Translate Seminar Perio
Translate Seminar Perio
A Case-Control Study
ABSTRAK
Latar Belakang
Kami menguji apakah pada wanita hamil dengan penyakit periodontal mempunyai resiko
meningkatnya preeclampsia dan kami mengevaluasi secara empiris sejauh mana hubungan
antara penyakit periodontal dan preeclampsia berdasarkan kriteria diagnosis yang
digunakan untuk mendefinisikan penyakit periodontal.
Metode
150 kasus preeclampsia dan 150 normotensive controls yang melahirkan bayi tunggal pada
jangka waktu yang terdaftar. Pemeriksaan periodontal dilakukan 48 jam setelah
melahirkan. Status kesehatan periodontal peserta diklasifikasikan, a priori, menjadi empat
kategori sesuai dengan tingkat dan keparahan penyakit periodontal. Faktor resiko yang
diduga (putative) penyakit periodontal dan preeclampsia telah ditetapkan selama seseorang
dalam keadaan postpartum (periode waktu setelah melahirkan bayi ketika tubuh kembali
normal, hal ini terjadi sekitar 6 minggu atau sampai uterus kembali ke ukuran semula)
dilakukan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur dan dengan rekam medis
abstrak. Regresi logistik digunakan untuk menmperkirakan odd ratio (ORs) dan 95%
confidence intervals (95% Cls).
Hasil
Tidak ada perbedaan secara klinis yang diamati antara kasus dan kontrol yang berkaitan
dengan parameter periodontal. Setelah mengontrol dari faktor penganggu yang dikenal,
keparahan penyakit periodontal secara klinis tidak berkaitan dengan meningkatnya resiko
preeclampsia (OR=0.92, 95% Cl:0.26-3.28). Selain itu, tidak ada bukti peningkatan linier
pada resiko preeclampsia dengan meningkatnya keparahan penyakit periodontal (P for
trend = 0.65). Ketika perbedaan kriteria diagnosa sebelumnya digunakan dalam suatu studi
lainnya yang digunakan, prevalensi penyakit periodontal bervariasi. Namun, besar dan
arah yang berhubungan dengan penyakit periodontal dan preeklamspia sangat mirip tanpa
memperhatikan kriteria diagnosis yang digunakan untuk menentukan penyakit periodontal.
Kesimpulan
Penelitian ini memperlihatkan tidak adanya bukti yang meyankinkan bahwa penyakit
periodontal berhubungan dengan resiko preeclampsia diantara wanita Thailand.
Preeclampsia, sebuah gangguan vaskular pada ibu hamil dengan tekanan darah
tinggi dan proteinuria, komplikasi ~5-10% dari semua kehamilan, dan hal ini adalah
penyebab utama mortalitas dan morbiditas maternal dan perinatal di seluruh dunia,
terutama terjadi pada negara berkembang (Roberts Jm, et al). Meskipun perkembangan
terbaru tentang memahami penyebab preeclampsia terus berlanjut, tetap saja etiologi
eklampsia masih sulit dipahami. Faktor resiko putative preeclampsia terdiri dari hamil di
renal disorders dan diabetes melitus (Abenhaim, et al; Gilbert, et al; Sibai, et al; Sun Y, et
al). Urinary Tract Infection, dan baru-baru ini, penyakit periodontal telah teridentifikasi
sebagai faktor resiko yang berpotensi preeclampsia (Bogges, et al; Conde-Agudelo, et al).
2005; Roberts, 1985; Shah DM, 2007). Bukti yang ada tersebut menunjukkan adanya
etiologi multifaktorial preeclampsia. Selain itu, bukti terbaru mencatat bahwa ada
peningkatan risiko gangguan aterosklerosis pada pria dan wanita tidak hamil dengan
penyakit periodontal (Cairo, et al; Soder, et al), ditambah lagi dengan munculnya suatu
bahwa inflamasi sistemik kronis, penyakit periodontal sekunder, dapat menjadi etiologi
adanya hubungan penyakit periodontal maternal dan resiko preeclampsia. Wanita dengan
periodontitis parah, yaitu yang mempunyai ≥15 daerah gigi dengan kedalaman poket ≥4
mm, mempunyai 2,4 kali meningkatnya resiko preeclampsia dibandingkan dengan wanita
dengan jaring an periodontal yang sehat (Odds ratio (OR) = 2.4; 95% confidence interval
(CI): 1,1-5,3). Penemuan awal ini telah dikuatkan oleh sebagian besar peneliti lainnya.
