Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar belakang yang mendasari kami menyusun proposa tas payung


dengan ukiran pa”tangke lumu’ khas toraja” ini adalah setelah kami melihat
keadaan selama Pelaksanaan Pengenalan Lingkungan masyarakat kami
menemukan persoalan saat cuaca yang tidak bersahabat itu memberikan dampak
yang tidak baik dan benar tidak mendukung aktifitas masyarakat maupun
mahasiswa dalam dalam mengikuti kegiatan sehari/kampus, sehingga kami
mengambil inisiatif untuk membuat proposal ini untuk mengatasi masalah yang
dialami oleh masyarakat maupun mahasiswa. dan liungkungan alam merupakan
dua hal yang saling terkait dan keduanya juga memberi dampak yang timbal-balik
dalam kehidupan. Perumpamaannya seperti keadaan saat ini, musim hujan yang
memberi dampak kemalasan maupun bencana yang terjadi akibat hujan sangat
menghambat kegiatan kegiatan masyarakat \ kampus. Namun sebaliknya, yang
lalu telah menarik perhatian kami untuk fokus bagaimana meminimalisir dampak
dari persoalan seperti ini dan bagi kegiatan masyarakat kampus pun tidak akan
terhambat karenanya.

Dengan adanya tas payung dengan ukiran pa”tangke lumu’ khas toraja
ini, akan lebih memudahkan masyarakat maupun mahasiswa untuk
beraktifitas/berangkat ke dengan kegiatan sehari/kampus walaupun dalam keadaan
hujan maupun terik matahari saat pulang sekolah, karena tas payung ini bisa
digunakan kemana saja tanpa harus membawa dua benda sekaligus. Seringkali
peserta maupun seluruh masyarakat lupa membawa payung di musim hujan ini,
alhasil harus menunggu hujan redah atau membeli payung. Kebiasaan seperti itu
akan menjadi persoalan yang berat jika tidak dapat diatasi, bayangkan saja kita
harus selalu membeli payung setiap kali keluar, atau harus membawa payung
setiap hari. Nah, dengan inovasi tas payung ini kita dapat membawa satu benda
saja yang juga berfungsi layaknya tas pada umumnya yang bisa kita gunakan
untuk menampung barang-barang atau pelengkapan sekolah lainnya. Selain itu,
keadaan alam yang sangat ekstrim juga mempengaruhi pekerjaan masyarakat dan
juga untuk memperkenalkan ukiran toraja yaitu pa”tangke lumu’yang mungkin
orang tidak tau. Oleh karena itu kami berinisiatif untuk menghadirkan produk tas
payung dengan ukiran pa”tangke lumu’ khas toraja ini.untuk memperkenalkan
budaya dan ke praktisan

Produk ini memiliki dua fungsi yang berbeda atau yang kami sebut two in
one yaitu, sebagai tas dan sekaligus digunakan sebagai payung. Pembuatan tas

1
payung unik ini didasari oleh pengamatan yang dilakukan di sekitar lingkungan
pendidikan khususnya pada para peserta didik di Sekolah Dasar. Tas payung ini
tidak hanya memiliki 1 wadah saja, tetapi ada 2 wadah yang memiliki fungsi yang
hampir sama yaitu tempat penyimpanan buku dan alat tulis. Wadah pertama berisi
perangkat payung dan wadah keduanya. Wadah kedua berfungsi sebagai
penyimpanan buku dan alat tulis ketika wadah pertama digunakan sebagai
payung, wadah kedua ini bisa dij injing menyerupai totebag.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dewasa ini, persoalan masyarakat menjadi fokus utama akibat banyaknya


