Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH

DI INDONESIA

Hasan

Fakultas Ekonomi Universitas Wahid Hasyim Semarang


E-mail: hasan_uwh@yahoo.com

Diterima 19 April 2011/Disetujui 13 Juni 2011

Abtract: The current development of Islamic banking industry in Indonesia is rapidly growing. This article
analyzes the Islamic banking industry in Indonesia using Porter’s five-forces competitive industry approach.
Each of the power industry are discussed. The conclusion indentifies Islamic banking industry conditions that
need to be considered.

Keyword: islamic banking industry, Porter’s five-forces competitive industry approach, power industry

Industri perbankan syariah telah mengalami perkem- ambahan jumlah kantor yang tumbuh lebih dari 100
bangan yang pesat. Dengan diterbitkannya Undang- % selama 2005-2010 pada jumlah kantor bank umum
Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Sya- syariah (BUS) dan bank pembiayaan rakyat syariah
riah pada tanggal 16 Juli 2008, pengembangan in- (BPRS). Pertumbuhan jumlah bank pun mengalami
dustri perbankan syariah nasional semakin memiliki perkembangan yang pesat. Pada BUS pertumbu-
landasan hukum yang memadai dan akan mendorong han jumlahnya dari 3 menjadi 6 BUS , atau menca-
pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Perkemban- pai 100% dalam 5 tahun terakhir (2005-2010), Unit
gan bank syariah cukup impresif, dengan rata-rata Usaha Syariah (UUS) pertumbuhannya mencapai
pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam 32% (19 menjadi 25), dan BPRS mencapai 52% (92
lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri menjadi 140). Pertumbuhan yang tinggi ini membuk-
perbankan syariah dalam mendukung perekonomian tikan bahwa daya tarik perbankan syariah di Indone-
nasional akan semakin signifikan. sia sangat tinggi. Pertumbuhan ini diperkirakan akan
Pertumbuhan jaringan kantor perbankan sya- terus berlanjut karena aset perbankan syariah belum
riah juga mengalami perkembangan yang pesat (lihat mencapai 5% sebagaimana target yang ditetapkan
tabel 1). Pertumbuhan pesat ini terutama pada pert- Bank Indonesia (BI) pada akhir 2008 lalu.

Tabel 1. Jaringan Kantor Perbankan Syariah


Mar- Jun- Sep- Dec- Mar- Jun- Sep- Nov- Dec- Jan-
2005 2006 2007
08 08 08 08 09 09 09 09 09 10
Bank Umum Syariah
• Jumlah Bank 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 6 6 6
• Jumlah Kantor 304 349 401 402 405 497 581 635 643 660 701 711 815
Unit Usaha Syariah
• Jumlah Bank Umum Konvensional 19 20 26 28 28 28 27 26 25 24 25 25 25
yang memiliki UUS
• Jumlah Kantor 154 183 196 207 214 216 241 253 256 264 286 287 268
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
• Jumlah Bank 92 105 114 117 124 128 131 133 133 137 138 138 140
• Jumlah Kantor 92 105 185 188 195 199 202 208 208 220 224 225 263
Total Kantor 550 637 782 797 814 912 1.024 1.096 1.107 1.144 1.211 1.223 1.346
Sumber : Bank Indonesia, 2010


