Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TUTORIAL KASUS 2

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

Disusun oleh :

Ella Rusnida 21117048

Es Jumiati 21117051

Gina Hartina 21117057

Heni Bayu Putri 21117060

Hermawati 21117063

Lestari Ningsih 21117074

Ludiya 21117076

Mareta Sari 21117079

Mawar Anggela 21117080

Mifta Huljannah 21117083

Popy Pratama 21117094

Ramadhoni 21117097

Dosen Pembimbing : Puji Setya Rini, S.Kep.,Ns.,M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KASUS TUTORIAL 2

Tim perawat komunitas melakukan pengkajian pada masyarakat agregat lansia di suatu desa.
Pengkajian dengan pendekatan community as partner dan pengkajian khusus pada lansia
meliputi pengkajian biopsikososial, spiritual dan pengkajian status fungsional, status mental
dan kognitif. Hasil pengkajian didapatkan bahwa terdapat 20 lansia didesa tersebut. Hasil
pengkajian status penyakit 70 % lansia menderita penyakit darah tinggi (hipertensisistolik
terisolasi) dan lansia merasakan adanya gejala penyakit hipertensi. Walapun lansia merasakan
gejala penyakit tetapi 60 % lansia tidak aktif mengikuti upaya pencegahan hipertensi seperti
menerapkan pola hidup sehat. Lansia tidak menunjukan minat untuk perubahan perilaku,
lansia tetap saja mengkonsumsi makanan tinggi garam, tidak mau berolahraga serta tidak
menjaga pemenuhan kebutuahan istirahat dan tidur. Lansia juga tidak aktif mengkitui
program posyandu yang sudah dijadwalkan oleh Puskesmas. Lansiamengatakan tidak ada
keluarga yang mendukung (dukungan sosial) dalam upaya memelihara kesehatannya.
Keluarga dan lansia cuma pasarah dan tidak aktif mencari bantuan kesehatan. Begitu juga
dengan kondisi lingkungan keluarga tidak mengupayakan atau memodifikasi lingkungan
yang sehat bagi penderita hipertensi. Berdasarkan pengkajian barthel indeks rata-rata lansia
pada tingkat ketergantungan sedang/moderat, Pengkajian MMSE rata-rata lansia dengan
gangguan kognitif ringan, Pengkajian resiko jatuh rata-rata lansia dengan resiko jatuh rendah.

STEP 1 : KLASIFIKASI ISTILAH

1. Henbay : pengkajian MMSE?

(Jawab: Mareta Sari)

2. Ella : pengkajian biopsikososial?

(Jawab : Mawar Anggela)

3. Esjum : pengkajian status Fungsional?

(Jawab : Mifta Huljannah)


4. Herma : pengkajian status mental dan kognitif?

(Jawab : Es Jumiati )

5. Lestari Ningsih : memodifikasi?

(Jawab : Ella Rusnida )

6. Mareta Sari : barthel indeks?

(Jawab : Ludiya)

7. Ramadhoni : pengkajian spiritual?

(Jawab : Lestari Ningsih)

8. Gina Hartina : Hipertensi sistolik terisolasi?

(Jawab : Popy Pratama)

9. Popy : Gangguan kognitif ringan?

(Jawab : Mifta Huljannah)

10. Ramadhoni : Community as a partner ?

(Jawab : Heni Bayu Putri )

11. Mifta Huljannah : Agregat lansia ?

(Jawab : Hermawati)

MENJAWAB KLASIFIKASI ISTILAH

1. Mareta Sari : Menurut saya, Pengkajian MMSE adalah pengkajian yang dilakukan
untuk mengukur daya ingat seseorang yang berkaitan dengan gangguan kognitif.
2. Mawar Anggela : Menurut saya, Pengkajian biopsikososial adalah pengkajian yang
dilakukan dengan interaksi sosial yang meliputi dari faktor biologis, faktor psikologis,
dan faktor sosial seseorang.

3. Mifta Huljannah : Menurut saya, pengkajian fungsional adalah pengkajian yang


dilakukan untuk mengukur kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-
hari secara mandiri.

4. Es Jumiati : Menurut saya, pengkajian status mental adalah pengkajian yang


dilakukan untuk mengamati fungsi psikologis pasien yang meliputi sikap, perilaku,
suasana hati, proses berfikir, dll. Sedangkan pengkajian kognitif adalah pengkajian
yang dilakukan untuk mengidentifikasi fungsi kognitif atau daya ingat.

