ASRAMA DODIK 17
Mungkin para pembaca tidak akan percaya kalau orang tua kami
mempunyai dua pekerjaan yang berbeda dalam tugasnya, dimana kalau
pagi sampai siang hari ayah bekerja sebagai anggota Tentara Nasional
Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) sedangkan pada sore hari beliau
mengajar di Sekolah Dasar Negeri Sampit VIII. Sedikit ceritakan disini
mengapa ayah bekerja dengan dua tugas yang berbeda.
1
Pada Tahun 1962 beliau dipindahkan ke Sampit dan ditugaskan di
Kompi Dodik 17. Kompi Dodik 17 ini diperbantukan untuk Kompi Senapan
A 631 yang pada saat itu sedang ditugaskan ke Sulawesi Selatan untuk
menumpas Gerilyawan Kahar Mujakar.
2
Gambar 1. Foto kami sekeluarga ketika
Di asrama Dodik 17 Sampit tahun 1979
3
Pada awal tahun 1981 kamipun pindah ke Kuala Kapuas untuk
memulai hidup baru ditempat kelahiran orang tua . Saat itu baru lulus dari
Sekolah Dasar dan baru masuk ke Sekolah Menengah Pertama Negeri I
Sampit. Karena SK Kepindahan orang tua sudah diterima, maka kamipun
pindah ke Sekolah Menegah Pertama Negeri 2 Kuala Kapus. Sempat
terbesit kabar kalau kami sekeluarga saat itu hilang akaibat kapal yang
kami tumpangi hilang hingga sekarang tidak ada kabar beritanya Maklum
saat itu untuk menuju ke Kuala Kapuas, kami harus naik Kapal menuju
Banjarmasin selama satu hari satu malam, Tapi rupanya Tuhan
berkehendak lain, karen kapal yang kami tumpangi itu mundur sekitar satu
hari dari kapal yang berangkat terlebih dahulu. Dan puji Tuhan sampai
saat ini kami sekeluarga sehat walafiat adanya.
4
Sampit. Dengan gembira kami berteiak satu sama lainnya memanggil
nama dan saling berpelukan melepas rasa kangen. Dan juga bertemu
dengan kakak-kakak pembina dari kontingen Kabupaten Kotim, yang dulu
membina ketika masih aktif di gudep Bayangkara Sampit. Kakak kakak
pembina bertanya kenapa kami pindah tidak memberi khabar pada
mereka, maaf kak tidak terpikirkan oleh kami dan pindah itu pun
dadakkan . Kami pun bersalaman dan mohon pamit untuk berkumpul
kembali bersama teman-teman dari Kuala Kapuas. Seraya menuju
teman-teman, salah seorang dari kakak pembina tadi berkata dengan
suara nyaring, katanya “ Dengar semua, adik seperti Feri ini adalah orang
hebat” dalam waktu enam bulan dia bisa menyesuaikan diri ditempat
yang baru dan bisa terpilih berangkat mengikuti jambore ini. Mendengar
semua itu kontingen Sampit dan Kuala Kapuas bertepuk tangan tanda
satuju dengan pembicaraan kakak pembina itu. Mendengar semua
itu,tersungging senyuman sambil mengacungkan jempol tanda setuju dan
berterimakasih atas pujian itu. Kereta api mulai jalan kami semua duduk
dengan rapi dikursi masing-masing. Perjalanan kami menuju Jakarta
menempuh waktu satu hari satu malam juga.
5
peserta yang bisa berjabat tangan dengan Bapak Presiden dan Ibu Tin
Suharto pada saat itu, terkecuali para ketua-ketua regu.
6
kami berpelukan lepaskan kangen . Tidak lama kemudian kami berjalan
menuju rumah dengan mengayuh sepeda. Beberapa menit kemudian
kami tiba dirumah, dengan gembira adik-adik menyambut kedatangan
kami. Ibu mempersilahkan kami semua untuk bersama makan kue yang
memang dipersiapkan untuk kami sekeluarga.
Pada tahun 1983 kami lulus dari SMP dan melanjutkan ke Sekolah
Pendidikan Guru (SPG) di kota yang sama. Disekolah ini harus belajar
bagaimana cara mendidik dan mengajar anak-anak seusia sekolah dasar.
Disekolah ini pula mulai diperkenalkan dengan dunia pendidikan, kami
diajarkan cara menghadapi siswa, karakter siswa, dan lain sebagainya
7
oleh bapak dan ibu guru. Selain belajar ilmu penddikan, sekolah kami juga
selalu aktif mengikti berbagai lomba. Dari pertama sekolah di SPG sudah
aktif mengikuti berbagai lomba, seperti Vocal grup, menari dan banyak
lagi. Dijaman kami peminat utk masuk SPG sangat kecil, Dari sekolah
SMP dikabupaten hanya beberapa orang, yang mau bersekolah disitu
sedangkan yang lainnya kebanyakan dari kecamatan bahkan dari
pedalaman kabupaten Kapuas. Tidak heran kalau di sekolah dewan guru
lebih mengenal kami. Karena dibandingkan dengan teman-teman ilmu
yang kami peroleh lebih banyak, karena kami sekolah di SMP terbaik
berada di kabupaten Kuala Kapuas saat itu..Pengalaman yang teringat
sampai sekarang adalah, Karena kekurangan siswa untuk mengikuti
lomba vocal grup perwakilan sekolah, kami bergabung dengan bapak-
bapak guru untuk memetik gitar dan suara laki-laki yang sangat kurang.
Hingga akhirnya pada tanggal 07 Juni 1986 kami lulus dari Sekolah
Pendidikan Guru (SPG) . Semua kenangan yang kami ukir bersama akan
dikenang sampai selama-lamanya.
