Anda di halaman 1dari 5

Apakah terdapat faktor pendukung yang dapat menjelaskan hubungan

antara periodontitis dengan faktor resiko ACVD?

Terdapat banyak faktor pendukung yang berperan dalam hubungan antara

periodontitis dan resiko ACVD, termasuk penyakit ko-morbiditas seperti diabetes

dan faktor gaya hidup seperti merokok. Bagaimanapun, Faktor resiko penyakit

kardiovaskular yang ditemukan tidak seluruhnya dapat menjelaskan faktor resiko

penyakit kardiovaskular yang berlebihan pada pasien dengan periodontitis. Semua

penelitian termasuk tinjauan terkontrol pada pasien perokok dan resiko berlebihan

didemonstrasikan pada pasien yang tidak pernah merokok pada berbagai

penelitian. Pada penelitian yang terkontrol untuk penyakit diabetes, resiko

berlebihan yang berhubungan dengan periododntitis juga didemonstrasikan.

Meskipun demikian, resiko berlebihan dapat disebabkan oleh faktor

pendukung lainnya yang tidak diketahui. Penemuan terkini dari proyek ENCODE,

yaitu proyek mendalam untuk mengidentifikasi semua elemen fungsi dari genom,

megindikasikan adanya faktor secara genetik yang dapat menentukan berbagai

penyakit inflamasi yang kompleks. Oleh karena itu, faktor-faktor genetik ini dapat

disebabkan oleh faktor pendukung yang tidak diketahui.

Implikasi klinis dan Kesehatan Umum

Perawatan periodontal membutuhkan intervensi profesional dari seorang

individu. Oleh karena itu, pencegahan dasar menjadi sangat penting dan rencana

untuk pencegahan penyakit pada sebuah populasi menjadi sangat diinginkan.

Diagnosis periodontitis dapat berkontribusi pada stratifikasi faktor resiko


kardiovaskular, jika terbukti meningkatkan prediksi faktor kardiovaskular yang

ditemukan pada pada prediksi model. (seperti pada Framingham Score).

Teori Intervensi

Penyakit kardiovaskular terosklerotik adalah penyakit multifaktor yang

kompleks dan pada masing-masing pasien dapat ditemukan satu atau kombinasi

dari berbagai faktor resiko. Periodontitis terbukti meningkatkan resiko terjadinya

ACVD pada masa mendatang, terlepas dari berbagai faktor resiko yang sering

ditemukan. Berbagai penelitian meninjau (D’Aiuto et al. 2013) dan menilai (van

Tulder et al. 1997) bukti – bukti yang tersedia dari intervensi periodontitis yang

dapat menghasilkan ACVD.

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa dengan perawatan periodontal

terdapat pengurangan inflamasi sistemik yang dibuktikan dengan reduksi pada

CRP dan perbaikan baik secara klinis maupun pengukuran fungsi endotel. CRP

dan fungsi endotel telah dikaitkan dengan peningkatan faktor resiko pada masa

mendatang dari penyakit kardiovaskular. Meskipun demikian, ada bukti yang

menunjukan bahwa perawatan periodontal tidak mempunyai efek pada pofil lipid.

Terdapat bukti yang menunjukan intervensi periodontal mengurangi biomarker

ACVD lainnya dari inflamasi, koagulasi, dan biomarker dari aktivasi sel endotel.

Terdapat beberapa bukti yang menunjukan perawatan periodontal mengurangi

tekanan darah arterial dan subklinis ACVD.

Tidak ditemukannya penelitian intervensi periodontal pada pencegahan

dasar ACVD (iskemik pertama) dan hanya ada satu studi kelayakan pada
pencegahan sekunder ACVD (iskemik berikutnya). Dapat disimpulkan percobaan

intervensi yang direncanakan dengan baik pada dampak dari perawatan

periodontal pada pencegahan dasar dan sekunder ACVD, hasil bukti klinisnya

sangat dibutuhkan. Dua rencana eksperimen percobaan intervensi yang dapat

dimanfaatkan yaitu percobaan pencegahan dasar ACVD dan percobaan sekunder

ACVD. Kecuali jika pengganti pengukuran hasil ACVD digunakan, kontrol yang

tepat pada percobaan pencegahan dasar menjadi tidak tepat. Meskipun penelitian

mengakui perlunya bukti epidemiologi tambahan yang menginformasikan

perencanaan percobaan intervensi klinis, percobaan pencegahan sekunder ACVD

harus dilakukan. Penelitian menemukan beberapa tantangan dalam merencanakan

teori intervensi yang pasti. Penelitian menggunakan metode PICO (population –

populasi, intervention – intervensi, comparison – perbandingan, outcome – hasil)

untuk menangani beberapa tantangan tersebut.