5. Ella Rusnida : Menurut saya, Memodifikasi adalah melakukan suatu perubahan


dengan tidak menghilangkan fungsi. Misalnya, memodifikasi gaya hidup sehat diet
rendah garam, dengan cara mengurangi konsumsi garam sehari menjadi 6 gr atau
setara dengan 1sdt garam.

6. Ludiya : Menurut saya, barthel indeks adalah pengkajian yang dilakukan untuk
mengukur kemampuan fungsional dalam perawatan diri sehari-hari.

7. Lestari Ningsih : Menurut saya, pengkajian spiritual adalah pengkajian yang berkaitan
dengan agama (kepercayaan masing-masing) atau hubungan manusia dengan Tuhan
nya.

8. Popy Pratama : Menurut saya, Hipertensi sistolik terisolasi adalah hipertensi yang
terjadi pada lansia yang pada umumnya tekanan darah mencapai 140/90 mmHg.

9. Mifta Huljannah : Menurut saya, gangguan kognitif ringan adalah penururnan fungsi
kognitif (daya ingat atau berfikir) seseorang yang biasanya dialami oleh lansia.

10. Heni Bayu Putri : Menurut saya, community a partner adalah suatu model
keperawatan yang dipakai untuk menurunkan stressor atau penyebab yang
mencangkup keseimbangan sistem pada komunitas.
11. Hermawati : Menurut saya, agregat lansia adalah proses keperawatan yang berfokus
pada lansia dimana ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik.

STEP 2. IDENTIKASI MASALAH

1. Heni Bayu Putri : bagaimana caranya sebagai tim perawat komunitas menimbulkan
minat untuk
perubahan perilaku pencegahan hipertensi pada lansia di desa tsb?

(Jawab : Mawar Anggela )

2. Mareta Sari : Apa masalah utama pada kasus tersebut?

(Jawab : Popy Pratama)

(Tambahan : Gina Hartina)

3. Es Jumiati : manfaat dilakukannya pengkajian biopsikososial, spritual dan status


fungsional?

(Jawab : Lestari Ningsih)

4. Mifta Huljannah : Apa benar Hipertensi dapat turun menurun dalam keluarga. Bila
orang tua atau saudara sedarah mengalami riwayat hipertensi?

(Jawab: Ludiya )

5. Popy Pratama : Bagaimana cara perawat menarik minat para lansia untuk mengikuti
program posyandu lansia yang sudah terjadwal didesa tst?

(Jawab : Ramadhoni)

6. Ramadhoni : Apa saja faktor yang mempengaruhi rendahnya kunjungan lansia ke


posyandu ?

Jawab : (Heni Bayu Putri)

Tambahan : Es Jumiati

7. Hermawati : apakah faktor dukungan sosial keluarga dapat berpengaruh terhadap


pemeliharaan kesehatan lansia?jelaskan
(Jawab: Gina Hartina)

Tambahan : Es Jumiati

8. Ella Rusnida : Kenapa mengkonsumsi makanan tinggi garam menjadi salah satu
penyebab terjadinya hipertensi ?

(Jawab: Mifta Huljannah)

Tambahan : Ramadhoni

STEP 3. MENJAWAB IDENTIFIKASI MASALAH

1. Mawar Anggela :

Tambahan

Ella Rusnida : Sebelum kita melaksanakan intervensi ada baiknya kita lakukan

pengkajian terlebih dahulu (jenis permasalahan yang dialami). Selanjutnya analisa

masalah (apa yang membuat lansia merasa bosan). Kemudian utamakan prioritas

masalah agar bisa diatasi terlebih dahulu.

2. Popy Pratama :

Tambahan : Gina Hartina

3. Lestari Ningsih :

Pengkajian yg di lakukan kepada pasien memiliki manfaat tersendiri seperti

Bio : untuk mengetahui gambaran fisik klien, mengetahui penampilan klien dan status
kesehatan klien

Psikososial : untuk mengetahui gambaran tentang kondisi emosi klien, kesehatan jiwa,
catatan menjadi korban.

Sosial: mengetahui situasi saat ini dan sejarah perpindahan,pekerjaan dan status
keuangan, hubungan dan peran anggota keluarga,
Spiritual : mengetahui agama yang di anut, bagaimana klien menghadapi situasi dan
masalah yang sedang di hadapi, keyakinan dan makna, ritual dan ibadah

Status fungsional: untuk mengetahui bagaimana berpakaian, mandi, ke kamar kecil,


berpindah, kontinen, makan.