Sebuah pengalaman baru ketika ada lomba senam pagi bagi Siswa
Sekolah Dasar dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik
Indonesia ke – 43, kebetulan waktu itu ditugaskan oleh kepala sekolah
untuk melatih para siswa pada saat itu. Setiap pagi dan sore hari kami
berlatih di halaman sekolah hingga sampai akhirnya merasakan bahwa
siswa-siswi sudah siap pisik maupun mentalnya untuk mengikuti lomba.
Selanjutnya memikirkan apa dan bagaimana kostum anak didik untuk
tampil lomba tersebut. Akhirnya kamipun meminjam uang kas sekolah
untuk membeli kostum baru. Dihari minggu pagi sekali berangkat ke
8
Banjar Masin dengan menggunakan speed boat untuk menuju pasar
ujung murung yang terletak dipinggiran sungai barito. Dengan menempuh
waktu kurang lebih dua jam akhirnya tiba juga dipasar yang dituju.
Selesai membeli baju kostum senam dengan harga jauh lebih murah
karena harga partai. Tidak lama kemudian kembali naik speed boat untuk
pulang ke Kuala Kapuas. Sekitar pukul 14.00 wib sudah berada dirumah.
Karena mengejar waktu untuk melatih senam pada pukul 15.00 wib.
Tepat jam yang ditentukan kembali menuju kelapangan tempat kami
latihan, disana anak-anak sudah banyak yang datang. Sebelum latihan
membagikan kostum baru, mereka semua senang mendapat kostum baru.
Besok hari kami akan mengikuti lomba. Pada saat itu hanya satu
kali saja melatih mereka demi untuk mengingat-ingat kembali gerakan dan
pormasi yang sudah diajarkan. Tidak lama kemudian kamipun mengakhiri
latihani, untuk mempersiapkan fisik menghadapi lomba pada besok
harinya. Kembali diingatkan untuk anak perempuan rambut harus dikuncir
satu. Keesokan harinya tibalah hari yang dinanti-nanti, yaitu lomba senam
pagi indonesia. Setelah semua sudah lengkap berkumpul disekolah. Kami
semua peserta lomba berpamitan kepada kepala sekolah serta rekan-
rekan guru semua untuk minta doa restunya, agar berhasil mengikuti
lomba senam tersebut. Semua perwakilan dari sekolah masing-masing
telah menampilkan kebolehannya. Acara yang ditungu-tunggu pun tiba,
pengumuman pemenang lomba. Alhasil teryata tidak mengecewakan,
karena peserta didik yang saya latih berhasil meraih juara II dalam lomba
Senam tersebut. Mendengar semua itu anak-anak bertepuk tangan
kegirangan sambil berloncat setinggi-tingginya. Begitu juga degan
kegembiraan selaku tenaga pendidik (guru) yang baru seumur jagung
mengajar di sekolah itu sudah bisa mempersembahkan piala bagi
sekolah. Kami semua peserta lomba kembali kesekolah dengan
membawa piagam, tropi dan uang pembinaan. Semua warga sekolah
menyambut kami dengan senang hati dan mengucapkan selamat atas
9
keberhasilan. Kamipun menyerahkan hadiah yang kami dapat kepada
kepala sekolah,. Beliau berkata, anak-anakku sekalian dan juga guru
pelatih, sekolah mengucapkan terimakasih atas keberhasilan ini. Bapak
kepala sekolah hanya menerima piagam dan tropi untuk sekolah, dan
uang pembinaan itu biar ibu pendamping yang membagikannya. Masalah
kostum baru kalian itu semua diberi sekolah untuk kalian yang mengikuti
lomba. Kemudian kami pun berpamitan keluar dari ruang kepala sekolah,
untuk membagikan uang pembinaan. Mereka semua merasa senang
walaupun sama sedikit jumlah uang yang mereka terima,namun
kebersamaan itulah yang lebih berarti. Kami sebagai dewan guru
disekolah tersebut mengucapakan termakasih kepada anak-anak atas
kebersamaan selama ini. Begitu juga sebaliknya dengan anak-anak,
mereka juga mengucapkan terimakasih kepada semua dewan guru atas
bimbingannya. Sambil berjabat tangan seraya menuju ruang kelas
masing-masing. Tidak hanya sampai disitu saja kami juga banyak
mempersembahkan piala bagi sekolah dari lomba-lomba lainnya, seperti
menari guru, menyanyi guru, gerak jalan indah guru dan sebagainya
hingga tahun 1989. Demi motifvasi untuk semua warga sekoiah itu.
Dari hasil pernikahan itu kami dikaruniai empat orang anak, dimana
anak kami yang pertama bernama NOVITA CALLISTA lahir pada tanggal
09 Mei 1991 dan telah lulus dari Universitas Palangka Raya (Unpar)
jurusab PJKR pada tanggal 31 Agustus 2013 dan sekarang mengajar di
Sekolah Dasar Negeri Sawahan I Sampit. Anak kami yang nomor dua
10
sekaligus yang ke tiga adalah YOGA ANTONIYUS dan YOGI
ANTONIYUS yang lahir pada tanggal 07 Februari 1996 dan saat ini
sedang menuntut ilmu di Fakultas Kesehatan Jurusan Fisioterafi
Universitas Muhammadiyah Malang semester 7 (tujuh), sedangkan anak
kami yang ke empat bernama ALDA EVANGELISTA yang lahir pada
tanggal 02 Nopember 2000 dan sedang bersekolah di SMA Negeri I kelas
XI jurusan MIA B.
