak tergantung pada usia dan
tingkat keparahannya. Pada tahap yang ringan, yaitu baru muncul bercak kuning/coklat di
gigi, membersihkan gigi secara teratur oleh orang tua dapat membantu mencegah karies gigi
pada anak bertambah luas dan proses terjadinya karies juga dapat dihentikan. Untuk anak usia
3 tahun atau lebih, Anda bisa menggunakan sikat gigi dan pasta gigi yang mengandung
flouride (gunakan sedikit saja). Sementara untuk anak di bawah satu tahun, Anda bisa
menyeka giginya secara perlahan menggunakan lap lembut yang sudah dibasahi dengan air
hangat.

9.Bagaimana pendekatan community as a partner dilakukan ?

Jawab :Tinne Agustien Herda 21117122

Model community as partner memiliki dua faktor sentral yaitu berfokus pada
komunitas sebagai partner (mitra) yang digambarkan dalam roda assessment. Fokus
sentral tersebut berhubungan dengan masyarakat pada komunitas sebagai intinya dan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Roda pengkajian komunitas dalam community as partner dilakukan dengan


terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem yang mengelilingi inti
yang merupakan bagian dari pengkajian keperawatan, sedangkan proses keperawatan
terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi. Inti roda pengkajian adalah individu yang membentuk
suatu komunitas. Inti meliputi demografi, nilai, keyakinan, dan sejarah penduduk
setempat. Sebagai anggota masyarakat, penduduk setempat dipengaruhi oleh delapan
subsistem komunitas, dan sebaliknya. Delapan subsistem ini terdiri atas lingkungan,
pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan
kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi, dan rekreasi.

10.Bagaimana persiapan perawat dalam melakukan penyuluhan PHBS dan pelayanan


kresehatan .?

Jawab :Suwindri 21117116

Perawat adalah salah satu lembaga kesehatan yang memiliki peran aktif dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. hal ini sejalan dengan UU No. 36
tahun 2009 pasal 1 ayat 6 yang menyatakn bahwa “Tenaga kesehatan adalah setiap
orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan
atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan”.

Peran utama dari perawat adalah sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan
peneliti :

1. Pelaksana layanan keperawatan (care provider). Perawat memberikan


pelayanan berupa asuhan keperawatan secara langsung kepada klien baik individu,
keluarga maupun kelompok. Perawat bertugas untuk :

· memberi kenyamanan dan rasa aman bagi klien.

· Melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap terlaksana dengan baik.

· Berusaha mengembalikan kesehatan klien.

2. Pengelola (Manager). Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab


dalam mengelola layanan keperawatan disemua tatanan pelayanan kesehatan baik
dirumah sakit, puskesmas dan posyandu. Dalam fungsi perawat sebagai manager
berarti perawat melakukan fungsi manajemen keperawatan yaitu planning, organizing,
staffing, directing dan controlling.

3. Pendidik dalam keperawatn (educator). Perawat berperan mendidik


individu, keluarga, dan masyarakat serta tenaga kesehatan lainnya. Perawat bertugas
untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada klien sebagai upaya meniptakan
perilaku individu atau masyarakat.
4. Peneliti (researcher) mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan
prinsip dan metode penelitian, serta memanfaatkan hasil penelitian untuk
meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan

D.Pathway / Problem Tree


Analisis masalah, review step 2 dan 3 dengan diskusi interaktif membuat peta konsep yang
berisi kesimpulan keseluruhan. (buat bagan atau skema).

PerawatKomunitas Berkunjung PerawatKomunitas Bertemu


ke Salah Satu Sekolah Untuk Dengan Kepala Sekolah dan Para
Diuji Kesehatan Para Siswanya Guru Serta Meminta Persetujuan
Untuk Memeriksa Kesehatan
Siswanya

Pelaksanaan ASKEP
Komunitas

Pengkajian Diagnosa Perencanaan

Community Planning of Action


(POA)
As a Partner
PHBS Karies Diare
Gigi

Pencegahan Pencegahan Pencegahan


Primer Sekunder Tersier

Evaluasi

E.Merumuskan LO
Merumuskan learning objective berdasarkan kesepakatan kelompok dengan persetujuan
dosen Tutor. Minimal tujuan khusus harus dicapai.