4. Ludiya :

5. Ramadhoni :

6. Heni Bayu Putri :

Tambahan : Es Jumiati

Menurut saya, umumnya faktor yang sangat mempengaruhi rendahnya kunjungan

lansia ke posyandu adalah karena kondisi fisik dari lansia sendiri sebagai contoh

pada lansia yang sudah tidak bisa berjalan atau pada lansia yang sering sakit lulut jika

berjalan jauh atau bisa karna lokasi atau jarak posyandu dari rumah yang jauh untuk

dijangkau, anggota keluarga yang malas untuk mengantarkan orangtuanya yang sudah

lansia untuk berobat atau mengecek kesehatan, juga bisa karena faktor biaya yang

kurang untuk berobat dan hanya cukup untuk biaya kehidupan shari-hari saja.

Tambahan

Ella Rusnida : Menurut saya, kurang nya pengetahuan dan kesadaran diri dari lansia

dan juga pihak keluarga tentang pentingnya perilaku hidup sehat.

7. Gina Hartina :

Tambahan : Es Jumiati

Menurut saya, sangat berpengaruh dikarenakan dukungan keluarga sangat penting

bagi usia lansia dimana pada usia yang sudah tua terutama saat lansia sedang sakit

dukungan keluarga sangat diperlukan untuk memberikan semangat , dukungan juga


untuk merawat dan menjaganya dengan baik. Dalam hal ini dukungan keluarga tidak

hanya berfokus pada saat lansia sakit saja tetapi juga pada saat kondisi sehat ,

dikarenakan dukungan, kerukunan juga kekompakan dalam keluarga bisa

memberikan kebahagiaan untuk anggota keluarga itu sendiri.

8. Mifta Huljannah :

Tambahan : Ramadhoni

Menurut saya, karena terlalu tinggi mengkomsumsi garam dapat meningkatkan

banyakk natrium yang sifatnya mengikat banyak air sehingga menyulitkan ginjal

untuk bekerja, maka makin tinggi garam membuat volume darah meningkat. Tetapi

tidak hanya karena garam ada juga beberapa faktor lain seperti genetik, obesitas,

stress, pola hidup tidak sehat, dll

STEP 4. PATHWAY

(Jawab: Ella Rusnida)

Konsumsi Makanan Kurang Istirahat (Tidur)


Pengkajian
Tinggi Garam Kurangnya dukungan keluarga

Kurang Olahraga

Analisa Masalah
lansia
Hipertensi
sistolik

INTERVENSI
Primary Prevention (Promosi kesehatan)

Secondary Prevention (Diagnosa awal dan Pengobatan Segera)

Tertiery Prevetion (Rehabilitasi sosial)

EVALUASI

STEP 5. LEARNING OBJEKTIF

1. Heni Bayu Putri : mahasiswa mampu mengetahui cara pencegahan hipertensi?

(Jawab : Mareta Sari)

2. Mareta Sari: Mahasiswa mampu mengetahui askep pada kasus tesebut

(Jawab: Ella Rusnida)

3. Es Jumiati : Sebagai perawat, bagaimana memberikan dukungan kepada keluarga agar


bisa menyelesaikan masalah kesehatan bersama dan bagaimana upaya perawat juga
mengupayakan lingkungan yg sehat bagi keluarga dan lansia?

(Jawab :)

4. Ludiya : Mahasiswa mampu mengetahui tanda dan gejala hipertensi?

(Jawab : Popy Pratama)

(Tambahan : Gina Hartina)

5. Mifta Huljannah : Mahasiswa mampu mengetahui Faktor Risiko Hipertensi ?

(Jawab: Heni Bayu Putri)

6. Lestari Ningsih : Mahasiswa mampu mengetahui kebutuhan Lansia ?

(Jawab: Hermawati)
7. Popy Pratama : Mahasiswa mampu mengetahui komplikasi penyakit hipertensi pada

lansia yang mungkin terjadi?

(Jawab: Ludiya)

8. Gina Hartina : Mahasiswa mampu memahami hubungan dukungan keluarga terhadap


lansia dengan hipertensi.