11
Mulai tahun ajaran 1999/2000 dan seterusnya, kami bersama rekan
sejawat membina anak didik kami mulai mengikuti lomba, kebetulan saat
itu sebagian besar anak didik kami adalah anak-anak dari beberapa orang
guru disekolah itu dan ada juga anak-anak dari guru sekolah lain yang
bersekolah di SDN 3 MB. Hulu, jadi kami mudah untuk berkomunikasi
bilamana ada perlombaan karena orang tuanyapun menunjang semua
kegiatan yang kami ikuti. Selangkah demi selangkah dan berkat doa serta
kerjasama yang baik antara kami dewan guru dan orang tua akhirnya
berbuah hasil yang gemilang.
12
kami dipercaya oleh kalangan masyarakat luas. Banyak orang tua yang
latar belakang SDM nya diatas rata-rata, mempercayakan anaknya
bersekolah di SDN 3 Mentawa Baru Hulu. Dengan demikian kami lebih
mudah memilih siswa untuk mengikuti berbagai perlombaan. Oleh karena
kerja sama antara sekolah dan wali siswa berjalan dengan baik.
Hal ini terbukti dari berbagai lomba yang diikuti oleh peserta didik
dari SDN 3 MB Hulu selalu mendapat Juara bahkan ada peserta didik
yang bernama Salwa Salsabila berhasil menjadi Juara 2 Tingkat
Nasional dalam Lomba bercerita tahun 2010. Tidak hanya dalam lomba
seni saja sekolah ini berprestasi, dalam lomba sains pun kami bisa unjuk
gigi. Di tahun 2011 salah satu anggota sains club SDN 3 MB Hulu yang
bernama Annisa Putri Carina berhasil mendapat juara I tingkat provinsi
dan mendapat predikat Siswa Berbakat Tingkat Nasional. Ini semua
berkat hubungan antar sekolah dan wali murid yang saling menunjang.
Begitu juga saya dan teman-teman selaku tenaga pengajar saling bahu
membahu jikalau ada kegiatan apa pun disekolah maupun di luar sekolah
ketika ada perlombaan. Dengan demikian hasil lomba pun tidak pernah
mengecewakan kami.
Dari tahun ketahun diantara kami sebagai guru, pasti ada yang
diangkat menjadi kepala sekolah di Sekolah Dasar lain. Begitulah proses
13
beberapa guru disekolah kami, sehingga harus mendatangkan guru baru.
Dengan keberadaan seperti itu juga membuat kami agak kewalahan,
karena harus beradaptasi dengan teman baru. Tapi semua itu tidak
menyurutkan niat untuk membimbing siswa siswi agar bisa membawa
nama baik sekolah kami.
14
Gambar 4. Bersama peserta didik meraih juara II lomba Hasta Karya
Karya
Ditahun 2012 ada 4 (empat) orang peserta didik dari SDN 3 MB.
Hulu Yang berangkat mewakili Kabupaten Kotim ke tingkat Provinsi dalam
ajang FLS2N pada masing-masing Lomba Menggambar, Membatik,
Menyanyi dan Berpidato. Berkat adanya eskul disekolah mempermudah
15
memastikan siswa yang akan kami persiapkan untuk lomba. Dari keempat
siswa yang mengikuti beberapa cabang lomba, kami dari guru SDN 3
membimbing siswa sesuai cabang lomba yang diikuti. Pada waktu itu
dipercayakan untuk melatih siswa menggambar sesuai eskul yang di
pegang. Disekolah jadwal eskul setiap hari sabtu, disitulah kami melihat
anak yang bisa dibina. Siswa itu bernama Alda Evangelista kebetulan putri
bungsukamia. Selain berlatih dijadwal eskul, Alda juga berlatih dirumah
dengan bimbingan sedikit ketat. Lomba ditingkat kabupaten empat orang
siswa ini semua meraih juara I. Dengan demikian mereka berempat
berhak berangkat ke palangkaraya untuk mengikuti lomba tingkat Provinsi
sesuai bidangnya. Hasil lomba diprovinsi mereka semua pun meraih juara
I dan Juara II. Dari ke empat siswa tersebut dua orang mewakili Provinsi
Ketingkat Nasional di Mataram karena meraih juara I, yaitu lomba
Menyanyi dan Pidato.
Ditahun yang sama, ketika itu kami dan beberapa guru menjadi
anggota panitia penerima siswa baru. Kami melihat dari berkas maupan
penampilan setiap anak didik baru dan kami terkesan pada salah seorang
anak. Anak tersebut mempunyai potensi untuk kedepannya dan mampu
membawa nama baik sekolah ini, ia bernama Gina Dzakiya..
16
sekali dengan kegiatan-kegiatan yang ada disekolah, terutama kegiatan
seni. Talenta yang ada dalam diri Gina sungguh luar biasa. Karena itulah
kami selaku guru yang diberikan tugas oleh kepala sekolah pada bidang
kesiswaan khususnya di bidang seni, merasa bertanggung jawab penuh
untuk membina siswa-siswa yang mempunyai bakat seperti Gina ini.
17
Gina merupakan perwakilan dari kelas III. Satu persatu para peserta
lomba menampilkan ceritanya masing-masing. Dari nomor urut dada 1
sampai urut 7, Gina memperhatikan dengan seksama. Sambil
memberikan masukan kepada Gina tentang ekspresi dan bloking
panggung yang jarang dikuasai oleh banyak siswa. Tibalah penampilan
Gina dengan nomor dada 8. Sewaktu Gina menuju panggung semua
penonton bertepuk tangan mungkin melihat badan Gina yang masih kecil.
Karena waktu itu perwakilan sekolah semua rata-rata kelas V. Melihat
penampilan ekspresi dan bahasa tubuh Gina diatas panggung, semua
penonton bertepuk tangan. Saat itu peserta lomba berjumlah 23 orang
dari seluruh sekolah dasar di Sampit. Acara demi acara telah terlewati
saat pengumuman lomba pun tiba, Dari hasil lomba ternyata Gina terpilih
sebagai juara I di tingkat kabupaten. Melihat keberhasilan Gina di
Kabupaten dan harus mewakili Kabupaten Kotawaringin Timur untuk
lomba ditingkat Provinsi. Kami akan membina Gina lebih giat lagi. Karena
tekad hati,bahwa mengikuti lomba berusaha mendapatkan hasil.
