Oleh:
NAMA : MEIREZA
NIM : 21117081
2020
I. TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang memuat seluruh data yang
dibutuhkan untuk menentukan diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan,
tindakan keperawatan, dan penilaian keperawatan yang disusun secara sistematis, valid,
dan dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan hukum (Ali, 2009).
Menurut Asmadi (2008) dokumentasi merupakan pernyataan tentang kejadian atau
aktifitas yang otentik dengan membuat catatan tertulis. Dokumentasi keperawatan berisi
hasil aktivitas keperawatan yang dilakukan perawat terhadap klien, mulai dari pengkajian
hingga evaluasi.
Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan catatan tentang tanggapan/respon klien
terhadap kegiatan-kegiatan pelaksanaan keperawatan secara menyeluruh, sistematis dan
terstruktur sebagai pertanggunggugatan terhadap tindakan yang dilakukan perawat
terhadap klien dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan (Prabowo, 2016).
Pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dokumentasi keperawatan adalah
kegiatan pencatatan dan pelaporan yang dilakukan perawat terhadap pelayanan
keperawatan yang telah diberikan kepada klien, berguna untuk klien, perawat dan tim
kesehatan lain sebagai tangung jawab perawat dan sebagai bukti dalam persoalan hukum.
B. Tujuan
1. Sebagai media untuk mendefinisikan fokus keperawatan bagi klien dan kelompok.
2. Untuk membedakan tanggung gugat perawat dengan anggota tim kesehatan lainnya.
3. Sebagai sarana untuk melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah diberikan
kepada klien.
4. Sebagai alat komunikasi antara klien, keluarga, tim perawat dan tim kesehatan lain
sehingga terbentuk komunikasi yang baik dalam perawatan klien.
5. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat perlindungan klien dalam pelayanan
dan keamanan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
6. Sebagai informasi statistik acuan perencanaan kebutuhan sarana prasarana dan
sumber daya manusia di masa mendatang.
7. Sebagai sarana pendidikan yang dapat dijadikan media belajar bagi mahasiswa dan
bahan penelitian dalam pengembangan ilmu keperawatan.
8. Sebagai sumber data dalam audit keperawatan untuk alat ukur dalam penilaian
kinerja perawatan.
9. Sebagai dokumen yang bisa dijadikan aspek legal dan bukti autentik bagi perawat
ketika menghadapi masalah hukum.
10. Sebagai jaminan kualitas pelayanan kesehatan dan pelayanan keperawatan
(Setiadi,2012).
11. Menghindari kesalahan, tumpang tindih, dan ketidaklengkapan informasi dalam
asuhan keperawatan.
12. Terbinanya koordinasi yang baik dan dinamis antara sesama atau dengan pihak lain
melalui dokumentasi keperawatan yang efektif.
13. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas tenaga keperawatan.
14. Terjaminnya kualitas asuhan keperawatan.
15. Tersedianya perawat dari suatu keadaan yang memerlukan penanganan secara
hukum.
16. Tersedianya data-data dalam penyelenggaraan penelitian karya ilmiah, pendidikan,
dan penyusun/penyempurnaan standar asuhan keperawatan.
17. Melindungi klien dari tindakan malpraktek. (Ali,2010)
C. Manfaat
Ada beberapa manfaat proses keperawatan menurut Ali (2009), Proses keperawatan
bermanfaat bagi klien, perawat, institusi pelayanan, dan masyarakat (lingkungan).
1. Manfaat bagi Klien
Klien mendapatkan pelayanan keperawatan yang berkualitas, efektif, dan efisien.
Asuhan keperawatan yang diberikan telah diseleksi sesuai dengan kebutuhan klien
melalui penelusuran data, rumusan permasalahan yang matang, diagnosis
keperawatan yang tepat, rencana yang terarah, tindakan yang sesuai dengan rencana,
dan penilian yang terus-menerus.
2. Manfaat bagi Tenaga Keperawatan
Proses keperawatan akan meningkatkan kemandirian tenaga keperawatan dan
pelaksanaan asuhan keperawatan dan tidak bergantung pada profesi lain. Proses ini
juga memberi kepuasan yang optimal bagi tenaga keperawatan yang berhasil dalam
pelaksanaan asuhan keperawatannya.