(Jawab : Mawar Anggela)

9. Ella Rusnida: Mahasiswa mampu mengetahui TTV normal lansia dan TTV abnormal
lansia ?

(Jawab: Lestari Ningsih)

10. Ramadion : Mahasiswa mampu mengetahui terapi komplementer untuk hipertensi?

(Jawab : Es Jumiati )

STEP 6. MENJAWAB LEARNING OBJEKTIF

1. Mareta Sari :

2. Ella Rusnida

Sumber : Materi Ibu Septi Ardianty S.Kep.Ners ASUHAN KEPERAWATAN


KOMUNITAS POPULASI LANSIA

DIAGNOSA PERENCANAAN
PRIMER SEKUNDER TERSIER
Tingginya 1. Pemberian 1. Pola makan 1. Pengontrolan
angka edukasi yang sehat, darah secara
hipertensi hipertensi, diet rendah rutin
paa lansia b.d penyebab, faktor garam 2. Tetap rutin
pola hidup resiko dan 2. Olahraga berolahraga
yang tidak komplikasi minimal 2x 3. Jaga pola
sehat 2. Kerjasama seminggu makan dan
dengan istansi 3. Tidak istirahat
lain dalam mengkonsum
meningkatkan si alkohol
kesejahteraan 4. Tidak
lansia merokok
3. Pemberdayaan 5. Tidur 6-8 jam
masyarakat dan sehari
keluarga
Resiko 1. Edukasi 1. Batasi 1. Rutin
penurunan pentingnya pola konsumsi memeriksakan
kesehatan hidup sehat bagi makanan kesehatan ke
lansia b.d kesehatan tinggi garam puskesmas
kurangnya 2. Menjalin 2. Batasi 2. Menjaga pola
pemanfaatan kerjasama makanan makan
yankes, pola dengan ahli gizi tinggi lemak 3. Menjaga pola
hidup sehat 3. Pemberdayaan 3. Perbanyak hidup bersih
serta masyarakat dan minum air dan sehat
dukungan keluarga outih 8-12 4. Jaga dan rawat
keluarga gelas perhari lansia
4. Perbanyak (bekerjasama
makan buah dengan
dan sayuran keluarga)
yang
mengandung
tinggi serat
5. Modifikasi
lingkungan
lebih nyaman
dan sehat
6. Beri
dukungan
dan motivasu
keluarga

3.

4. Popy Pratama

Tambahan : Gina Hartina

Tambahan : Mifta Huljannah

5. Heni Bayu Putri :

6. Hermawati :

7. Ludiya :

8. Mawar Anggela :

Tambahan

Ella Rusnida:

Sumber : Sri Ayu Wulandhani HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN


MOTIVASI LANSIA HIPERTENSI DALAM MEMERIKSAKAN TEKANAN
DARAHNYA JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014

Menurut Maryam (2008) mengatakan keluarga merupakan support system


utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Peranan keluarga dalam
perawatan lansia antara lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan
dan meningkatkan status mental, serta memberikan motivasi dan
memfasilitasi kebutuhan spiritual lansia. Dukungan keluarga merupakan suatu
bentuk bantuan yang bertujuan untuk merawat seorangMenurut Maryam
(2008) mengatakan keluarga merupakan support system utama bagi lansia
dalam mempertahankan kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia
antara lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan
status mental, serta memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutuhan
spiritual lansia. Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk bantuan yang
bertujuan untuk merawat seorang

Berdasarkan dukungan keluarga, responden yang mempunyai dukungan


keluarga positif yaitu sebanyak 50 orang responden (54,9%) dan
sebanyak 49 orang responden (53,8%) memiliki motivasi yang tinggi
dalam memeriksakan tekanan darahnya. Dari uji statistik dengan
menggunakan uji chi-squarediperoleh p (0,000) < (0,05) sehingga ada
hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi lansia hipertensi
dalam memeriksakan tekanan darahnya. memberikan dukungan kepada lansia
hipertensi agar mengontrol tekanan darahnya dan rutin memeriksakan
tekanan darahnya ke pelayanan kesehatan serta dalam rangka
meningkatkan kesehatan biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual lansia
hipertensi.

9. Lestari Ningsih :

Sumber : Hermansyah (2015), pengaruh breathing exercise terhadap kualitas


hidup lanjut usia di panti werdha ria pembangunan ,jurnal ilmu dan teknologi
kesehatan : vol 2 no 2.

Jenis-jenis pengukuran tanda vital

1. Tekanan darah

Nilai tekanan darah normal pada lansia berada di rentang angka yang sedikit lebih
tinggi, yakni 130/80 mmHg hingga 140/90 mmHg.

2. Denyut nadi

Denyut nadi merupakan frekuensi pemompaan jantung pada arteri.Pengukuran


denyut nadi bermanfaat untuk menentukan irama dan kekuatan nadi. Denyut nadi
untuk lansia adalah 60-100 kali per menit,(batasan dan klasifikasi whaley dan
wong 1993)

3. Respirasi

Menurut departemen kesehatan respirasi normal atau pernapasan normal untuk


lansia adalah 16-20 kali per menit.