18
tua Gina persiapkan adalah proferty. Ada beberapa tambahan proferty
yang perlu dilengkapi untuk cerita Gina di provinsi nantinya
19
Provinsi selesai tehcnical meeting langsung tes wawan cara. Sebetulnya
kami juga terkejut adanya tes tersebut. Namun kami mencoba tenang
untuk menghadapi semua ini. Sambil menunggu giliran, kami mengajari
Gina cara menjawab semua pertanyaan dewan juri dengan sopan. Tibalah
giliran Gina, dengan percaya diri dia melangkah menuju dewan juri.
Pertanyaan demi pertnyaan Gina jawab dengan tenang sesekali ada
senyum menghiasi raut wajah mungilnya. Dengan melihat penampilan
Gina yang percaya dirinya tinggi, kami optimis kalau Gina bisa menjadi
yang terbaik.
20
terasa jam sudah menunjukan pukul 06.00. pagi, kami bergegas menuju
ruang makan untuk sarapan.selesai sarapan kami kembali kekamar untuk
bersiap siap berangkat ketempat lomba.
21
Terimakasih kasih Tuhan, ternyata semua jerih payah kami
membuahkan hasil yang gemilang. Lomba bercerita ditingkat Provinsi
akhirnya dimenangkan oleh Gina sebagai juara 1. Sebagai guru
pendamping sekaligus pelatih sangat bangga akan keberhasilan tersebut,
karena perwakilan kabupaten lain semuanya duduk di kelas V.
Sedangkan saat itu Gina masih duduk dibangku kelas III, tapi mampu
menjadi yang terbaik. Gina pun akhirnya ditetapkan sebagai perwakilan
dari Provinsi Kalimantan Tengah untuk bisa mengikuti lomba ke Tingkat
Nasional di Jakarta.
Pada tanggal 20 Juni 2014 sekita pukul 07.30 WIB kami, Gina dan
orang tua Gina Pulang ke Sampit, dengan mobil travel. Kurang lebih
sekitar 4 jam kami berada di dalam mobil travel, akhirnya sampai juga di
kota sampit pukul 11.25 WIB. Kami langsung diantar ke rumah masing-
masing.
22
Gambar 7. Berangkat bersama Gina melalui Bandara Cilik Riwut ......
Doa’in kami ya..... semoga berhasil ......
Dikala ada waktu senggang kami dan Gina sering berlatih gerak
dan ekspresi sesuai dengan isi cerita yang nantinya akan dibawakan.
Sebab kalau nanti Gina masuk ke babak final, ia harus tampil dengan
cerita yang lain lagi. Pelaksanaan lomba bercerita di Tingkat Nasional ini
dilaksanakan dari tanggal 21 s/d 23 Oktober 2014.
23
Pada tanggal 21 Oktober 2014 sekitar Pukul 09.30 WIB
dilaksanakan Technical Meeting dan dihadiri oleh seluruh peserta beserta
pendamping masing-masing, sekaligus pengambilan nomor urut untuk
tampil. Setelah acara Technical Meeting dilanjutkan dengan aksi
pengenalan panggung bagii setiap peserta.
24
membawakan cerita legenda dari daerah asal mereka. Saat itu Gina
membawakan cerita yang berjudul “ HANTUEN “ yang artinya sama
seperti LEAK di daerah Bali. Dari inti cerita tersebut menceritakan
berkembang biaknya keturunan hantuen yang telah menikah dengan
manusia. Semua masyarakat setempat takut kepada hantuen. Karena
bisa menghisap darah ibu yang baru melahirkan. Cerita legenda ini terjadi
di daerah Sungai Kahayan Kabupaten Gunung Mas.
25
sampit. Konon ceritanya bekas pecahan lanting Lumuh Lenggana disebut
pulau Hanaut. Sedangkan bekas pecahan perahu Lumuh Sumpit
dinamakan pulau Lepeh. Keberadaan kedua pulau tersebut sampai
sekarang masih ada dan oleh pemerintah setempat dijadikan sebagai
objek wisata.
Dengan percaya diri yang tinggi dan seolah tanpa beban Gina kecil
tampil memukau penonton dan peserta lainnya pada babak final kala itu.
Setelah semua peserta lomba di babak final selesai tampil, kami dan
Ginapun duduk manis sambil menunggu hasil lomba. Tidak berapa lama
setelah itu juri kembali ke ruang lomba dan mengumumkan hasilnya.
Hasil akhir dari kejuaraan itu menetapkan bahwa Gina menempati posisi
lima besar atau juara harapan II tingkat Nasional. Kepala Badan
Perpustakaan Provinsi Kalimantan Tengah, Bapak Drs Rudiansyah ikut
menyaksikan penampilan Gina. Beliau sangat-sangat bangga kepada
Gina. Karena sangat susah sepertinya kalau pererta dari Kalimantan
Tengah bisa masuk babak penyisihan, apalagi ini bisa masuk kedalam
lima besar ditingkat Nasional. Beliau pun menuturkan bahwa Gina anak
yang hebat, masih duduk dibangku kelas III, sudah mampu membawa
nama baik Kalimantan Tengah.
Begitu juga dengan Ibu Ermina, SPd dari perwakilan Kantor Badan
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kotim yang sejak awal
lomba mengikuti dengan seksama penampilan Gina, merasa gembira
dengan hasil yang di peroleh Gina. Gina kecil memang sangat cerdas
kata beliau, sejak lomba di Tingkat Kabupaten dia sudah terlihat lebih
menonjol dibanding dengan pesert-peserta lainnya. Oleh karenanya kami
26
sangat yakin kalau Gina kecil ini bisa berprestasi di tingkat Nasional.
