DhirgoAdjil, Zuliyanti2danHernyLarashantyz
.lBagianBedahdanRadiotogiFakultasKedokteran
Hewan,UniversitasGadjahMada,
'MahasiswaProgramEkstensi,FakultasKedokteranHewanUniversitasGadjahMada,
Jl. Fauna2, Karangmalang,
Yogyakarta55281
ABSTRAK
ABSTRACT
Keywords : sterilization,alcohol,infrared,autoclave,ozone,Bacillussubtilis
t7
J. Sain VeLVol.25 No.I Th. 2007
PENDAHULUAN Alkohol
Rumus kimia umum alkohol adalah
Perkembangan Ilmu Bedah dimulai C"H,"*,OH. Dalam ilmu kimia, alkohol (atau
sejak abadXIX di Eropa. Padawaktu itu belum alkanol) adalah istilah yang umum untuk
diketahui adanya mikroorganisme (kuman, senyawa organik apapun yang memiliki gugus
virus, riketsia, spora, jamur dan sebagainya) hidroksil COH) yang terikat pada atom karbon
yang dapat menyebabkan infeksi, sehingga juga terikat pada atom hidrogen dan atau atom
pada setiappenangananoperasimenjadi kurang karbon lain. Alkohol merupakan denaturan"
aseptik dan sering menimbulkan infeksi' protein, suatu sifat yang terutama memberikan
(Oswari, 2000). Operasi adalah tindakan iktiuitar antimikrobial pada alkohol. Disarnping
pembedahan untuk meringankan dan itu, alkohol juga merupakan pelarut lipid
menyembuhkan gejala penyakit, trauma dan sehingga dapat merusak membran sel. Alkohol
-umum
kelainan kongenital dengan menggunakanalat- yang dipakai untuk sterilisasi adalah
alat operasi. Beberapa hal yang pellu uttottot konsentrasi 70% karena efektif
diperhatikan selama penggunaan alat-alat trr.*rnecahprotein yang ada dalam
operasi adalah jenis, jumlah, kebersihanatar miktnorganisme (Margono et al., 1993)'
sterilitas, tata letak dan kondisi alat. Alat-alat Penggunaanpadaprosesdisinfeksi adalahuntuk
permukaan yang kecil, tangandan kulit. Ad'apun
operasiyang dipergunakanharus dipertahankan -keunggulan
golongan alkohol ini adalahsifatnya
sterilitasnyasampaipelaksanaanoperasi selesai
yang stabil, tidak merusak material, dapat
dan segera dibersihkan setelah selesai
dibiodegradasi, cocok untuk kulit dan hanya
digunakan. Saat ini, tersedia berbagai peralatan
sedikit hetturun aktivasinya bila berinteraksi
sterilisasi dengan mekanisme kerja yang
masing-masing dengan protein. Sedangkan beberapa
berbeda-beda, dimana
di kerugiannya adalah beresiko tinggi terhadap
mempunyai keterbatasan sendiri-sendiri
api/ledakan dan sangat cepat menguap
dalam penerapanpraktisnya. Proses sterilisasi (Rismana,2002).
tersebut dapat dilakukan dengan uap panas,
larutan kimia, pemanasankering atau metode
gas. Metode yang dipilih biasanya tergantung Inframerah
iifat materi yang akan disterilkan (Sabiston, Inframerah adalah cahayayang berguna
1992). Sterilisasi merupakan proses yang untuk konstituen radiasi hanya meliputi fraksi
menghancurkan semua bentuk kehidupan' kecil dari seluruh spektrum matahari. Sinar
Suatu benda yang steril dipandang dari sudut inframerah (infrared ray 1R) juga merupakan
mikrobiologi, artinYa bebas dari sinar tidak tampak yang berada pada spektrum
mikroorganismehidup' Pada proses sterilisasi, warna merah, mendekati spektrum sinar
spora bakteri adalah yang paling resisten tampak. Dapat dikatakan bahwa 80Yo cahaya
diantara semua organisme hidup (Pelczar dan matahsri adalah sinar inframerah karena
Chan, 1938). Untuk mengetahuihal tersebut, lebarnya jangkauan gelombang sinar ini
berspora dalam (4-1000 micron). Sinar inframerah
diperlukan bakteri
dikelompokkan dalam 3 zoma:Near infrared ray,
pembuktiannya karena spora bersifat lebih
Middle infrared ray dan Far infrared ray (FIR)
iahan terhadappengaruh luar yang tidak sesuai Susanto (2005),
(Ananta, 2005). Menurut
dibandingkan dengan bakteri biasa (bentuk
karakteristik FIR adalah tidak kasat mata (tidak
vegetatif). Efektifitas sterilisasi tergantung
kelihatan), bersifat linear (menyebar), refraktif
padajumlah dan jenis mikroorganisme,jumlah (dapat dipantulkan), diserap oleh beberapa
dan jenis kontaminasi oleh zat lain, serta ada objek. Untuk mengetahui efek dari radiasi pada
tidaknya tempat-tempat perlindungan
bakteri diperlukam sejumlah faktor yang harus
mikroorganisme pada alat (misalnya pada alat
diperhatikan, antaralain: panjang gelombang'
yang bergigi) (Kalser dan Harry, 1948). intensitas radiasi, jenis organisme, medium
18