 JURNAL DINAMIKA EKONOMI PEMBANGUNAN, JULI 2011, VOLUME 1, NOMOR 1

Bank Indonesia telah menyusun kebijakan besar. Hal ini didorong oleh potensi pasar yang sangat
pengembangan perbankan syariah di Indonesia, besar sehingga membuat peningkatan drastis pemain
dengan menerbitkan “Cetak Biru Pengembangan dalam bank syariah. Apalagi penduduk Indonesia
Perbankan Syariah di Indonesia” pada tahun 2002. sebagian besar adalah muslim. Komitmen ini telah
Berbagai aspek telah dipertimbangkan secara kom- dibuktikan dengan disusunnya Undang-Undang Per-
prehensif dalam penyusunannya, antara lain kondisi bankan Syariah.
aktual industri perbankan syariah nasional beserta Didorong oleh perkembangan industri perbank-
perangkat-perangkat terkait, trend perkembangan in- an syariah yang sangat pesat di Indonesia, artikel ini
dustri perbankan syariah di dunia internasional dan disusun untuk menunjukkan persaingan dalam indus-
perkembangan sistem keuangan syariah nasional, tri perbankan syariah dan situasi persaingan dalam in-
kerangka sistem keuangan yang bersifat lebih makro dustri keuangan, sehingga dapat memberi input infor-
seperti Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dan Ar- masi untuk penyusunan strategi bersaing perusahaan
sitektur Sistem Keuangan Indonesia (ASKI) maupun yang bermain dalam industri perbankan syariah.
international best practices yang dirumuskan lem-
baga-lembaga keuangan syariah internasional, seperti
PEMBAHASAN
IFSB (Islamic Financial Services Board), AAOIFI
(Accounting and Auditing Organisation for Islamic Analisis industri perbankan syariah ini akan di-
Financial Institution) dan IIFM (International Is- lakukan dengan menganalisis struktur dan perubahan
lamic Financial Market). Sasaran yang ingin dicapai dalam struktur industri, mekanisme, persaingan dan
dalam kurun waktu 10 tahun adalah pencapaian pang- pesaing, kesempatan dan ancaman, dan konteksnya:
sa pasar perbankan syariah yang signifikan melalui baik masa lalu, saat ini, maupun masa mendatang.
pendalaman peran perbankan syariah dalam aktivitas Analisa ini akan menggunakan pendekatan yang
keuangan nasional, regional dan internasional, dalam umum digunakan pada analisis industri, yaitu analisa
kondisi mulai terbentuknya integrasi dengan sektor industri oleh Michael E. Porter.
keuangan syariah lainnya. Dalam jangka pendek, per- Porter (1980) telah mengungkapkan lima
bankan syariah nasional lebih diarahkan pada pelay- kekuatan persaingan (Five Competitive Forces) yang
anan pasar domestik yang potensinya masih sangat menentukan kekuatan perusahaan dalam industri
besar. Dengan kata lain, perbankan Syariah nasional untuk mendapat keuntungan yang memadai. Lima
harus sanggup untuk menjadi pemain domestik akan kekuatan ini yang menentukan struktur industri dan
tetapi memiliki kualitas layanan dan kinerja yang ber- intensitas persaingan. Lima kekuatan tersebut adalah
taraf internasional. Pada akhirnya, sistem perbankan (1) ancaman produk pengganti, (2) ancaman pesaing
syariah yang ingin diwujudkan oleh Bank Indonesia yang ada, (3) ancaman pendatang baru, (4) daya tawar
adalah perbankan syariah yang modern, yang bersifat pemasok, serta (5) daya tawar konsumen (lihat gam-
universal, terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia bar 1). Pendekatan lima kekuatan ini pula yang akan
tanpa terkecuali. digunakan dalam analisis industri perbankan syariah.
Bank Indonesia telah merumuskan sebuah
Grand Strategi Pengembangan Pasar Perbankan Sya- Gambar 1. Elemen-Elemen Struktur Industri
riah, sebagai strategi komprehensif pengembangan oleh Porter (1980)
pasar yang meliputi aspek-aspek strategis, yaitu:
Penetapan visi 2010 sebagai industri perbankan sya-
riah terkemuka di ASEAN, pembentukan citra baru
perbankan syariah nasional yang bersifat inklusif
dan universal, pemetaan pasar secara lebih akurat,
pengembangan produk yang lebih beragam, pening-
katan layanan, serta strategi komunikasi baru yang
memposisikan perbankan syariah lebih dari sekedar
bank.
Komitmen pemerintah Indonesia untuk
mengembangkan perbankan syariah terlihat bagitu
Hasan, Analisis Industri Perbakan Syariah di Indonesia 

Ancaman Pendatang Baru akan sangat berisiko jika pemain-pemain besar


bank umum terus masuk, khususnya dimulai den-
Pendatang baru dalam industri biasanya mem-
gan pembukaan UUS. Dalam perbankan dikenal
bawa kapasitas baru. Hal ini terutama jika dilakukan
istilah too-big-too-fail. Istilah ini digunakan un-
oleh pemain yang sudah pengalaman dalam dunia
tuk bank-bank yang sangat besar dan berpotensi
keuangan. Bank konvensional (non-syariah) dapat
sistemik jika bank tersebut ditutup, sehingga akan
masuk ke dalam industri perbankan syariah baik den-
mendorong pemerintah menyelamatkan bank-
gan mendirikan bank umum baru, maupun dengan
bank seperti ini jika mengalami kesulitan. Bank
mendirikan unit usaha syariah (UUS). Hal ini memang
yang dianggap besar ini lebih menarik bagi na-
difasilitasi dan dijelaskan secara jelas dalam Undang-
sabah, karena mereka merasa aman dengan sim-
Undang No. 21 tahun 2008. Jelas sekali dari jumlah
panannya daripada di bank kecil. Dengan relatif
bank dan kantor cabang, peningkatan jumlah yang
kecilnya bank-bank syariah saat ini, persaingan
pesat lima tahun terakhir (lihat tabel 1). Hal ini di-
dengan bank-bank besar untuk mendapat nasabah
perkirakan akan terus berlanjut, mengingat aset bank
menjadi tantangan tersendiri.
syariah yang belum mencapai 5% dari aset perbankan
• Diferensiasi produk; identifikasi merek mencip-
nasiona, sedangkan potensi pasar bank syariah masih
takan penghalang masuk dengan memaksa pen-
sangat terbuka luas. Hal ini pasti akan mendorong pe-
datang untuk memberikan pengeluaran yang cu-
main lain untuk masuk ke dalam industri perbankan
kup besar untuk mengatasi loyalitas pelanggan
syariah. Pemain-pemain lain tersebut dapat bersum-
yang sudah ada. Hal ini dapat dilakukan dengan
ber dari : bank konvensional (dengan membuka UUS,
menjaga loyalitas nasabah bank syariah yang su-
atau mengakuisisi bank lain dan mengubahnya ke
dah ada, dan melakukan inovasi-inovasi produk
syariah), bank konvensional yang merubah opera-
keuangan. Inovasi ini haruslah tetap sesuai den-
sionalnya menjadi syariah (spin-off), atau lembaga
gan prinsip syariah, namun sekaligus mampu
keuangan mikro lain, seperti Baitul Maal wat Tamwil
menjawab permintaan dan perkembangan produk
(BMT) atau Koperasi Syariah yang membuka BPRS.
keuangan konvensional yang begitu pesat. Karena
Arsitektur Perbankan Indonesia (API) men-
itu, inovasi produk keuangan syariah yang lebih
syaratkan bahwa bank-bank yang tidak memenuhi
progresif mutlak dilakukan. Kelemahan perbank-
persyaratan modal minimum, didorong untuk merger
an syariah diantaranya adalah diferensiasi produk
dengan bank lain, membatasi operasionalnya, atau
yang tidak sefleksibel perbankan konvensional
mencari investor baru. Hal ini akan mendorong akui-
karena dibatasi dengan aturan-aturan syariah, dan
sisi bank-bank kecil untuk dirubah menjadi syariah
harus mendapat persetujuan Dewan Pengawas
sebagaimana telah terjadi pada Bank Syariah Mandiri
Syariah dan sesuai dengan rekomendasi Dewan
dan Bank Rakyat Indonesia Syariah yang induknya
Syariah Nasional. Disinilah peran Dewan Syariah
(Bank Mandiri dan BRI) mengakuisisi bank kecil
Nasional diperlukan untuk melakukan penelitian
dan kemudian mengajukan perubahan menjadi bank
dan pengembangan produk-produk keuangan
umum syariah. Fenomena ini terjadi pula pada BPRS
syariah ke depan sehingga dapat memenuhi kebu-
yang sebagian merupakan bank yang tidak memenuhi
tuhan keuangan masyarakat tanpa bertentangan
syarat lagi dan kemudian diambil alih oleh investor
dengan ketentuan syariah.
lain (kebanyakan lembaga keuangan mikro syariah)
• Kebutuhan modal; kebutuhan untuk mengin-
untuk dijadikan BPRS.
vestasikan sumber daya keuangan dalam jumlah
Sebagaimana disampaikan Porter (1980), un-
yang sangat besar akan menciptakan penghalang
tuk menghambat pemain baru masuk dapat digunakan
masuk yang signifikan. Kebutuhan modal dalam
hambatan masuk (entry barriers) berikut:
industri perbankan memang relatif besar, hal ini
• Skala ekonomi; skala ekonomi adalah keunggulan
dapat menjadi penghambat masuknya pemain
biaya yang berhubungan dengan ukuran yang be-
baru. Apalagi dengan target minimal modal bank
sar. Semakin besar skala usaha, maka diharapkan
yang harus dipenuhi oleh masing-masing bank.
akan meningkatkan keunggulan biaya. Hal ini
Namun kebutuhan modal minimal pendirian bank
tampaknya tidak mudah dilakukan karena skala
) Fenomena penyelamatan ini pernah terjadi di Indonesia den-
ekonomi bank syariah yang masih kecil. Hal ini gan rekapitalisasi perbankan pada saat krisis moneter 1998 dan
bail-out Bank Century yang saat ini menuai kontroversi.
 JURNAL DINAMIKA EKONOMI PEMBANGUNAN, JULI 2011, VOLUME 1, NOMOR 1

syariah yang relatif lebih kecil jika dibanding Perbankan Syariah sebagai landasan hukum op-
pendirian bank konvensional dapat mendorong erasional perbankan syariah yang semakin kuat.
para pemodal perbankan untuk masuk ke industri Bank Indonesia pun telah membentuk Direktorat
perbankan syariah ini. Hal ini harus diwaspadai Perbankan Syariah dari sebelumya hanya pada
oleh para pemain bank syariah saat ini. tingkat biro perbankan syariah.
• Biaya untuk berpindah (switching cost); switching
cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh pembeli
Persaingan Diantara Bank Syariah yang Telah
ketika ia berpindah dari satu pemasok ke pemasok
Ada
lain. Dalam industri perbankan, perpindahan na-
sabah peminjam dan penabung memang sangat Beberapa penentu persaingan perusahaan yang
mudah. Banyak bank yang memberikan fasilitas telah ada (dalam hal ini bank syariah) menurut Mi-
takeover simpanan / pinjaman dengan mudah. chael E. Porter (1980) adalah sebagai berikut:
Namun persyaratan administratif dan biaya non- • Jumlah pesaing; jumlah pemain pada bank syariah
keuangan, seperti loyalitas dan kepercayaan ter- saat ini memang masih sedikit, namun ke depan
hadap pelaksanaan prinsip syariah dapat menjadi jumlah pesaing diperkirakan akan terus mening-
nilai tambah tersendiri, minimal untuk tidak ber- kat dengan masuknya pendatang baru. Hal ini ter-
pindah ke bank konvensional. lihat dari trend perkembangan yang telah ada, dan
• Keunggulan biaya absolut; pada bank syariah diperkuat dengan terbitnya UU perbankan syariah
yang sudah ada, memiliki keunggulan kurva pem- sebagai landasan hukum yang sangat dibutuhkan
belajaran yang lebih kuat daripada pemain baru, oleh kalangan usaha perbankan syariah.
khususnya dalam pelaksanaan prinsip-prinsip • Tingkat pertumbuhan industri; pertumbuhan in-
syariah. Input SDM juga telah dimiliki terlebih dustri perbankan syariah sangat tinggi, data bank
dahulu, termasuk akses pendukung yang lain, Indonesia (dalam Irfan, 2009) total aset industri
seperti notaris dan jaringan yang telah dimiliki. perbankan syariah telah meningkat 27 kali lipat
Hal ini menjadi keunggulan bagi bank syariah dari 1,79 trilyun pada 2000, menjadi 49,6 trilyun
yang telah ada. pada akhir tahun 2008 dengan rata-rata laju per-
• Akses ke saluran distribusi; pendatang baru tumbuhan aset dalam 5 tahun terakhir sebesar
mungkin membutuhkan penghalang masuk un- 46,3% per tahun. Kedepan, dengan pertumbuhan
tuk mengamankan distribusi produknya. Distri- industri yang ditargetkan lebih dari 30%, akan
busi terhadap nasabah bank umum syariah yang meningkatkan intensitas persaingan.
relatif besar biasanya dapat diintensifkan melalui • Karakteristik barang atau jasa; karakteristik jasa
lembaga keuangan mikro syariah (LKMS), baik perbankan syariah memang unik dibandingkan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), ko- bank konvensional, yaitu kesesuaian dengan sya-
perasi syariah, maupun Baitul Maal wat Tamwil riah Islam. Meskipun keunikan ini menjadi keung-
(BMT). Program ini dikenal dengan Channelling, gulan, kompensasi bagi nasabah penyimpan, dan
yang menjadi salah satu strategi distribusi pada biaya yang dikenakan pada nasabah yang dibi-
dunia perbankan dan keuangan. Dalam rangka ayai (peminjam) haruslah bersaing dengan bank
menjalankan strategi ini, akses terhadap LKMS konvensional. Jika tidak dilakukan, bank syariah
yang sudah ada dan dimiliki oleh bank umum dapat ditinggalkan oleh konsumen yang rasional,
syariah saat ini perlu dibina dan dijaga. dimana konsumen jenis ini melakukan transaksi
• Kebijakan pemerintah; Penentu kebijakan per- pada bank syariah dengan pertimbangan cost-
bankan adalah pemerintah yang operasionalnya benefit yang didapat. Hal ini akan berbeda den-
dilakukan oleh Bank Indonesia. Selain itu juga gan pasar bank syariah yang kebanyakan masih
harus diperhatikan kebijakan lembaga pemerin- emosional market, dimana nasabah bank syariah
tah terkait dengan perbankan, seperti Lembaga lebih terdorong melakukan transaksi karena per-
Penjamin Simpanan (LPS). Pemerintah jelas me- timbangan emosional, seperti kesesuaian dengan
miliki kebijakan pengembangan perbankan sya- syariah Islam karena memberikan ketenangan
riah yang kuat. Hal ini terbukti dengan keluarnya hati (Hasan, 2007).
Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang • Jumlah biaya tetap; Biaya tetap yang ditanggung
Hasan, Analisis Industri Perbakan Syariah di Indonesia 

menentukan efisiensi bank syariah. Jika bank produk membatasi pendapatan potensial dari suatu in-
menanggung biaya tetap yang relatif tinggi, maka dustri karena akan menentukan batas atas pada harga-
harus mengusahakan pendapatan yang tinggi harga produk perusahaan dalam suatu industri. Den-
melalui jumlah nasabah yang banyak, sehingga gan kata lain, batas atas pada harga-harga perusahaan
menekan biaya tetap per nasabah yang makin dalam suatu industri berpengaruh terhadap laba.
menurun. Bank syariah menghadapi biaya tetap Substitusi produk bank syariah dapat digolong-
yang tinggi diantaranya untuk investasi kebutu- kan menjadi dua :
han teknologi yang tinggi. Kecenderungan biaya . Bank konvensional; bank konvensional dapat
tetap yang tinggi dalam perbankan akan mendo- menjadi substitusi bagi nasabah bank syariah.
rong persaingan harga rendah pada bank untuk Nasabah bank memiliki pilihan untuk menjadi
mendapat jumlah nasabah yang maksimal (me- nasabah pada bank syariah maupun konvensional.
lalui efisiensi dari skala ekonomi). Hal ini akan Kemudahan berpindah, khususnya pada nasabah
berpengaruh terhadap intensitas persaingan yang yang cenderung rasional berpotensi untuk berpin-
semakin tinggi. dah ke bank konvensional. Sedangkan nasabah
• Kapasitas; Kapasitas besar pada tiap bank sya- yang emosional akan cenderung tetap menjadi
riah yang tidak termanfaatkan akan mendorong nasabah pada bank syariah, meskipun dapat ber-
persaingan yang tinggi. Namun justru tampaknya pindah ke bank syariah lain yang lebih baik. Den-
kapasitas layanan bank syariah masih relatif ren- gan kata lain, buyer prospensity pada nasabah ra-
dah dibandingkan dengan bank konvensional. Hal sional relatif tinggi dibandingkan dengan nasabah
ini sebagaimana diidentifikasi dalam beberapa emostional. Padahal konsumen bidang perbankan
penelitian yang mengindikasikan pelayanan bank cenderuang rasional daripada emosional pada as-
syariah masih rendah, khususnya jika dibanding- pek-aspek syariah. Dengan ini, keberadaan bank
kan dengan bank konvensional (Hasan, 2007). konvensional harus diperhatikan sebagai kekua-
• Tingginya penghalang untuk keluar; bank kon- tan substitusi bagi industri bank syariah.
vensional dapat melakukan konversi menjadi 2. Lembaga keuangan lainnya; Lembaga keuangan
bank syariah, namun bank syariah tidak dapat memiliki kegiatan yang sama dengan bank, yaitu
mengkonversi menjadi bank konvensional seb- menghimpun dana dari unit surplus yang disalur-
agaimana diamanatkan dalam Undang-undang kan lagi kepada unit yang defisit. Lembaga keuan-
Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Sya- gan selain bank, diantaranya adalah asuransi, pas-
riah. Hal ini menghalangi bank syariah keluar ar modal, koperasi simpan-pinjam, leasing, pega-
dari industri perbankan syariah, sedangkan di lain daian, dan modal ventura. Semuanya berusaha
pihak, bank konvensional dapat melakukan kon- untuk mendapatkan dana dan atau menyalurkan
versi menjadi bank syariah, sehingga persaingan dananya untuk kepentingan bisnis. Sehingga lem-
akan semakin ketat. baga keuangan non-bank ini menjadi substitusi
• Diversitas pesaing; keberagaman bank syariah bagi bank, termasuk bank syariah. Dengan makin
relatif rendah. Hal ini terlihat dari kecenderungan canggihnya produk keuangan dan perkembangan
wilayah pelayanan, harga, produk, dan fasilitas perekonomian, maka perkembangan lembaga
yang cenderung sama. Dengan ini, maka persain- keuangan menjadi begitu cepat. Hal ini harus di-
gan akan cenderung ketat. Untuk itu, inovasi perlu waspadai oleh perbankan syariah pula.
dilakukan masing-masing bank untuk melakukan
diferensiasi, sehingga mengurangi persaingan
Kekuatan Penawaran Pembeli (Nasabah)
yang dapat mengarah menjadi kurang sehat.
Pembeli jasa bank adalah nasabah, baik na-
Ancaman Produk atau Jasa Pengganti sabah penyimpan maupun peminjam (pengambil
(Substitusi) kredit). Nasabah membeli jasa, dengan memberikan
pendapatan pada bank, baik dari fee based (pendapa-
Produk penganti muncul dalam bentuk berbeda, tan dari biaya jasa yang didapat dari nasabah), maupun
tetapi dapat memuaskan kebutuhan yang sama dari spread based (pendapatn selisih bunga pinjaman den-
produk industri. Menurut Porter (1980), penggantian gan bunga simpanan). Bank syariah tidak beroperasi
 JURNAL DINAMIKA EKONOMI PEMBANGUNAN, JULI 2011, VOLUME 1, NOMOR 1

dengan bunga, maka penggunaan istilah spread based total simpanan di Indonesia. Hal ini memperlihat-
menjadi kurang tepat, sehingga lebih sesuai peng- kan bahwa simpanan di Indonesia dikendalikan
gunaan istilah operating based, dimana merupakan oleh nasabah-nasabah besar. Sangat mungkin
selisih pendapatan operasional dengan pendapatan struktur simpanan pada bank syariah juga mem-
yang dibagi kepada nasabah. perlihatkan gambaran yang sama. Dengan struk-
Pembeli mempengaruhi industri melalui ke- tur ini, daya tawar nasabah-nasabah besar harus
mampuan mereka untuk menekan turunnya harga, diperhatikan oleh bank, termasuk bank syariah.
permintaan terhadap kualitas atau jasa yang lebih • Pembeli memiliki kemampuan potensial untuk
baik, dan memainkan peran untuk melawan satu pe- mengintegrasi ke belakang dengan memproduksi
saing dengan lainnya. Pembeli atau kelompok pem- sendiri; dalam konteks bank syariah, relasi dan
beli kuat jika beberapa kondisi berikut ini dipenuhi nasabah-nasabah besar akan dapat membuat
(Porter, 1980): sendiri bank syariah. BPRS yang meneriman pro-
• Pembeli (baca: nasabah) membeli sebagian gram channelling dari bank umum syariah, seir-
besar produk atau jasa penjual; Jika terdapat ing dengan besarnya mereka dapat meningkatkan
beberapa nasabah besar yang mendominasi banknya menjadi bank umum syariah; koperasi
pendapatan bank, maka nasabah-nasabah tersebut syariah atau BMT yang maju juga terdorong un-
akan memiliki daya tawar yang besar. Biasanya tuk dapat membuat BPRS sendiri. Dengan ke-
nasabah-nasabah seperti ini adalah nasabah kor- mampuan keuangan yang dimiliki, memampukan
porasi. Struktur simpanan perbankan di Indonesia mereka membuat bank syariah.
memperlihatkan dominasi simpanan nasabah-na- • Pemasok alternatif sangat dimungkinkan karena
sabah besar pada total simpanan nasabah di In- produknya standar atau tidak berbeda; dalam
donesia. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2 berikut industri perbankan syariah, kecenderungan
yang memperlihatkan distribusi simpanan dalam produkya adalah sama karena produk keuangan
jumlah rekening dan nilai nominal simpanan syariah harus sesuai dengan kebijakan Dewan
pada Agustus 2010 dan September 2010 sebagai Syariah Nasional (DSN) dan persetujuan dari De-
gambaran struktur simpanan di Indonesia. Ter- wan Pengawas Syariah (DPS) atas dasar pedoman
lihat bahwa 97% lebih rekening bernilai kurang fatwa DSN. Hal ini akan meningkatkan intensitas
dari Rp100juta, namun nilai totalnya hanya seki- persaingan diantara bank syariah. Untuk itu, ino-
tar 18% dari keseluruhan simpanan, sedangkan vasi menjadi produk dengan standar ini henda-
kurang dari 3% rekening menguasai sekitar 82% knya dikembangkan sendiri oleh bank syariah.
Tabel 2. Distribusi Simpanan di Indonesia
Jumlah Nominal Agustus 2010 September 2010
Naik (Turun)
(N) Rekening % Rekening %
N < 100 Jt 92.422,03 97,76% 93.428,73 97,73% 1.006,70
100 Jt < N < 200 Jt 963,21 1,02% 983,96 1,03% 20,75
Rekening 200 Jt < N < 500 Jt 667,34 0,71% 679,94 0,71% 12,60
(Ribu) 500 Jt < N < 1 M 265,04 0,28% 272,72 0,29% 7,68
1M<N<2M 123,92 0,13% 128,96 0,13% 5,04
2M<N<5M 62,88 0,07% 64,66 0,07% 1,78
N>5M 34,81 0,04% 36,09 0,04% 1,28
Total 94.539,22 100,00% 95.595,06 100,00% 1.055,84
Jumlah Nominal Agustus 2010 September 2010
Naik (Turun)
(N) Nominal % Nominal %
N < 100 Jt 386,09 18,27% 386,09 17,79% 0,00
100 Jt < N < 200 Jt 135,18 6,40% 137,88 6,35% 2,70
Nominal 200 Jt < N < 500 Jt 215,47 10,19% 218,89 10,09% 3,42
(Ribu) 500 Jt < N < 1 M 194,11 9,18% 199,17 9,18% 5,06
1M<N<2M 173,85 8,22% 179,08 8,25% 5,23
2M<N<5M 197,11 9,32% 203,44 9,37% 6,33
N>5M 811,97 38,41% 845,86 38,97% 33,88
Total 2.113,79 100,00% 2.170,41 100,00% 56,62
Sumber : Lembaga Penjamin Simpanan (www.lps.go.id)
Hasan, Analisis Industri Perbakan Syariah di Indonesia 

• Biaya mengganti pemasok sangat rendah; perpin- ungan dan pemberdayaan nasabah sebagaimana di-
dahan nasabah dari satu bank ke bank lain begitu cantumkan dalam program Arsitektur Perbankan In-
mudah. Untuk itu, switching cost nasabah relatif donesia, nasabah akan cenderung makin kritis dan
rendah. Hal ini akan meningkatkan posisi tawar bank dituntut memberikan infomrasi yang transparan
bagi nasabah, khususnya nasabah-nasabah besar. kepada pasar. Hal ini akan cenderung meningkatkan
• Produk yang dibeli mewakili persentase tinggi daya tawar nasabah. Pemberdayaan nasabah dalam
dari harga pokok pembeli, karena itu menye- konsep pengawasan perbankan sebagaimana Basel II
diakan insentif untuk harga yang lebih rendah; menekankan pengawasan disiplin pengelolaan bank
untuk nasabah-nasabah besar, pendapatan yang oleh pasar yang disebut dengan disiplin pasar. Adanya
diminta oleh bank (pada pembiayaan ke nasabah) penekanan pada disiplin pasar akan semakin mening-
maupun harga simpanan nasabah (bagi hasil bank katkan peran nasabah dalam melakukan pengendalian
syariah kepada nasbah penyimpan) dapat dilaku- pengelolaan bank.
kan tawar-menawar untuk menekan harga produk
keuangan bank syariah. Namun bagi nasabah pe-
Kekuatan Penawaran Pemasok
nyimpan kecil (simpanan sampai dengan Rp. 2
milyar) yang dilindungi dengan penjaminan sim- Pemasok bank merupakan pemasok dana. Pe-
panan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), masok dana utama bank adalah nasabah penyimpan
namun dengan pembatasan bagi hasil untuk na- dan atau dari bank lain. Begitu pula dengan bank sya-
sabah sesuai dengan ketentuan LPS. riah yang mendapatkan dana dari masyarakat penyim-
• Pembeli mendapatkan laba yang rendah dan pan dana, baik individu maupun organisasi/korporasi,
karena itu sangat sensitif untuk harga pokok dan kecil maupun besar.
jasa yang berbeda; dalam konteks nasabah bank, Pemasok atau kelompok pemasok kuat jika
termasuk bank syariah, bagi hasil yang didapat beberapa persyaratan berikut ini dipenuhi (Porter
relatif rendah dibandingkan pendapatan dari lem- 1980):
baga keuangan lain, seperti pasar modal mau- • Industri pemasok didominasi oleh sedikit perusa-
pun pegadaian. Dengan kemampuan mengakses haan, tetapi menjual ke banyak perusahaan; pe-
pasar keuangan, mereka akan dapat menyeleksi masok dalam perbankan syariah tidak didominasi
lembaga keuangan mana yang akan memberikan oleh sedikit nasabah atau bank, sehingga daya ta-
keuntungan yang besar bagi mereka. Hal ini perlu war pemasok relatif tidak kuat dibandingkan den-
diwaspadai bank syariah, khususnya pada saat gan industri lainnya. Namun yang perlu diperha-
persaingan bunga bank yang rendah pada bank tikan adalah struktur nasabah penyimpan, dimana
konvensional akan dapat mempengaruhi nasabah jika nasabah penyimpan pada bank umum syariah
pembiayaan bank syariah. Di lain pihak, pada sebagaimana gambaran umum pada perbankan
saat bank konvensional meningkatkan bunga sim- nasional sebagaimana tabel 2 tadi, perlu diperha-
panan, bank syariah harus memberikan bagi hasil tikan dominasi nasabah penyimpan dengan nilai
yang menarik pula agar tidak kehilangan nasabah besar yang mendominasi simpanan.
penyimpan. • Produk atau jasanya unik dan atau produk itu
• Produk yang dibeli tidak penting untuk kualitas mempunyai biaya pengganti yang menambah
akhir atau harga dari produk atau jasa pembeli, kekuatan; investor, lembaga keuangan lain dan
dan dengan mudah diganti tanpa mempengaruhi nasabah penyimpan sebagai pemasok dana bank
kerugian pada produk akhir; produk jasa keuan- syariah relatif tidak memiliki perbedaan kebutu-
gan sangat penting bagi kegiatan ekonomi ma- han yang nyata dengan pemasok pada lembaga
syarakat. Dalam konteks bank syariah, perminta- keuangan lain. Dalam dunia perbankan, keunikan
an terhadap produk ini cukup tinggi, mengingat pemasok relatif kecil karena para pemainnya ban-
jumlah masyarakat muslim yang cukup tinggi yak dan biaya untuk mengganti pemasok relatif
pula. Namun disisi lain, switching cost untuk ke kecil.
produk keuangan lain juga rendah, sehingga me- • Produk pengganti tidak tersedia; bank syariah
ningkatkan bargaining power bagi nasabah. sebagai bagian dari lembaga keuangan memiliki
Kedepan, dengan adanya program perlind- pemasok dana yang berbagai macam dan sal-
 JURNAL DINAMIKA EKONOMI PEMBANGUNAN, JULI 2011, VOLUME 1, NOMOR 1

