KEPERAWATAN KOMUNITAS II
Disusun oleh :
Es Jumiati 21117051
Hermawati 21117063
Ludiya 21117076
Ramadhoni 21117097
Tim perawat komunitas melakukan pengkajian pada masyarakat agregat lansia di suatu desa.
Pengkajian dengan pendekatan community as partner dan pengkajian khusus pada lansia
meliputi pengkajian biopsikososial, spiritual dan pengkajian status fungsional, status mental
dan kognitif. Hasil pengkajian didapatkan bahwa terdapat 20 lansia didesa tersebut. Hasil
pengkajian status penyakit 70 % lansia menderita penyakit darah tinggi (hipertensisistolik
terisolasi) dan lansia merasakan adanya gejala penyakit hipertensi. Walapun lansia merasakan
gejala penyakit tetapi 60 % lansia tidak aktif mengikuti upaya pencegahan hipertensi seperti
menerapkan pola hidup sehat. Lansia tidak menunjukan minat untuk perubahan perilaku,
lansia tetap saja mengkonsumsi makanan tinggi garam, tidak mau berolahraga serta tidak
menjaga pemenuhan kebutuahan istirahat dan tidur. Lansia juga tidak aktif mengkitui
program posyandu yang sudah dijadwalkan oleh Puskesmas. Lansiamengatakan tidak ada
keluarga yang mendukung (dukungan sosial) dalam upaya memelihara kesehatannya.
Keluarga dan lansia cuma pasarah dan tidak aktif mencari bantuan kesehatan. Begitu juga
dengan kondisi lingkungan keluarga tidak mengupayakan atau memodifikasi lingkungan
yang sehat bagi penderita hipertensi. Berdasarkan pengkajian barthel indeks rata-rata lansia
pada tingkat ketergantungan sedang/moderat, Pengkajian MMSE rata-rata lansia dengan
gangguan kognitif ringan, Pengkajian resiko jatuh rata-rata lansia dengan resiko jatuh rendah.
(Jawab : Es Jumiati )
(Jawab : Ludiya)
(Jawab : Hermawati)
1. Mareta Sari : Menurut saya, Pengkajian MMSE adalah pengkajian yang dilakukan
untuk mengukur daya ingat seseorang yang berkaitan dengan gangguan kognitif.
2. Mawar Anggela : Menurut saya, Pengkajian biopsikososial adalah pengkajian yang
dilakukan dengan interaksi sosial yang meliputi dari faktor biologis, faktor psikologis,
dan faktor sosial seseorang.
6. Ludiya : Menurut saya, barthel indeks adalah pengkajian yang dilakukan untuk
mengukur kemampuan fungsional dalam perawatan diri sehari-hari.
7. Lestari Ningsih : Menurut saya, pengkajian spiritual adalah pengkajian yang berkaitan
dengan agama (kepercayaan masing-masing) atau hubungan manusia dengan Tuhan
nya.
8. Popy Pratama : Menurut saya, Hipertensi sistolik terisolasi adalah hipertensi yang
terjadi pada lansia yang pada umumnya tekanan darah mencapai 140/90 mmHg.
9. Mifta Huljannah : Menurut saya, gangguan kognitif ringan adalah penururnan fungsi
kognitif (daya ingat atau berfikir) seseorang yang biasanya dialami oleh lansia.
10. Heni Bayu Putri : Menurut saya, community a partner adalah suatu model
keperawatan yang dipakai untuk menurunkan stressor atau penyebab yang
mencangkup keseimbangan sistem pada komunitas.
11. Hermawati : Menurut saya, agregat lansia adalah proses keperawatan yang berfokus
pada lansia dimana ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik.
1. Heni Bayu Putri : bagaimana caranya sebagai tim perawat komunitas menimbulkan
minat untuk
perubahan perilaku pencegahan hipertensi pada lansia di desa tsb?
4. Mifta Huljannah : Apa benar Hipertensi dapat turun menurun dalam keluarga. Bila
orang tua atau saudara sedarah mengalami riwayat hipertensi?
(Jawab: Ludiya )
5. Popy Pratama : Bagaimana cara perawat menarik minat para lansia untuk mengikuti
program posyandu lansia yang sudah terjadwal didesa tst?
(Jawab : Ramadhoni)
Tambahan : Es Jumiati
Tambahan : Es Jumiati
8. Ella Rusnida : Kenapa mengkonsumsi makanan tinggi garam menjadi salah satu
penyebab terjadinya hipertensi ?
Tambahan : Ramadhoni
1. Mawar Anggela :
Tambahan
Ella Rusnida : Sebelum kita melaksanakan intervensi ada baiknya kita lakukan
masalah (apa yang membuat lansia merasa bosan). Kemudian utamakan prioritas
2. Popy Pratama :
3. Lestari Ningsih :
Bio : untuk mengetahui gambaran fisik klien, mengetahui penampilan klien dan status
kesehatan klien
Psikososial : untuk mengetahui gambaran tentang kondisi emosi klien, kesehatan jiwa,
catatan menjadi korban.
Sosial: mengetahui situasi saat ini dan sejarah perpindahan,pekerjaan dan status
keuangan, hubungan dan peran anggota keluarga,
Spiritual : mengetahui agama yang di anut, bagaimana klien menghadapi situasi dan
masalah yang sedang di hadapi, keyakinan dan makna, ritual dan ibadah
4. Ludiya :
5. Ramadhoni :
Tambahan : Es Jumiati
lansia ke posyandu adalah karena kondisi fisik dari lansia sendiri sebagai contoh
pada lansia yang sudah tidak bisa berjalan atau pada lansia yang sering sakit lulut jika
berjalan jauh atau bisa karna lokasi atau jarak posyandu dari rumah yang jauh untuk
dijangkau, anggota keluarga yang malas untuk mengantarkan orangtuanya yang sudah
lansia untuk berobat atau mengecek kesehatan, juga bisa karena faktor biaya yang
kurang untuk berobat dan hanya cukup untuk biaya kehidupan shari-hari saja.
