Anda di halaman 1dari 49

DRAFT SKRIPSI

Nama : Reski Rahayu Ramadan

Nim : 20500116010

Jurusan/Fakultas : Pendidikan Biologi/Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Semester : VII (Tujuh)

Judul Skripsi : Pengaruh Strategi Belajar Overlearning Melalui Media


Quipper School Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Biologi Kelas XI SMA Negeri 12 Sinjai

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan saat ini memiliki peranan utama untuk memenuhi kelangsungan

hidup suatu bangsa atau Negara, serta menjadikan tingkat kualitas taraf hidup atau

kondisi yang bisa dimanfaatkan manusia untuk kebutuhan hidupnya. Seseorang

dituntut untuk menimbah ilmu agar menjadi orang yang bermanfaat baik untuk
individu dan juga masyarakat disekitarnya. Dalam hal ini, pendidikan yang

didapatkan di bangku sekolah tidak semuanya dapat diterima dengan baik oleh siswa.

Karena tidak semua siswa mempunyai pendapat, pemikiran, dan daya tangkap yang

sama terhadap materi pelajaran yang di sampaikan oleh guru. Seorang guru harus bisa

menciptakan suatu kondisi atau proses yang mampu mengarahkan siswanya untuk

melakukan aktifitas belajar karena dalam hal ini seorang guru mempunyai peran yang

sangat penting mengingat tugas seorang guru sebagai motivator. Jadi seorang guru

harus mampu menumbuhkan dan memberikan motivasi kepada siswanya.

1
2

Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai

dengan munculnya feeling dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.1

Untuk belajar dengan baik maka di perlukan motivasi yang baik pula. Siswa yang

mengikuti pelajaran tanpa adanya motivasi maka tidak akan mendapatkan hasil yang

baik dari proses belajar mengajar tersebut. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa

motivasi belajar merupakan daya penggerak dalam diri siswa untuk dapat belajar,

yang dapat menjamin kelangsungan dari proses belajar mengajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang akan di capai dalam proses belajar

mengajar dapat terwujud. Sebagaimana terdapat dalam pepatah Arab yang

mengatakan:

Terjemahan:

“Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan medapatkan hasil”.2

Ayat tersebut menjelaskan bahwa tidak ada hal yang sulit jika kita mau

berusaha dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas. Yang penting ada

kemauan dan ada kesungguhan serta gunakan logika dan juga ilmu pengetahuan

sesuai dengan kapasitas kita masing-masing yang telah Allah karuniakan. Setiap

manusia mempunyai potensi untuk tumbuh dan berkembang, jadi bukan hanya

sekedar tumbuh semata, melainkan harus berkembang. Allah sudah memberikan

modal dasar berupa otak dan akal yang lebih baik dibandingkan dengan makluk

1
Sardiman, Interaaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali,2016), h.73.
2
Ali Kandari dan Ali Nurdin, Konstruksi Pesan ”Man Jadda Wajada” Dalam Novel Negeri 5
Menara Karya A. Fuadi Analisis Wacana Model Norman Faiclough, Jurnal Ilmu Komunikasi,
(Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2012) , vol. 2, no. 2,
h. 3.
3

lainnya di muka bumi ini. Jadi sangatlah keliru jika seseorang beranggapan bahwa

nasib tidak bisa diubah. Hal tersebut telah dijelaskan dalam Al- Qur’an Surah Ar-

Rad/15:11.

Terjemahan:

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di


muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.3

Mengingat betapa pentingnya keberhasilan kegiatan pendidikan yang mampu

melahirkan sumber daya manusia yang memunculkan motivasi dan retensi yang

tinggi, maka dibutuhkan sebuah strategi belajar yang mampu mendukung ingatan

siswa serta mampu memotivasi siswa untuk belajar. Salah satu strategi belajar yang di

maksud yaitu strategi belajar overlearning. Strategi belajar Overlearning memaksa


siswa untuk meninjau materi yang dipelajari dengan cara lain, akibatnya akan

terbentuk asosiasi-asosiasi baru dalam pemprosesan informasi sehingga dapat

membantu siswa dalam mengingat kembali informasi tersebut.4 Peserta didik yang

mengalami overlearning mampu mengingat materi yang di pelajari walau dilihat pada

28 hari berikutnya dan hal ini menunjukkan jika overlearning dapat meningkatkan

3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Jakarta :PT Semen Bosowa, 2015),
h.250.
Yunandar. Muh Jufri & Arsad Bahri. Perbandingan Motivasi dan Retensi Siswa kelas X
4

Melalui penerapan Strategi Belajar Overlearning dan Retrieval Practice di SMA Negeri 3 Makassar,
Skripsi, (Makassar : Univerisitas Negeri Makassar, 2018), h. 12.
4

retensi peserta didik. Pemantapan informasi melalui overlearning akan

mempermudah peserta didik dalam memperoleh informasi ke dalam memori jangka

panjang karena adanya proses mengulang informasi sehingga proses pengkodean

informasi tersebut dapat perbaharui sehingga menunjang daya ingat peserta didik5.

Ketika siswa terus berlatih terhadap tugas yang telah dikuasainya dan di posisi

seharusnya dia sudah berhenti akan tetapi siswa tersebut memutuskan untuk berlatih

lagi dengan mengulanginya walapun kriteria dari tugas yang diberikan telah di

kuasainya maka siswa tersebut dikatakan overlearning.6

Begitu pula pada saat pembelajaran terdapat interaksi antara siswa dan guru,

tentunya ada alat untuk menyampaikannya. Alat tersebut dapat berupa bahan ajar

ataupun media pembelajaran agar peserta didik termotivasi dalam mengikuti

pembelajaran. Penggunaan media dalam proses belajar merupakan salah satu cara

yang dapat digunakan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Karena media,

merupakan salah satu hal yang mutlak yang ada dalam proses belajar. Akan tetapi

dalam penggunaan media pembelajaran terdapat beberapa kendala yang dihadapi

seperti halnya pada siswa terkadang menginginkan pembelajaran kreatif dan tidak

membosankan.