Bagaimana seharusnya populasi dengan periodontitis dipilih?

Pada percobaan sebelumnya telah memasukan heterogenitas dari definisi

kasus. Hal ini dapat menjelaskan keragaman temuan dari penelitian ini. Jadi

peneliti harus lebih konsisten dalam mengambil level minimal yang sama dari

tingkat keparahan penyakit periodontal. Populasi penelitian harus menunjukan

adanya inflamasi gingiva substansial (pendarahan saat probing atau sistem skoring

PISA, Nesee et al. 2008) dan kerusakan periodontal yang didefinisikan dengan

baik ( Tonetti & Claffey 2005). Sasaran populasi penelitian dapat dipilih dari balai

kesehatan dibandingkan dengan balai kesehatan gigi dan kami mengakui bahwa

populasi peneltian yang lebih muda (<65 tahun) lebih sesuai.


Apa saja intervensi yang sesuai untuk periodontitis?

Penelitian mengakui adanya berbagai rencana perawatan yang efektif

untuk mengontrol inflamasi periodontal. Pada penelitian sebelumnya telah

dilakukan perawatan yang tidak menyelesaikan permasalahan periodontitis

dengan baik. Percobaan intervensi harus direncanakan berdasarkan hasil ACVD

dan meliputi tujuan untuk mengeliminasi dental biofilmdan kondisi klinis

inflamasi gingiva (Friedewald et al. 2009) menggunakan berbagai rencana

perawatan yang diperlukan. Jadi, berbagai rencana harus dilaksanakan untuk

mengembalikan dan mempertahankan kesehatan periodontal pada penelitian

perawatan dari RCT. Mengikuti peneltian ACVD, AHA guidelines (Adams et al

2007, Jneid et al 2012) harus diikuti. Berdasarkan beberapa bukti, meminimalkan

potensi bakteri dengan cara mengembalikan kebersihan mulut dan melakukan

perawatan periodontal dengan beberapa sesi dibandingkan satu sesi intensif.

Apa saja kontrol yang sesuai pada percobaan intervensi?

Hal yang pokok pada studi kelayakan sebelumnya adalah tantangan dalam

pengelolaan subyek dalam kelompok kontrol studi tersebut. Kontrol subyek dari

penelitian ini adalah untuk melanjutkan penerimaan standar perawatan; meskipun

demikian, 30% dari pasien yang dikontrol memperoleh perawatan periodontal

tambahan, hal ini yang membingungkan hasilnya. Jadi, percobaan selanjutnya

harus meningkatkan ukuran sampel untuk memperhitungkan faktor-faktor dan

juga mempertimbangkan masalah etika dari tidak adanya perawatan periodontal

tambahan jangka panjang.


Apa saja pengukuran hasil dari ACVD yang dapat digunakan pada

percobaan intervensi?

Penelitian ini mengakui adanya tantangan pada pemilihan salah satu atau

campuran hasil kardiovaskular yang sesuai. Hasil klinis primer (MI, stroke,

kematian) adalah pengukuran yang relevan pada percobaan intervensi. Dengan

pengukuran hasil pengganti (ACVD biomarker seperti CRP, fungsi endotel dapat

menghasilkan pandangan ke dalam mekanisme hubungan antara ACVD dan

periodontitis seperti yang dikemukakan pada D’Aiuto et al 2013.

Apa bukti bahwa perawatan ACVD mempengaruhi hasil dari perawatan

periodontitis?

Bukti yang muncul menunjukkan bahwa beberapa agen farmakologis

mungkin dapat bermanfaat dalam mengurangi inflamasi periodontal (seperti

aspirin, statin, minyak ikan, vitamin D).

Anda mungkin juga menyukai