Beberapa peneliti berspekulasi bahwa heterogenitas dalam penemuan dari suatu penelitian
dapat berbeda dari populasi yang diteliti dan heterogenitas dalam kriteria diagnosis
dipublikasikan yang fokus pada resiko preeclampsia dalam hubungannya dengan maternal
2003; Canacki, et al, 2004; Contreras, et al, 2006; Khader, et al, 2006; Lopez, et al, 2002)
Pada dasarnya dari literatur yang tersedia, kami melakukan sebuah case-control
study untuk menentukan apakah maternal periodontal disease adalah faktor resiko untuk
preeclampsia diantara wanita Thailand. Kami juga melakukan serangkaian analisis untuk
mengevaluasi secara empiris tentang sejauh mana hubungan antara penyakit periodontal
METODE
Case control study menggunakan satu kontrol untuk setiap kasus preeclampsia
yang dilakukan diantara wanita yang melahirkan dengan selamat di King Chulalongkorn
Memorial Hospital, Rajavithi Hospital, dan Police General Hospital, Bangkok, Thailand
antara Juli 2006 dan November 2007. Kasus-kasusnya adalah wanita yang dikonfirmasi
diidentifikasi oleh pemantauan harian yang semuanya masuk baru untuk antepartum,
persalinan, dan ruang melahirkan pada rumah sakit yang berpartisipasi. Dari 158 rumah
sakit yang memenuhi syarat dari kasus yang ditemukan, 154 (97,5%) setuju berpartisipasi
dalam penelitian. Kontrol dilakukan pada wanita yang melahirkan bayi tunggal dengan
jangka waktu (≥37 minggu kehamilan) tanpa bukti preeclampsia atau gangguan hipertensi
lainnya selama kehamilan dan dipilih dari rumah sakit persalinan yang sama. Syarat
kontrol, segera setelah pasien melahirkan, dan direkrut untuk penelitian. Dari 161 kontrol
yang mendekati kriteria, 154 (95,7%) setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
kontrol cocok karena kasus yang ditemukan memiliki diabetes mellitus pregestational (n =
preeclampsia yang melahirkan bayi tunggal dan 150 normotensive controls (mempunyai
tekanan darah normal, tidak hipertensi ataupun hipotensi) yang melahirkan bayi tunggal
dengan jangka waktu ≥37 minggu kehamilan tetap dilakukan untuk analisis. Semua
partisipan mengisi informed consent, dan panduan penelitian telah diulas dan disetujui oleh
Hospital, Police eneral Hospital dan the Institutional Review Boards, Division of Human
b. Pengumpulan Data
gaya hidup, riwayat kesehatan gigi dan mulut dan riwayat medis dan reproduktif. Rekam
medis partisipan yang melahirkan dan rekam medis prenatal juga dicatat kembali oleh
perawat yang terlatih di bidang obstetri yang menggunakan formulir yang terstandarisasi.
Informasi dari rekam medis yaitu mencakup berat badan partisipan prakehamilan, tinggi
badan, tekanan darah, komplikasi kehamilan dan kondisi saat baru melahirkan.
Partisipan penelitian menjalani pemeriksaan periodontal secara penuh oleh 1 dari 6
tempat tidur pada saat postpartum menggunakan kaca mulut, UNC-15 prob periodontal
dengan sumber cahaya external, 48 jam setelah melahirkan. Kedalaman probing dan resesi
diukur pada semua gigi kecuali molar ketiga, dilakukan pada 6 lokasi (mesiobuccal,
dalam milimeter dan dibulatkan seluruhnya dalam milimeter. Clinical attachment loss
(CAL) dihitung dari pocket depth dan resesi, dan diukur jarak dari cementoenamel
junction ke dasar poket periodontal. Plak dan bleeding on probing (BOP) dicatat secara
dikotomis apakah ada ataupun tidak ada. BOP ditentukan positif jika hemorage muncul
dalam 15 detik setelah probing. Pada akhir pemeriksaan periodontal, setiap partisipan
Preeclampsia
darah dengan nilai sistolik ≥140 atau diastolik ≥90 mmHg secara terus menerus.