Implementasi kurikulum 2013 saat ini menekankan pembelajaran berbasis

teknologi, hal ini ditegaskan dalam Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70

Tahun 2013 Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah

5
Nicholas C. Soderstrom & Robert A. Bjork. Learning versus Performance:An Integrative
Review. Perspectives on Psychological Science. 2015, vol.10 No.2.h.176-177.
6
Yunandar, dkk, Perbandingan Motivasi dan Retensi Siswa Kelas X Melalui Penerapan
Strategi Belajar Overlearning dan Retrieval Practice Di SMA Negeri 3 Makassar,Prosiding Seminar
Nasional Biologi dan Pembelajarannya (Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Makassar,2018), h.468.
5

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, yang menyatakan bahwa secara umum

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan tiga faktor yaitu tantangan internal,

tantangan eksternal, dan penyempurnaan pola pikir. Tantangan eksternal antara lain

terkait dengan arus globalisasi dan bebagai isu yang terkait dengan masalah

lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif

dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Dalam hal

penyempurnaan pola pikir salah satunya adalah pola pembelajaran alat tunggal

menjadi menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia.7

Salah satu e-learning yang sedang berkembang akhir-akhir ini yaitu Quipper

School. Meskipun Quipper School masih termasuk jenis e-learning yang baru, namun

di dalamnya telah tersedia ribuan topic materi pembelajaran yang dapat dibagikan

oleh guru kepada peserta didiknya serta ribuan soal tugas yang dapat dikerjakan

peserta didik. Dengan menggunakan Quipper School ini diharapkan dapat

meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran serta dapat menjadi media

pendukung pembelajaran yang menyenangkan bagi guru dan peserta didik. Melalui

media Quipper School ini maka strategi belajar overlearning lebih mudah diterapkan

karena peserta didik dapat mengakses materi pelajaran dimanapun dan kapanpun,

selain itu pendidik juga dapat mengetahui perkembangan peserta didik melaui system

yang adasehingga dapat menumbuhkan motivasi dalam belajar.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMAN 12 Sinjai, peneliti

mewawancarai salah satu Guru Bidang Studi Biologi yaitu Ibu Muallimah S.Pd pada

Hari Jumat 06 Desember 2019 bahwa motivasi belajar di SMA Negeri 12 Sinjai

7
Hasryana S, Pengaruh Peneraapan Strategi Belajar Overlearning melalui Media Quipper
School Terhadap Hasil Belajar dan Retensi Biologi Peserta Didik pada Konsep Kingdom Animalia,
Tesis, (Makassar : Pascasarjana Universitas Negeri Makassar, 2019) , h. 5.
6

masih rendah hal ini dikarenakan siswa yang didorong untuk membaca buku biologi

setiap hari pun masih banyak yang tidak membaca dan juga jika ada guru yang

berhalangan masuk di kelas siswa pun tidak belajar, sebagian dari mereka hanya

bermain gitar dan juga terkadang perkelahian di kelas. Disekolah tersebut

diperbolehkan membawa gadget atau handphone akan tetapi sebelumnya diinfokan

kepada guru BK karena terkadang siswa menyalahgunakan penggunaan hp nya

tersebut. Hasil wawancara dengan Ibu Ima selaku Guru Biologi kelas XI MIA yang

menyatakan bahwa media pembelajaran yang digunakan biasanya bedah buku karena

sekarang sistemnya kurikulum 2013 jadi siswa di suruh membuat sebuah resume dari

buku yang telah mereka baca. Terkadang juga menggunakan LCD akan tetapi jarang

digunakan disebabkan karena alatnya yang terbatas, jadi media pembelajaran tidak

monoton yang digunakan.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dilakukan oleh Hasriyana terkait

dengan Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Overlearning melalui Media Quipper

School dapat meningkatkan hasil belajar dan retensi peserta didik dengan

menggunakan instrument penelitian tes dalm bentuk soal pilihan ganda, maka peneliti

berinisiatif untuk melanjutkan penelitian strategi belajar Overlearning melalui media

Quipper School dengan memfokuskan pada motivasi belajar siswa. Dalam hal ini,

peneliti menggunakan strategi belajar Overlearning melalui media Quiper School

untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar Biologi siswa SMA Negeri 12 Sinjai,

peneliti mencari inovasi yang benar-benar menciptakan suasana pembelajaran yang

menarik dan menyenangkan siswa melalui suatu proses aktivitas siswa sehingga

pembelajaran akan lebih santai, tidak membosankan dan menimbulkan persaingan

sehat, sehingga dengan persaingan tersebut siswa merasa lebi tertantang untuk
7

menjadi yang terbaik sehingga dari sikap-sikap inilah yang akan melahirkan dan

menumbuhkan motivasi belajar siswa.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Biologi

SMA Negeri 12 Sinjai sebelum penerapan dari Strategi belajar Overlearning

melalui Media Quipper School?

2. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Biologi

SMA Negeri 12 Sinjai setelah penerapan dari Strategi belajar Overlearning

melalui Media Quipper School?

3. Adakah Pengaruh Strategi Belajar Overlearning melalui Media Quipper

School terhadap motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Biologi SMA

Negeri 12 Sinjai?

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji kebenarannya, atau merupakan

jawaban sementara atas pertaanyaan penelitian.8

Ho = Tidak ada pengaruh strategi pembelajaran overlearning terhadap retensi peserta


didik pada mata pelajaran biologi.

Hi = Ada pengaruh strategi pembelajaran overlearning terhadap retensi peserta didik

pada mata pelajaran biologi.

D. Defenisi Operasional Variabel


8
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
Rajawali Pers. 2014), h.76.
8

Untuk menjauhkan diri dari pendapat yang berbeda antara peneliti dan

pembaca maka peneliti mempermudah pemhaman dengan pendapat dan memperjlas

subjek yang tercakup pada penelitian ini.

1. Strategi Belajar Overlearning

Strategi belajar Overlearning yang peneliti maksud dalam penelitian ini

yakni strategi belajar yang memungkinkan peserta didik untuk melanjutkan aktivitas

dalam memperoleh ilmu pengetahuan setelah materi tertentu diajarkan, yaitu dengan

cara membaca materi yang disajikan di media quipper school kemudian dilanjutkan

dengan pembuatan mind map atau jurnal. Sehingga, melalui hal ini diharapkan akan

terjadi proses pengulangan materi pelajaran yang pada akhirnya akan membuat materi

akan di ingat lebih lama.

2. Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Biologi

Motivasi yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah dorongan yang

berasal dari dalam diri seseorang yang dapat mengarahkan siswa melakukan perilaku-

perilaku atau aktivitas-aktivitas tertentu dalam proses belajar sehingga tujuan belajar

dapat tercapai. Indicator motivasi belajar yaitu menggairahkan siswa, memberikan

harapan realistis, memberikan insentif dan mengarahkan perilaku siswa.

E. Kajian Pustaka

Berikut ini adalah hasil penelitian yang berkaitan dengan Pengaruh Strategi

Belajar Overlearning melalui media Quipper School terhadap motivasi belajar siswa

dirangkum sebagai berikut:


9

1. Hasryana S, 2018, Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Overlearning

Melalui Media Quipper School Terhadap hasil Belajar dan Retensi Peserta

Didik Pada Konsep Kingdom Animalia

Rujukan penelitian yang dilakukan oleh Hasryana S bertujuan untuk

mengetahui pengaruh penerapan strategi belajar Overlearning dengan media

Quipper School terhadap hasil belajar dan retensi peserta didik. Jenis penelitian in

adalah pra eksperimen dengan desain one grup pretest-posttest design. Pengumpulan

data menggunakan soal pilihan ganda melalui Quipper School menggunakan analisis

statistic deskriptif menggunakan uji normalitas gain. Perubahan retensi dengan

peningkatan rata-rata skor dari pretest 24,38 ke posttest 65,50 yang berada pada

kategori sedang dengan nilai gain 0,5 yang termasuk kategori sedang. Berdasarkan

hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi belajar

Overlearning melaui media Quipper School pada konsep Kingdom Animalia

memiliki pengaruh dan dapat meningkatkan pada hasil belajar dan retensi biologi

peseta didik.9

2. Yunandar, 2018, Perbandingan Motivasi dan Retensi Siswa kelas X Melalui

Penerapan Strategi Belajar Overlearning dan Retrieval Practice di SMAN 3

Makassar

Rujukan penelitian yang dilakukan oleh Yunandar bertujuan untuk

mengetahui perbedaan motivasi dan retensi kelas X melalui penerapannya strategi

pembelajaran Overlearning dan Retrieval Practice di SMA Negeri 3 Makassar Tahun

9
Hasryana S, Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Overlearning Melalui Media Quipper
School Terhadap hasil Belajar dan Retensi Peserta Didik Pada Konsep Kingdom Animalia, Tesis,
(Makassar : Universitas Negeri Makassar, 2018).
10

Ajaran 2017/2018 (terdiri dari 6 studi). Melalui teknik pengambilan sampel acak

sederhana, sampel dalam hal ini penelitian ini adalah kelas X MIA 6 sebagai kelas

eksperimen dengan strategi pembelajaran Overlearning dan kelas MIA 5 sebagai

kelas eksperimen dengan strategi pebelajaran Retrieval Practice. Data percobaan

adalah diperoleh melalui kuisioner pada kegiatan pretest dan posttest untuk data

motivasi siswa dan data retensi sisaa diperoleh pada posttest dan tes keterlambatan.

Data yang dikumpulkan adalah dianalisis statistic deskriptif dan statistic inferensial

menggunakan uji anacova dengan tingkat signifikansi 0,05.Kesimpulan dari

penelitian ini adalah terdapat perbedaan motivasi dan retensi antar siswa yang belajar

dengan strategi Overlearning dan Retrieval Practice. 10

3. Nining Karmila, 2017, Pengaruh Media Pembelajaran Quipper School

Terhadap Minat Belajar Fisika Siswa SMA Negeri 10 Bulukumba

Rujukan penelitiian yang dilakukan oleh Nining K yaiu bertujuan untuk

mengetahui gambaran minat belajar fisika siswa yang diajar menggunakan media

pembelajaran Quipper School, untuk mengetahui gambaran minat belajar fisika siswa

yang diajar tanpa menggunakan media pembelajaran Quipper School, dan untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran Quipper

School terhadap minat belajar fisika siswa SMAN 10 Bulukumba. Penelitian.

Peneltian ini merupakan penelitian eksperimen dengan Desain penelitian the statistic

comparasion group design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI

MIPA SMA Negeri 10 Bulukumba yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah 138 siswa.

10
Yunandar, 2018, Perbandingan Motivasi dan Retensi Siswa kelas X Melalui Penerapan
Strategi Belajar Overlearning dan Retrieval Practice di SMAN 3 Makassar, Skripsi, (Makassar :
Universitas Negeri Makassar, 2018).
11

Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling convinence sehingga diperoleh 2

kelas dengan jumlah 68 siswa. Instrument yang digunakan adalah lembar angket

minat belajar fisika yang diberikan kepada siswa setelah menerapkan media

pembelajaran Quipper School untuk mengetahui minat belajar fisika Siswa SMA

Negeri 10 Bulukumba.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa nilai rata-rat minat belajar fisika

siswa yang diajar menggunakan media pembelajaran Quipper School sebesar 74,79%

sedangkan nilai rata-rata minat belajar fisika siswa yang diajar tanpa menggunakan

media pembelajaran Quipper School, sebesar 74,94%. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa H0 diterima H1 ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh penggunaan media

pembelajaran Quipper School terhadap minat belajar fisika siswa SMA Negeri 10

Bulukumba. 11

Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka yang membedakan dengan

penelitian saya yaitu:

a) Hasryana S, 2018, Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Overlearning Melalui

Media Quipper School Terhadap Hasil Belajar dan Retensi Peserta Didik Pada

Konsep Kingdom Animalia. Perbedaan penelitian terdahulu yaitu dari segi

Variabel, Instrumen Penelitian, Lokasi Penelitian dan Materi yang dibawakan.

Penelitian yang dilakukan oleh Hasryana S variabel (Y) terdiri atas dua yaitu hasil

belajar dan retensi, sedangkan peneliti variabel (Y) yaitu motivasi belajar. Dapat

juga dilihat dari instrument penelitian yang dilakukan oleh Hasryana yaitu berupa

11
Nining Karmila, Pengaruh Media Pembelajaran Quipper School Terhadap Minat Belajar
Fisika Siswa SMA Negeri 10 Bulukumba, Skripsi, (Makassar : Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, 2017).
12

tes pilihan ganda berjumlah 30 soal, sedangkan instrument penelitian yang

digunakan oleh peneliti yaitu berupa Angket (Kuisioner). Lokasi penelitian yang

dilakukan oleh Hasryana S yaitu di SMA Negeri 3 Kota Makassar, sedangkan

lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu di SMA Negeri 12 Sinjai.

Serta materi yang di bawakan pada penelitian Hasryana yaitu materi kelas X IPA

Kingdom Animalia, sedangkan materi yang dibawakan oleh peneliti pada

penelitiannya yaitu materi kelas XI MIA yaitu sistem eksresi.

b) Yunandar, 2018, Perbandingan Motivasi dan Retensi Siswa kelas X Melalui

Penerapan Strategi Belajar Overlearning dan Retrieval Practice di SMAN 3

Makassar. Penelitian yang dilakukan oleh Yunandar yaitu membandingkan

Motivasi dan Retensi melalui penerapan strategi belajar overlearning dan

retrieval practice sedangkan peneliti membahas terkait pengaruh strategi belajar

overlearning melalui media quipper school terhadap motivasi belajar.

c) Nining Karmila, 2017, Pengaruh Media Pembelajaran Quipper School Terhadap

Minat Belajar Fisika Siswa SMA Negeri 10 Bulukumba. Penelitian yang

dilakukan oleh Nining Karmila variabel X berfokus pada media pembelajaran

yang digunakan, sedangkan pada peneliti variabel X yaitu strategi belajar

overlearning melalui media quipper school. Dapat juga dilihat dari variabel Y

yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nining Karmila yaitu imeneliti terkait minat

belajar Fisika Siswa SMA Negeri 10 Bulukumba sedangkan peneliti yaitu

meneliti terkait motivasi belajar siswa SMA Negeri 12 Sinjai.


13

F. Tinjauan Teoretis

1. Motivasi Belajar

a. Defenisi Motivasi Belajar

Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak

(move). Motivasi juga bisa diartikan sebagai usaha yang dapat menyebabkan

seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin

mencapai tujuan yang dikhendakinya atau mendapat kepuasaan dengan

perbuatannya.12 Motivasi seperti gravitasi yang tidak bisa dilihat secara visual atau

dirasakan namun hanya bisa dilihat efek yang dihasilkan olehnya. Pada kehidupan

sehari-hari motivasi memiliki peran yang sangat strategis pada proses

pembelajaran.13Pada proses pembelajaran, motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiaatan belajar,

yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikhendaki oleh subjek belajar itu dapat

tercapai.14

Jika siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, maka seluruh proses

pembelajaran akan diikuti dengan baik mulai dari rasa ingin tahu, intensitas dalam

memperhatikan penjelasan pelajaran, membaca materi sampai pada mencari strategi

yang paling tepat guna meraih prestasi akademik yang tinggi bagi dirinya. Siswa yang

termotivasi akan dengan mudah diarahkan, diberi penugasan, cenderung memiliki

rasa ingin tahu yang besar, aktif dalam mencari informasi tentang materi yang

12
Izuddin Syarif, Pengaruh Model Blended Learning Terhadap Motivasi dan Prestasi
Belajar Siswa SMK, (Jurnal Pendidikan Vokasi,2019), Vol 2, No 2, h. 236.
13
Steve M, Jex, Organizational Psychology: A Scientist-Practitioner Approach (New York:
The Guilford Press,2002), h. 210.
14
Sardiman A,M, Interaksi dan Motivasi Belajar dan Mengajar, (Jakarta:Raja Grafindo
Persada,1994), h. 75.
14

dijelaskan oleh guru serta menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi untuk

mempelajaridanmenyerappelajaranyang diberikan.15

Motivasi pada dasarnya adalah suatu usaha yang disadari untuk

menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong

untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Menurut Clayton Alderfer (dalam Nashar,2004:42) motivasi belajar adalah

kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat

untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.16

Ciri-ciri seseorang yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi antara lain,

tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat belajar dan

cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. Dalam kaitannya dengan aktivitas belajar,

guru harus dapat mengembangkan motivasi belajar dalam setiap kegiatan berinteraksi

dengan siswanya.17 Seseorang yang berminat untuk belajar apabila belum sampai

pada tataran motivasi belum menunjukkkan aktivitas yang nyata. Bila seseorang

sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam

rentangan waktu tertentu.18 Motivasi belajar adalah penggerak psikis yang bersifat

intelektual yang ada dalam diri siswa yangmenimbulkan kegiatan belajar, menjamin

kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi

mencapai tujuan tertentu (berprestasi setinggi mungkin).19


15
Slavin, Robert E, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, (Terjemahan Marianto
Samosir),(Jakarta:Indeks,2008), h. 106.
16
Ghullam Hamdu, Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap prestasi Belajar IPA di
Sekolah Dasa, (Jurnal Penelitian Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, 2011) Vol 12, No 1,
h. 83.
17
Sardiman, Interaksi dan Motivasi belajar Mengajar, (Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada,2001), h. 100.
18
Djamarah Syaiful Bahri, Psikologi Belajar,(Jakarta:PT Asdi Mahasatya,2008), h. 19.
19
Faninda Oktavia, Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadao Motivasi Belajar
Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa kelas VIII MTSN 6 Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018,
Skripsi, (Tarbiah dan Keguruan InstitutAgaama Islam Negeri Surakarta, 2018), h. 34.
15

Dapat disimpulkan pula bahwa motivasi belajar adalah suatu pendorong

yang mengubah energy dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk

mencapai tujuan yang berhubungan dengan kebutuhan untuk maju, berilmu

pengetahuan sehingga menghasilkan prestasi yang memuaskan. Terdapat 6 indikator

motivasi belajar siswa antara lain:20

1. Hasrat dan keinginan berhasil.

2. Dorongan dan kebutuhan dalam berhasil.

3. Harapan dan cita-cita masa depan.

4. Penghargaan dalam belajar.

5. Kegiatan yang menarik dalam belajar.

6. Lingkungan belajar yang kondusif.

b. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi memiliki fungsi yang sangat penting dalam belajar, karena

motivasi akan menentukan ukuran dalam usaha belajar yang dilakukan siswa. Berikut

terdapat fungsi motivasi yaitu:21

1) Motivasi sebagai Pendorong Kegiatan

Awalnya anak didik tidak memiliki hasrat untuk belajar, tetapi karena ada

sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang ingin dicari

tersebut dari sesuatu yang ingin dipelajari.

2) Motivasi sebagai Penggerak Perbuatan

Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu

merupakan suatu kekuatan yang terbendung, yang kemudian menjelma dalam bentuk

20
Herminarto Sofyan dan Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Aplikasinya dalam Penelitian,
(Gorontalo:Nurul Jannah,2004), h. 24.
21
Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya,2008), h.157.
16

gerakan psikomotorik. Disini anak didik telah melakukan aktivitas belajar dengan

segenap jiwa dan raga.

3) Motivasi sebagai Peengarah Kegiatan

Anak didik yang memiliki motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang

harus dilakukan dan mana perbuatan yang tidak harus dilakukan. Dalam hal ini

seorang anak didik akan mempelajari sesuatu yang sesuai dengan tujuan yang hendak

ia capai dan mengabaikan apa yang menurutnya tidak sesuai dengan tujuannya.

Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa motivasi belajar berfungsi sebagai

pendorong kegiatan, berfungsi sebagai penggerak perbuatan, dan berfungsi sebagai

pengarah kegiatan.

c. Macam- Macam Motivasi

Macam-macam motivasi belajar yaitu sebagai berikut:22

1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

a) Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, sehingga tanpa

dipelajari. Misal dorongan makan, minum dorongan bekerja, dorongan seksual.

Disebut juga dengan istilah Psycological drives.

b) Motif yang dipelajari disini motif timbul karena dipelajari. Contoh dorongan

untuk belajar dan mengajar. Disebut juga motif sosial sehingga disitilahkan

dengan Affiliative needs.

2) Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Yang termasuk dengan motivasi jasmaniah adalah reflek, insting, otomatis,

nafsu, sedang yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.

22
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2001), h. 23.
17

3) Motivasi Instrinsik dan Ekstrinsik

a) Motivasi Instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak

perlu diransang dari luar. Contoh seorang siswa melakukan belajar karena betul-

betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah

tingkah lakunya secara konstruktif, sehingga motivasi muncul dari kesadaran diri

sendiri dengan tujuan yang esensial bukan sekedar symbol dan seremonial belaka.

b) Motivasi ekstrinsik adalah aktifnya atau berfungsinya motif karena adanya

rangsangan dari luar. Contoh siswa belajar karena akan menghadapi ujian dengan

harapan nilai baik dan mendapat pujian atau hadiah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa macam-macam motivasi secara garis besar

aadalah motivasi dilihat dari dasar pembeentukannya, motivasi jasmaniah dan

rohaniah, serta motivasi instrinsik dan ekstrinsik.

d. Indikator Motivasi Belajar

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-

siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Pada

umumnya dengan beberapa indicator atau unsur yang mendukung. Motivasi tersebut

mempunyai peranan yang besar untuk keberhasilan seseorang dalam belajar.

Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:23

1) Adannya hasrat dan keinginan berhasil

Hasrat dan keinginan untuk berhasil merupakan salah satu indicator dalam

motivasi belajar. Seseorang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi pastinya

23
Hamzah B, Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya,(Jakarta: PT Bumi Aksara,2008) h 23
18

memilki hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam mencapai tujuannya. Dalam hal

belajar seseorang akan mempunyai keinginan untuk berhasil dalam mendapatkan nilai

baik, prestasi yang baik, dan cita-cita yang diharapkan.

2) Adanya harapan dan cita-cita masa depan

Cita-cita dan harapan di masa depan itulah akan membuat seseorang

termotivasi karena ia ingin meraih harapan dan cita-citanya itu. Dalam hal belajar,

cita-cita seorang siswa akan membuatnya bersemangat dalam belajar. Hal ini

dilakukannya untuk meraih cita-citanya tersebut.

3) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Seseorang yang termotivasi belajar akan terdorong untuk belajar. Belajar

merupakan kebutuhan bagi dirinya, sehingga ia tidak akan merasa jenh dalam belajar.

Dengan adanya dorongan dan kebutuhan belajar tersebut seseorang akan meraih

tujuan yang ingin dicapainya.

4) Adanya penghargaan dalam belajar

Seseorang yang mendapat penghargaan akan lebih tertantang untuk

mengembangkan kemampuannya. Begitu juga dalam hal belajar, siswa yang

mendapatkan penghargaan akan prestasi yang dicapainya akan merasa bangga dan

mengembangkan lagi ilmu pengetahuannyauntuk meningkatkan prestasi belajarnya.

5) Adanya kegiatan yang menarik dlam belajar


19

Kegiatan yang menarik dalam belajar akan membuat siswa tetarik dan

ketertarikan tersebut secara tidak langsung menumbuhkan motivasi belajar mereka.

Mereka akan termotivasi untuk melakukan hal yang membuatnya tertarik tersebut.

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif

Lingkungan belajar pun adalah salah satu hal yang berpengaruh dalam

menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Lingkungan belajar yang

sesuai dengan diri siswa akan membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar.

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dalam belajar yaitu:24

1) Faktor Internal

a) Faktor Fisik

Faktor fisik merupakan faktor yang mempengaruhi dari tubuh dan

penampilan individu. Faktor fisik meliputi nutrisi (gizi), kesehatan, dan fungsi-fungsi

fisik terutama panca indera.

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis merupakan faktor instrinsik yang berhubungan dengan

aspek-aspek yang mendorong atau menghambat aktivitas belajar pada siswa. Faktor

ini menyangkut kondisi rohani siswa.

2) Faktor Eksternal

24
Syamsu Yusuf,Program Bimbingan dan Konselling di Sekolah.(Bandung: Rizqi Pers,2009),
h. 23.
20

a) Faktor Sosial

Faktor sosial merupakan faktor yang berasal dari manusia di sekitar

lingkungan siswa. Faktor sosial meliputi guru, konselor, teman sebya, orang tua,

tetangga, dan lain-lain.

b) Faktor Non-Sosial

Faktor non-sosial merupakan faktor yang berasal dari keadaan atau kondisi

fisik di sekitar siswa. Faktor non-sosial meliputi keadaan udara (cuaca panas atau

dingin), waktu (pagi, siang, atau malam), tempat (sepi,bising, atau kualitas sekolah

temppat belajar), dan fasilitas belajar (sarana dan prasarana).

3) Media Pembelajaran

Adanya media pembelajaran akan lebih menjamin pemahaman yang lebih

baik kepada peserta didik dan mempermudah penyampaian materi pembelajaran.

Media pembelajaran juga dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga dapat menimbulkan motivasi dan minat belajar peserta didik karena mampu

membawa peserta didik ke dalam suasana senang. Selain itu, media pembelajaran

dapat bermnfaat untuk mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu sehingga

proses pembelajaran akan lebih efektif.

f. Upaya untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Untuk meningkatkan motivasi belajar anak dalam kegiatan belajar di

sekolah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru yaitu:25

1) Memberi angka dalam hal ini sebagai symbol dari nilai kegiatan belajarnya.

Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik, sehingga

yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai rapor yang baik. Angka-angka

25
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2005), h. 92.
21

yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Yang

perlu di ingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum

merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka

tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja

2) Hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang

tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan

unuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.

3) Kompetensi persaingan, baik yang individu maupun kelompok dapat menjadi

sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada

saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang

terbaik.

4) Ego-involvement menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras

adalah sebagai salah satu bentuk motivasi ang cukup penting. Bentuk kerja

keras dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat

meningkatkan motivasi.

5) Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan

mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat.

Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha

mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.

6) Memberikan pujian kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya

dengan baik, pujian tersebut dalam bentuk reinforcement yang positif dan

memberikan motivasi baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu
22

yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan

meningkatkan motivasi belajar.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin

dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti

“perantara”. Yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a

receiver). Heneich mencontohkan media tersebut, seperti film, computer, dan

instruktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran

jika membawa pesan-pesan (message) dalam rangka mencaai tujuan pembelajaran.26

Media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terjadinya interaksi

antara karya seseorang pengembang mata pelajaran (program pembelajaran) dengan

peserta didik. Adapun yang dimaksud interaksi adalah terjadinya suatu proses belajar

pada diri peserta didik pada saat menggunakan atau memanfaatkan media. Misalnya

pada saat peserta didik menyaksikan tayangan program televise pembelajaran, film

pendidikan, mendengarkan program audio interaktif, menggunakan program CIA,

membaca programed instruction, membaca modul dan sebagainya. 27

Sarana pembelajaran untuk mempermudah proses penyampaian informasi

oleh guru kepada siswa dalam hal ini prosesnya terjadi interaksi antara guru dan

siswa sebagai bentuk pembelajaran untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran

tersebut disebut juga dengan media pembelajaran.28

26
Muh Safei,Media Pembelajaran (Makassar: Alauddin University Press, 2011), h .4.
27
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran landasan dan Aplikasinya,(Jakarta: Cipta,2008),
h. 123.
Nining Karmila,Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Quipper School terhadap Minat
28

Belajar Fisika Kelas X Fisika Siswa SMA Negeri 10 Bulukumba,(Skripsi,Makassar: Jurusan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,2017), h. 10.
23

b. Ciri-Ciri Media Pembelajaran

Berikut merupakan ciri-ciri media pembelajaran yaitu sebagai berikut29

1) Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Fiksatif merupakan media mampu merekam, menyimpan, melestarikan, dan

merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut

dan disusun kembali dengan media, seperti fotografi, video tape, audio tape,

computer, laptop, dan compact disk. Suatu objek yang telah diambil gambarnya atau

direkam dapat dengan mudah direproduksi kapan saja diperlukan.

2) Ciri manipulative (Manipulative Property)

Kehadiran media dapat memungkinkan adanya transformasi suatu kejadian

atau objek karena media memilki ciri manipulative. Kejadian yang memakan waktu

yang lama dapat disajikan dalam waktu dua atau tiga menit melalui editor. Misalnya,

bagaimana metamorphosis kupu-kupu mulai dari fase larva hingga menjadi kupu-

kupu dewasa. Di samoping dapat menpercepat kejadian, media juga dapat

memperlambat suatu proses kejadian melalui video. Misalnya, proses trsunami dapat

diamati dengan kemampuan maniulativedari media.

3) Ciri distributive (Distributive Property)

Media ini memiliki ciri yaitu suatu objek atau kejadian dapat

ditransfortasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut dapat

disajikan kepada sejumlah besar siswa. Sekali informasi direkam dalam format media

apa saja, maka ia dapat diproduksi beberapa kali dan siap digunakan secara

bersamaan di beberapa tempat atau digunakan secara berulang-ulang.

Cecep Kustandi dan Bambang Sujipto,Media Pembelajaran Manual dan Digital (Cet 1:
29

Bogor:Ghalia Indonesia,2013), h.12.


24

c. Penggunaan Internet Sebagai Media Pembelajaran

Peranan internet dalam bidang pendidikan sangat menguntungkan karena

kemampuannya dalam mengolah data dengan jumlah yang sangat besar. Teknologi

informasi sudah menjadi jaringan computer terbesar di dunia, yang dapat berfungsi

dengan baik jika didukung oleh perangkat computer dengan perangkat lunakyang

baik dan dengan guru yang terlatih baik.30

1) E-Learning

E-Learning atau biasa disebut Media pembelajaran online merupakan sebuah

bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk

sekolah maya. Dalam teknologi e-learning semua proses belajar mengajar yang biasa

dilakukan di dalam kelas dilakukan secara live namun virtual artinya pada saat yang

sama seorang guru mengajar di depan computer yang ada di suatu tempat, sedangkan

peserta didik mengikuti pelajaran itu dari computer lain di tempat yang berbeda.

Materi pelajarannya bisa diperoleh secara gratis dalam bentuk file-file yang bisa di

download, sedangkan interaktif guru dan peserta didik dalam bentuk pemberian tugas

maupun diskusi dapat dilakukan secara intensif dalam bentuk forum diskusi dan

email. 31

E-Learning pada hakikatnya adalah bentuk pembelajaran konvensional yang

dituangkan dalam format digital dan disajikan melalui teknologi informasi. E-

Learning perlu diciptakan seolah peserta didik belajar secara konvensional, hanya

saja dipindahkan ke dalam system digital melaui internet. Keunggulan-keunggulan e-

learning yang paling menonjol adalah efisiensinya dalam penggunaan waktu dan

30
Rusman, Model-model Pembelajaran (Cet. 5; Jakarta: Rajawali Pers,2014), h. 334.
31
Evi Fatimatur, Desain Pembelajaran Inovatif (Cet. 1; Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 174-
175
25

ruang. Seperti telah disebutkan diatas, bahwa pendidikan berbasis teknologi informasi

cenderung tidak lagi bergantung pada ruang dan waktu. Tak ada halangan berarti

untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar lintas daerah, bahkan lintas Negara.

Melalui ee-learning, pengajar dan siswa tidak lagi selalu harus bertatap muka dalam

ruang kelas pada waktu bersamaan.32

Model Pembelajaran e-learning dengan segala keunggulannya yaitu

ketersediaan informasi yang melimpah dari sumber-sumber diseluruh dunia. E-

Learning dapat menjadi alternative cara peningkatan mutu pendidikan Indonesia dan

melakukan upaya pemerataan di seluruh wilayah Indonesia. Sudah menjadi

pengetahuan umum bahwa penyebaran mutu Indonesia belum merata. Ada

kesenjangan yang cukup jauh antara satu wilayah dengan wilayah yang lain.