Tambahan
Ella Rusnida : Menurut saya, kurang nya pengetahuan dan kesadaran diri dari lansia
7. Gina Hartina :
Tambahan : Es Jumiati
bagi usia lansia dimana pada usia yang sudah tua terutama saat lansia sedang sakit
hanya berfokus pada saat lansia sakit saja tetapi juga pada saat kondisi sehat ,
8. Mifta Huljannah :
Tambahan : Ramadhoni
banyakk natrium yang sifatnya mengikat banyak air sehingga menyulitkan ginjal
untuk bekerja, maka makin tinggi garam membuat volume darah meningkat. Tetapi
tidak hanya karena garam ada juga beberapa faktor lain seperti genetik, obesitas,
STEP 4. PATHWAY
Kurang Olahraga
Analisa Masalah
lansia
Hipertensi
sistolik
INTERVENSI
Primary Prevention (Promosi kesehatan)
EVALUASI
(Jawab :)
(Jawab: Hermawati)
7. Popy Pratama : Mahasiswa mampu mengetahui komplikasi penyakit hipertensi pada
(Jawab: Ludiya)
9. Ella Rusnida: Mahasiswa mampu mengetahui TTV normal lansia dan TTV abnormal
lansia ?
(Jawab : Es Jumiati )
1. Mareta Sari :
2. Ella Rusnida
DIAGNOSA PERENCANAAN
PRIMER SEKUNDER TERSIER
Tingginya 1. Pemberian 1. Pola makan 1. Pengontrolan
angka edukasi yang sehat, darah secara
hipertensi hipertensi, diet rendah rutin
paa lansia b.d penyebab, faktor garam 2. Tetap rutin
pola hidup resiko dan 2. Olahraga berolahraga
yang tidak komplikasi minimal 2x 3. Jaga pola
sehat 2. Kerjasama seminggu makan dan
dengan istansi 3. Tidak istirahat
lain dalam mengkonsum
meningkatkan si alkohol
kesejahteraan 4. Tidak
lansia merokok
3. Pemberdayaan 5. Tidur 6-8 jam
masyarakat dan sehari
keluarga
Resiko 1. Edukasi 1. Batasi 1. Rutin
penurunan pentingnya pola konsumsi memeriksakan
kesehatan hidup sehat bagi makanan kesehatan ke
lansia b.d kesehatan tinggi garam puskesmas
kurangnya 2. Menjalin 2. Batasi 2. Menjaga pola
pemanfaatan kerjasama makanan makan
yankes, pola dengan ahli gizi tinggi lemak 3. Menjaga pola
hidup sehat 3. Pemberdayaan 3. Perbanyak hidup bersih
serta masyarakat dan minum air dan sehat
dukungan keluarga outih 8-12 4. Jaga dan rawat
keluarga gelas perhari lansia
4. Perbanyak (bekerjasama
makan buah dengan
dan sayuran keluarga)
yang
mengandung
tinggi serat
5. Modifikasi
lingkungan
lebih nyaman
dan sehat
6. Beri
dukungan
dan motivasu
keluarga
3.
4. Popy Pratama
6. Hermawati :
7. Ludiya :
8. Mawar Anggela :
Tambahan
Ella Rusnida:
9. Lestari Ningsih :
1. Tekanan darah
Nilai tekanan darah normal pada lansia berada di rentang angka yang sedikit lebih
tinggi, yakni 130/80 mmHg hingga 140/90 mmHg.
2. Denyut nadi
3. Respirasi
4. Suhu tubuh
Suhu tubuh untuk lansia adalah 36,5- 37,5 derajat Celsius. Suhu tubuh
seseorang bisa berubah-ubah, biasanya dipengaruhi oleh aktivitas, makanan,
konsumsi cairan, cuaca, dan jenis kelamin, terutama wanita pada saat mengalami
masa subur.
10. Es Jumiati :
dengan cara meregangkan dan merilekskan otot secara sadar. No.2, Vol.2
Teknik relaksasi otot progresif adalah memusatkan perhatian pada suatu aktivitas
munculnya zat kimia yang mirip dengan beta blocker di saraf tepi yang dapat
Relaksasi otot progresif dilakukan dengan cara meregangkan dan merilekskan otot
secara sadar. Relaksasi otot progresif dapat memicu aktivitas memompa jantung
berkurang dan arteri mengalami pelebaran, sehingga banyak cairan yang keluar
dari sirkulasi peredaran darah. Hal tersebut akan mengurangi beban kerja jantung
karena pada penderita hipertensi mempunyai denyut jantung yang lebih cepat
untuk memompa darah akibat dari peningkatan darah (Ramdhani & Putra, 2009).
diketahui bahwa usia muda mempunyai elastisitas pembuluh darah yang lebih
terhadap tekanan akhir diastolik. Dinding pembuluh darah arteri yang elastis dan
pelebaran fluktuasi tekanan darah (Price & Wilson, 2005). Berdasarkan hasil
paparan di atas dapat disimpulkan bahwa teknik relaksasi otot progresif terbukti
dapat memberikan efek rileks yang pada akhirnya berpengaruh terhadap tekanan
darah yaitu dapat menurunkan tekanan darah atau mengontrol tekanan darah pada
Tambahan
Ella Rusnida: