Anda di halaman 1dari 53

1.

ASRAMA DODIK 17

FERIYANE UYUN AYA, begitulah nama yang diberikan oleh kedua


orang tua ketika dilahirkan 50 tahun silam. Lahirkan di Sampit Kabupaten
Kotawaringin Timur pada tanggal 02 Februari 1967. Kami dari sebuah
keluarga sederhana dengan tujuh orang saudara yang tinggal di sebuah
Asrama Tentara yang dulu dikenal orang dengan Asrama Dodik 17. Ayah
adalah seorang tenaga pendidik (guru) dan sekaligus sebagai seorang
anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), sedangkan
ibu hanya sebagai seorang ibu rumah tangga biasa.

Mungkin para pembaca tidak akan percaya kalau orang tua kami
mempunyai dua pekerjaan yang berbeda dalam tugasnya, dimana kalau
pagi sampai siang hari ayah bekerja sebagai anggota Tentara Nasional
Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) sedangkan pada sore hari beliau
mengajar di Sekolah Dasar Negeri Sampit VIII. Sedikit ceritakan disini
mengapa ayah bekerja dengan dua tugas yang berbeda.

Ayah dilahirkan di Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas Provinsi


Kalimantan Tengah pada tanggal 19 Maret 1939. Beliau tamat Sekolah
Guru Bawah ( SBG)/setingkat SPG pada tahun 1958 di Kuala Kapuas.
Ditahun itu juga diangkat menjadi seorang tenaga pendidik (guru) dan
ditugaskan mengajar di daerah Lamandau Kabupaten Kotawaringin Barat,
dimana saat itu Kabupaten Lamandau (Sekarang) masih masuk kedalam
wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat. Sekitar tahun 60 an, ada Instruksi
Presiden agar setiap daerah dapat mempersiapkan para pemudanya
untuk menjadi sukarelawan guna merebut kembali Wilayah Kalimantan
Utara yang jatuh ketangan Negara Malaysia, Untuk itulah beliau merasa
sebagai seorang pemuda terpanggil untuk menjadi sukarelawan dan
tentunya dibekali pendidik menjadi seorang anggota tentara yang telah
lulus dalam seleksi.

1
Pada Tahun 1962 beliau dipindahkan ke Sampit dan ditugaskan di
Kompi Dodik 17. Kompi Dodik 17 ini diperbantukan untuk Kompi Senapan
A 631 yang pada saat itu sedang ditugaskan ke Sulawesi Selatan untuk
menumpas Gerilyawan Kahar Mujakar.

Pada Tahun 1965 ayah mempersunting ibu hingga melahirkan


kami di asrama dodik 17 ini. Karena bakat beliau sebagai tenaga pendidik
adalah pekerjaan awal yang tidak ingin beliau tinggalkan, maka beliau
pada waktu sore hari mengajar di Sekolah Dasar Sampit VIII, sebagai
guru kelas.
Hal ini

berlanjut hingga tahun 1980 an.

2
Gambar 1. Foto kami sekeluarga ketika
Di asrama Dodik 17 Sampit tahun 1979

Tahun 1974 awal mula masuk sekolah dan bersekolah di SDN


Sampit VIII. . Darah seni yang mengalir dari kedua orang tua mulai
terlihat saat masuk sekolah. Sejak kelas IV keaktifan dalam berbagai
macam kegiatan yang kami ikuti di sekolah.

Gambar 2. Kegiatan kami saat mengikuti pawai dalam rangka mem


peringati HUT RI ke 34 di Gelora 29 Sampit tahun 1979

Pada pertengahan tahun 1980 ada sebuah SK Menteri Pendidikan


yang ditujukan kepada beliau, bahwa tidak diperbolehkan lagi memiliki
pekerjaan ganda dalam pemerintahan. Karena pada waktu itu beliau
berpikiran kalau masih menjadi anggota TNI AD usia 48 tahun sudah
pensiun, sedangkan kalau menjadi guru bisa sampai usia 60 tahun, maka
beliau memilih untuk menjadi seorang tenaga pendidik sebagai mana
pekerjaan awal. Beliau pun minta berhenti dengan hormat dari kedinasan
sebagai tentara serta minta dikembalikan ke tempat kelahiran di Kuala
Kapuas. Untuk mendekatkan diri dengan orang tua beliau yang usianya
sudah cukup tua.

3
Pada awal tahun 1981 kamipun pindah ke Kuala Kapuas untuk
memulai hidup baru ditempat kelahiran orang tua . Saat itu baru lulus dari
Sekolah Dasar dan baru masuk ke Sekolah Menengah Pertama Negeri I
Sampit. Karena SK Kepindahan orang tua sudah diterima, maka kamipun
pindah ke Sekolah Menegah Pertama Negeri 2 Kuala Kapus. Sempat
terbesit kabar kalau kami sekeluarga saat itu hilang akaibat kapal yang
kami tumpangi hilang hingga sekarang tidak ada kabar beritanya Maklum
saat itu untuk menuju ke Kuala Kapuas, kami harus naik Kapal menuju
Banjarmasin selama satu hari satu malam, Tapi rupanya Tuhan
berkehendak lain, karen kapal yang kami tumpangi itu mundur sekitar satu
hari dari kapal yang berangkat terlebih dahulu. Dan puji Tuhan sampai
saat ini kami sekeluarga sehat walafiat adanya.

2. MENITI KARIR DI KUALA KAPUAS

Pengalaman yang paling mengesankan adalah ketika baru


memulai belajar di SMP Negeri 2 Kuala Kapuas segudang prestasi telah
kami raih dan pada pertengahan tahun 1981, kami diikut sertakan dalam
Jambore ke 2 Pramuka Tingkat Penggalang di Cibubur Jakarta. Banyak
pengalaman yang kami dapatkan selama berada di perkemahan.
Kepercayaan dari teman-teman menjadi ketua regu Bugenvil. Dari kuala
Kapuas kami berangkat ke Jakarta menggunakan kapal laut. Dari kuala
Kapuas terlebih dahulu kami menuju kota Banjarmasin. Di Banjarmasin
kami langsung menuju pelabuhan Trisakti tempat kapal laut bersandar.
Dengan kapal laut kami menuju pelabuhan perak Surabaya. Satu hari satu
malam kami berada dilaut. Keesokkan harinya kami tiba dipelabuhan
perak. Dari situ kami diangkut bus kota menuju keterminal kereta api yang
bernama pasar turi. Ketika kontingen Kuala Kapuas mulai memesuki
kereta api, Betapa terkejutnya hati ketika banyak orang memanggil .
Ternyata mereka adalah teman-teman dulu, waktu kami berdomisili di

4
Sampit. Dengan gembira kami berteiak satu sama lainnya memanggil
nama dan saling berpelukan melepas rasa kangen. Dan juga bertemu
dengan kakak-kakak pembina dari kontingen Kabupaten Kotim, yang dulu
membina ketika masih aktif di gudep Bayangkara Sampit. Kakak kakak
pembina bertanya kenapa kami pindah tidak memberi khabar pada
mereka, maaf kak tidak terpikirkan oleh kami dan pindah itu pun
dadakkan . Kami pun bersalaman dan mohon pamit untuk berkumpul
kembali bersama teman-teman dari Kuala Kapuas. Seraya menuju
teman-teman, salah seorang dari kakak pembina tadi berkata dengan
suara nyaring, katanya “ Dengar semua, adik seperti Feri ini adalah orang
hebat” dalam waktu enam bulan dia bisa menyesuaikan diri ditempat
yang baru dan bisa terpilih berangkat mengikuti jambore ini. Mendengar
semua itu kontingen Sampit dan Kuala Kapuas bertepuk tangan tanda
satuju dengan pembicaraan kakak pembina itu. Mendengar semua
itu,tersungging senyuman sambil mengacungkan jempol tanda setuju dan
berterimakasih atas pujian itu. Kereta api mulai jalan kami semua duduk
dengan rapi dikursi masing-masing. Perjalanan kami menuju Jakarta
menempuh waktu satu hari satu malam juga.

Singkat cerita kami pun tiba dibumi perkemahan cibubur. Selaku


ketua regu membimbing anggota regu apa yang harus kami lakukan,
untuk persiapan kegiatan selanjutnya. Dari hari kehari kegiatan kami ikuti
sesuai perturan yang berlaku pada saat itu. Banyak pengalaman
pengalaman berharga yang kami dapatkan. Untuk bisa diceritakan
nantinya dengan teman-teman yang lainnya agar termotivasi menjadi
sosok pribadi yang berprestasi. Pengalaman yang sangat berkesan
sewaktu di bumi perkemahan , salah satunya adalah bisa bertemu
langsung dengan bapak Presiden Soeharto dan ibu Tin. Bahkan bisa
berjabat tangan dengan bapak Presiden dan ibu Tin Soeharto.
Pengalaman itu masih segar di ingatan sampai sekarang. Tidak semua

5
peserta yang bisa berjabat tangan dengan Bapak Presiden dan Ibu Tin
Suharto pada saat itu, terkecuali para ketua-ketua regu.

Tibalah saatnya kami semua anggota disuruh memilih


tempat rekreasi, Kami dan beberapa kakak pembina memilih tempat
rekreasi Teluk Jakarta. Disitu kami membaur dengan kontingen-kontingen
lainnya sehingga kami bisa berkenalan dan mendapat teman baru. Kami
semua yang rekreasi keteluk Jakarta diajak naik sebuah perahu besar.
Dengan teman baru menikmati pemandangan disekitar teluk Jakarta
dengan naik perahu, Diatas perahu itu kami bercakap-cakap dengan
teman baru, tidak lupa menanyakan berasal dari kontingen mana. Diatas
perahu kami menikmati angin semilir dan sejuknya suasana disore hari.
Tak terasa perahu pun bertambat, kami semua turun untuk bergantian
dengan teman yang lain. Setelah semua kegiatan selesai,kami pun
kembali menuju perkemahan, bersiap siap melanjutkan kegiatan untuk
malam harinya.