Beliau juga memberikan ucapan selamat atas keberhasilan bimbingan
dan melatih Gina selama ini.
Hampir satu minggu kami ditampung dihotel, acara puncak pun tiba
yaitu pembagian hadiah pemenang.Gina mendapatkan piagam, trofi dan
uang pembinaan sebesar Rp 7.000.000. Selesai itu kami langsung dibawa
kesebuah gedung yang mewah untuk makan bersama. Selesai makan
dan sedikit beramah tamah dan bercanda ria dengan seluruh peserta
akhirnya kami kembali ke hotel masing-masing. Keesokan harinya kami
sudah harus keluar dari hotel. Sambil menunggu keluarga Gina yang ada
27
di Jakarta menjemput, kami Sempat berfoto selfie sebagai kenang-
kenangan selama berada di Hotel tersebut.
Gambar 10. Bersama Gina dan Ibu Ermina, SPd setelah menerima Piala
Orang tua dan keluarga besar Gina yang berada di Jakarta datang
untuk menjemput kami. Singkat cerita kamipun menginap dirumah nenek
Gina. Kami dibawa keluarga Gina untuk berkeliling-keliling melihat
indahnya kota Jakarta. Waktu itu hari minggu kami diajak ke Taman Mini
Indonesi Indah. Disana kami mengunjungi beberapa anjungan rumah
adat, seperti rumah adat Kalimantan Tengah, Sumatra Barat, Irian Jaya
dan banyak lagi yang lainnya. Banyak keunikan yang kami jumpai dari
rumah-rumah adat itu. Misalnya Rumah adat Irian Jaya, dimana atap
rumah yang digunakan sangatlah unik menurut kami.
28
lihat ,semua kami temui ditaman burung. Disana kita bisa berfoto bersama
burung-burunyang berada disitu. Ditaman burung juga ada petugas untuk
mengatur semua pengunjung jika hendak berfoto bersama burung.-burung
yang berada ditaman. Selesai dari situ kami lanjut naik kereta gantung
untuk menikmati pemandangan dari atas. Seluas mata memandang kami
melihat beragam rumah adat nusantara dengan bentuk dan bahan yang
berbeda. Begitu juga tempat permainan anak yang sangat mengasikan
dan membentuk karakter anak untuk belajar mandiri.
Tidak terasa kami dan Gina sudah lebih dari sepuluh hari berada di
Jakarta. Kerinduan akan keluarga dan sekolah mulai terasa oleh. Kadang-
kadang teringat akan peserta didik, yang ditinggalkan selama
mendampingi Gina di Jakarta, karena pada tahun ajaran yang baru ini
kebagian mengajar di kelas rendah yaitu kelas 1. Kadang terngiang-
ngiang di telinga tawa, tangis, canda dan gurauan mereka yang kala
pertama kali ditangani sekitar dua bulan dan harus ditinggalkan lagi
hampir kurang lebih dua minggu lamanya. Banyak orang tua mereka
yang mengubungi dan menanyakan, kapan bisa pulang dan kembali
mengajar anak-anak mereka. Komunikasi orang tua peserta didik dangan
para guru disekolah ini memang sudah lama terjalin, dan berkat
kerjasama itu juga kami dewan guru dengan mudah memotivasi peserta
didik untuk bisa berprestasi.
29
Gambar 11. Ketika mengunjungi salah satu anjungan di TMII
Keesokan harinya sekitar pukul 13.30 kami, Gina beserta orang tua
Gina menuju Bandara Halim untuk kembali ke Palangka Raya. Kami
mendapat jadwal penerbangan sore hari. Berhubung ada sesuatu dan
lain hal penerbangan kami ditunda sampai ke penerbangan malam.
Pertama kali ikut penerbangan malam hari. Ketika kami menuju pesawat
yang kami tumpangi, rasa takut terbersit dipikiran karena penebangan
malam hari. Pertama pesawat lepas lending detak jantung semakin cepat.
30
Namun ketika diatas udara sungguh amat mengasikan pemandangannya.
Cahaya bintang dan lampu dari pesawat lain terlihat indah untuk dinikmati.
Ketika pesawat akan turun lampu rumah-rumah penduduk disekitar
Bandara Cilik Riwut sangat asyik untuk dipandang dengan warna
warninya. Akhirnya kamipun tiba dibandara Cilik Riwut. .Karena hari
sudah malam Trevel untuk kesampit sudah tidak ada. Di malam itu kami
menginap di Palangka Raya untuk berisirahat tidur malam. Dipagi yang
cerah kami bangun untuk bersiap kembali ke Sampit. Selesai mandi dan
sarapan pagi, kami berpamitan untuk keluar dari hotel
Gambar 12. Kami dan Gina Tiba di Bandara Cilik Riwut Palangka Raya
Tepat pukul 08.00 WIB kami dijemput travel yang telah kami pesan.
Mobil Inova yang melaju kencang mebawa kami menuju kota Sampit
tercinta ini. Kurang lebiah empat jam lamanya perjalanan kami hingga
membuat badan serasa pegal semua.kamipun harus berpisah satu sama
lain karena menuju rumah masing masing. Sekitar pukul 12.00 WIB kami
31
tiba di kota Sampit yang tercintai ini. Setibanya dirumah perasaan lega
bisa berkumpul kembali dengan orang-orang yang terkasihi. Suami dan
anak-anak menyambut kedatangan dengan pelukan penuh kerinduan,
begitu juga sebaliknya. Sambil melepas kerinduan kami sekeluarga
bercengkrama diruang makan sambil menyantap makan siang. Saat itu
jam menunjukan pukul 16.00 WIB saya kembali disibukan dengan tugas
dapur. Kami pergi kedapur untuk mempersiapkan makan malam. Kedua
putri kamipun ikut bergegas kedapur untuk membantu . Karena pekerjaan
dapur kami kerjakan secara keroyokkan. Apa yang kami masak saat itu
selesai lebih cepat.