persoalan yang muncul ke permukaan masyarakat terkait dengan minat
mempelajari ukiran dengan menggunakan payung yang kian melemah.
Berdasarkan teori motivasi menjadi factor paling dominan yang mempengaruhi
proses dan hasil pembelajaran. Motivasi meningkatkan minat belajar, perbedaan
motivasi menjadi daya penggerak dalam mempelajari budaya, tapi yang harus
diperhatikan adalah darimana motivasi itu datang (sumber). Motivasi belajar
peserta didik juga dapat dituymbuhkan dari alat-alat kelengkapan sekolah yang
inovatif dan unik yang digunakan. Saqma halnya dengan ide produk tas payung
yang kreatif dan inovatif ini, yang akan menanggulangi masalah seperti hujan
yang sering dianggap menjadi hambatan dalam melaksanakan aktivitas sehari-
hari. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, hujan sendiri merupakan titik-titik air
yang berjatuhan dari udara karena poses pendinginan. Titik-titik air yang
berjatuhan ke bumi inilah yang seing dianggap sering mengganggu
kebealangsungan aktivitas sehari-hari termasuk aktivitas kalangan pelajar di
lingkungan pendidikannya.

Produk ini bisa menjadi solusi yang baik untuk penanggulangan soal
tersebut. Berikut ini akan kami uraikan definisi dari beberapa bahan yang
diperlukan dalam pembuatan produk ini.

a. Produk

Produk memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa


adanya produk, perusahaan tidak akan dapat melakukan apapun dari
usahanya. Pembeli akan membeli produk kalau merasa cocok, karena itu
produk harus disesuaikan dengan keinginan ataupun kebutuhan pembeli
agar pemasaran produk berhasil. Dengan kata lain, pembuatan produk lebih
baik diorientasikan pada keinginan pasar atau selera konsumen. Menurut
Kotler dan Amstrong (2001: 346) dalam N.P Saputra (2014) adalah ”Segala
sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian,
dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan”. Saat ini semua produsen memahami begitu pentingnya
peranan arti kualitas produk yang unggul untuk memenuhi harapan
pelanggan pada semua aspek produk yang dijual kepasar.

3
Para petinggi perusahaan pun semakin menyadari dan
mempercayai adanya keterhubungan langsung antara kualitas produk
terhadap keputusan pembelian konsumen yang pada akhirnya akan
meningkatkan pangsa pasar di pasar sasaran (http://digilib.unpas.ac.id).

Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob


Sabran (2009:4) definisi produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan Kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau
kebutuhan. Produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa,
pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi,informasi, dan ide.

Produk ini menggunakan bahan-bahan sebagai berikut:

1. Kain parasut
Dalam bahasa pabrik kain parasut sering dikenal dengan istilah
Tafetta yang meupakan salah satu jenis bahan kain yang tipis dan ringan.
Kain ini sangat cocok jika dipakai untuk membuat cover (lapisan
pelindung), furing, jaket maupun poduk lainnya. Bahan baku yang
digunakan pada pembuatan kain parasut adalah sejenis polyester. Kain
inilah yang akan menjadi bahan bagian luar/cover tas payung yang akan
kami rancang ini, karena selain tip[is dan ringan, dilihat dari bahan baku
pembuatannya hampir dapat dipastikan jika bahannya juga tidak akan
menyerap cairan menurut Nurhabilisyah (2013:181).
Selain itu, menurut Nurhabilisyah (2013:181) juga bahwa bahan
parasut ini sangat mudah dibersihkan, cepat kering dan tidak menimbulkan
bau. Dinamakan bahan kain parasut, karena pada awalnya jenis kain ini
digunakan untuk parasut yang dipakai oleh penerjun payung diudara.
Namun jenis parasut untuk pembuatan produk ini tentu saja kualitas kain
dan tingkat ketebalan bahannya berbeda debgab parasut yang dipakai
untuk terjun payung.

2. Resleting

Pada umumnya resleting tediri dari dua potong kain, yang masing-
masing ditempatkan pada salah satu sisinya untuk kemudian
disambungkan dengan puluhan atau ratusan gigi dari mental atau plastic.
Resletingdisukai oraang karena menolong mempercepat orang atau
mengancing atau membuka pakaian, tas, sepatu, dan lain-lain.
Dibandingkan apabila orang harus menggunakan tali atau kancing.
Kepraktisan atau kemudahannya menjadikan resleting ini menjadi salah
satu bahan yang tak dapat dipisahkan dari berbagai produk seperti tas

4
payung yang hendak kami produksi ini dan tidak menghambat pengguna
untuk membuka payung (KBBI IV 2009, hlm,1178).