Acara demi acara kami ikuti dengan tekun, tak terasa


selesailah acara jambore nasional 1981. Semua kontingen bersiap-siap
untuk kembali ke daerahnya masing-masing.Kembali kami naik kereta api
menuju pelabuhan Tanjung Perak . Kami disambut kapal laut untuk
berlabuh menuju pelabuhan Trisakti dikota Banjar Masin. Kembali lagi
satu hari satu malam kami ditengah laut. Setibanya di pelabuhan Trisakti
rombongan kami langsung dijemput taksi kota menuju pelabuhan Ujung
Murung (pelabuhan sungai ). Ada sekitar enam buah longboat untuk
mengantar kontingen kapuas kekampung halaman kami. Empat jam
kemudian kami telah tiba dipelabuhan Kuala Kapuas. Dengan jarak yang
tidak begitu jauh, sangat jelas terlihat ayahnda menunggu dengan setia.
Longboat bertambat kami satu persatu naik kedaratan untuk menemui
keluarga yang menjemput. Saat itu ayahnda menjeput, dengan teriakan
nyaring memanggil sambil berlari menuju tempat ayah. Sambil berjabat
tangan ayah berkata selamat nak, sudah sampai dengan selamat sambil

6
kami berpelukan lepaskan kangen . Tidak lama kemudian kami berjalan
menuju rumah dengan mengayuh sepeda. Beberapa menit kemudian
kami tiba dirumah, dengan gembira adik-adik menyambut kedatangan
kami. Ibu mempersilahkan kami semua untuk bersama makan kue yang
memang dipersiapkan untuk kami sekeluarga.

Selaku anak tertua dari 8 (delapan) bersaudara, Dididik oleh kedua


orang tua kami untuk menjadi pemimpin bagi adik-adik selaku anak
sulung.. Sejak kecil sikap adil dan bijaksana terhadap ketujuh orang adik
sangatlah diperlukan.. Sering kali ayah dan ibu keluar rumah untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Sepulang dari perjalanan ayah dan ibu
selalu membawa oleh-oleh untuk kami yaitu sebungkus kue. Bungkusan
kue tersebut langsung diberikan ayah untuk dibagikan kepada adik-adik .
Membagikan kue itu kepada adik-adik terkadang kalau kue itu lebih,
kelebihan itu di bagi kembali untuk adik-adik. Begitulah setiap kali ayah
pulang membawa oleh-oleh. Ayah mendidk, bahwa menjadi seorang
pemimpin itu haraus adil dan terkadang memberi untuk yang memerlukan.

Kedewasaan diri dalam mengatur adik-adik akhirnya berlanjut


hingga ke sekolah, sehingga selalu dipercaya oleh dewan guru untuk
mengikuti berbagai macam lomba seperti, senam pagi, senam pramuka,
menyanyi, menari bahkan sampai kepada lomba gerak jalan. Tidak sedikit
prestasi yang kami peroleh bersama teman-teman sekolah dan tidak
sedikit piala yang sudah kami persembahkan untuk sekolah kami, sampai
akhirnya kami lulus dari sekolah tersebut dan harus melanjutkan kejenjang
yang lebih tinggi lagi.

Pada tahun 1983 kami lulus dari SMP dan melanjutkan ke Sekolah
Pendidikan Guru (SPG) di kota yang sama. Disekolah ini harus belajar
bagaimana cara mendidik dan mengajar anak-anak seusia sekolah dasar.
Disekolah ini pula mulai diperkenalkan dengan dunia pendidikan, kami
diajarkan cara menghadapi siswa, karakter siswa, dan lain sebagainya

7
oleh bapak dan ibu guru. Selain belajar ilmu penddikan, sekolah kami juga
selalu aktif mengikti berbagai lomba. Dari pertama sekolah di SPG sudah
aktif mengikuti berbagai lomba, seperti Vocal grup, menari dan banyak
lagi. Dijaman kami peminat utk masuk SPG sangat kecil, Dari sekolah
SMP dikabupaten hanya beberapa orang, yang mau bersekolah disitu
sedangkan yang lainnya kebanyakan dari kecamatan bahkan dari
pedalaman kabupaten Kapuas. Tidak heran kalau di sekolah dewan guru
lebih mengenal kami. Karena dibandingkan dengan teman-teman ilmu
yang kami peroleh lebih banyak, karena kami sekolah di SMP terbaik
berada di kabupaten Kuala Kapuas saat itu..Pengalaman yang teringat
sampai sekarang adalah, Karena kekurangan siswa untuk mengikuti
lomba vocal grup perwakilan sekolah, kami bergabung dengan bapak-
bapak guru untuk memetik gitar dan suara laki-laki yang sangat kurang.
Hingga akhirnya pada tanggal 07 Juni 1986 kami lulus dari Sekolah
Pendidikan Guru (SPG) . Semua kenangan yang kami ukir bersama akan
dikenang sampai selama-lamanya.

Tahun 1987 Pengangkatan menjadi guru kelas di Sekolah Dasar


Negeri Selat Hilir IX Kuala Kapuas. Disekolah inilah mulai mengajar,
mendidik dan membina anak didik dengan penuh tanggung jawab.
Disekolah ini pula diberi tanggung jawab oleh kepala sekolah untuk
mengikuti berbagai macam lomba karena bertugas di bagian kesiswaan.

Sebuah pengalaman baru ketika ada lomba senam pagi bagi Siswa
Sekolah Dasar dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik
Indonesia ke – 43, kebetulan waktu itu ditugaskan oleh kepala sekolah
untuk melatih para siswa pada saat itu. Setiap pagi dan sore hari kami
berlatih di halaman sekolah hingga sampai akhirnya merasakan bahwa
siswa-siswi sudah siap pisik maupun mentalnya untuk mengikuti lomba.
Selanjutnya memikirkan apa dan bagaimana kostum anak didik untuk
tampil lomba tersebut. Akhirnya kamipun meminjam uang kas sekolah
untuk membeli kostum baru. Dihari minggu pagi sekali berangkat ke

8
Banjar Masin dengan menggunakan speed boat untuk menuju pasar
ujung murung yang terletak dipinggiran sungai barito. Dengan menempuh
waktu kurang lebih dua jam akhirnya tiba juga dipasar yang dituju.
Selesai membeli baju kostum senam dengan harga jauh lebih murah
karena harga partai. Tidak lama kemudian kembali naik speed boat untuk
pulang ke Kuala Kapuas. Sekitar pukul 14.00 wib sudah berada dirumah.
Karena mengejar waktu untuk melatih senam pada pukul 15.00 wib.
Tepat jam yang ditentukan kembali menuju kelapangan tempat kami
latihan, disana anak-anak sudah banyak yang datang. Sebelum latihan
membagikan kostum baru, mereka semua senang mendapat kostum baru.

Besok hari kami akan mengikuti lomba. Pada saat itu hanya satu
kali saja melatih mereka demi untuk mengingat-ingat kembali gerakan dan
pormasi yang sudah diajarkan. Tidak lama kemudian kamipun mengakhiri
latihani, untuk mempersiapkan fisik menghadapi lomba pada besok
harinya. Kembali diingatkan untuk anak perempuan rambut harus dikuncir
satu. Keesokan harinya tibalah hari yang dinanti-nanti, yaitu lomba senam
pagi indonesia. Setelah semua sudah lengkap berkumpul disekolah. Kami
semua peserta lomba berpamitan kepada kepala sekolah serta rekan-
rekan guru semua untuk minta doa restunya, agar berhasil mengikuti
lomba senam tersebut. Semua perwakilan dari sekolah masing-masing
telah menampilkan kebolehannya. Acara yang ditungu-tunggu pun tiba,
pengumuman pemenang lomba. Alhasil teryata tidak mengecewakan,
karena peserta didik yang saya latih berhasil meraih juara II dalam lomba
Senam tersebut. Mendengar semua itu anak-anak bertepuk tangan
kegirangan sambil berloncat setinggi-tingginya. Begitu juga degan
kegembiraan selaku tenaga pendidik (guru) yang baru seumur jagung
mengajar di sekolah itu sudah bisa mempersembahkan piala bagi
sekolah. Kami semua peserta lomba kembali kesekolah dengan
membawa piagam, tropi dan uang pembinaan. Semua warga sekolah
menyambut kami dengan senang hati dan mengucapkan selamat atas

9
keberhasilan. Kamipun menyerahkan hadiah yang kami dapat kepada
kepala sekolah,. Beliau berkata, anak-anakku sekalian dan juga guru
pelatih, sekolah mengucapkan terimakasih atas keberhasilan ini. Bapak
kepala sekolah hanya menerima piagam dan tropi untuk sekolah, dan
uang pembinaan itu biar ibu pendamping yang membagikannya. Masalah
kostum baru kalian itu semua diberi sekolah untuk kalian yang mengikuti
lomba. Kemudian kami pun berpamitan keluar dari ruang kepala sekolah,
untuk membagikan uang pembinaan. Mereka semua merasa senang
walaupun sama sedikit jumlah uang yang mereka terima,namun
kebersamaan itulah yang lebih berarti. Kami sebagai dewan guru
disekolah tersebut mengucapakan termakasih kepada anak-anak atas
kebersamaan selama ini. Begitu juga sebaliknya dengan anak-anak,
mereka juga mengucapkan terimakasih kepada semua dewan guru atas
bimbingannya. Sambil berjabat tangan seraya menuju ruang kelas
masing-masing. Tidak hanya sampai disitu saja kami juga banyak
mempersembahkan piala bagi sekolah dari lomba-lomba lainnya, seperti
menari guru, menyanyi guru, gerak jalan indah guru dan sebagainya
hingga tahun 1989. Demi motifvasi untuk semua warga sekoiah itu.

3. MENITI PRESTASI BERSAMA SDN 3 MB. HULU

Singkat cerita pada tahun 1990 terlaksananya pernikahan


kami,hingga membuat kami harus ke kota Sampit karena suami bekerja
di salah satu perusahaan kayu di kota itu. Pada pertengahan bulan Mei
1991 SK Kepindahanpun terbit dan tertulis bertugas di Sekolah Dasar
Negeri 3 Mentawa Baru Hulu (SDN 3 MB. Hulu). Hingga sekarang.

Dari hasil pernikahan itu kami dikaruniai empat orang anak, dimana
anak kami yang pertama bernama NOVITA CALLISTA lahir pada tanggal
09 Mei 1991 dan telah lulus dari Universitas Palangka Raya (Unpar)
jurusab PJKR pada tanggal 31 Agustus 2013 dan sekarang mengajar di
Sekolah Dasar Negeri Sawahan I Sampit. Anak kami yang nomor dua

10
sekaligus yang ke tiga adalah YOGA ANTONIYUS dan YOGI
ANTONIYUS yang lahir pada tanggal 07 Februari 1996 dan saat ini
sedang menuntut ilmu di Fakultas Kesehatan Jurusan Fisioterafi
Universitas Muhammadiyah Malang semester 7 (tujuh), sedangkan anak
kami yang ke empat bernama ALDA EVANGELISTA yang lahir pada
tanggal 02 Nopember 2000 dan sedang bersekolah di SMA Negeri I kelas
XI jurusan MIA B.