3. Manfaat bagi Institusi
Institusi pelayanan akan merasakan manfaat, antara lain klien merasa puas, cepat
sembuh, pelayanan yang bermutu sekaligus merupakan promosi institusi tersebut.
Dengan demikian, klien meningkat dan keuntungan pun meningkat. Citra institusi
bertambah baik di mata masyarakat.
D. Etiologi
Pernyataan etiologi mencerminkan penyebab dari masalah kesehatan klien yang
memberi arah bagi terapi keperawatan. Etiologi tersebut dapat terkait dengan aspek
patofisiologis, psikososial, tingkah laku, perubahan situasional gaya hidup, usia
perkembangan, juga faktor budaya dan lingkungan. Frase “berhubungan dengan” (related
to) berfungsi untuk menghubungkan masalah keperawatan dengan pernyataan etiologi.
3. Progress Notes
Terdapat tiga jenis :
a. Catatan perawat
Harus ditulis oleh perawat tiap 24 jam, meliputi berbagai informasi tentang :
1) Pengkajian
2) Tindakan keperawatan mandiri
3) Tindakan keperawatan kolaboratif / instruksi dokter
4) Evaluasi keberhasilan tiap tindakan keperawatan
5) Tindakan yg dilakukan oleh dr tetapi mempengaruhi tindakan keperawatan
6) Kunjungan berbagai team kesehatan misalnya ; visite dokter, pekerja sosial
dan lain lain.
b. Lembar alur ( Flowsheet )
Memungkinkan perawat mencatat hasil observasi atau pengukuran yang dilakukan
secara berulang dan tidak perlu ditulis secara naratif termasuk data klinik klien tentang
TTV, BB,jumlah masukan dan keluaran cairan dalam 24 jam dan pemberian obat.
Flowsheet yang biasanya dipakai adalah catatan klinik, catatan keseimbangan cairan
dalam 24 jam, catatan pengobatan dan catatan harian tentang asuhan keperawatan.
Flowsheet merupakan cara paling efektif dan efisien untuk mencatat informasi. Selain
itu tenaga kesehatan dapat dengan mudah mengetahui keadaan klien hanya dengan
melihat grafik yang ada di Flowsheet. Oleh karena itu Flowsheet lebih sering
digunakan di IGD, terutama data fisiologis.
c. Discharge Notes ( Catatan Pemulangan dan ringkasan rujukan )
Dipersiapkan ketika pasien akan dipulangkan atau dipindahkan pada tempat
perawatan lain guna perawatan lanjutan. Discharge Notes ditujukan untuk tenaga
kesehatan yang akan meneruskan homecare dan juga informasi pada klien.
1) Informasi untuk tenaga kesehatan mencakup :
a) Menguraikan tindakan keperawatan.
b) Menguraikan informasi yang disampaikan pada klien.
c) Menguraikan kemampuan klien dalam melakukan ketrampilan tertentu seperti
menggunakan obat dan lain – lain.
d) Menjelaskan keterlibatan anggota keluarga dalam asuhan.
e) Menguraikan sumber yang diperlukan di rumah.
2) Informasi untuk klien hendaknya :
a) Menggunakan bahasa yang singkat jelas dan mudah dipahami oleh klien.
b) Menjelaskan langkah –langkah prosedur tertentu misalnya cara menggunakan
obat di rumah, perlu diberi petunjuk tertulis.
c) Mengidentifikasi tindakan pencegahan yang perlu diikuti ketika melakukan
asuhan mandiri.
d) Memberikan daftar nama dan nomor telepon tenaga kesehatan yang dapat
dihubungi klien.
K. Jenis-Jenis Pendokumentasian
Ada dua jenis pedokumentasian :
1. Dokumentasi Pasien secara Tradisional
Dokumentasi pasien secara tradisional merupakan catatan yang berorientasi pada
sumber dimana setiap sumber mempunyai catatan sendiri. Sumber bisa didapat dari
perawat, dokter, atau tim kesehatan lainnya. Catatan perawat terpisah dari catatan
dokter dan catatan perkembangan. Biasanya catatan ditulis dalam bentuk naratif.