sebagai protein urin berkonsentrasi ≥30mg/dl (atau 1+ pada dipstick urin) pada
(a) Severe periodontitis (≥2 gigi yang tidak berdekatan dengan daerah
(b) Moderate periodontitis (≥2 gigi yang tidak berdekatan dengan daerah
(c) Mild periodontitis (≥1 gigi dengan daerah interproximal yang menunjukkan
sehat (wanita yang tidak terdeteksi level periodontitis). Kami juga mengevaluasi
dataset tunggal (150 kasus preeclampsia dan 150 normotensive controls), kami
kasus yang dianjurkan oleh CDC-AAP working group, Canakci et al,. Contreras
Kovariat lainnya
Kovariat yang dijadikan pertimbangan dalam analisis ini adalah usia ibu serta
alkohol selama kehamilan. Usia ibu saat dilakukan wawancara dinyatakan dalam
tahun. Paritas adalah jumlah kehamilan sebelumnya yang mencapai lebih dari 22
minggu. Tingkat pendidikan ibu didapat saat wawancara langsung. Body mass
index (BMI) sebelum kehamilan (pra pregnancy) dinyatakan dalam berat badan
Analisis Statistik
ibu merujuk pada kasus dan status kesehatan yang telah diperiksa sebelumnya.
membuat bias. Kami menampilkan Odd ratio (OR) dan 95% CI, yang disesuaikan
dengan faktor perancu (Breslow et al, 1990 dan Rothman et al, 1998). Faktor
perancu dinilai dengan cara memasukan kovariat ke dalam suatu model logistik
disesuaikan.
Kovariat berikut merupakan faktor perancu dalam analisis ini seperti, usia
regresi logistik akhir, termasuk kovariat yang diubah OR (Odd ratio) nya telah
(misalnya : Usia ibu, status merokok dan paritas) dijadikan model final. Semua
level 95%.
Status Perkawinan
Kawin 84 56 76 50.7 0.64
Belum/Tidak Kawin 61 40.7 69 46.0
Cerai 5 3.3 5 3.3
N/A (nulliparous) 82 90
HASIL
preeclampsia dan pada kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 1. Secara
pekerjaan selama kehamilan, paritas, status merokok, dan onset perawatan prenatal.
Pada kasus preeclampsia, usia ibu tidak terlalu menentukan, namun semakin tua
semakin berat kasusnya, dan sering ditemukan riwayat hipertensi pada kehamilan
sebelumnya.
Pada tabel 2, dapat terlihat, perbedaan tidak bermakna yang dapat diamati secara
klinis dari kelompok kasus preeclampsia dan kelompok kontrol berkaiatan dengan rata-
rata clinical attachment loss (CAL), rata-rata kedalaman probing, rata-rata jumlah gigi
yang hilang, rata-rata persen dari permukaan yang terdapat plak, serta dari rata-rata
perdarahan saat probing. Selain itu tidak ada perbedaan signifikan dalam persen rata
rata kedalaman probing periodontal (PD) ≥4mm atau Clinical attachment loss (CAL)
≥4mm.
empat kategori yaitu, periodontal sehat, periodontitis ringan, periodontitis sedang dan
periodontitis parah, sesuai dengan tingkat keparahan penyakit periodontal itu sendiri
(Albandar et al, 2007). Kami menghitung OR untuk preeclampsia untuk setiap tingkat
penyakit periodontal. Seperti terihat dalam tabel 3, terdapat hungan yang berbanding
lurus namun tidak signifikan secara statistik antara periodontitis parah dan resiko
preeclampsia (OR = 0,92, 95% CI: 0,26 -3,28). Selain itu tidak ada bukti hubungan
Tabel 3 Odds ratio (OR ) dan 95% confidence interval (95% CI) dari kelompok
preeclampsia menurut tingkat keparahan penyakit periodontal , Bangkok,
Thailand, 2006–2007.