3. Busa lapis
Busa lapis termasuk kedalam jenis busa pelapis kain yang memiliki
tekstur rapat disalah satu sisinya sementara di sisi lain ada semacam
tambahan lapisan atau kain. Busa lapis ini ntersedia dalam berbagi ukuran
ketebalan dan dapat dipilih sesuai kebutuhan. Sayangnya untuk pemakaian
dalam jangka waktu lama busa ini bisa menjadi kempes. Busa lapis
diperlukan untuk melapisi bagian dalam tas agar tajamnya sudut buku
tidak akan merobek tas hingga berlubang (Fuad:27).

4. Busa Hati
Busa hati yang biasa digunakan sebagai pelapis tas umumnya
memiliki tekstur yang bsangat kenyal dua padat. Beberapa dijual dalam
bentuk potongan dengan ukuran tetentu, namun ada juga yang dijual
dalam bentuk gulungan atau meteran. Busa ati ini umumnya dapat
dijumpai pada bagian batas tas, alas tas, flap (tutup), handle tas. Untuk
kenyamanan konsumen tentu dibutuhkan bahan yang tidak akan memberi
rasa sakit pada saat menggunakan tas ini dengan beban yang berat. Busa
ini akan melindungi gesekan antara tubuh dengan tas agar tidak tejadi luka
yang kemungkinannya adalah bisa saja tejadi. Selain itu, busa ini akan
menjadi bahan pelapis yang juga akan membuat tas payung ini tahan lama
untuk digunakan karena teksturnya (Fuad :27).

5. Gagang payung
Gagang payung yang dimaksudkan adalah gagang payung
berbahan kayu atau plastik yang sifatnya tidak menghantarkan arus listrik.
Selain itu gagang kayu atau plastik juga bersifat lebih ringan dan kuat
sehingga tepat digunakan untuk pembuatan tas payung ini agar beban
massa dari tas tidak terlalu berlebihan. Selain itu, juga akan lebih mudah
untuk digenggam (Ihsan:2018).

b. Kemasan
Produk ini akan dikemas dengan menggukan plastik clip bening yang
juga akan di lengkapi dengan stiker produk tas payung dengan ukiran
pa”tangke lumu’ khas toraja

5
c. Strategi

Produk akan melalui beberapa tahap pemasaran, diantaranya yaitu:

1. Pengenalan atau promosi, dalam hal ini kami akan bena-benar melakukan
pomosi gencar melalui berbagai media sosial maupun brosu yang akan
kami sebarkan dibeberapa toko kelengkapan sekolah dan sekolah di
lingkungan sekitar bahkan keluarga terdekat yang kami rasa
membutuhkannya, serta dikalangan mahasiswa.
2. Harga yang ditetapkan akan disesuaikan dengan kualitas produk yang akan
kami buat tentunya, yang targetnya akan kami jual dibawah kisaran Rp.
200.000 . sehingga untuk nilai dan nilai pasarnya itu sangat terjangkau
untuk produk yang sangat inovatif dan bermanfaat ini. Kami anggap akan
mampu menyaingi beberapa produk tas lainnya.
3. Produk yang akan kami pasarkan ini tentu akan kami produksi dengan
kualitas yang tentu bermutu, aman dan tahan lama.
4. Untuk daerah pemasarannya, kota-kota atau daerah-daerah di Indonesia
sangat tepat menjadi sasarannya. Dimana Indonesia merupakan salah satu
negara tropis yang hanya mengalami 2 musim yaitu musim kemarau dan
musim penghujan. Kedua musim tersebut terkadang berlangsung lebih
lama dari perkiraan dan bahkan tekadang bisa sangat singkat. Oleh karena
itu, produk yang akan kami hasilkan ini diharapkan dapat menjadi solusi
yang sangat baik untuk para peserta didik tidak hanya di kalangan Sekolah
Dasar, untuk sekolah lanjutan, perguruan tinggi dan bahkan untuk para
pekerja dalam melaksanakan tanggungjawab sehari-harinya tanpa perlu
mengkhawatirkan perubahan cuaca yang sangat ekstrim.

6
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan pembuatan tugas akhir ini dilakukan penelitian dan


analisis pada bulan november 2019 di UKI Toraja yang berlokasi di
Rantepao.