1. Mahasiswa mampu mengetahui indikator PHBS disekolah ( Ririn Agustin )


2. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan dan manfaat PHBS dilingkungan sekolah
(Susanti)
3. Mahasiswa mampu mengetahui Tujuan dari adanya UKS ? (Windy Puspita Utami)
4. Mahasiswa mampu mengetahui dari Trias / Tiga Program Pokok Dalam Pembinaan di
UKS ? (Tias Ridho Perdana)
5. Mahasiswa mampu mengetahui manfaat phbs disekolah ( Yuli Nopita Sari )
6. Mahasiswa mampu mengetahui strategi pengembangan phbs disekolah (Widya)
7. Mahasiswa mampu mengetahui upaya pencegahan penyakit diare pada anak di
sekolah? (Tia Novelia)
8. Mahasiswa mampu mengetahui apa saja pelayanan kesehatan yang ada di sekolah dan
tujuan dari adanya PHBS di sekolah ? (Shindy Prima Utami )
9. Mahasiswa mampu mengetahui cara penerapan PHBS di lingkungan sekolah ?
(Suwindri)
10. Mahasiswa mampu mengetahui Manfaat PHBS di sekolah ?
( Tinne Agustien Herda)
F.Self Study, mahasiswa belajar mandiri dengan mencari sumber berdasarkan tujuan
belajar yang sudah disepakati kelompok.

1. Mahasiswa mampu mengetahui indikator PHBS disekolah


Jawab: Susanti
Indikator PHBS disekolah terdiri dari perilaku memncuci tangan dengan air yang
mengalir dan menggunakan sabun,mengosusmsi jajanan sehat dikantin
sekolah,menggunakan jamban yang bersih dan sehat,olahraga teratur,memberantas
jentik nyamuk,tidak merokok disekolah,menimbang berat badan dan mengukur tinggi
badan setiap 6 bulan serta membuang sampah pada tempatnya.
( Sumber : Titin Nasiatin dan Irma Nurul Hadi.2019.Determinan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat Pada Siswa Sekolah Dasar Negara.Faletehan Health
Journal.Vo.6,No 3 Hal 118-124 )
2. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan dan manfaat PHBS dilingkungan sekolah
Jawab: Ririn Agustin
 1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah mempunyai tujuan
yakni:
a. Tujuan Umum: Memperdayakan setiap peserta didik, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah agar tau, mau, dan mampu menolong diri sendiri di
bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan sekolah sehat.
b. b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap peserta didik,
guru, dan masyarakat lingkungan sekolah.
2) Meningkatkan peran serta aktif setiap peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah ber PHBS di sekolah.
3) Memandirikan setiap peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah ber PHBS.
2. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS di Sekolah
a. Manfaat bagi peserta didik
1) Meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit
2) Meningkatkan semangat belajar
3) Meningkatkan produktivitas belajar
4) Menurunkan angka absensi karena sakit
b. Manfaat bagi warga sekolah
1) Meningkatnya semangat belajar peserta didik berdampak positif terhadap
pencapaian target dan tujuan
2) Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh orangtua
3)Meningkatnya citra sekolah yang positif
c. Manfaat bagi sekolah
1) Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di sekolah
2) Adanya dukungan buku pedoman dan media promosi PHBS di sekolah
d. Manfaat bagi masyarakat
1) Mempunyai lingkungan sekolah yang sehat
2) Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh
sekolah
(Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 3, Nomor 1, September
2016, hlm. 8-13 )
3. Mahasiswa mampu mengetahui Tujuan dari adanya UKS
Jawab: Tias Ridho Perdana

Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah untuk meningkatkan mutu


pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat juga derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan
Lingkungan yang sehat, jadi memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan
yang harmonis dan optimal dalam kerangka pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya.Padahal secara khusus tujuan UKS adalah untuk memupuk kebiasaan
hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang didalamnya
mencakup : 1. Memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melakukan
Prinsip hidup sehat, juga Padahal aktif dalam usaha Peningkatan kesehatan di
sekolah dan perguruan agama,rumah tangga, juga di Lingkungan masyarakat:
Sehat, baik dalam arti fisik, mental, sosial, juga lingkungan. Memiliki daya hayat
dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, lanjut narkoba,alkohol dan
kebiasaan merokok juga hal-hal yang kira dengan masalah sosial lainnya.
Sumber : Dermawan, D. (2012). Buku Ajar Keperawatan Komunitas.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.

4. Mahasiswa mampu mengetahui dari Trias / Tiga Program Pokok Dalam Pembinaan di
UKS
Jawab: Windy Puspita Utami
Trias UKS adalah tiga program pokok dalam pembinaan dan pengembanganUKS
Mencakup

Menurut jurnal ( Jurnal Keolahragaan, 6 (1), 2018,P20-28. Pelaksanaantrias usaha


kesehatan sekolah (UKS) di sekolah dasar. Leni Apriani , Novri Gazali.)

tiga program utama Trias / Tiga Program Pokok Dalam Pembinaan di UKS yaitu:

(1) lingkungan kehidupan sekolah yang sehat,

(2) pendidikan atau penyuluhan kesehatan, dan

(3) pelayanan kesehatan di sekolah


5. Mahasiswa mampu mengetahui manfaat phbs disekolah

jawab: Widya
Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS di Sekolah :
a. Manfaat bagi peserta didik
1) Meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit
2) Meningkatkan semangat belajar
3) Meningkatkan produktivitas belajar
4) Menurunkan angka absensi karena sakit
b. Manfaat bagi warga sekolah
1) Meningkatnya semangat belajar peserta didik berdampak positif terhadap pencapaian
target dan tujuan
2) Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh orangtua
3) Meningkatnya citra sekolah yang positif
c. Manfaat bagi sekolah
1) Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di sekolah
2) Adanya dukungan buku pedoman dan media promosi PHBS di sekolah
d. Manfaat bagi masyarakat
1) Mempunyai lingkungan sekolah yang sehat
2) Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh sekolah.
Sumber : (JURNAL BUDAYA HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI SEKOLAH
DASAR UNTUK MEMBANGUN GENERSI MUDA YANG BERKARAKTER)
6. Mahasiswa mampu mengetahui strategi pengembangan phbs disekolah
Jawab: Yuli Nopita Sari
Strategi yang dapat ditempuh dalam pengembangan PHBS yaitu:
1. Strategi promosi kesehatan dengan melakukan kerjasama dengan keluarga
dilingkungan pesantren, sehingga sasaran PHBS yang dimulai dari pendekatan
individu, keluarga pesantren dan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat.
2. untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi santri
dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku baik itu bagi pengurus
maupun santri
3. Dengan diterapkannya program PHBS diharapkan para santri dan para pengurus
serta pengelola pondok pesantrentidak hanya mahir dalam aspek pengembangan
moral dan spiritual dengan intlektual yang bernuansa agamis, namun dapat pula
menjadi motivator dan innovator dalam perkembangan kesehatan serta menjadi
tauladan dalam berperilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) bagi para santri
Sumber: Nasihah, Mimatun. 2019. Strategi Pengembangan Pola Hidup Bersih Dan
Sehat (Phbs) Dalam Mengantisipasi Penyakit Berbasis Lingkungan (Pbl). Jurnal
Pengabdian Masyarakat Vol.2 No.2 (2019) P-ISSN: 2685-1563
7. Mahasiswa mampu mengetahui upaya pencegahan penyakit diare pada anak di sekolah
jawab : Shindy Prima Utami
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kejadian diare adalah
perilaku cuci tangan pakai sabun. 9 Perilaku mencuci tangan dengan sabun khususnya
setelah berkontak dengan feses dapat menurunkan insiden diare hingga 42-47%,
( JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN MENCUCI TANGAN DENGAN
KEJADIAN DIARE PADA SISWA KELAS IV-IV SDN 11 LUBUK BUAYA
PADANG)
8. Mahasiswa mampu mengetahui apa saja pelayanan kesehatan yang ada di sekolah dan
tujuan dari adanya PHBS di sekolah ?
Jawab: Tia Novelia
1.Pengaktifan UKS Melalui Pelatihan Dokter Kecil Dan Guru UKS