Dengan hadirnya keempat putra-putri dan didukung oleh suami


tercinta, keinginan menulis dan terus berkarya untuk memajukan dunia
pendidikan selalu berbisik dilubuk hati yang paling dalam. Semula
memang tidak mudah bagi kami dewan guru disekolah itu untuk bisa unjuk
gigi seperti sekolah-sekolah lainnya untuk bisa berpretasi baik dari segi
pelajaran maupun dalam hal ekstra kurikuler. Sekolah kami seakan-akan
sekolah pinggiran yang tidak pernah dilirik orang, padahal kalau ditinjau
dari lokasi sekolah letaknya strategis berada di tengah kota yaitu di Jalan
Jend. A. Yani (dibelakang Kantor Perpustakaan sekarang) Kendala yang
kami hadapi sebagai tenaga pendidik pada waktu itu adalah kurangnya
komunikasi antara guru dan orang tua siswa. Sehingga kami agak
kesusahan mengajak anak didik kami mengikuti berbagai lomba.

Saat itu perasaan tertantang melihat anak-anak didik yang masih


sangat kurang kompetensinya. Dalam proses pembelajaran kami semua
dewan guru berusaha menerapkan ilmu-ilmu didaktik metodik yang kami
dapatkan di bangku SPG. Secara psikologis kami berusaha mengerti
mereka. Mereka memang anak-anak yang masih sangat polos, dimana
saat diluar jam sekolah mereka membantu orang tua untuk berdagang,
bertani sampai beternak. Kami berusaha memberikan banyak motivasi,
dengan menceritakan perjuangan para tokoh yang berhasil dan sukses
walaupun berasal dari kalangan orang yang tidak mampu dengan
keadaan yang sangat sederhana.

11
Mulai tahun ajaran 1999/2000 dan seterusnya, kami bersama rekan
sejawat membina anak didik kami mulai mengikuti lomba, kebetulan saat
itu sebagian besar anak didik kami adalah anak-anak dari beberapa orang
guru disekolah itu dan ada juga anak-anak dari guru sekolah lain yang
bersekolah di SDN 3 MB. Hulu, jadi kami mudah untuk berkomunikasi
bilamana ada perlombaan karena orang tuanyapun menunjang semua
kegiatan yang kami ikuti. Selangkah demi selangkah dan berkat doa serta
kerjasama yang baik antara kami dewan guru dan orang tua akhirnya
berbuah hasil yang gemilang.

Sebagian besar lomba-lomba yang kami ikuti selalu meraih juara.


Dari Lomba gerak jalan, cerdas cermat yang diselenggarakan oleh Bank
Indonesia pada waktu itu anak didik kami berhasil keluar sebagai juara 1.
Begitu juga takala Ibu-ibu Darma Wanita mengadakan lomba senam
Poco-poco, anak didik kami berhasil menjadi yang terbaik yaitu keluar
sebagai juara 1. Salah satu anggota senam poco-poco tersebut adalah
anak kami yang bernama Novita Callista.

Perlahan-lahan kami keluarga SDN 3 MB Hulu mulai dikenal dan


dilirik orang sebagai sekolah yang bisa bersaing dengan sekolah-sekolah
lainnya. Karena setiap ada lomba SDN 3 MB Hulu selalu berhasil keluar
sebagai juara, semua ini tidak lepas dari dukungan orong tua murid yang
telah susah payah bahu membahu untuk mendukung dan menjunjung
tinggi nama baik SDN 3 MB Hulu.

Singkat cerita sekitar pertengahan bulan Pebruari tahun 2001 di


kota sampit terjadi konflik, yang mengakibatkan sebagian dari siswa-
siswa kami pindah sekolah mengikuti orang tuanya. Karena minimnya
anak didik, maka pada tahun 2004, SDN 3 MB Hulu digabung dengan
SDN 14, SDN 15 dan SDN 7 dengan nama SDN 3 Mentawa Baru Hulu.
Dari penggabungan sekolah tersebut kami para pendidik bertekat
membina SDN 3 MB Hulu untuk lebih baik lagi. Mulai saat itu sekolah

12
kami dipercaya oleh kalangan masyarakat luas. Banyak orang tua yang
latar belakang SDM nya diatas rata-rata, mempercayakan anaknya
bersekolah di SDN 3 Mentawa Baru Hulu. Dengan demikian kami lebih
mudah memilih siswa untuk mengikuti berbagai perlombaan. Oleh karena
kerja sama antara sekolah dan wali siswa berjalan dengan baik.

Tahun 2008 Salah seorang dari peserta didik kami berhasil


mewakili Provinsi Kalimantan Tengah dalam Lomba Bercerita Tingkat
Nasional yang diselenggarakan oleh Badan Perpustakaan Arsip dan
Dokumentasi Nasional Jakarta walaupun tidak berhasil namun rasa
kepuasan yang selama ini selalu tertunda untuk membawa peserta didik
ke tingkat nasional sudah mulai terbuka. Ditahun yang sama pergantian
kepala sekolah dari bapak Halidinur ke bapak Sajuri, SPd menumpukkan
harapan untuk menjadikan SDN 3 MB Hulu lebih maju dan menjadikan
salah satu sekolah unggulan di kota Sampit.

Hal ini terbukti dari berbagai lomba yang diikuti oleh peserta didik
dari SDN 3 MB Hulu selalu mendapat Juara bahkan ada peserta didik
yang bernama Salwa Salsabila berhasil menjadi Juara 2 Tingkat
Nasional dalam Lomba bercerita tahun 2010. Tidak hanya dalam lomba
seni saja sekolah ini berprestasi, dalam lomba sains pun kami bisa unjuk
gigi. Di tahun 2011 salah satu anggota sains club SDN 3 MB Hulu yang
bernama Annisa Putri Carina berhasil mendapat juara I tingkat provinsi
dan mendapat predikat Siswa Berbakat Tingkat Nasional. Ini semua
berkat hubungan antar sekolah dan wali murid yang saling menunjang.
Begitu juga saya dan teman-teman selaku tenaga pengajar saling bahu
membahu jikalau ada kegiatan apa pun disekolah maupun di luar sekolah
ketika ada perlombaan. Dengan demikian hasil lomba pun tidak pernah
mengecewakan kami.

Dari tahun ketahun diantara kami sebagai guru, pasti ada yang
diangkat menjadi kepala sekolah di Sekolah Dasar lain. Begitulah proses

13
beberapa guru disekolah kami, sehingga harus mendatangkan guru baru.
Dengan keberadaan seperti itu juga membuat kami agak kewalahan,
karena harus beradaptasi dengan teman baru. Tapi semua itu tidak
menyurutkan niat untuk membimbing siswa siswi agar bisa membawa
nama baik sekolah kami.

Kami juga sering mengajak rekan-rekan sekerja dan peserta didik


berinovasi dalam menciptakan pembelajaran. Kami memulainya dengan
memanfaatkan kantong plastik bekas yang telah di buang dilingkungan
sekolah menjadi barang berharga dan bernilai jual. Plastik-plastik bekas
itu kami kumpulkan, kemudian dibersihkan dan dirajut untuk dijadikan
bahan pembelajaran seperti membuat tas berbentuk segi empat,
membuat topi yang berbentuk lingkaran, membuat tempat air minum yang
berbentuk tabung. Selain itu juga kami melatih siswa bagaimana cara
memanfaatkan barang-barang bekas tersebut untuk dibuat menjadi hasta
karya. Ada beberapa hasta karya dari kami yang sewaktu dilombakan
berhasil mendapat juara.

Gambar 3. Media pembelajaran bentuk Tabung, Segi empat dan


Lingkaran yang diolah dari rajutan kantong plastik bekas.

14
Gambar 4. Bersama peserta didik meraih juara II lomba Hasta Karya
Karya

4. MERAJUT MIMPI MERAIH PRRESTASI

Resep dalam membimbing peserta didik adalah SGM (Sabar, Gigih


dan Mengerti). Sabar dalam arti tidak cepat marah walaupun peserta didik
tidak cepat dalam menangkap pelajaran. Gigih berrti tidak cepat putus
asa dalam menghadapi peserta didik, karenanya selalu bertanya dan
berkomunikasi dengan rekan sejawat bilamana mendapat kesulitan.
Mengerti karakteristik dan psikologis peserta didik bagi seorang guru. Hal
itu akan mengurangi sikap egoisme seorang guru. Guru yang Egois
biasanya tidak disenangi oleh peserta didik. Peserta didik menjadi enggan
untuk bertanya atau meminta bimbingan

Ditahun 2012 ada 4 (empat) orang peserta didik dari SDN 3 MB.
Hulu Yang berangkat mewakili Kabupaten Kotim ke tingkat Provinsi dalam
ajang FLS2N pada masing-masing Lomba Menggambar, Membatik,
Menyanyi dan Berpidato. Berkat adanya eskul disekolah mempermudah

15
memastikan siswa yang akan kami persiapkan untuk lomba. Dari keempat
siswa yang mengikuti beberapa cabang lomba, kami dari guru SDN 3
membimbing siswa sesuai cabang lomba yang diikuti. Pada waktu itu
dipercayakan untuk melatih siswa menggambar sesuai eskul yang di
pegang. Disekolah jadwal eskul setiap hari sabtu, disitulah kami melihat
anak yang bisa dibina. Siswa itu bernama Alda Evangelista kebetulan putri
bungsukamia. Selain berlatih dijadwal eskul, Alda juga berlatih dirumah
dengan bimbingan sedikit ketat. Lomba ditingkat kabupaten empat orang
siswa ini semua meraih juara I. Dengan demikian mereka berempat
berhak berangkat ke palangkaraya untuk mengikuti lomba tingkat Provinsi
sesuai bidangnya. Hasil lomba diprovinsi mereka semua pun meraih juara
I dan Juara II. Dari ke empat siswa tersebut dua orang mewakili Provinsi
Ketingkat Nasional di Mataram karena meraih juara I, yaitu lomba
Menyanyi dan Pidato.

Ditahun yang sama, ketika itu kami dan beberapa guru menjadi
anggota panitia penerima siswa baru. Kami melihat dari berkas maupan
penampilan setiap anak didik baru dan kami terkesan pada salah seorang
anak. Anak tersebut mempunyai potensi untuk kedepannya dan mampu
membawa nama baik sekolah ini, ia bernama Gina Dzakiya..

Saat Gina masih duduk di kelas I, sudah banyak piala yang


diperolehnya seperti juara mewarna, menggambar, Fashion Show dan
lain sebagainya. Melihat kemampuan Gina yang banyak mengikuti
berbagai lomba, kami jadi tertarik. Mulai saat itu kami mendekati orang tua
Gina, berbincang-bincang tentang potensi Gina. Orang tua Gina
merespon apa yang kami maksud. Kami akan membimbing Gina untuk di
persiapka kekelas III kelak bisa membawa nama baik sekolah.