4. Suhu tubuh

Suhu tubuh untuk lansia adalah 36,5- 37,5 derajat Celsius. Suhu tubuh
seseorang bisa berubah-ubah, biasanya dipengaruhi oleh aktivitas, makanan,
konsumsi cairan, cuaca, dan jenis kelamin, terutama wanita pada saat mengalami
masa subur.

10. Es Jumiati :

Sumber : Sulistiani, Endar.,dkk. 2015. Relaksasi otot progresif dilakukan

dengan cara meregangkan dan merilekskan otot secara sadar. No.2, Vol.2

Teknik relaksasi otot progresif adalah memusatkan perhatian pada suatu aktivitas

otot, dengan mengidentifikasikan otot yang tegang kemudian menurunkan

ketegangan dengan melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan

relaks (Purwanto, 2013). Respon relaksasi merupakan bagian dari penurunan

umum kognitif, fisiologis, dan stimulasi perilaku. Relaksasi dapat merangsang

munculnya zat kimia yang mirip dengan beta blocker di saraf tepi yang dapat

menutup simpul-simpul saraf simpatis yang berguna untuk mengurangi

ketegangan dan menurunkan tekanan darah (Hartono, 2007)..

Relaksasi otot progresif dilakukan dengan cara meregangkan dan merilekskan otot

secara sadar. Relaksasi otot progresif dapat memicu aktivitas memompa jantung

berkurang dan arteri mengalami pelebaran, sehingga banyak cairan yang keluar
dari sirkulasi peredaran darah. Hal tersebut akan mengurangi beban kerja jantung

karena pada penderita hipertensi mempunyai denyut jantung yang lebih cepat

untuk memompa darah akibat dari peningkatan darah (Ramdhani & Putra, 2009).

Setelah mengalami relaksasi maka aktivitas memompa jantung berkurang, arteri

mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Sebagaimana

diketahui bahwa usia muda mempunyai elastisitas pembuluh darah yang lebih

baik. Elastisitas pembuluh darah ini menyebabkan besarnya toleransi pembuluh

terhadap tekanan akhir diastolik. Dinding pembuluh darah arteri yang elastis dan

mudah berdistensi akan mudah melebarkan diameter dinding pembuluh darah

untuk mengakomodasi perubahan tekanan. Kemampuan distensi arteri mencegah

pelebaran fluktuasi tekanan darah (Price & Wilson, 2005). Berdasarkan hasil

paparan di atas dapat disimpulkan bahwa teknik relaksasi otot progresif terbukti

dapat memberikan efek rileks yang pada akhirnya berpengaruh terhadap tekanan

darah yaitu dapat menurunkan tekanan darah atau mengontrol tekanan darah pada

penderita hipertensi esensial.

Tambahan

Ella Rusnida:

Sumber : Weddy Martin. 2016. PENGARUH TERAPI MEDITASI TERHADAP


PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI
HIPERTENSI. JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and
Education V10.i4 (211-217)

Jenis penelitian ini adalah Pre Eksperiment Design tanpa kelompok


kontrol dengan menggunakan pendekatan One Group Pretest-Posttest (Hidayat,
2012). Awalnya kelompok subjek akan diukur tekanan darah (pretest), kemudian
langsung diberikan terapi meditasi selama 15 menit, setelah itu diukur kembali
tekanan darah (posttest), untuk mengetahui pengaruh terapi meditasi terhadap
tekanan darah pada lansia. Subjek dalam penelitian ini adalah lansia yang
mengalami hipertensi yang tidak mendapatkan terapi farmakologis.
Intervensi dilakukan 3 kali dalam selama seminggu sebanyak 20 orang
lansia yang mengalami hipertensi ringan dan sedang. Selanjutnya peneliti
melakukan terapi meditasi kepada semua responden. Cara peneliti memberikan
terapi meditasi ini adalah responden dianjurkan untuk mengambil posisi senyaman
mungkin, lalu peneliti mengajarkan gerakanterapi meditasi satu per satu, setelah
selesai melakukan contoh peneliti memina respon untuk mencoba sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebelum dilakukan terapi


meditasi rata-rata sistole tekanan darah lansia 148,25 dan Rata-rata tekanan darah
diastolik 92,25. Setelah diberikan terapi meditasi terjadi penurunan tekanan darah
lansia menjadi rata-rata systole 140,75 mmHg dan Rata-rata tekanan darah
diastolik 86,75 mmHg. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh terapi meditasi terhadap perubahan tekanan darah pada lansia yang
mengalami hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai