Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN PENGKAJIAN STATUS KOGNITIF PADA LANSIA

DENGAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM PENINGKATAN


INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PUSKESMAS SIKUMANA

PROPOSAL

OLEH

PANDE SARPHA HERI SUDANDIKA


NIM: 146002719

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Lanjut usia merupakan tahap terakhir dari perkembangan kehidupan manusia.

Proses menua adalah suatu proses yang wajar dialami oleh setiap orang ketika

berusia lanjut. Menua menimbulkan banyak masalah untuk lansia, salah

satunya adalah menurunya fungsi kognitif. Lansia yang mengalami

penurunan kognitif biasanya ditandai dengan terdapat gangguan mengingat,

mempelajari hal yang baru, bicara tidak lancar, salah dalam mengenali

tempat, waktu, orang, serta benda, susah dalam berhitung, tidak bisa dalam

membuat sebuah rencana, susah dalam mengatur sebuah kegiatan, tidak bisa

mengambil keputusan sendiri, dan yang terakhir terjadi penurunan dalam

konsentrasi dan kewaspadaan. Lansia yang mengalami penurunan fungsi

kognitif, bisa menyebabkan beberapa masalah atau penyakit yang bisa

membahayakan lansia, salah satunya yaitu demensia. Demensia yang terjadi

pada lansia sangat beresiko untuk jatuh (Sofia, 2018).

Berdasarkan data WHO Jumlah populasi lansia di dunia pada tahun 2019

yaitu sekitar 7,6 miliar orang. Data Statistik Lanjut Usia tahun 2018

menyatakan bahwa selama kurun waktu hampir 50 tahun (1971-2018),

persentase penduduk lansia Indonesia meningkat sekitar dua kali lipat. Pada

tahun 2018, persentase lansia mencapai 9,27% atau sekitar 24,49 juta orang.

Adapun persentase lansia di Indonesia didominasi oleh lansia muda

(kelompok umur 60-69 tahun) yang persentasenya mencapai 63,39 %, sisanya

adalah lansia madya (kelompok umur 70-79 tahun) sebesar 27,92 %, dan
lansia tua (kelompok umur 80+) sebesar 8,69 %. Berdasarkan Profil

Kesehatan Indonesia 2018, Provinsi NTT memiliki jumlah lansia sebanyak

267.492 orang. Data Puskesmas Sikumana dari bulan januari-maret 2020

memiliki jumlah lansia sebanyak (belum mengambil data awal). Peneliti lalu

melakukan pengkajian fungsi kognitif pada 10 orang lansia di puskesmas

sikumana dan didapatkan hasil..........., dan dari 10 orang lansia

tersebut.........orang memiliki interkasi sosial yang...........

Masa penuaan dapat dilaksanakan secara optimal bagi lansia yaitu

dengan cara tetap melanjutkan fungsi kehidupan pada level setinggi mungkin,

ini berarti lansia tetap aktif secara fisik, kognitif dan sosial selama mungkin.

Lansia diharapkan mampu untuk menjaga kemampuan fungsional agar

kualitas hidup mereka juga tetap terjaga. Penurunan fungsi kognitif

membawa akibat untuk kehidupan lansia. Study yang dilakukan oleh Comijs

et al 2007 menyatakan bahwa peristiwa penurunan fungsi kognitif pada lansia

berhubungan sifnifikan dengan peningkatan depresi pada lansia dan memiliki

pengaruh terhadap nilai hidup seorang lansia. Lansia yang menderita

penurunan fungsi kognitif mengalami kehilangan interaksi sosial dengan

orang lain (Irfan, 2019). Interaksi sosial bisa memberikan dampak positif

bagi kualitas hidup lansia sebab dengan adanya interaksi sosial, lansia tidak

merasa kesepian lagi, oleh karena itu interaksi sosial pada lansia harus tetap

dipertahankan. Lansia yang interaksi sosialnya berkurang bisa menyebabkan

timbulnya perasaan terisolir, akibatnya lansia akan mengalami perasaan

terisolasi, yang dimana dapat berujung pada kejadian depresi. Depresi dapat

mempengaruhi kualitas hidup lansia (Nuraini, 2018).Perawat diharapkan


dapat melakukan pengkajian status kognitif yang baik dan sebenar, serta bisa

meningkatkan interaksi sosial pada lansia yang mengalami penurunan status

kognitif sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup lansia tersebut.

Berdasarkan dari uraian latar belakang maka, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Hubungan Pengkajian Status Kognitif Pada

Lansia Dengan Kemampuan Perawat Dalam Meningkatkan Interaksi Sosial Pada

Lansia Di Puskesmas Sikumana”.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka, penulis tertarik untuk mengangkat

permasalahan penelitian tentang “Apakah Ada HubunganPengkajian Status

Kognitif Pada Lansia Dengan Kemampuan Perawat Dalam Meningkatkan Interaksi

Sosial Pada Lansia Di Puskesmas Sikumana?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui HubunganPengkajian Status Kognitif Pada Lansia Dengan

Kemampuan Perawat Dalam Meningkatkan Interaksi Sosial Pada

Lansia Di Puskesmas Sikumana.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi karakteristik lansia (umur, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, riwayat peyakit)di Puskesmas

Sikumana.
2. Mengidentifikasi status kognitif lansia di Puskesmas

Sikumana. (knpa perlu ?, status kognitif seperti apa yang

ingin di identifikasi??) = karena berdasarkan judul yang saya

ajukan yaitu tentang status kognitif berarti secara otomatis saya

harus mengindentifikasinya juga, yang di indentifikasi yaitu

kemampuan mengingat tempat, waktu, orang,

serta benda, kemampuan berhitung, dan

konsentrasi.

3. Mengidentifikasi interaksi sosial pada lansia di Puskesmas

Sikumana.

4. Mengidentifikasi kemampuan perawat dalam meningkatkan

interaksi sosial pada lansia di Puskesmas Sikumana.(

pikirkan hasil identifikasi anda berupa apa??)= hasil

indentifikasi berupa jenis kegiatan apa yang dibuat oleh

perawat untuk meningkatkan interaksi sosial lansia di

puskemas sikumana, berapa banyak jumlah lansia yang

berpartisipasi, kendala apa yang di temukan dalam melakukan

kegiatan tersebut, serta cara mengatasi kendala tersebut.

5. Menganalisis HubunganPengkajian Status Kognitif Pada

Lansia Dengan Kemampuan Perawat Dalam

Meningkatkan Interaksi Sosial Pada Lansia Di

Puskesmas Sikumana
Note:

1. Pikirkan sasaran anda siapa?

Sasaran saya adalah lansia yang tinggal di

sekitar wilayah kerja puskesmas sikumana dan

perawat puskesmas sikumana yang menjalankan

program untuk lansia

2. Bagaimana cara anda mengidentifikasi ? cara

saya mengidentifikasinya dengan cara

membagikan kuesioner yang berikan beberapa

pertanyaan kepada perawat di puskesmas

sikumana mengenai program yang dijalankan

dalam meningkatkan interakasi sosial pada

lansia. Sedangkan pada lansia untuk mengkaji

interaksi sosial dilakukan dengan cara

membagikan kuesioner yang berisikan

pertanyaan tentang interasi sosialnya, lalu untuk

pengkajian status kognitif dilakukan dengan

menggunakan kuesioner MMSE yang berisikan

tentang kemampuan orientasi, perhatian dan kalkulasi,

mengingat, serta bahasa

3. Apa yang akan anda gunakan (instrument) ? =

kuesioner
1.4 Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Mengetahui HubunganPengkajian Status Kognitif Pada Lansia

Dengan Kemampuan Perawat Dalam Meningkatkan Interaksi Sosial

Pada Lansia Di Puskesmas Sikumana

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian hubunganpengkajian status kognitif pada lansia

dengan kemampuan perawat dalam meningkatkan interaksi sosial pada

lansia di puskesmas sikumana dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi peneliti.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian hubungan pengkajian status kognitif pada lansia

dengan kemampuan perawat dalam meningkatkan interaksi sosial

pada lansia di puskesmas sikumana dapat menambah referensi

dan informasi bagi mahasiswa Stikes Maranatha Kupang

sehingga dapat dilakukan penelitian lanjutan tentang

“HubunganPengkajian Status Kognitif Pada Lansia Dengan

Kemampuan Perawat Dalam Meningkatkan Interaksi Sosial Pada

Lansia Di Puskesmas Sikumana”.

3. Bagi lansia
Lansia di Puskesmas Sikumana dapat mengetahui pentingnya

interaksi sosial dalam menjalani proses penuaan sehingga

dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

4. Bagi perawat

Perawat yang bertugas di Puskesmas Sikumana dapat

mengetahui pentingnya memiliki kemampuan dalam

melakukan pengkajian status kognitif pada lansia serta

kemampuan dalam meningkatkan interaksi sosial pada lansia,

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup lansia di

sikumana

5. Bagi tempat penelitian

Hasil penelitian hubungan pengkajian status kognitif pada lansia

dengan kemampuan perawat dalam meningkatkan interaksi sosial

pada lansia di puskesmas sikumana dapat bermanfaat bagi

Puskesmas Sikumana sebagai acuan dalam meningkatkan

kemampuan perawat dalam melakukan pengkajian status

kognitif pada lansia serta kempuan dalam meningkatkan

interaksi sosial pada lansia di Puskesmas Sikumana.

1.5 Keaslian penelitian

penelitian ini bertujuan untuk mengetahuihubunganpengkajian status

kognitif pada lansia dengan kemampuan perawat dalam meningkatkan interaksi

sosial pada lansia di Puskesmas Sikumana. Penelitian ini berbeda dengan

penelitian sebelumnya yang terkait denganpengkajian status kognitif pada


lansiadengan kemampuan perawat dalam meningkatkan interaksi sosial pada

lansiaantara lain :

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

Variabel
Penelitian Judul penelitian Metode penelitian
penelitian
Irfan Permana, Faktor Faktor Metode penelitian Variabel dalam
Asri Aprilia Yang ini dilakukan penelitian ini
Rohman& Tita Berhubungan secara deskriftif adalah usia,
Rohita (2019) Dengan analitik yaitu jenis kelamin,
Penurunan penelitian yang status gizi, dan
Fungsi Kognitif mencoba menggali riwayat penyakit
Pada Lansia bagaimana sebagai variabel
fenomena dependent serta
kesehatan itu Penurunan
terjadi Fungsi Kognitif
Pada
Lansiasebagai
variabel
independent
Nuraini, Farida Hubungan Desain penelitian Variabel dalam
Halis Dyah Interaksi Sosial yang digunakan penelitian ini
Kusuma & Dengan dalam penelitian ini adalah Interaksi
Wahidyanti Kesepian Pada adalah Sosial sebagai
Rahayu (2018) Lansia Di menggunakan variabel
Kelurahan desain penelitian dependent serta
Tlogomas Kota deskriptif Kesepian Pada
Malang korelasional, Lansiasebagai
karena peneliti variabel
mencoba mencari independent
hubungan antar
variabel, dengan
pendekatan Cross
sectional yaitu
jenis
penelitian yang
menekankan pada
waktu
pengukuran/observ
asi data variabel
independen dan
dependen hanya
satu kali, jadi
tidak ada follow
up

Anda mungkin juga menyukai