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengingkatkan kesadaran dan upaya
penjaringan kesehatan siswa SD sederajat melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan
Dokter Kecil sebagai kader kesehatan yang ada di sekolah.Adapun dokter kecil merupakan
siswa yang memenuhi kriteria dan telah terlatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga, dan
lingkungan sekitarnya. Dokter kecil dapat meningkatkan upaya pentingnya kesadaran akan
kesehatan paling minimal untuk kesehatan diri pribadi.

2.Penyuluhan kesehatan

Penyuluhan kesehatan dilakukan di masyarakat dan di sekolah. Hal ini bertujuan agar
masyarakat bertambah pengetahuannya tentang kesehatan dan mau meningkatkan kepedulian
tentang kesehatan dirinya sendiri maupun oranglain. Berbagai upaya yang dilakukan seperti
sosialisasi tentang kesehatan maupun pengadaan poster tentang kesehatandi sekolah. Hal ini
dikarenakan sekolah belum memiliki media yang dapat menginformasikan kesehatan kepada
peserta didiknya. Poster diharapkan dapat menginformasikan tentang kesehatan dan mudah
pahami oleh semua umur agar informasi kesehatan yang disampaikan mampu menarik
siapapun yang melihat akan tertarik untuk menerapkannya. Selain itu poster juga diberikan
diposyandu, dengan harapan poster tersebut bias menjadi media promosi kesehatan oleh
bidan maupun kader posyandu, agar masyarakat sekitar bisa mendapatinormasi melalui
gambar tersebut, sehingga posyandu dapat menjadi sumber informasi kesehatan bagi
masyarakat.

3.Penyegaran Kader Posyandu

Posyandu merupakan perpanjangan tangan puskesmas yang memberikan pelayanan dan


pemantauan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu.Kegiatan dalam posyandu meliputi
pelayanan imunisasi, pendidikan gizi masyarakat serta pelayanan kesehatan ibu dan
anak.Dalam posyandu terdapat kader-kader posyandu.Menurut Depkes RI (2003) Kader
posyandu adalah anggota masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam berbagai
kegiatan kemasyarakatan secara sukarela.Kader posyandu merupakan pilar utama penggerak
pembangunan khususnya dibidang kesehatan.Karena kader posyandu merupakan pilar utama,
sehingga mereka haruslah memiliki banyak pengetahuan dan keterampilan agar kegiatan
pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan baik.

4.Sosialisasi Cuci Tangan Menggunakan Sabun

Program kerja ini dilaksanakan dengan tujuan agar para siswa/i sekolah dasar sederajat
khususnya mengerti tata cara melakukan cuci tangan dengan baik dan benar, yang nantinya
akan berdampak pada anak-anak tersebut, dan juga mengerti dan memahami pentingnya cuci
tangan dalam kehidupan sehari-sehari yang berpengaruh pada kesehatan pada anak-anak.
Setelah kegiatan ini diharapkan merka dapat mengerti dan memahami serta menerapkan
langkah-langkah cuci tangan yang baik dan benar dan membiasakan untuk mencuci tangan
sebelum makan dan sebelum tidur serta mencuci tangan setelah melakukan aktifitas.