Sistem dokumentasi yang berorientasi pada sumber yang ditulis secara terpisah-pisah
sulit menghubungkan keadaan yang benar sesuai perkembangan pasien. Catatan
tradisional umumnya mempunyai enam bagian, yaitu : catatan khusus, lembar catatan
dokter, lembar riwayat medik, lembar identitas, catatan keperawatan, dan laporan
khusus lainnya.
2. Dokumentasi Berorientasi pada Masalah
Pendokumentasian yang berorientasi pada masalah berfokus pada masalah yang
sedang dialami pasen. Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh dr. Lawrence Weed
dari USA, dimana dikembangkan satu sistem pencatatan dan pelaporan dengan
penekanan pada pasien tentang segala permasalahannya. Secara menyeluruh sistem
ini dikenal dengan nama “Problem Oriented Method”.
L. Format Dokumentasi
Ada beberapa bentuk format dokumentasi yang dapat digunakan perawat untuk
mengidentifikasi dan mengatasi masalah pasen antara lain, :
1. SOAP
Format SOAP umumnya digunakan untuk pengkajian awal pasen.
S : Subjective : Pernyataan atau keluhan dari pasen
O : Objective : Data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga.
A : Analisys : Kesimpulan dari objektif dan subjektif
P : Planning : Rencana tindakan yang akan dilakuakan berdasarkan analisis
Contoh S O A P :
2. S O A P I E R
Format SOAPIER lebih tepat digunakan apabila rencana pasien ada yang akan dirubah
dan proses evaluasi mulai dilakukan.
S : Subjective : Pernyataan atau keluhan pasien
O : Objective : Data yang diobservasi
A : Analisis : Kesimpulan berdasarkan data objektif dan subjektif
P : Planning : Apa yang dilakukan terhadap masalah
I : Implementation : Bagaimana dilakukan
E : Evaluation : Respons pasen terhadap tindakan keperawatan
R : Revised : Apakah rencana keperawatan akan dirubah
CONTOH S O A P I E R
3. D A R.
Format dokumentasi D. A. R membantu perawat untuk mengatur pemikirannya dan
memberikan struktur yang dapat meningkatkan pemecahan masalah yang kreatif.
Komunikasi yang terstruktur akan mempermudah konsistensi penyelesaian masalah di
antara tim kesehatan.
D : Data. : Data objektif dan subjektif yang mendukung masalah
A : Action. : Tindakan yang segera harus dilakukan untuk mengatasi masalah
R : Respons. : Respons pasen terhadap tindakan perawat sekaligus melihat tindakan
yang telah dilakukan berhasil/tidak
CONTOH D . A . R
Nyeri/Pain
3/2/99 D : Pasien menangis ketika mau
b.a.k. karena merasa panas dan nyeri
A : Diberikan Pyiridium 200 mg
sesuai instruksi dokter
R : Pasen masih kesakitan
Potensial
Infeksi D : Penting, pasien, malam hari, b.a.k
(6 kali, warna kuning butek
21.00
A : Urin kultur, awasi tanda
vital, banyak minum, bed rest
Peningkatan D : Suhu 39,5 0C
Suhu
A : Oral antipiretik sesuai instruksi
R : Tidak ada rasa sakit, b a k (1 kali),
23.00 suhu 39,3 0C
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. J. 2006. Rencana Asuhan dan Pendokumentasian Keperawatan (Edisi 2), Alih
Bahasa Monica Ester. Jakarta : EGC
Gibson,J. L, Ivancevich, J. M 1995. Organisasi, prilaku, struktur, proses. Alih bahasa Ardianti,
N. 1996. Jakarta : Binarupa Aksara.
Nursalam, 2007. Proses Dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik. Jakarta : Salemba
Medika
Setiadi. 2012. Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan : Teori dan Praktik.
Yogyakarta : Graha Ilmu