ing menggantikan. Pemasok dana tidak terlalu Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan
kuat karena banyaknya alternatif pengganti dari syariah dan kebijakan pemerintah.
satu sumber dana selama masih bersaing dengan 2. Ancaman pendatang baru begitu besar dengan
produk keuangan bank lain. tingginya pertumbuhan industri perbankan sya-
• Industri pembeli membeli hanya sebagian kecil riah nasional.
barang atau jasa dari kelompok pemasok dan 3. Persaingan dengan bank syariah yang ada saat ini
itu tidak penting bagi pemasok ; Aset perbank- relatif rendah, namun kedepan akan cenderung
an syariah masih sangat kecil (kurang dari 5% tinggi dengan banyaknya pendatang baru di bank
aset`perbankan nasional), sehingga daya tawar syariah. Apalagi, bank syariah tidak dimungkink-
perbankan syariah masih relatif kecil. Meskipun an mengkonversi menjadi bank konvensional,
demikian, keberadaan perbankan syariah sema- sebaliknya, bank konvensional sangat dibuka ke-
kin penting dengan prospek masa depannya yang sempatannya untuk menjadi bank syariah.
cerah dan dukungan pemerintah untuk mengem- 4. Ancaman produk substitusi cenderung tinggi,
bangkan perbankan syariah ini. yaitu produk keuangan dari bank konvensional
maupun lembaga keuangan lain.
5. Kekuatan nasabah kecil cenderung lemah, sedan-
KESIMPULAN
gkan nasabah besar cenderung kuat. Kecenderun-
Dari pembahasan di atas, dapat ditarik bebera- gan ke depan, daya tawar nasabah akan semakin
pa kesimpulan sebagai berikut : kuat.
1. Industri perbankan syariah berkembang dengan 6. Ancaman pemasok dana besar perlu diperhatikan
pesat namun relatif masih kecil dibandingkan karena daya tawar yang tinggi terhadap bank dan
dengan perbankan nasional dan industri keuan- kecenderungan dibutuhkannya modal dan dana
gan secara umum. Perkembangan ini mendapat yang besar untuk memperkuat bank syariah.
momentumnya dengan dikeluarkannya Undang-

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. 2009. Laporan Pengawasan Perbankan Irfan S, Muhammad. 2009. Kebijakan Pengembangan
2008. Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Syariah Indonesia. Makalah dalam
Perbankan Bank Indonesia. Jakarta. Seminar Nasional Ekonomi Islam di Semarang, 5
Bank Indonesia. 2010. Statistik Perbankan Syariah Nopember 2009.
Januari 2010. Direktorat Perbankan Syariah Bank Porter, Michael E. 1980. Competitive Strategy :Techniqus
Indonesia. Jakarta for Analyzing Industries and Competitors . New
Hasan. 2007. “Pengaruh Kualitas Jasa Bank Syariah York. Free Press
terhadap Kepuasan Nasabah”. Jurnal Akses
Fakultas Ekonomi Universitas Wahid Hasyim.
Vol.1 No.1

Anda mungkin juga menyukai