Peran orang tua Gina sangatlah membantu kami. Karenanya sering


sekali kami berkomunikasi tentang berbagai macam hal untuk kemajuan
Gina kedepannya. Orang tua Gina, terutama sang ibu sangat mendukung

16
sekali dengan kegiatan-kegiatan yang ada disekolah, terutama kegiatan
seni. Talenta yang ada dalam diri Gina sungguh luar biasa. Karena itulah
kami selaku guru yang diberikan tugas oleh kepala sekolah pada bidang
kesiswaan khususnya di bidang seni, merasa bertanggung jawab penuh
untuk membina siswa-siswa yang mempunyai bakat seperti Gina ini.

Seiring berjalannya waktu, dimana saat itu Gina sudah duduk di


Kelas III dan sudah sekian lama juga kami membina pengetahuan dan
melatih mental Gina. Dengan banyak membaca buku dan ikut berbagai
lomba untuk menumbuhkan mental yang baik di atas panggung. Ternyata
semua yang kami lakukan bisa berjalan baik, dan sepertinya Gina sudah
siap untuk mengikuti berbagai lomba kejenjang yang lebih bergengsi
dikota Sampit ini.

Gambar 5. Gina sedang mengikuti lomba fashion show

Pada tanggal 02 s/d 11 Juni 2014, Kantor Perpustakaan, Arsip dan


Dokumentasi Kabupaten Kotawaringin Timur mengadakan lomba
bercerita untuk semua SD/MI di Sampit. Dari SDN-3 MB Hulu mengikut
sertakan empat orang anak didik sebagai perwakilan, masing-masing dari
kelas III satu orang, kelas IV satu orang dan kelas V dua orang.. Saat itu

17
Gina merupakan perwakilan dari kelas III. Satu persatu para peserta
lomba menampilkan ceritanya masing-masing. Dari nomor urut dada 1
sampai urut 7, Gina memperhatikan dengan seksama. Sambil
memberikan masukan kepada Gina tentang ekspresi dan bloking
panggung yang jarang dikuasai oleh banyak siswa. Tibalah penampilan
Gina dengan nomor dada 8. Sewaktu Gina menuju panggung semua
penonton bertepuk tangan mungkin melihat badan Gina yang masih kecil.
Karena waktu itu perwakilan sekolah semua rata-rata kelas V. Melihat
penampilan ekspresi dan bahasa tubuh Gina diatas panggung, semua
penonton bertepuk tangan. Saat itu peserta lomba berjumlah 23 orang
dari seluruh sekolah dasar di Sampit. Acara demi acara telah terlewati
saat pengumuman lomba pun tiba, Dari hasil lomba ternyata Gina terpilih
sebagai juara I di tingkat kabupaten. Melihat keberhasilan Gina di
Kabupaten dan harus mewakili Kabupaten Kotawaringin Timur untuk
lomba ditingkat Provinsi. Kami akan membina Gina lebih giat lagi. Karena
tekad hati,bahwa mengikuti lomba berusaha mendapatkan hasil.

Disela mengajar di kelas, selalu kami luangkan waktu untuk melatih


Gina. Karena di bulan Juli kami harus berangkat ke Palangka Raya untuk
mengikuti lomba bercerita tingkat provinsi. Banyak yang harus kami
persiapkan keperluan Gina untuk menuju lomba ditingkat Provinsi. Untuk
Penampilan diatas panggung Gina tidak diragukan lagi, hanya perlu
mengingat–ingat kembali dan koreksi-koreksi kecil.

Kembali kami bertemu orang tua Gina untuk membicarakan kostum


Gina tampil ketika di Palangkaraya. Orang tua Gina mengapresiasi
dengan senang hati, kebetulan juga ibu Gina seorang penjahit. Kami
memberikan ide model baju daerah yang pantas digunakan untuk tampil
ditingkat Provinsi. Dalam cerita itu Gina memerankan tokoh seorang laki-
laki. Kali ini kostum yang digunakan Gina berwarna hitam dan model
pakaian laki-laki. Selain kostum, hal lain yang perlu juga kami dan orang

18
tua Gina persiapkan adalah proferty. Ada beberapa tambahan proferty
yang perlu dilengkapi untuk cerita Gina di provinsi nantinya

Semua yang kami perlukan akhinya sudah lengkap. Kami siap


melaju menuju kota cantik Palangka Raya untuk berlomba di tingkat
provinsi. Kami menginap di Hotel Alfairus bersama kepala kantor dan staf
perpustakaan Kotawaringin Timur. Dengan semangat yang membara kami
melatih dan memberikan penguatan kepada Gina. Agar Gina siap
berlomba dan bisa menjadi yang terbaik ditingkat Provinsi.

Gambar 6. Penampilan Gina saat Lomba Bercerita di Tingkat Provinsi

Hari pertama datang kami dan Gina langsung mengikuti technical


meeting, untuk mengetahui rambu-rambu berlomba. Tidak ada kesulitan
maupun masalah bagi kami dan Gina apa pun yang telah dibahas. Karena
apa yang dibahas di Provinsi tidak jauh berbeda dengan apa yang pernah
kami bahas dikabupaten. Hanya ada perbedaan sedikit, kalau ditingkat

19
Provinsi selesai tehcnical meeting langsung tes wawan cara. Sebetulnya
kami juga terkejut adanya tes tersebut. Namun kami mencoba tenang
untuk menghadapi semua ini. Sambil menunggu giliran, kami mengajari
Gina cara menjawab semua pertanyaan dewan juri dengan sopan. Tibalah
giliran Gina, dengan percaya diri dia melangkah menuju dewan juri.
Pertanyaan demi pertnyaan Gina jawab dengan tenang sesekali ada
senyum menghiasi raut wajah mungilnya. Dengan melihat penampilan
Gina yang percaya dirinya tinggi, kami optimis kalau Gina bisa menjadi
yang terbaik.

Singkat cerita haripun hampir petang. Tes wawancara telah selesai,


kami dan Gina kembali menuju tempat penginapan. Disana kami mandi,
selesai mandi Gina tidak lupa solat sambil menunggu selesai Gina solat
kami membenahi properti yang akan digunakan besok hari. Setelah Gina
selesai solat, kami dan Gina menuju ruang makan untuk bersantap
malam. Sambil menikmati makan malam dimeja makan kami membahas
tentang tes wawan cara, yang tidak kami dapati ditingkat kabupaten.
Namun semua itu berjalan lancar dan bisa kami lalui tanpa suatu
hambatan. Makan malam selesai kami dan gina kembali menuju kamar
untuk beristrahat. Sambil beristirahat kami kembali menyusun properti
yang akan digunakan Gina latihan pada saat itu. Dimalam itu Gina berlatih
untuk penampilan besok,satu dua kali Gina berlatih dengan sungguh-
sungguh. Melihat sudah cukup waktunya beristrahat tidur malam. Kami
dan Gina bersama-sama menuju bale-bale untuk membaringkan badan
dan menarik selimut karena dinginnya ac. Tepat pukul 04.00 WIB saya
dan Gina bangun pagi.Gina bergegas kekamar mandi mencuci muka dan
mengambil air wudhu untuk sholat. Selesai semua itu mulailah
membimbing Gina berlatih untuk persiapan lomba pada pagi harinya.
Cukup satu kali latihan untuk Gina mengingat alur cerita,setelah itu Gina
berdandan untuk menghadapi lomba. Gina menggunakan kostumnya dan
berdandan sesuai cerita yang sudah dipersiapkan sejak di Sampit. Tak

20
terasa jam sudah menunjukan pukul 06.00. pagi, kami bergegas menuju
ruang makan untuk sarapan.selesai sarapan kami kembali kekamar untuk
bersiap siap berangkat ketempat lomba.

Pada tanggal 19 Juni 2014, Tepat pukul 07.00 Wib Kami


meninggalkan penginapan menuju tempat lomba, dengan mengendarai
mobil. Setibanya disana peserta lomba dan penonton sudah duduk rapi
untuk menantikan acara dimulai. Sekitar 25 menit kami berada disitu,
tepatnya pukul 08.30 Wib acara segera dimulai. Dari acara pembukaan
sampai acara inti dimulai kami dan Gina mengikuti dengan seksama.
Acara lomba segera dimulai, Gina mendapatkan nomor undian tampil
empat. Satu persatu perwakilan menampilkan kebolehannya diatas
panggung. Kami dan Gina duduk berdampingan menunggu giliran Gina
naik keatas panggung. Masukan- masukan dan penguatan untuk sangu
Gina diatas panggung selalu kami lakukan.

Akhirnya giliran Gina pun tiba, untuk unjuk kebolehannya diatas


panggung. Tahap demi tahap Gina mampu membawakan cerita dengan
baik. Aksi panggungnya dengan akting yang baik memukau semua yang
menyaksikannya. Ketika Gina membawakan ceritanya suasana mendadak
senyap semua penonton fokus kepenampilan Gina. Ketika Gina
mengakhiri ceritanya bunyi riuh tepuk tangan menyentak kesenyapan
digudung itu. Kami dan Gina menyaksikan penampilan-penampilan
berikutnaya. Dari 14 (empat belas) perwakilan kabupaten semua sudah
menampilkan kebolehannya masing-masing. Kurang lebih 30 menit
lamanya dewan juri bersidang menentukan kejuaraan lomba. Gina keluar
Gedung mencari tempat orang menjual es krim, Gina pun membeli es
tersebut dan membawanya masuk kegedung itu. Tidak lama kami duduk
dewan juri juga sudah bersiap-siap mengumumkan hasil lomba. Ketika
hasil lomba dibacakan Ternyata Gina menjadi yang terbaik.

21
Terimakasih kasih Tuhan, ternyata semua jerih payah kami
membuahkan hasil yang gemilang. Lomba bercerita ditingkat Provinsi
akhirnya dimenangkan oleh Gina sebagai juara 1. Sebagai guru
pendamping sekaligus pelatih sangat bangga akan keberhasilan tersebut,
karena perwakilan kabupaten lain semuanya duduk di kelas V.
Sedangkan saat itu Gina masih duduk dibangku kelas III, tapi mampu
menjadi yang terbaik. Gina pun akhirnya ditetapkan sebagai perwakilan
dari Provinsi Kalimantan Tengah untuk bisa mengikuti lomba ke Tingkat
Nasional di Jakarta.

Selesai pembagian Piala, Penghargaan dan uang pembinaan,


acarapun langsung ditutup oleh Bapak Drs. Rudiansyah Iden selaku
Kepala Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Kalimantan
Tengah. Selesai acara saya dan Gina tidak langsung pulang ke hotel,
tetapi masih tinggal di ruang lomba sambil berbincang-bincang dengan
bapak dan ibu dewan yuri, sekalian minta masukannya untuk persiapan di
tingkat nasional nanti.

Dari pengalaman yang kami dan Gina dapatkan di tingkat


Kabupaten dan Provinsi itu, bisa jadi motivasi untuk kami agar saat tampil
di Jakarta nantinya segala kekurangan bisa teratasi. Semua masukan
yang diberikan oleh dewan juri selalu kami perhatikan.

Pada tanggal 20 Juni 2014 sekita pukul 07.30 WIB kami, Gina dan
orang tua Gina Pulang ke Sampit, dengan mobil travel. Kurang lebih
sekitar 4 jam kami berada di dalam mobil travel, akhirnya sampai juga di
kota sampit pukul 11.25 WIB. Kami langsung diantar ke rumah masing-
masing.

22
Gambar 7. Berangkat bersama Gina melalui Bandara Cilik Riwut ......
Doa’in kami ya..... semoga berhasil ......

Singkat cerita pada tanggal 20 oktober 2014 kami berdua


berangkat dari Palangka Raya menuju Jakarta. Untuk meraih mimpi-mimpi
kami agar bisa membawa nama baik Kalimantan Tengah khususnya kota
Sampit tercinta. Di Jakarta kami menginap di Hotel Kartika Candra yang
terletak di jalan Gatot Subroto. Dengan tekad dan semangat yang tinggi,
kami dan Gina merasa termotivasi untuk bisa tampil lebih baik lagi, karena
yang kami pertaruhkan adalah nama baik provinsi.

Dikala ada waktu senggang kami dan Gina sering berlatih gerak
dan ekspresi sesuai dengan isi cerita yang nantinya akan dibawakan.
Sebab kalau nanti Gina masuk ke babak final, ia harus tampil dengan
cerita yang lain lagi. Pelaksanaan lomba bercerita di Tingkat Nasional ini
dilaksanakan dari tanggal 21 s/d 23 Oktober 2014.

23
Pada tanggal 21 Oktober 2014 sekitar Pukul 09.30 WIB
dilaksanakan Technical Meeting dan dihadiri oleh seluruh peserta beserta
pendamping masing-masing, sekaligus pengambilan nomor urut untuk
tampil. Setelah acara Technical Meeting dilanjutkan dengan aksi
pengenalan panggung bagii setiap peserta.

Gambar 8. Memberi pengutan kepada Gina saat menunggu giliran


Tampil

Pada tanggal 22 Oktober 2014 sekitar pukul 08.30 WIB acara


lomba di mulai. Dari 34 Provinsi yang mendapat undangan untuk tampil
mewakili propinsi masing-masing, ada satu Provinsi yang tidak
mengirimkan perwakilannya. Satu persatu perwakilan dari provinsi
masing-masing telah menyelesaikan penampilannya. Dengan

24
membawakan cerita legenda dari daerah asal mereka. Saat itu Gina
membawakan cerita yang berjudul “ HANTUEN “ yang artinya sama
seperti LEAK di daerah Bali. Dari inti cerita tersebut menceritakan
berkembang biaknya keturunan hantuen yang telah menikah dengan
manusia. Semua masyarakat setempat takut kepada hantuen. Karena
bisa menghisap darah ibu yang baru melahirkan. Cerita legenda ini terjadi
di daerah Sungai Kahayan Kabupaten Gunung Mas.

.Dari 33 peserta yang sudah tampil dalam babak penyisihan


kemudian diambil 12 besar untuk masuk ke babak final, termasuk Gina.
Gina harus membawakan satu cerita lagi pada saat berlomba di babak
final. Ada waktu satu hari untuk Gina berlatih dengan judul cerita yang
berbeda. Kali ini Gina membawakan cerita yang berjudul “ PULAU
HANAUT “. Inti cerita ini mengisahkan dua orang anak raja yang berbeda
karakter. Dan memperebutkan warisan leluhur mereka. Akibat pertkaian
itu tak ada yang menguntungkan kedua saudara. Bahkan malapetaka
yang menimpa mereka berdua akibat keserakahan salah seorag anak raja
itu. Singkat cerita, ketika sang kakak (Putri Lumuh Lenggana) mengetahui
adiknya (Lumuh Sumpit) akan mengambil intan peninggalan nenek
moyang mereka, untuk dijual. Sang kakak dengan cepat berlari
meninggalkan tempat tinggal mereka dengan menggunakan rakit. Melihat
hal itu sang adik marah sekali ia mengejar kakaknya dengan amarah
tingkat tinggi sambil menghunuskan mandau hendak membunuh
kakaknya. Meihat hal itu sang kakak bingung bercampur ketakutan,
sehingga sang kakak mengembalikan intan itu kepada nenek moyang
mereka. Si adik terus mengejar hingga keduanya sampai ditengah laut
Lanting dan perahu yang mereka gunakan berangsur-angsur tenggelam.
Jarak lanting sang kakak dengan perahu si adik kurang lebih seratus
meter. Dari asal tenggelamnya rakit dan perahu tersebut membuat
terkumpulnya pasir, dan lama kelamaan menjadi sebuah gundukan besar
dan menjadi sebuah pulau yang ditumbuhi pepohonan ditengah sungai

25
sampit. Konon ceritanya bekas pecahan lanting Lumuh Lenggana disebut
pulau Hanaut. Sedangkan bekas pecahan perahu Lumuh Sumpit
dinamakan pulau Lepeh. Keberadaan kedua pulau tersebut sampai
sekarang masih ada dan oleh pemerintah setempat dijadikan sebagai
objek wisata.

Dengan percaya diri yang tinggi dan seolah tanpa beban Gina kecil
tampil memukau penonton dan peserta lainnya pada babak final kala itu.
Setelah semua peserta lomba di babak final selesai tampil, kami dan
Ginapun duduk manis sambil menunggu hasil lomba. Tidak berapa lama
setelah itu juri kembali ke ruang lomba dan mengumumkan hasilnya.
Hasil akhir dari kejuaraan itu menetapkan bahwa Gina menempati posisi
lima besar atau juara harapan II tingkat Nasional. Kepala Badan
Perpustakaan Provinsi Kalimantan Tengah, Bapak Drs Rudiansyah ikut
menyaksikan penampilan Gina. Beliau sangat-sangat bangga kepada
Gina. Karena sangat susah sepertinya kalau pererta dari Kalimantan
Tengah bisa masuk babak penyisihan, apalagi ini bisa masuk kedalam
lima besar ditingkat Nasional. Beliau pun menuturkan bahwa Gina anak
yang hebat, masih duduk dibangku kelas III, sudah mampu membawa
nama baik Kalimantan Tengah.

Setelah empat tahun lamanya Provinsi Kalimantan Tengah tidak


pernah bisa tampil di final (karena tampil difinal terakhir tahun 2010) dan
baru tahun 2014 ini bisa masuk final kembali serta dari Sekolah Dasar
yang sama yaitu SDN 3 MB. Hulu kata Bapak Drs Rudiansyah.

Begitu juga dengan Ibu Ermina, SPd dari perwakilan Kantor Badan
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kotim yang sejak awal
lomba mengikuti dengan seksama penampilan Gina, merasa gembira
dengan hasil yang di peroleh Gina. Gina kecil memang sangat cerdas
kata beliau, sejak lomba di Tingkat Kabupaten dia sudah terlihat lebih
menonjol dibanding dengan pesert-peserta lainnya. Oleh karenanya kami

26
sangat yakin kalau Gina kecil ini bisa berprestasi di tingkat Nasional.
Beliau juga memberikan ucapan selamat atas keberhasilan bimbingan
dan melatih Gina selama ini.

Gambar 9. Bapak Drs. Rudiansyah menyaksikan penampilan Gina

Selaku pelatihpun merasa bangga, karena dari Kalimantan


Tengah dengan dialek yang kental bisa berhasil, mengantar Gina Juara
Harapan II ditingkat nasional. Dari seluruh pelatih siswa hanya beberapa
provinsi saja yang pelatihnya seorang guru, termasuk kami. Yang lainnya
semua seniman pelatih-pelatih dari sanggar. Dengan begitu kami sangat
bersyukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa yang telah memberikan
kemurahan Nya kepada kami.

Hampir satu minggu kami ditampung dihotel, acara puncak pun tiba
yaitu pembagian hadiah pemenang.Gina mendapatkan piagam, trofi dan
uang pembinaan sebesar Rp 7.000.000. Selesai itu kami langsung dibawa
kesebuah gedung yang mewah untuk makan bersama. Selesai makan
dan sedikit beramah tamah dan bercanda ria dengan seluruh peserta
akhirnya kami kembali ke hotel masing-masing. Keesokan harinya kami
sudah harus keluar dari hotel. Sambil menunggu keluarga Gina yang ada

27
di Jakarta menjemput, kami Sempat berfoto selfie sebagai kenang-
kenangan selama berada di Hotel tersebut.

Gambar 10. Bersama Gina dan Ibu Ermina, SPd setelah menerima Piala

Orang tua dan keluarga besar Gina yang berada di Jakarta datang
untuk menjemput kami. Singkat cerita kamipun menginap dirumah nenek
Gina. Kami dibawa keluarga Gina untuk berkeliling-keliling melihat
indahnya kota Jakarta. Waktu itu hari minggu kami diajak ke Taman Mini
Indonesi Indah. Disana kami mengunjungi beberapa anjungan rumah
adat, seperti rumah adat Kalimantan Tengah, Sumatra Barat, Irian Jaya
dan banyak lagi yang lainnya. Banyak keunikan yang kami jumpai dari
rumah-rumah adat itu. Misalnya Rumah adat Irian Jaya, dimana atap
rumah yang digunakan sangatlah unik menurut kami.

Kami juga meugnjungi taman burung. Kicauan dan beragam warna


burung membuat hati gembira. Banyak burung yang tidak pernah kami

28
lihat ,semua kami temui ditaman burung. Disana kita bisa berfoto bersama
burung-burunyang berada disitu. Ditaman burung juga ada petugas untuk
mengatur semua pengunjung jika hendak berfoto bersama burung.-burung
yang berada ditaman. Selesai dari situ kami lanjut naik kereta gantung
untuk menikmati pemandangan dari atas. Seluas mata memandang kami
melihat beragam rumah adat nusantara dengan bentuk dan bahan yang
berbeda. Begitu juga tempat permainan anak yang sangat mengasikan
dan membentuk karakter anak untuk belajar mandiri.

Tidak terasa kami berjalan jalan di Taman Mini Indonesia Indah,


ternyata sudah setengah hari kami disitu. Kami pun makan siang bersama
dengan bersenda gurau. Selesai makan kami semua bersepakat kembali
kerumah. Sambil menuju pintu keluar kami bercakap cakap tentang
asyiknya bertamasya. Pengalaman yang berharga ini harus bisa membuat
kita lebih berpretasi lagi. Setibanya dirumah kami kembali keacara kami
masing masing. Seperti melipat pakaian yang sudah kering, untuk ditaruh
dikoper agar saat pulang nantinya tidak ada yang tertinggal.

Tidak terasa kami dan Gina sudah lebih dari sepuluh hari berada di
Jakarta. Kerinduan akan keluarga dan sekolah mulai terasa oleh. Kadang-
kadang teringat akan peserta didik, yang ditinggalkan selama
mendampingi Gina di Jakarta, karena pada tahun ajaran yang baru ini
kebagian mengajar di kelas rendah yaitu kelas 1. Kadang terngiang-
ngiang di telinga tawa, tangis, canda dan gurauan mereka yang kala
pertama kali ditangani sekitar dua bulan dan harus ditinggalkan lagi
hampir kurang lebih dua minggu lamanya. Banyak orang tua mereka
yang mengubungi dan menanyakan, kapan bisa pulang dan kembali
mengajar anak-anak mereka. Komunikasi orang tua peserta didik dangan
para guru disekolah ini memang sudah lama terjalin, dan berkat
kerjasama itu juga kami dewan guru dengan mudah memotivasi peserta
didik untuk bisa berprestasi.

29
Gambar 11. Ketika mengunjungi salah satu anjungan di TMII

Singkat cerita keesokkan harinya kembali kami diajak oleh keluarga


Gina. Kali ini kami menuju kepasar tanah abang untuk melihat lihat barang
jualan. Harga barang dipasar ini lebih murah dibandingkan harga barang
dikota Sampit. Oleh karena itu kami mencari sedikit oleh oleh untuk
dibawa kesampit,seperti tas, dompet dan sedikit pakaian Tidak terlalu
lama kami dipasar itu, karena rencana kami keesokan harinya harus
sudah kembali ke Palangka Raya menuju ke Sampit. Tak terasa kamipun
tiba dirumah nenek Gina, kami menysun barang barang yang di beli untuk
oleh-oleh ke Sampit. Dan tak lupa beristirahat mempersiapkan fisik , agar
pulang ke Sampit sehat selalu.

Keesokan harinya sekitar pukul 13.30 kami, Gina beserta orang tua
Gina menuju Bandara Halim untuk kembali ke Palangka Raya. Kami
mendapat jadwal penerbangan sore hari. Berhubung ada sesuatu dan
lain hal penerbangan kami ditunda sampai ke penerbangan malam.
Pertama kali ikut penerbangan malam hari. Ketika kami menuju pesawat
yang kami tumpangi, rasa takut terbersit dipikiran karena penebangan
malam hari. Pertama pesawat lepas lending detak jantung semakin cepat.

30
Namun ketika diatas udara sungguh amat mengasikan pemandangannya.
Cahaya bintang dan lampu dari pesawat lain terlihat indah untuk dinikmati.
Ketika pesawat akan turun lampu rumah-rumah penduduk disekitar
Bandara Cilik Riwut sangat asyik untuk dipandang dengan warna
warninya. Akhirnya kamipun tiba dibandara Cilik Riwut. .Karena hari
sudah malam Trevel untuk kesampit sudah tidak ada. Di malam itu kami
menginap di Palangka Raya untuk berisirahat tidur malam. Dipagi yang
cerah kami bangun untuk bersiap kembali ke Sampit. Selesai mandi dan
sarapan pagi, kami berpamitan untuk keluar dari hotel

Gambar 12. Kami dan Gina Tiba di Bandara Cilik Riwut Palangka Raya

Tepat pukul 08.00 WIB kami dijemput travel yang telah kami pesan.
Mobil Inova yang melaju kencang mebawa kami menuju kota Sampit
tercinta ini. Kurang lebiah empat jam lamanya perjalanan kami hingga
membuat badan serasa pegal semua.kamipun harus berpisah satu sama
lain karena menuju rumah masing masing. Sekitar pukul 12.00 WIB kami

31
tiba di kota Sampit yang tercintai ini. Setibanya dirumah perasaan lega
bisa berkumpul kembali dengan orang-orang yang terkasihi. Suami dan
anak-anak menyambut kedatangan dengan pelukan penuh kerinduan,
begitu juga sebaliknya. Sambil melepas kerinduan kami sekeluarga
bercengkrama diruang makan sambil menyantap makan siang. Saat itu
jam menunjukan pukul 16.00 WIB saya kembali disibukan dengan tugas
dapur. Kami pergi kedapur untuk mempersiapkan makan malam. Kedua
putri kamipun ikut bergegas kedapur untuk membantu . Karena pekerjaan
dapur kami kerjakan secara keroyokkan. Apa yang kami masak saat itu
selesai lebih cepat.

Kami mandi secara bergiliran membersihkan badan untuk


beristirahat menjelang malam tiba. Waktu makan malam pun tiba, kembali
kami berkumpul diruang makan untuk bersantap malam bersama. Selesai
makan kami bekumpul diruang keluarga. Mendengar cerita pengalaman
suka maupun duka selama perjalanan dari Sampit menuju Jakarta dan
kembali kesampit lagi. Mereka menyambut dengan gelak tawa dan
terkadang memasang muka asem, ketika mendengar cerita yang kurang
memuaskan perasaan mereka. Kebersamaan kami malam itu semakin
seru karena masing-masing mendapat buah tangan. Empat orang anak
kami sangat gembira, mereka juga mengucapkan terimakasih. Tak lupa
juga kami sekeluarga mengucapkan pada yang Maha Kuasa atas semua
yang diberikan kepada keluarga kami. Jam tidur malam telah tiba, masing
masing kami beranjak menuju kamar tidur untuk beristirahat.

Keesokan harinya setelah kembali ke sekolah, kami di sambut


rekan sejawat dan kepala sekolah beserta peserta didik lainnya bak
seorang pahlawan yang baru dartang dari medan perang. Memang sudah
merupakan sebuah tradisi di Sekolah Dasar Negeri 3 MB. Hulu bila mana
ada salah seorang peserta didik yang berhasil mengikuti lomba baik itu di
tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional bilamana mendapat juara
pialanya akan diserahkan ke sekolah dengan upacara.

32
Ditahun 2016 tepatnya pada tanggal 10 s/d 11 Mei kembali
mendampingi siswa bernama DIMAS SUCIPTO keluar sebagai juara 1
Lomba Bercerita ditingkat Kabupaten dan berhak mewakili kabupaten
kotim ke tingkat provinsi di Palangka Raya. Ada waktu sekitar satu minggu
buat kami untuk mempersiapkan segala macam keperluan untuk
perlombaan, mulai dari kostum hingga proferty. Karena Dimas ini
termasuk anak yang kurang mampu, maka semua peralatan yang
diperlukan harus kami dan sekolah yang memikirkannya.

Kami berangkat menuju Palangka Raya pada tanggal 17 Mei 2016


sekitar pukul 09.15 WIB dan tiba di Palangka Raya pada pukul 13.00
WIB.. Pada tanggal 18 Mei 2016 bersama Dimas mengikuti Technical
Meeting dan pengambilan nomor undian sekaligus pengenalan panggung.

Pada tanggal 19 Mei 2016 sekitar pukul 08.45 WIB acara lomba
bercerita Tingkat Provinsi dimulai. Saat itu Dimas tampil dengan nomor
urut 2 (dua). Setelah nomor urut pertama selesai tampil, maka Dimas
dengan sigap mempersiapkan segala proferty diatas panggung sendirian.
Awalnya kami menyakini kalau Dimas bisa menguasai panggung, karena
pada saat uji panggung kemarin dia dapat menyakinkan. Tapi ternyata
semua diluar dugaan, Ditengah-tengah cerita Dimas seolah-olah hilang
arahan, sehingga ceritanya terbalak balik. Menyadari hal itu Dimas
berusaha kembali kealur cerita yang sebenarnya dan berhasil hingga
akhir. Dimaspun akhirnya hanya keluar sebagai Juara III.

33
Gambar 13. Salah seorang siswa yang sedang menyerahkan piala
Kepada Kepala Sekolah

Ditahun 2015, tepatnya pada tgl 19 Agustus 2015 beserta Gina


kembali mengikuti lomba ditingkat Nasional. Kali ini Gina mengikuti lomba
gambar bercerita dalam rangka FLS2N Tingkat Nasional yang
diselenggarakan di Palembang. Gina adalah salah satu Perwakilan dari
Kabupaten Kotawaringin Timur yang lolos ditingkat provinsi. Gina berhak
mewakili Provinsi Kalimantan Tengah ketingkat Nasional yang
diselenggarakan di Palembang. Kami berangkat menuju Palangka Raya
berkumpul bersama sama kontingen lainnya dari berbagai kabupaten
yang mewakil provinsi dengan cabang lomba masing masing. Kami
rombongan dari Kalimantan Tengah berangkat menuju Palembang. Pada
tanggal 20 Agustus 2015 sekitar pukul 09.00 WIB, setelah upacara
pelepasan dari kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah.

34
Gambar 14. Suana di Bandara Cilik Riwut ketika bersama Gina hendak
Berangkat menuju Palembang, Sumatera Selatan
Dengan langkah pasti kami menuju pesawat yang akan terbang
membawa kami. Kurang lebih empat puluh lima menit kami duduk diudara
akhirnya tiba dibandara Sukarno Hatta. Untuk pindah kepesawat lain
menuju Palembang. Saat itu musim kabut tebal pesawat kami ditunda
keberangkatannya hingga menjelang malam hari. Sekitar pukul 19.00 WIB
kami kembali naik burung besi utk mengantar kami kekota Palembang.
Kurang lebih empat puluh lima menit lamanya kami mengudara akhirnya
kami tiba di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II
Palembang. Karena antri jemputan tuk menuju penginapan hingga kami
bersabar menunggu giliran. Akhirnya tiba juga giliran rombongan
Kalimantan Tengah untuk diantar dimana tempat kami menginap.
Setibanya dipenginapan ternyata jam menunjukan pukul 03.00 WIB dini
hari. Membuat kami semua tertidur dengan lelap. Selaku pendamping
bangun lebih pagi untuk bersiap siap mengikuti acara lomba selanjutnya.
Kami melaporkan kedatangani kontingen kami kepada panitia

35
penyelenggara lomba. Mereka menyambut kedatangan kami dengan
ramah dan memberikan selembar kertas yang isinya jadwal kegiatan
lomba. Di hari itu sekitar pukul 19.00 WIB selaku pendamping mengikuti
technical meeting untuk lomba besok harinya. .semua hasil tecnical
meeting harus beri tahu kepada Gina. Dan juga memberikan penguatan
dan mental untuk siap berlomba.
Tema gambar bercerita saat itu sudah ditentukan oleh panitia yang
berjudul sesuai dengan edaran yang kami terima di
kabupaten. Hanya saja ditingkat Nasional tidak boleh menggunakan alat
pewarna sendiri. Padahal Gina telah membawa alat pewarna sendiri dari
Kalimantan Tengah. Terlihat raut wajah Gina yang merasa tak suka
dengan keputusan tersebut.
Dengan belaian dan suara yang yang lembut seorangibu bertanya
kepada Gina, katanya: bagai mana nak denan keputusan tecnical ? Gina
tidak mau pewarna yang disediakan oleh panitia....... jawab Gina.
Emangnya kenapa nak....... tanya ibu itu lagi. Karena alat pewarna yang
disediakan oleh Panitia itu tidak begitu jelas warnanya karena terlalu
banyak lilinnya...... jawab Gina. Oh ,,,,,, itu,.... tidak mengapa nak, kan
bukan hanya Gina saja yang memakai alat pewarna seperti itu, Seluruh
pesertakan wajib menggunakannya, jadi Gina tidak perlu sedih......... ya
sayang.
Walau demikian Gina masih tidak percaya diri dengan hasil
gambarannya nanti. Ada sekitar dua hari buat Gina untuk berlatih
menggunakan alat pewarna yang disediakan oleh panitia tersebut. Gina
berlatih dengan giatnya dan kamipun selalu memberikan masukan-
masukan kepada Gina disela ada waktu senggang. Dalam hati, berkata
bahwa Gina ini memeng anak yang tidak mudah menyerah, walaupun ia
merasa dongkol dengan apa yang telah diputuskan panitia.