32
Ditahun 2016 tepatnya pada tanggal 10 s/d 11 Mei kembali
mendampingi siswa bernama DIMAS SUCIPTO keluar sebagai juara 1
Lomba Bercerita ditingkat Kabupaten dan berhak mewakili kabupaten
kotim ke tingkat provinsi di Palangka Raya. Ada waktu sekitar satu minggu
buat kami untuk mempersiapkan segala macam keperluan untuk
perlombaan, mulai dari kostum hingga proferty. Karena Dimas ini
termasuk anak yang kurang mampu, maka semua peralatan yang
diperlukan harus kami dan sekolah yang memikirkannya.
Pada tanggal 19 Mei 2016 sekitar pukul 08.45 WIB acara lomba
bercerita Tingkat Provinsi dimulai. Saat itu Dimas tampil dengan nomor
urut 2 (dua). Setelah nomor urut pertama selesai tampil, maka Dimas
dengan sigap mempersiapkan segala proferty diatas panggung sendirian.
Awalnya kami menyakini kalau Dimas bisa menguasai panggung, karena
pada saat uji panggung kemarin dia dapat menyakinkan. Tapi ternyata
semua diluar dugaan, Ditengah-tengah cerita Dimas seolah-olah hilang
arahan, sehingga ceritanya terbalak balik. Menyadari hal itu Dimas
berusaha kembali kealur cerita yang sebenarnya dan berhasil hingga
akhir. Dimaspun akhirnya hanya keluar sebagai Juara III.
33
Gambar 13. Salah seorang siswa yang sedang menyerahkan piala
Kepada Kepala Sekolah
34
Gambar 14. Suana di Bandara Cilik Riwut ketika bersama Gina hendak
Berangkat menuju Palembang, Sumatera Selatan
Dengan langkah pasti kami menuju pesawat yang akan terbang
membawa kami. Kurang lebih empat puluh lima menit kami duduk diudara
akhirnya tiba dibandara Sukarno Hatta. Untuk pindah kepesawat lain
menuju Palembang. Saat itu musim kabut tebal pesawat kami ditunda
keberangkatannya hingga menjelang malam hari. Sekitar pukul 19.00 WIB
kami kembali naik burung besi utk mengantar kami kekota Palembang.
Kurang lebih empat puluh lima menit lamanya kami mengudara akhirnya
kami tiba di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II
Palembang. Karena antri jemputan tuk menuju penginapan hingga kami
bersabar menunggu giliran. Akhirnya tiba juga giliran rombongan
Kalimantan Tengah untuk diantar dimana tempat kami menginap.
Setibanya dipenginapan ternyata jam menunjukan pukul 03.00 WIB dini
hari. Membuat kami semua tertidur dengan lelap. Selaku pendamping
bangun lebih pagi untuk bersiap siap mengikuti acara lomba selanjutnya.
Kami melaporkan kedatangani kontingen kami kepada panitia
35
penyelenggara lomba. Mereka menyambut kedatangan kami dengan
ramah dan memberikan selembar kertas yang isinya jadwal kegiatan
lomba. Di hari itu sekitar pukul 19.00 WIB selaku pendamping mengikuti
technical meeting untuk lomba besok harinya. .semua hasil tecnical
meeting harus beri tahu kepada Gina. Dan juga memberikan penguatan
dan mental untuk siap berlomba.
Tema gambar bercerita saat itu sudah ditentukan oleh panitia yang
berjudul sesuai dengan edaran yang kami terima di
kabupaten. Hanya saja ditingkat Nasional tidak boleh menggunakan alat
pewarna sendiri. Padahal Gina telah membawa alat pewarna sendiri dari
Kalimantan Tengah. Terlihat raut wajah Gina yang merasa tak suka
dengan keputusan tersebut.
Dengan belaian dan suara yang yang lembut seorangibu bertanya
kepada Gina, katanya: bagai mana nak denan keputusan tecnical ? Gina
tidak mau pewarna yang disediakan oleh panitia....... jawab Gina.
Emangnya kenapa nak....... tanya ibu itu lagi. Karena alat pewarna yang
disediakan oleh Panitia itu tidak begitu jelas warnanya karena terlalu
banyak lilinnya...... jawab Gina. Oh ,,,,,, itu,.... tidak mengapa nak, kan
bukan hanya Gina saja yang memakai alat pewarna seperti itu, Seluruh
pesertakan wajib menggunakannya, jadi Gina tidak perlu sedih......... ya
sayang.
Walau demikian Gina masih tidak percaya diri dengan hasil
gambarannya nanti. Ada sekitar dua hari buat Gina untuk berlatih
menggunakan alat pewarna yang disediakan oleh panitia tersebut. Gina
berlatih dengan giatnya dan kamipun selalu memberikan masukan-
masukan kepada Gina disela ada waktu senggang. Dalam hati, berkata
bahwa Gina ini memeng anak yang tidak mudah menyerah, walaupun ia
merasa dongkol dengan apa yang telah diputuskan panitia.
36
Gambar 15. Aula untuk Technical Meeting bagi para peserta lomba
FLS2N Tingkat Nasional tahun 2015 di Palembang
37
Hari demi hari telah berlalu penutupan seluruh lombapun akan tiba.
