65 TAHUN KE ATAS
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia yang telah diberikan kepada kami sehingga bisa menyelesaikan Tugas Keperawatan
Dalam penyusunan Tugas ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami
menyadari bahwa dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan
bimbingan dari beberapa orang, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini dan bila untuk makalah
selanjutnya.Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai, Aamin
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................… i
DAFTAR ISI...........................................................................................… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................… 1
B. Rumusan Masalah........................................................................… 1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................… 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian lansia..............................................................................3
B. Batasan -batasan usia lansia.............................................................3
C. Tipologi manusia lansia...................................................................4
D. Perubahan yang terjadi pada lansia..................................................5
E. Masalah kesehatan lansia.................................................................9
F. Lansia yang sukses dan bahagia.......................................................10
G. Penyakit psikiatris............................................................................10
A. Pengkajian........................................................................................12
B. Diagnosa ..........................................................................................12
C. intervensi..........................................................................................13
D.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................18
B. Saran ....................................................................................................18
ii
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang “Asuhan Keperawatan
Perkembangan Psikososial Lansia”, dengan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian lansia?
2. Berapa batasan-batasan usia lansia?
3. Apa saja tipologi manusia lansia?
4. Apa saja perubahan yang di alami lansia?
5. Apa saja masalah kesehatan lansia?
6. Apa itu lansia yang sukses dan bahagia?
7. Apa saja penyakit psikiatris yang dapat di alami oleh lansia?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lansia
Lanjut usia memiliki patokan umur yang berbeda-beda, umumnya berkisar antara 60
– 65tahun. Menurut WHO terdapat empat tahap batasan umur yaitu masuk usia pertengahan
(middle age) antara 45 - 59 tahun, usia lanjut (elderly) antara 60 - 74 tahun, dan usia lanjut
usia (old) antara 75 - 90 tahun, serta usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun (Nugroho,
2008).
Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2009) batasan-batasan umur yang
mencakup batasan umur lansia adalah sebagai berikut:
1. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 ayat 2 yang
berbunyi“Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun
ke atas”.
2. (WHO) usia lanjut dibagi menjadi empat kriteria berikut: usia pertengahan (middle
age) ialah 45 - 59 tahun, lanjut usia (elderly) ialah 60 - 74 tahun, lanjut usia tua (old)
ialah 75 - 90 tahun, usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun.
3
3. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI),terdapat empat fase yaitu : pertama (fase
inventus) ialah 25 - 40 tahun, kedua (fase virilities) ialah 40 - 55 tahun, ketiga (fase
presenium) ialah 55 - 65 tahun, keempat (fase senium) ialah 65 hingga tutup usia.
4. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoromasa lanjut usia (geriatric age): > 65
tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri dibagi menjadi tiga
batasan umur, yaitu young old (70 - 75 tahun), old (75 - 80 tahun), dan very old ( >
80 tahun) (Efendi, 2009).
Jumlah sel pada lansia lebih sedikit, ukuranya lebih besar, jumlah cairan tubuh
dan cairan intra seluler berkurang, proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah,
danhatimenurun.
1. Penglihatan
2. Pendengaran
Penurunan pendengaran merupakan kondisi yang secara dramatis dapat
memengaruhi kualitas hidup. Kehilangan pendengaran pada lansia disebut
presbikusis.
3. Perabaan
4. Pengecapan
5. Penciuman
1. Stratum korneum
2. Epidermis
Berikut inimerupakan
6 perubhana yang terjadi pada epidermis akibat
proses menua. Pertama, jumlah sel basal menjadi lebih sedikit, perlambatan
dalam proses perbaikan sel, dan penurunan jumlah kedalam rete ridge. Kedua,
terjadi penurunan jumlah melanosit. Implikasi dari hal ini adalah perlindungan
terhadap sinar ultraviolet berkurang dan terjadinya pigmentasi yang tidak merata
pad akulit. Ketiga, penurunan jumlah sel Langer hans sehingga menyebabakan
penurunan konpetensi imun.
3. Dermis
Berikut ini merupakan perubahan yang terjadi pada dermis akibat proses
menua. Pertama, volume dermal mengalami penurunan yang menyebabakan
penipisan dermal dan jumlah sel berkurang. Kedua, penghancuran serabut elastic
dan jaringan kolagen oleh enzim-enzim.