Kelompok Kelompok
preeclampsia kontrol (n=150)
(n=150)
Level Penyakit n (%) n (%) Unadjusted OR Adjusted OR
periodontal (95% CI) (95% CI)
Periodontal sehat 32 (21.3) 31 (20.7) 1.00 (referen 1.00 (referen
ce) ce)
Periodontitis ringan 74 (49.3) 81 (54.0) 0.88 (0.44 , 0.83 (0.43 ,
1.59) 1.60)
Periodontitis moderat 32 (21.3) 31 (20.7) 1.00 (0.50 , 0.77 0.35 ,
2.01) 1.69)
Periodontitis parah 12 (8.0) 7 (4.7) 1.65 (0.58 , 0.92 (0.26 ,
4.71) 3.28)
P for trend = 0.48 P for trend = 0.65
dilakukan oleh Bogges et al, Contreras et al, Lopez et al, Page et al, dan Canacki et l,
yang berbeda diterapkan. Ketika kita menggunakan kriteria yang diajukan oleh
Albandar, 25,4% dari kasus pada kelompok kontrol diklasifikasikan memiliki penyakit
kontrol adalah 34,0% menggunakan kriteria Bogges et al.; 6,0% menggunakan kriteria
yang diajukan oleh Contreras et al.; dan 76% menggunakan kriteria yang diajukan oleh
CDC-AAP. Namun, besar dari hubungan antara penyakit periodontal dan preeclampsia
sebagian besar sama ketika kriteria diagnostik penyakit periodontal yang berbeda
Gambar 1 Odds ratios (ORs) dan 95% confidence intervals (95% CIs) dari kelompok
preeclampsia dihubungkan dengan penyakit periodontal menggunakan
berbagai variasi kriteria diagnostik.
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, tidak ditemukan bukti dari keterlibatan antara klinis penyakit
periodontal saat masa kehamilan dan risiko preeclampsia pada wanita Thailand setelah
tambahan, tidak ditemukan juga bukti dari kenaikan risiko preeclampsia sejalan dengan
kenaikan keparahan dari penyakit periodontal (P untuk trend = 0.65). Kesimpulan dari
kasus ini tidak mendukung hipotesis penelitian ini bahwa penyakit periodontal adalah
salah satu faktor risiko yang berdiri sendiri untuk terjadinya preeclampsia.
Seperti yang kita ketahui, ada setidaknya 10 penelitian yang memfokuskan pada
topik jumlah risiko preeclampsia dihubungkan dengan status klinis penyakit periodontal
saat masa kehamilan selama masa kehamilan atau pada masa awal post partum. Delapan
dari sepuluh penelitian memiliki hasil yang positif atas hubungan antara penyakit
periodontal saat masa kehamilan dan risiko preeclampsia. Contohnya, Boggess et al., pada
penelitian kohort dari 763 wanita di Carolina Utara, disebutkan bahwa wanita dengan
periodontitis yang parah saat melahirkan, dengan kriteria ≥ 15 gigi dengan PD ≥ 4 mm,
mempunyai 2.4 kali lebih banyak risiko terjadinya preeclampsia bila dibandingkan dengan
wanita dengan jaringan periodontal yang sehat (OR = 2.4; 95% CI: 1.1-5.3).
Bagaimanapun, penyakit periodontal saat kehamilan tidak bisa dihubungkan dengan risiko
preeclampsia. Contreras et al., pada penelitiannya tentang 130 kasus preeclampsia dan 243
kontrol di Cali, Columbia, menyebutkan bahwa wanita dengan periodontitis yang sedang
sampai parah, di kriteriakan ≥ 2 gigi dengan CAL ≥ 6 mm, PD ≥ 4 mm, dan perdarahan
saat probing, mempunyai 3.32 kali lebih banyak risiko terjadinya preeclampsia jika
dibandingkan dengan wanita jaringan periodontal yang sehat (OR = 3.32; 95% CI: 1.79-
6.15). Cota et al., pada penelitiannya tentang 109 kasus preeclampsia dan 479 kontrol di
dengan kenaikan risiko terjadinya preeclampsia (OR = 1.88; 95% CI: 1.15-3.06).
Kebalikannya, Castaldi et al., pada penelitian kohort dari 1562 wanita Argentina, tidak
menemukan adanya hubungan antara penyakit periodontal pada saat kehamilan terjadinya
risiko preeclampsia (OR = 0.99; 95% CI: 0.70-1.40). Khader et al., pada penelitiannya dari
115 kasus preeclampsia dan 230 kontrol di Irbid, Jordan, juga tidak menemukan hubungan
Alasan dari perbedaan hasil dari masing-masing penelitian masih tidak jelas.