Dihari terakhir lomba ini juga akan diumumkan seluruh hasil lomba. Kami
dari seluruh pewakilan lomba utusan Kalimantan Tengah berkumpul untuk
mengikuti acara penutupan. Dengan hati dakdikduk kami melangkah
bersama kesuatu ruang tempat acara penutupan. Acara demi acara kami
saksikan dengan persaan hati yang tidak menentu. Tibalah acara yang
ditunggu tunggu yaitu pengumuman lomba. Dari empat cabang lomba
yang diikuti kontingen Kalimantan Tengah hanya lomba menari masuk
sepuluh besar. Kali ini Gina belum berhasil meraih juara dalam
perlombaan ini. Namun semangat untuk maju jangan sampai kendur,
karena menang atau kalah dalam lomba itu hal biasa.
Sebelum kembali ke daerah masing-masing seluruh kontingen
diajak berwisata ke berbagai tempat, seperti ke Jembatan Ampera yang
menyeberangi sungai musi dan ke Gelora Sriwijaya untuk mengendurkan
urat saraf sehabis lomba. Sayangnya pada saat itu kota Palembang
tengah diselimuti kabut asap walaupun tidak terlalu tebal, tetap saja
mengganggu penglihatan dan pernapasan.
38
Selesai dari berwisata semua kontingen diantar kepenginapan oleh
panitia yang bertugas. Kami semua merasa bergembira hingga tidak
merasa lelah sedikitpun. Sepulang dari situ kami bersiap-siap untuk
memastikan bahwa barang bawaan kami tidak ada yang tertinggal.
Karena besok pagi-pagi benar kami diantar kebandara untuk kembali
kedaerah masing-masing.
Tepat pukul 06.00 WIB kami diantar oleh bus menuju Bandar Udara
Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, untuk terbang kembali ke
Jakarta. Seperti biasa empat puluh lima menit kemudian kami telah
berada dibandara Sukarno Hatta. Penerbangan kami dari Jakarta menuju
Palangka Raya lagi-lagi tertunda. Sepengetahuan kami karena saat itu
musim kabut tebal, namun semua itu tidak mengurangi semangat kami.
Sekitar pukul 11.00 WIB kami kembali ikut penerbangan pesawat Garuda
menuju kota Palangka Raya. Empat puluh lima menit kemudian kamipun
tiba dibandara Cilik Riwut. Setibanya dibandara kamipun kembali
ditampung dihotel yang sama dengan tempat kami ditampung ketika akan
berangkat ke Palembang. Selesai makan malam kami dan Gina
berpamitan untuk kembali ke Sampit. Dengan rasa haru bercampur sedih
kamipun meninggalkan hotel tersebut. Bersama Gina pulang ke Sampit
menggunakan bus malam. Di bus kami tertidur dengan lelapnya karena
rasa pegal dan cepe baru terasa pada waktu itu. Perjalanan yang cukup
jauh membuat kami didalam bus diam seribu basa, karena ac bus
membuat kami terbuai dalam mimpi-mimpi indah. Tepat pukul 22.00 WIB
kami tiba dikota kebanggaan yaitu kota Sampit tercinta. Setibanya di
Terminal Bus orang-orang yang saya kasihi sudah menunggu kedatangan
kami. Begitu juga orang tua Gina sudah lebih dahulu menunggu
kedatangan Gina. Ketika turun dari bus kami pun berpisah untuk menuju
rumah masing masing, namun sebelumnya kami saling berpamitan dan
bersalaman dengan harapan besok berjumpa lagi. Karena hari sudah larut
malam setiba dirumah langsung membersihkan badan untuk cepat
menuju tempat tidur dan beristirahat.
39
Keesokan harinya kami kembali kesekolah dengan membawa
sedikit oleh-oleh dari Palembang, yaitu empe-empe Palembang. Kami
disambut dengan gembira. Kembali kami beraktifitas disekolah seperti
biasanya. Semua pengalaman yang kami dapatkan untuk memotivasi
warga sekolah kami, tepatnya SDN 3 Mentawa Baru Hulu .
Kegagalan yang kami dapatkan di tingkat Nasional pada lomba
tersebut menjadikan kami untuk lebih giat lagi berlatih. Berlatih dan terus
berlatih kami lakukan, khususnya pada setiap hari sabtu, karena pada hari
itu jam pelajaran di sekolah kami khusus diperuntukkan pada kegiatan
ekstra kurikuler, umumnya seperti cabang-canga lomba pada FLS2N dan
Bercerita yang setiap tahun selalu dilombakan. Tujuannya tidak lain untuk
mencari bibit-bibit baru yang bisa membawa nama baik sekolah.
40
maka bapak kepala sekolah tiadak mengijinkan . Alasan beliau karena
terlalu banyak meninggalkan kelas, dan .juga waktu itu mengajar kelas
rendah Kala itu orang tua siswa yang mengantar siswa kami dan
didampingi oleh pendamping dari provinsi. Yach apa mau dikata memang
begitulah keadannya pada saat itu.
41
lomba yang saya dan siswa ikuti meraih juara I dan juara II. Dari dahulu
sampai sekarang komitmen kami tidak akan berubah. Yaitu menjadikan
anak didik berprestasi dan bisa membawa nama baik Negara Indonesia
yang kita cintai ini. Semua ini kami lakukan dengan hati yang tulus
sebagai seorang guru SD. Semoga Tuhan memberikan kesehatan kepada
kami disisa usia ini untuk mencetak anak-anak berprestasi di generasi
emas 2045 kelak.
Berkat darah seni yang mengalir didalam diri dan ditunjang oleh
banyaknya pengalaman yang sudah dilakukan, membuat percaya diri
semakin kuat untuk bisa meberikan motivasi kepada siapapun yang
memerlukan kami untuk menjadi pelatih khususnya dalam bidang seni.
Dengan banyaknya prestasi yang diraih membuat beberapa sekolah
mempercayai untuk melatih disekolah mereka.