36
Gambar 15. Aula untuk Technical Meeting bagi para peserta lomba
FLS2N Tingkat Nasional tahun 2015 di Palembang

Tepatnya pada tanggal 25 Agustus 2015 Gina mengikuti lomba


gambar bercerita tingkat Nasional yang diselenggarakan di Palembang.
Satu hari penuh pelaksanaan lomba itu, sebagai pendamping harus setia
melayani Gina. Lomba gambar bercerita itu diruang tertutup, pendamping
tidak boleh masuk ruang tersebut. Ada waktu istirahat ditentukan oleh
panitai untuk para peserta bertemu sama pendampingnya. Diwaktu
istirahat itulah bersama Gina saling memberi pendapat, sambil
memberikan makan dan minuman kepada Gina. Tepat pukul 17.00 WIB
lomba gambar bercerita telah selesai, kami menuju kamar tempat kami
menginap. Untuk membersihkan badan dan menyuruh Gina sholat sesuai
agama yang dianutnya. Selesai Gina sholat kami keruang makan untuk
makan malam bersama. Sambil menyantap makan malam kami
berbincang bincang tentang gambar yang dibuat Gina. Panjang lebar kami
berbagi cerita tentang gambar yang dibuat oleh Gina sayapun mengakhiri
cerita kami dengan kata, Gina sudah menampilkan yang terbaik masalah
hasilnya semua kita serahkan kepada Tuhan. Apa pun keputusan juri kita
terima dengan lapang dada.

37
Hari demi hari telah berlalu penutupan seluruh lombapun akan tiba.
Dihari terakhir lomba ini juga akan diumumkan seluruh hasil lomba. Kami
dari seluruh pewakilan lomba utusan Kalimantan Tengah berkumpul untuk
mengikuti acara penutupan. Dengan hati dakdikduk kami melangkah
bersama kesuatu ruang tempat acara penutupan. Acara demi acara kami
saksikan dengan persaan hati yang tidak menentu. Tibalah acara yang
ditunggu tunggu yaitu pengumuman lomba. Dari empat cabang lomba
yang diikuti kontingen Kalimantan Tengah hanya lomba menari masuk
sepuluh besar. Kali ini Gina belum berhasil meraih juara dalam
perlombaan ini. Namun semangat untuk maju jangan sampai kendur,
karena menang atau kalah dalam lomba itu hal biasa.
Sebelum kembali ke daerah masing-masing seluruh kontingen
diajak berwisata ke berbagai tempat, seperti ke Jembatan Ampera yang
menyeberangi sungai musi dan ke Gelora Sriwijaya untuk mengendurkan
urat saraf sehabis lomba. Sayangnya pada saat itu kota Palembang
tengah diselimuti kabut asap walaupun tidak terlalu tebal, tetap saja
mengganggu penglihatan dan pernapasan.

Gambar 16. Bersana Gina mengunjungi Gelora Sriwijaya Palembang

38
Selesai dari berwisata semua kontingen diantar kepenginapan oleh
panitia yang bertugas. Kami semua merasa bergembira hingga tidak
merasa lelah sedikitpun. Sepulang dari situ kami bersiap-siap untuk
memastikan bahwa barang bawaan kami tidak ada yang tertinggal.
Karena besok pagi-pagi benar kami diantar kebandara untuk kembali
kedaerah masing-masing.
Tepat pukul 06.00 WIB kami diantar oleh bus menuju Bandar Udara
Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, untuk terbang kembali ke
Jakarta. Seperti biasa empat puluh lima menit kemudian kami telah
berada dibandara Sukarno Hatta. Penerbangan kami dari Jakarta menuju
Palangka Raya lagi-lagi tertunda. Sepengetahuan kami karena saat itu
musim kabut tebal, namun semua itu tidak mengurangi semangat kami.
Sekitar pukul 11.00 WIB kami kembali ikut penerbangan pesawat Garuda
menuju kota Palangka Raya. Empat puluh lima menit kemudian kamipun
tiba dibandara Cilik Riwut. Setibanya dibandara kamipun kembali
ditampung dihotel yang sama dengan tempat kami ditampung ketika akan
berangkat ke Palembang. Selesai makan malam kami dan Gina
berpamitan untuk kembali ke Sampit. Dengan rasa haru bercampur sedih
kamipun meninggalkan hotel tersebut. Bersama Gina pulang ke Sampit
menggunakan bus malam. Di bus kami tertidur dengan lelapnya karena
rasa pegal dan cepe baru terasa pada waktu itu. Perjalanan yang cukup
jauh membuat kami didalam bus diam seribu basa, karena ac bus
membuat kami terbuai dalam mimpi-mimpi indah. Tepat pukul 22.00 WIB
kami tiba dikota kebanggaan yaitu kota Sampit tercinta. Setibanya di
Terminal Bus orang-orang yang saya kasihi sudah menunggu kedatangan
kami. Begitu juga orang tua Gina sudah lebih dahulu menunggu
kedatangan Gina. Ketika turun dari bus kami pun berpisah untuk menuju
rumah masing masing, namun sebelumnya kami saling berpamitan dan
bersalaman dengan harapan besok berjumpa lagi. Karena hari sudah larut
malam setiba dirumah langsung membersihkan badan untuk cepat
menuju tempat tidur dan beristirahat.

39
Keesokan harinya kami kembali kesekolah dengan membawa
sedikit oleh-oleh dari Palembang, yaitu empe-empe Palembang. Kami
disambut dengan gembira. Kembali kami beraktifitas disekolah seperti
biasanya. Semua pengalaman yang kami dapatkan untuk memotivasi
warga sekolah kami, tepatnya SDN 3 Mentawa Baru Hulu .
Kegagalan yang kami dapatkan di tingkat Nasional pada lomba
tersebut menjadikan kami untuk lebih giat lagi berlatih. Berlatih dan terus
berlatih kami lakukan, khususnya pada setiap hari sabtu, karena pada hari
itu jam pelajaran di sekolah kami khusus diperuntukkan pada kegiatan
ekstra kurikuler, umumnya seperti cabang-canga lomba pada FLS2N dan
Bercerita yang setiap tahun selalu dilombakan. Tujuannya tidak lain untuk
mencari bibit-bibit baru yang bisa membawa nama baik sekolah.

Gambar 17. Inilah para generasi penerus bangsa kita

Dibulan yang sama sepulang dari Palembang kembali ditunjuk oleh


Dinas pendidikan Provinsi untuk mendamping siswa lomba membatik
tingkat Nasional. Namun karena kami baru saja tiba dari Palembang,

40
maka bapak kepala sekolah tiadak mengijinkan . Alasan beliau karena
terlalu banyak meninggalkan kelas, dan .juga waktu itu mengajar kelas
rendah Kala itu orang tua siswa yang mengantar siswa kami dan
didampingi oleh pendamping dari provinsi. Yach apa mau dikata memang
begitulah keadannya pada saat itu.

Tidak Cuma berhenti disitu, sepulang dari Jakarta dan Palembang


masih banyak lomba-lomba yang kami ikuti seperti lomba guru
berprestasi, lomba guru mendongeng dan lomba menari guru. Tiga kali
berturut-turut meraih juara I pada acara lomba guru mendongeng, yaitu
pada tanggal 11 Juni 2014, 27 Mei 2015 dan 2016.

Gambar 18. Saat mengikuti lomba Guru Mendongeng tahun 2015

Begitu juga dengan siswa-siswi SDN 3 Mentawa Baru Hulu banyak


yang mereka ikuti dibawah bimbingan kami, diantaranya lomba hasta
karya, lomba baca puisi, lomba menari dan lomba senam pagi. Semua

41
lomba yang saya dan siswa ikuti meraih juara I dan juara II. Dari dahulu
sampai sekarang komitmen kami tidak akan berubah. Yaitu menjadikan
anak didik berprestasi dan bisa membawa nama baik Negara Indonesia
yang kita cintai ini. Semua ini kami lakukan dengan hati yang tulus
sebagai seorang guru SD. Semoga Tuhan memberikan kesehatan kepada
kami disisa usia ini untuk mencetak anak-anak berprestasi di generasi
emas 2045 kelak.

5. MENGUKIR PRESTASI DILUAR SEKOLAH

Berkat darah seni yang mengalir didalam diri dan ditunjang oleh
banyaknya pengalaman yang sudah dilakukan, membuat percaya diri
semakin kuat untuk bisa meberikan motivasi kepada siapapun yang
memerlukan kami untuk menjadi pelatih khususnya dalam bidang seni.
Dengan banyaknya prestasi yang diraih membuat beberapa sekolah
mempercayai untuk melatih disekolah mereka.

Pada tahun 2008, ada salah satu Sekolah Menengah Pertama


(SMP) dikota sampit saat pertama kali mengadakan eskul disekolahnya
kami di berikan kepercayaan sebagai pelatih tari, hingga membawa
sekolah itu bisa berlomba dan meraih juara II pada FLS2N sekabupaten.
Sampai saat ini eskul tari disekolah itu berlanjut bahkan semakin maju dan
membuat sekolah itu diperhitungkan oleh sekolah lain. Walau saat ini
sudah tidak melatih disekolah tersebut dikarenakan kesibukan yang harus
dikerjakan. Tapi tali silahturami tetap berlanjut diantara kami sehingga
membuat kami seperti saudara. Sepertinya mereka menyadari kalau kami
yang pertama kali melatih siswa mereka. Sehingga sampai sekarang
sekolah mereka sudah dikenal masyarakat luas. Bahkan ada seorang
siswa lulusan SMP tersebut sekarang mengajar eskul tari disalah satu
SMA dikota Sampit ini. Ketika kami mendamping siswa lomba, seseorang
menyapa dan mengatakan bahwa dia pernah belajar menari bersama .