B. Tahapan Pelaksanaans
1. Pengumpulan data secara langsung

Observasi, melakukan pengamatan secara langsung selama proses


pembuatan produk berlangsung

2. Pengumpulan data secara tidak langsung


Mencari dan mempelajari pustaka atau jurnal yang mengenai
permasalahan dalam pembuatan produk.

C. Metode Analisis
Untuk mengetahui mutu serta kualitas produk akhir maka dilakukan
analisa terhadap produk tas payung dengan ukiran pa”tangke lumu’ khas
toraja
D. Tahapan metode penetapan cara memproduksi papan yang baik:
1. Berkoordinasi dengan pihak mitra yaitu masyarakat kecamatan
Rantepao. Kegiatan ini perlu mendapat persetujuan dan dukungan dari
pihak mitra agar proses produksi berjalan dengan lancer.
2. Merancang jadwal dan tempat pembuatan bersama mitra.
3. Penjaringan mitra, penjaringan ini berguna untuk mengetahui minat
dibidang keterampilan seperti pembuatan produk Umbrella bag for
student ini, sebab bila ada mitra yang tidak berminat, kemudian
dipaksakan untuk bekerjasama, maka kelancaran pelaksanaan akan
terganggu dan hasilnya tentu tidak akan maksimal
4. Menentukan teknik pelaksanaannya. Pemilihan ahli-ahli dibidangnya,
seperti penjahit dan tukang las untuk membantu dalam menciptakan
produk terbaik.
5. Menentukan alat dan bahan yang dibutuhkannya untuk produksi
pembuatan Umbrella bag for student. Alat dan bahan yang diperlukan
yaitu kain parasut, risleting, busa lapis, busa ati dan gagng paying.

7
6. Pelaksanaan pelatihan pembuatan umbrella bag for student diawali
dengan penjelasan tentang orientasi umbrella bag for student, diskusi,
dan pihak praktek membuat pototip produknya.
7. Pemberian informasi tentang produk serta pemasarannya.
8. Evaluasi terhadap karya-karya Umbrella for student yang telah dibuat
untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya.

8
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

1. Anggaran Biaya

NO Jenis Perlengkapan (habis pakai) Biaya (Rp)


1. Kain Parasut 14.000/meter
2. Rangka Payung 35.000/buah
3. Resleting 7.000/buah
4. Busa Lapis 25.000/mete
5. Gagang Payung 30.000/buah
Tota Rp. 111.000,00
l

NO Jenis perlengkapan (tidak habis pakai) Biaya (Rp)


1. Mesin jahit (mitra kerjasama) 10.000
2. Jarum 1000
3. Benang 5000
4. Gunting 8000
5. Karet elastis 3 cm 5.000
Total Rp. 29.000,00

2 Jadwal Kegiatan

Setelah kami melakukan observasi selama 2 minggu, kami melihat situasi


yang ada di sekitar. Dimana jumlah masyarakkat yang beraktifitas di luar
terhambat karena hujan oleh karena itu kami membuat tas payung dengan ukiran
pa”tangke lumuk khas toraja student untuk menjadi solusi bagi para masyarakat
desa untuk membawa payung dengan fungsi yang praktis untuk di bawa tampa
harus ribet mencarikan tempat untuk menyimpannya

9
DAFTAR PUSTAKA

Fuad, Ahmad. 2017. Jurnal Perancangan Kostum Karakter Malthael Camui


dengan Penggunaan Busa Hati Untuk Meningkatkan Nilai Tambah
Material. Jakarta Barat

Ihsan, Nurul. 2018. Kenapa Payung Sengaja Dibuat Dari Bahan Kayu atau
Plastik.PT Luxima Metro Media

Nurhabilisyah. 2013. Jurnal Kabana, Kantung Belanja Ramah Lingkungan


Sebagai Bagian dari Green Marketing. Jakarta Selatan

Sabran, Bob. 2009. Jurnal Management Pemasaran. Jakarta

KBBI IV Tahun 2009 Halaman 1178

Website:
(http://digilib.unpas.ac.id)

10
LAMPIRAN

11
12
13

Anda mungkin juga menyukai