42
Ternyata dia juga sebagai pelatih tari disalah satu sekolah. Mendengar
hal itu kami merasa bangga karena ilmu yang dibagikan tidak sia-sia
adanya.
Selain SMP yang pernah saya bina, di tingkat SMA pun pernah
kami bina khusnya menari. Pada Tahun 2008 saat anak kami yang
pertama NOVITA CALLISTA bersekolah di SMA Negeri 1 Sampit kami
diminta kepala sekolah untuk melatih siswanya untuk persiapan FLS2N
Tingkat kabupaten. Alhasil siswa-siswi yang kami bina berhasil keluar
sebagai juara II
Gambar 19. Foto siswa salah satu SMP dikota Sampit yang kami bina
43
khususnya dibidang menggambar poster dan Karya Tulis berhasil meraih
juara I dan berhak mewakili kabupaten Kotim ke Tingkat Provinsi di
Palangka Raya. Kepercayaan yang diberikan oleh kepala sekolah tersebut
dikarenakan siswa yang mengikuti lomba tersebut adalah anak kami
sendiri yaitu ALDA EVANGELISTA dan temannya yang bernama SALWA
SALSABILA (mantan siswa SDN 3 MB Hulu) yang pernah kami tangani
waktu masih sekolah di SDN 3 MB Hulu.
Saat itu ada 6 (enam) orang peserta didik dari SMP yang berbeda,
yang dipilih untuk mewakili Kabupaten Kotim untuk berangkat ketingkat
Provinsi di Palangka Raya. Masing-masing adalah 3 (tiga) orang untuk
lomba menggambar Poster dan 3 (tiga) orang untuk lomba Karya Ilmiah
Acara Duta Sanitasi se Kalimantan Tengah ini diselenggarakan mulai
tanggal 23 s/d 27 April 2014.
44
Gambar 20. Peserta Jambore Duta Sanitasi Perwakilan Kotim Tahun 2014
Sebagai orang tua bagi Alda, kami sering mengikuti dia dan teman-teman
duta sanitasinya mengadakan sosialisasi ke sekolah-sekolah yang ada di
sampit, dari tingkat sekolah dasar hingga ke sekolah lanjutan tingkat
pertama. Tidak hanya di sekolah-sekolah saja kami melakukan sosialisasi
tapi ke masyarakat-kasyarakat dan panti-panti asuhanpun jadi sasaran
kami. Hal ini ditujukan untuk membantu pemerintah dalam hal kebersihan
lingkungan, seperti gambar berikut ini.
45
Gambar 21 Ketika kami mendampingi Alda dan Salwa serta Ibu Salwa di
Salah satu Panti Asuhan di Sampit.
46
Kabupaten Kotawaringin Timur pada acara Jambore Guru se Kalimantan
Tengah di Palangka Raya.
47
Dari Tahun 2009 s/d tahun 2015 Kecamatan Mentawa Ketapang
selalu berhasil keluar sebagai Juara Umum, sedangkan untuk tahun 2016
lalu yang berhasil menjadi juara Umum adalah Kecamatan Baamang.
Persaingan antara dua Kecamatan ini terjadi hampir setiap tahunnya,
karena guru-guru yang ada di kedua kecamatan ini hampir sama
banyaknya. Jadi tidak heran bilamana kedua Kecamatan ini saja yang
sering keluar sebagai juara .
48
hasta karya, seperti hiasan dinding, tas, topi, busana, atau tempat pot
untuk media tanam.
49
Untuk menjaga kesimbangan tubuh tidak lupa juga kami berolah
raga. Dua kali dalam seminggu mengikuti senam untuk mengeluarkan
keringat. Supaya badan terasa ringan dan pastinya membuat kita sehat.
Semua ini kami lakukan untuk memotifasi anak didik dan orang tua yang
terbuka hatinya untuk mencetak sebanyak-banyaknya prestasi yang
gemilang sesuai talenta. Karena pendapat kami masa depan kita ada
ditangan generasi muda oleh sebab itu kita wajib mentransferkan semua
ilmu yang membangun bagi penerus bangsa. Semoga diusia yang lebih
dari setengah abad ini tetap sehat untuk bisa membimbing anak didik
menjadi yang berprestasi sesuai bakatnya. Zaman semakin maju, media
belajar semakin canggih dengan adanya semua itu mempermudah niat
tulus terhadap siswa. Begitu juga berkumunikasi dengan wali murid bisa
lebih cepat. Berkat semua itu membuat sekolah kami juga bisa bersaing
dengan sekolah lain, usaha itu tidak terlepas kerja sama yang baik antar
sekolah dan wali murid.
50
Keberhasilan yang kami dapatkan selama ini adalah berkat rahmat
yang diberikan oleh Tuhan dan kami tidak gratis mendapatkannya, karena
harus melalui perjuangan demi perjuangan. Dukungan dari keluarga di
rumah, rekan-rekan sejawat di sekolah, berdoa, semangat, kerja keras
dan pantang menyerah adalah kata kunci keberhasilan kami.
Semoga semua yang kami berikan untuk kita bisa bermanfaat dan
dapat menjadikan anak-anak bangsa lebih berarti. Begitu juga harapan
kami, semoga generasi anak bangsa bisa bersaing ditingkat dunia. Kami
yakin generasi anak muda bangsa Indonesia mampu mencetak prestasi
disegala bidang. Di zaman sekarang mereka sudah mampu menciptakan
pesawat sendiri, itu semua berkat kemampuan dan kemauan generasi
muda kita. Harapan kami masih banyak pemuda-pemuda bangsa bisa
berkarya karena talenta dan pendidikanya. Dan Bangsa Indonesia bisa
berjaya dimata dunia. Begitu juga mata dunia mengakui keunggulan
Bangsa Indonesia didalam persaingan sehat dunia.
Terima kasih.
51
52
53