5.Sosialisasi cara menyikat gigi yang baik dan benar

Anak-anak sangat rentang terkena gangguan pada kesehatan gigi dan mulut yang di sebabkan
karena faktor makanan yang di konsumsi, sikat gigi yang tidak teratur dan kurang benar, atau
kurangnya perhatian orang tua terhadap kesehatan mulut anaknya.Melalui kegiatan ini,
diharapkan siswa/i dapat mengetahui sekaligus mempraktikkan cara menyikat gigi yang baik
dan benar dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat menegtahui manfaat rutin menyikat gigi,
sehingga mereka tidak akan malas-malasan lagi untuk menyikat gigi. Bila mereka rajin
menyikat gigi, maka dapat mencegah penyakit yang mungkin akan timbul.

6.Pemeriksaan Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeteksi sedari dini jika ada masalah
kesehatan sehingga jika dapat diketahui lebih awal diharapkan dapat dilakukan upaya
pencegahan sehingga kejadian atau resiko keberlanjutan penyakit bisa diminimalisir atau
bahkan dihilangkan.Kegiatan ini terdiri dari pemerikaan status gizi, pemeriksaan kebersihan
diri, pemeriksaan mata, pemeriksaan telinga, pemeriksaan gigi dan mulut, serta pemeriksaan
kebugaran jasmani.

Integrasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) disekolah salah satunya dengan adanya :

a.indikator sekolah sehat seperti indikator fisik


1) jumlah murid dengan status gizi normal

2) memiliki sarana air bersih yang memadai dan jamban yang saniter mencukupi

3) memiliki sarana cuci tangan dan tempat sampah yang mencukupi

4) melakukan cuci tangan pakai sabun

5) sarapan/makan siang dan sikat gigi bersama

6) melakukan aktivitas fisik secara teratur

7) melakukan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala.

b.indikator mental meliputi

1) memberikan pendidikan keterampilan hidup sehat (kompetensi psikososial) di sekolah,


dan social

2) wilayah ktr (kawasan tanpa rokok)

3) wilayah ktn (kawasan tanpa narkoba)

4) wilayah ktk (kawasan tanpa kekerasan)

5) mempunyai kader kesehatan sekolah/ dokter kecil yang jumlahnya cukup

6) angka ketidakhadiran karena sakit yang rendah (Kemenkes, 2017).

Sumber : Jurnal Karya Abdi Masyarakat Volume 2 Nomor 1 Januari - Juni 2018

Edukasi Kebiasaan Cuci Tangan Pada Anak Sekolah sebagai Upaya Menurunkan Resiko
Diare Iwan Suhendar, Witdiawati Volume 2 No 2 November 2019.

5. Mahasiswa mampu mengetahui cara penerapan PHBS di lingkungan sekolah ?


Jawab: Tinne Agustien Herda
Penerapan PHBS di sekolah dapat berupa aktivitas sehat seperti mencuci tangan
dengan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, tidak merokok,
menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur, menimbang berat
badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan, dan membuang sampah pada
tempatnya.

Sumber : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Ungu ( ABDI KE UNGU) Universitas


Aisyah Pringsewu Journal Homepage http://journal.aisyahuniversity.ac.id/index.php/Abdi/

6. Mahasiswa mampu mengetahui Manfaat PHBS di sekolah ?


Jawab: Suwindri
Manfaat pembinaan PHBS di sekolah menurut Atikah Proverawati dan
Rahmawati, (2016) :

a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siwa, guru,


danmasyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman
penyakit.Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada
prestasi belajar siswa.

b. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga


mampu menarik minat orang tua.

c. Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan.

d. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

Sumber : Rita Dwi.Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) Melalui Budaya Cuci
Tangan Pakai Sabun (CTPS). journal Research Colloqium. Semarang.2019

Anda mungkin juga menyukai