4. Subkutis
Berikut ini merupakan perubahan yang terjadi pada subkutis akibat proses
menua. Pertama , lapisan jaringan subkutan mengalami penipisan. Implikasi ini
adalah penampilan kulit yang kendur /menggantung di atas tulang rangka. Kedua,
distribusi kembali dan penurunan lemak tubuh. Implikasi dari hal adalah
gangguan fungsi perlindungan dari kulit.
2. System muscular
3. Sendi
Berikut ini merupakan perubahan yang terjadi pada sendi akibat proses
menua. Pertama, pecahnya komponen kapsul sendi kolagen. Implikasi dari hal ini
adalah nyeri, inflamasi, penurunan mobilitasi sendi, kekakuan ligament dan sendi.
Implikasi dari hal ini adalah peningkatan risiko cedera.
4. Estrogen
Perubahan yang terjadi pada system akibat proses menua, yaitu penurunan
hormone esterogen. Implikasi dari hal ini adalah kehilangan unsur-unsur tulang
yang berdampak pada pengeroposan tulang.
Berat otak menurun 10-20%. Beratotak ≤ 350 gram pada saat kelahiran,
kemudian menigkat menjadi 1,375 gram pada usia 20 tahun, berat otak mulai
menurun pada usia 45-50 tahun penurunan ini kurang lebih 11% dari berat maksimal.
Berikut ini merupakan perubahan yang terjadi pada system neurologis akibat
proses menua. Pertama, konduksi saraf perifer yang lebih lambat. Kedua, peningkatan
lipofusin sepanjang neuron-neuron . Implikasi dari hal ini adalah vasokonstriksi dan
vasodilatasi yang tidak8 sempurna.
1. Permasalahan umum 9
a. Makin besar jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.
b. Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia
lanjut kurang diperhatikan, dihargai, dan dihormati.
c. Lahirnya kelompok masyarakat industri.
d. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga professional pelayanan lanjut usia.
e. Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia.
2. Permasalahan khusus
a. Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik,
mental, maupun sosial.
b. Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.
c. Rendahnya produktivitas kerja lansia.
d. Banyaknya lansia yang miskin, terlantar, dan cacat.
e. Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat
individualistik.
f. Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat menggangu
kesehatan fisik lansia.
F. Lansia yang Sukses dan Bahagia
Bahagia merupakan idaman bagi semua orang, tidak terkecuali bagi lanjut usia.
Menurut Dadang Hawari (2007), ada empat dimensi hidup sehat bagi lansia. Pertama,
dimensi fisik (biologik). Kedua, dimensi kejiwaan (psikologik). Ketiga, dimensi sosial.
Keempat, dimensi spiritual (agama).
G. Penyakit Psikiatris
Gangguan yang paling banyak diderita adalah gangguan depresi, demensia, fobia,
dan gangguan terkait penggunaan alkohol. Lansia dengan usia di atas 75 tahun juga beresiko
tinggi melakukan bunuh diri. Banyak gangguan mental pada lansia dapat dicegah,
diperbaiki, bahkan dipulihkan.
1. Gangguan demensia
Faktor resiko demensia yang sudah diketahui adalah usia, riwayat
keluarga, dan jenis kelamin wanita. Perubahan khas pada demensia terjadi pada
10
kognisi, memori, bahasa, dan kemampuan visuospasial, tapi gangguan perilaku
juga sering ditemui, termasuk agitasi, restlessness, wandering, kemarahan,
kekerasan, suka berteriak, impulsif, gangguan tidur, dan waham.
2. Gangguan depresi
Gejala yang sering muncul pada gangguan depresif adalah menurunnya
konsentrasi dan fisik, gangguan tidur (khususnya bangun pagi terlalu cepat dan
sering terbangun [multiple awakenings]), nafsu makan menurun, penurunan berat
badan, dan masalah-masalah pada tubuh.
3. Gangguan kecemasan
Termasuk gangguan panik, ketakutan (fobia), gangguan obsesif-
kompulsif, gangguan kecemasan yang menyeluruh, gangguan stres akut, dan
gangguan stres pasca trauma.
Tanda dan gejala ketakutan (fobia) pada lansia tidak seberat daripada yang
lebih muda, tetapi efeknya sama. Gangguan kecemasan mulai muncul pada masa
remaja awal atau pertengahan, tetapi beberapa dapat muncul pertama kali setelah
usia 60 tahun.
Pengobatan harus disesuaikan dengan penderita dan harus diperhitungkan
pengaruh biopsikososial yang menghasilkan gangguan. Farmakoterapi dan
psikoterapi dibutuhkan.