preeclampsia dan hubungannya dengan penyakit periodontal saat masa kehamilan, para
peneliti telah menggunakan setidaknya lima kriteria diagnosis yang berbeda untuk
menunjukkan bahwa ukuran dan arah dari hubungan antara penyakit periodontal dan
preeclampsia hampir sama jika dilihat dari kriteria diagnosis yang digunakan untuk
didefinisikan dari kriteria diagnostik yang sebelumnya telah digunakan dan tidak
bahwa kegagalan untuk menilai efek modifikasi dari merokok kemungkinan ikut
berkontribusi pada variasi dari hasil masing-masing penelitian. Sebagai contoh, Hyman et
al. melaporkan adanya hubungan antara penyakit periodontal dan penyakit jantung
koroner, bagaimanapun, setelah dilihat dari status merokoknya hubungan tersebut hanya
bukti dari sesama perokok. Ini sama sekali tidak berhubungan dengan penelitian, yang di
buat pada populasi dimana prevalensi dari merokok saat hamil sangat rendah (<4%) dan
penelitian yang dibuat oleh Khader et al., yang dibuat diantara non perokok gagal untuk
Boggess et al. menyatakan bahwa wanita yang sedang hamil dengan penyakit
uteroplacental, dimana akan merangsang inflamasi pada plasenta atau stres oxidative
selama kehamilan, dimana akan meningkatkan kerusakan plasenta dan manifestasi klinis
dari preeclampsia. Walaupun hipotesis ini adalah mungkin secara biologis, namun
penyebabnya pada penelitian mereka sangat terbatas yang membuat penyebab ini tidak
preeclampsia. Pada kenyataannya, penulis tidak menemukan bukti yang positif dari
hubungan antara permulaan penyakit periodontal saat masa kehamilan (<26 minggu
gestasi.
disertai dengan hubungan yang ambigu dari hubungan antara penyakit periodontal saat
sebelumnya tidak saling berhubungan. Hubungan antara penyakit periodontal klinis dan
preeclampsia mungkin hanya bisa dibuktikan pada beberapa populasi; yang mempunyai
kerentanan terjadinya pre faktor lingkungan lainnya atau faktor risiko genetik. Sebagai
contoh, perbedaan pada distribusi dan virulensi dari pathogen periodontal yang spesifik
didukung oleh penelitian tentang patogen periodontal yang berbeda-beda yang diambil dari
berbagai populasi sampel dari berbagai lokasi geografis. Penelitian selanjutnya akan
menginvestigasi karakteristik yang spesifik dari tipe dan virulensi dari pathogen
depannya.
yang relatif banyak, yang hanya mengikutsertakan ahli periodontal yang terlatih untuk
menguji para partisipan. Tingginya angka partisipasi untuk kasus dan kontrol (97.5% dan
95.7%) mengecilkan kekhawatiran tentang hasil yang tidak jelas. Beberapa batasan, harus
dipertimbangkan ketika menginterpretasi hasil dari penelitian ini. Pertama, penelitian ini
tidak mengkarakteristik secara spesifik pathobiologis dari infeksi oral (contohnya jumlah
bakteri atau antibodi level kepada pathogen periodontal). Walaupun parameter perekaman
periodontal full mouth yang digunakan pada penelitian ini menunjukkan bahwa lebih
dari penyakit periodontal merupakan hasil interaksi antara pathogen periodontal dengan
imun host dan respon inflamasi, pengukuran interaksi antara mikroorganisme dan respon
host kehamilan mungkin akan menyediakan hasil rata-rata untuk lebih mengkarakteristik
yang kita sebut sebagai penyakit periodontal. Kedua, walaupun kita telah menyesuaikan
dari beberapa perancu yang potensial, kita dapat tidak mengikutsertakan kemungkinan
tersebut sebagai beberapa hasil perancu dari faktor yang tidak dihitung dalam penelitian
(contoh infeksi traktus urinarius) yang mungkin bisa mempengaruhi estimasi risiko yang
dilaporkan. Terakhir, penelitian ini dirancang untuk mempunyai kekuatan statistik 80%
untuk mendeteksi 1.90 kali lipat kenaikan dari risiko preeclampsia yang berhubungan
bahwa hal tersebut mempunyai kekuatan yang terbatas yang dapat bertanggung jawab bagi
hasil penelitian, kita tidak dapat mengeluarkan kemiripan dari hubungan yang lebih lemah
atau hubungan yang mungkin hanya dapat dilihat diantara subtipe preeclampsia yang
karakteristik yang spesifik dari patogen periodontal dan imun host dan respon inflamasi