42
Ternyata dia juga sebagai pelatih tari disalah satu sekolah. Mendengar
hal itu kami merasa bangga karena ilmu yang dibagikan tidak sia-sia
adanya.

Selain SMP yang pernah saya bina, di tingkat SMA pun pernah
kami bina khusnya menari. Pada Tahun 2008 saat anak kami yang
pertama NOVITA CALLISTA bersekolah di SMA Negeri 1 Sampit kami
diminta kepala sekolah untuk melatih siswanya untuk persiapan FLS2N
Tingkat kabupaten. Alhasil siswa-siswi yang kami bina berhasil keluar
sebagai juara II

Gambar 19. Foto siswa salah satu SMP dikota Sampit yang kami bina

Pada tahun 2014 saat kami dipercaya oleh kepala Sekolah


Menengah Pertama Negeri 1 Sampit untuk mendampingi/membimbing
peserta didik pada lomba Jambore Duta Sanitasi Tingkat Kabupaten

43
khususnya dibidang menggambar poster dan Karya Tulis berhasil meraih
juara I dan berhak mewakili kabupaten Kotim ke Tingkat Provinsi di
Palangka Raya. Kepercayaan yang diberikan oleh kepala sekolah tersebut
dikarenakan siswa yang mengikuti lomba tersebut adalah anak kami
sendiri yaitu ALDA EVANGELISTA dan temannya yang bernama SALWA
SALSABILA (mantan siswa SDN 3 MB Hulu) yang pernah kami tangani
waktu masih sekolah di SDN 3 MB Hulu.

Saat itu ada 6 (enam) orang peserta didik dari SMP yang berbeda,
yang dipilih untuk mewakili Kabupaten Kotim untuk berangkat ketingkat
Provinsi di Palangka Raya. Masing-masing adalah 3 (tiga) orang untuk
lomba menggambar Poster dan 3 (tiga) orang untuk lomba Karya Ilmiah
Acara Duta Sanitasi se Kalimantan Tengah ini diselenggarakan mulai
tanggal 23 s/d 27 April 2014.

Ditingkat Provinsi Salwa berhasil keluar sebagai Juara I Lomba


Karya Ilmiah dan Berlanjut ke Tingkat Nasional. Sementara Alda hanya
bisa merebut Juara III. Di tingkat Nasionalpun Salwa berhasil keluar
sebagai Juara I.

44
Gambar 20. Peserta Jambore Duta Sanitasi Perwakilan Kotim Tahun 2014

Sebagai orang tua bagi Alda, kami sering mengikuti dia dan teman-teman
duta sanitasinya mengadakan sosialisasi ke sekolah-sekolah yang ada di
sampit, dari tingkat sekolah dasar hingga ke sekolah lanjutan tingkat
pertama. Tidak hanya di sekolah-sekolah saja kami melakukan sosialisasi
tapi ke masyarakat-kasyarakat dan panti-panti asuhanpun jadi sasaran
kami. Hal ini ditujukan untuk membantu pemerintah dalam hal kebersihan
lingkungan, seperti gambar berikut ini.

45
Gambar 21 Ketika kami mendampingi Alda dan Salwa serta Ibu Salwa di
Salah satu Panti Asuhan di Sampit.

Pada tahun 2009 ketika diadakan Jambore Guru se Kabupaten


Kotim, yang dilaksanakan di Bumi Perkemahan Kecamatan Kota Besi,
kami bersama tim tari guru-guru yang mewakili Kecamatan Mentawa Baru
Ketapang berhasil keluar sebagai juara I., dan mewakili kontingen

46
Kabupaten Kotawaringin Timur pada acara Jambore Guru se Kalimantan
Tengah di Palangka Raya.

Tanggal 12 Maret 2009 sekitar pukul 10.00 WIB Kontingen Guru


Kabupaten Kotim berangkat menuju Palangka Raya setelah berpamitan
dengan Bapak Bupati didampingi oleh Bapak Kepala Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Kotawaringin Timur. Kami yang terdaftar
sebagai tim tari guru-guru se Kabupaten Kotim ikut berangkat. Jambore
guru se Kalimantan Tengah ini di pusatkan di Bumi Perkemahan Nyaru
Menteng, Kecamatan Bukit Batu Tangkiling ,Palangka Raya dan
dilaksanakan dari tanggal 13 s/d 15 Maret 2009. Ada banyak cabang olah
raga yang di lombakan dalam acara tersebut. Selain Lomba, acara
seminarpun diadakan. Untuk memperkaya pengetahuan kami juga dipilih
oleh panitia untuk mengikuti acara seminar

Kegiatan Jambore Guru untuk wilayah Kabupaten Kotim mulai


tahun 2009 s/d terakhir tahun 2016 selalu dipusatkan di Bumi
Perkemahan Ujung Pandaran, kecamatan Teluk Sampit. Kegiatan ini
biasanya dilaksanakan menjelang Hari Guru Se Indonesia sekaligus untuk
memperingati Hari Ulang Tahun PGRI.

Bumi Perkemahan Ujung Pandaran ini merupakan salah satu objek


wisata laut yang mana letaknya lebih kurang 90 Km dari kota Sampit.
Objek wisata Ujung Pandaran ini pada setiap hari libur ramai dikunjungi
orang, karena letaknya yang berhadapan langsung dengan laut jawa.

Adapun kegiatan yang biasa dilakukan di acara tersebut antara


lain: seminar, lomba Paduan Suara, Lomba memasak, Lomba Senam,
Lomba Tarik Tambang Putra-Putri, Lomba Volly Putra-Putri dan Lomba
Menara Pasir. Kegiatan ini biasanya diikuti oleh 14 (empat belas)
Kecamatan .

47
Dari Tahun 2009 s/d tahun 2015 Kecamatan Mentawa Ketapang
selalu berhasil keluar sebagai Juara Umum, sedangkan untuk tahun 2016
lalu yang berhasil menjadi juara Umum adalah Kecamatan Baamang.
Persaingan antara dua Kecamatan ini terjadi hampir setiap tahunnya,
karena guru-guru yang ada di kedua kecamatan ini hampir sama
banyaknya. Jadi tidak heran bilamana kedua Kecamatan ini saja yang
sering keluar sebagai juara .

Gambar 22. Bersama tim tari Kecamatan Mentawa Baru Ketapang


Pada lomba Pentas Seni Budaya dalam rangka Kegiatan
Jambore Guru Se Kalteng tahun 2009 DI Palangka Raya.

Di masyarakat pun turut ambil bagian berkumpul sekali dalam


sebulan, tujuannya adalah untuk menjalin tali silaturahmi diantara kami
sebagai warga. Kegiatan kami para ibu-ibu adalah mengadakan arisan
dan disela-sela kegiatan tersebut kami sering memberikan motivasi
kepada mereka dalam memanfaatkan sampah yang bisa di buat sebagai

48
hasta karya, seperti hiasan dinding, tas, topi, busana, atau tempat pot
untuk media tanam.

Begitu juga dengan acara keagamaan, tidak lupa juga ambil


bagian disitu. Rutin setiap hari kamis sore pukul 17.00 WIB kami bersama
teman-teman latihan Vocal grup. Hampir setiap hari minggu kami selalu
menampilkan lagu kami di gereja maupun ditempat lain saat dilaksanakan
kebaktian rumah tangga.

Di grup vocal ini kami membagi suara, ada beberapa macam,


warna suara kami yaitu suara sopran, alto tenor dan bariton. Yang artinya
ada suara tinggi wanita, suara rendah wanita, suara tinggi laki-laki dan
suara rendah laki-laki. Perpaduan suara kami dalam suatu lagu
menambah merdu lagu yang kami nyanyikan. Semua itu berkat latihan
secara teratur dan disiplin yang tinggi.

Gambar 23. Kegiatan waktu serah terima ketua resort di


Geraja GKE PARENGGEAN

49
Untuk menjaga kesimbangan tubuh tidak lupa juga kami berolah
raga. Dua kali dalam seminggu mengikuti senam untuk mengeluarkan
keringat. Supaya badan terasa ringan dan pastinya membuat kita sehat.
Semua ini kami lakukan untuk memotifasi anak didik dan orang tua yang
terbuka hatinya untuk mencetak sebanyak-banyaknya prestasi yang
gemilang sesuai talenta. Karena pendapat kami masa depan kita ada
ditangan generasi muda oleh sebab itu kita wajib mentransferkan semua
ilmu yang membangun bagi penerus bangsa. Semoga diusia yang lebih
dari setengah abad ini tetap sehat untuk bisa membimbing anak didik
menjadi yang berprestasi sesuai bakatnya. Zaman semakin maju, media
belajar semakin canggih dengan adanya semua itu mempermudah niat
tulus terhadap siswa. Begitu juga berkumunikasi dengan wali murid bisa
lebih cepat. Berkat semua itu membuat sekolah kami juga bisa bersaing
dengan sekolah lain, usaha itu tidak terlepas kerja sama yang baik antar
sekolah dan wali murid.

Gambar 23. Kegiatan senam di depan Gereja Eka Sinta Sampit

50
Keberhasilan yang kami dapatkan selama ini adalah berkat rahmat
yang diberikan oleh Tuhan dan kami tidak gratis mendapatkannya, karena
harus melalui perjuangan demi perjuangan. Dukungan dari keluarga di
rumah, rekan-rekan sejawat di sekolah, berdoa, semangat, kerja keras
dan pantang menyerah adalah kata kunci keberhasilan kami.

Semoga semua yang kami berikan untuk kita bisa bermanfaat dan
dapat menjadikan anak-anak bangsa lebih berarti. Begitu juga harapan
kami, semoga generasi anak bangsa bisa bersaing ditingkat dunia. Kami
yakin generasi anak muda bangsa Indonesia mampu mencetak prestasi
disegala bidang. Di zaman sekarang mereka sudah mampu menciptakan
pesawat sendiri, itu semua berkat kemampuan dan kemauan generasi
muda kita. Harapan kami masih banyak pemuda-pemuda bangsa bisa
berkarya karena talenta dan pendidikanya. Dan Bangsa Indonesia bisa
berjaya dimata dunia. Begitu juga mata dunia mengakui keunggulan
Bangsa Indonesia didalam persaingan sehat dunia.

Terima kasih.

51
52
53

Anda mungkin juga menyukai