11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Apakah mengenal masalah-masalah utamanya
Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak
Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan
Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
Apakah lanjut usia yang sering mengalami kegagalan
Apakah harapan pada saat ini dan akan datang
Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif daya ingat,proses piker alam
perasaan,orientasi dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah
B. Diagnosa
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan memasukan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena factor biologi
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia dalam waktu lama, terbangun lebih
awal atau terlambat bangun dan penurunan kemampuan fungsi yang ditandai dengan
penuaan, perubahan pola tidur,dan cemas
3. Koping tidak efektif berhubungan dengan percaya diri tidak ade kuat dalam kemampuan
koping, dukungan social tidak adekuat yang dibentuk dari karakteristik atau hubungan
4. Gangguan proses berpikir berhubungan dengan kemunduran atau kerusakan memori
sekunder
5. Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status peran, status kesehatan, pola
interaksi, fungsi peran, lingkungan, status ekonomi.
12
C. Intervensi
Diagnosakeperawatan Tujuan Intervensi
1 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan intervensi NIC: Manajemen
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24 jam ketidakteraturan makan (eating
kebutuhan tubuh nutrisi klien terpenuhi dengan disorder management)
berhubungan dengan criteria hasil:
1. Kolaborasi dengan
ketidakmampuan
NOC :Status nutrisi anggota tim kesehatan
memasukan,
untuk memuat
mencerna, Kriteria T
perencanaan perawatan
mengabsorbsi Asupan nutrisi tidak 5
jika sesuai
makanan karena bermasalah
2. Diskusikan dengan tim
factor biologi Asupan makanan dan 5
dan klien untuk membuat
cairan tidak
target berat badan, jika
bermasalah
berat badan klien tidak
Energi tidak 5
sesuai dengan usia dan
bermasalah
bentuk tubuh
Berat badan ideal 5 3. Diskusikan dengan ahli
gizi untuk menentukan
asupan kalori setiap hari
supaya mencapai dan /
mempertahankan berat
badan sesuai target
4. Ajarkan dan kuatkan
konsep nutrisi yang baik
pada klien
5. Kembangka nhubungan
suportif dengan klien
16 8. Mengenangkan tentang
pengalaman di masa lalu
dengan pasien
5 Cemas berhubungan Setelah dilakukan intervensi NIC : Anxiety reduction
dengan perubahan keperawatan selama 2 x 24 jam
dalam status peran, klien diharapkan mampu:
1. Gunakan pendekatan
status kesehatan, pola
NOC : Kontrol kecemasan yang menenangkan
interaksi, fungsi
(anxiety control:koping 2. Nyatakan dengan jelas
peran, lingkungan,
harapan terhadap pelaku
status ekonomi, yang Kriterian T
klien
ditandai dengan: Memonitor itensitas 5
3. Jelaskan semua prosedur
cemas
1. Ekspresi yang dan apa yang dirasakan
Melaporkan tidur 5
mendalam selama prosedur
yang adekuat
dalam 4. Temani klien untuk
Mengontrol respon 5
perubahan memberikan keamanan
cemas
hidup dan mengurangi takut
2. Mudah Merencanakan 5 5. Berikan informasi factual
tesinggung strategi koping dalam mengenai diagnose,
3. Gangguan situasi stress tindakan prognosis
tidur Vital sign dalam 5 6. Libatkan keluarga untuk
batas normal mendampingi klien
Postur tubuh, 5 7. Intruksikan pada klien
ekspresi wajah untuk menggunakan
teknik relaksasi
8. Dengarkan dengan penuh
perhatian
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses menua (aging) adalah proses alami yang di sertai adanya penurunan kondisi
fisik ,psikologi maupun sosial yang
17 saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung
berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus
pada lansia.
B. Saran
Pada kesempatan ini penulis memberikan saran kepada para pembaca, agar lebih
memahami mengenai Asuhan Keperawatan Perkembangan Psikososial Lansia. Maka dari
itu, diharapkan setelah membaca makalah ini, para pembaca dapat mengetahui apa saja
materi yang terkait dengan Asuhan Keperawatan Perkembangan Psikososial Lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Bandiyah, Siti.2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Jogyakarta: Penerbit Mulia Medika
Hawari, Dadang.2007. Sejahtera di Usia Lanjut. Dimensi Psikoreligi pada Lanjut Usia (Lansia).
Depkes RI.
Giovella, E.C. and Beril C.W.1993.Nursing Care of Aging Client: Promoting Health
19