Pendidikan di pulau Jawa dan Sumatera (Indonesia bagian Barat) cenderung lebih

maju dibandingkan dengan Indonesia bagian Timur. Kesenjangan seperti ini haruslah

mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah, e-learning dapat menjadi solusi

kreatif bagi pemerintah.33

2) Quipper School

Media pembelajaran dengan pemanfaatan alat-alat teknologi sudah lumrah

dikalangan pelajar, salah satu media pembelajaran dengan pemanfaatan alat teknologi

adalah Quipper School. Quipper School merupakan media pembelajaran dengan

system E-Learning yang berbasis open source keluaran terbaru, dan diluncurkan pada

bulan januari 2014. Quipper School merupakan penghubung antar siswa dan guru

32
Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2012),
h. 12.
33
Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2012),
h. 12.
26

dalam pembagian tugas mata pelajaran secara online dan sesuai dengan mata

pelajaran yang diadaptasi dari kurikulum yang diterapkan di Indonesia, yaitu IPS,

IPA, Matematika dan Bahasa. Quipper merupakan media e-learning yang dapat

diakses secara gratis dan startup edukasi yang cukup menarik. Quipper memiliki lima

produk aplikasi e-learning sseperti Quipper Quiz, StraightAce, Quipper Courses, dan

juga Quipper School.

Quipper School dengan alamat https://school.quipper.com merupakan

platform online yang disediakan oleh guru dan peserta didik. Secara teknis, Quipper

School telah memenuhi ketiga standar pembelajaran oonline platform, yaitu

pembuatan alat kursus, alat pendukung bagi peserta didik dan tutor, serta administrasi

pembelajaran. Alat pembuatan kursus di Quipper School mudah digunakan dan

mendukung keterlibatan guru dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.34

Quippers School sama halnya dengan pembelajaran biasa karena terdapat

tujuan pembelajaran, materi pelajaran, soal-soal untuk dijawab oleh siswa, hanya saja

yang membedakan proses pelajaran biasanya adalah pada Quipper School semua

materi pelajaran dan soal-soal sudah disiapkan di Quipper School jadi guru tidak

harus menyiapkan semua materi pelajaran hanya jika ada yang ingin ditambahkan

maka guru dapat menambahkan materi pelajaran untuk dipelajari oleh siswa melalui

computer/gadget yang digunakan siswa untuk mengakses Quipper School.Quipper

School ini juga melatih kedisiplinan dsn kejujuran siswa dalam mengerjakan tugas

karena pengerjaan tugas oleh siswa dapat dipantau oleh guru melalui Quipper School.

34
Herri Mulyono,Using Quipper As An QUipper An Online Platform For Teaching And With
Technology, Vol. 16, No. 1 h. 59-70.
27

Untuk mennggunakan quipper school ada beberapa tahapan yang harus di

ikuti yaitu35:

1) Mendaftarkan Akun

Untuk mulai menggunakan Quipper, baik guru dan siswa diminta untuk

mendaftar sebuah akun. Mereka bisa menggunakan akun facebook mereka atau

membuat yang baru, akun Quipper gratis. Untuk mendapatkan akun gratis, guru dan

siswa hanya perlu memberikan alamat email, nomor telepon, dan nama sekolah. Jika

sekolah mereka sudah terdaftar dalam database Quipper, guru kemudian dapat

membuat permintaan untuk ambrasador Quipper di sekolah menetapkan akun mereka

ke dalam kelas sekolah virtual.

Setelah pendaftaran selesai dan telah bergabung dengan Quipper, pengguna

dapat login ke dalam system dengan username dan password yang telah mereka buaat

memulai login akun, Quipper awalnya akan meminta peran pengguna ke dalam

system dapat dilihat (gambar 2.1) berikut:

Gambar 1.1. Pendaftaran akun Guru dan Siswa

2) Login Menggunakan Akun Guru


35
Tim Pengembang Quipper School, http://indonesia.quipperschool.com/ pada 25 Mei 2016
Pukul 20.30 WIB
28

Kedua pengguna yaitu guru dan siswa memiliki masing-masing alamat untuk

login. Guru menggunakan alamat link.quipper.com sedangkan siswa menggunakan

alamat learn.quipper.com.

Gambar 1.2 Login akun guru

Quipper School Link adalah tempat seorang guru dapat mengelolah kelas secara

online dan melihat perkembangan siswa. Dibawah ini adalah hal-hal yang dapat

dilakukan guru saat menggunakan quipper school link:

a) Mengirim tugas dan ujian maksudnya yaitu manfaatkan ribuan materi dan soal

yang sesuai dengan kurikulum, untuk dijadikan tugas bagi seluruh siswa di kelas

atau beberapa grup siswa.

b) Membuat konten edukasi yaitu jika ada yang kurang atau hilang, guru dapat

mengubah konten yang sudah tersedia atau membuat materi dan soal baru dari

awal.
29

c) Melihat dan mengunduh analisa yaitu perkembangan siswa tersambung secara

langsung antara learn dan link, sehingga guru dapat mengakses pusat informasi

mengenai tingkat pengerjaan, pencapaian, kekuatan dan kelemahan siswa.

Gambar 1.3. Login Akun Siswa

Quipper School Learn adalah tempat siswa belajar. Platform ini dipenuhi

dengan fitur yang membuat belajar selalu terasa aman dan menyenangkan, saat login

siswa dapat melakukan hal-hal berikut:

a) Siswa dapat dengan mudah membuka materi yang telah disiapkan oleh guru dari

akun Quipper.

b) Siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru yang telah dilengkapi dengan

materi yang berkaitan dengan pokok bahasan.

c) Siswa dapat bertanya kepada guru mengenai hal yang tidak dipahami melalui fitur

pesan.
30

Mengakses Quiiper School sangat mudah hanya dengan menggunakan

kondisi internet maka siapapun dapat membuka Quipper School baik melalui

computer/PC ataupun melalui gadget, hanya saja sebelum itu harus mendaftarkan diri

terlebih dahulu agar dapat bergabung dan memilki kelas baik siswa maupun guru.

Setelah mendaftarkan diri dengan mengikuti beberapa tahapan.

3. Strategi Belajar Overlearning

Ketika peserta didik memilih tidak terganggu menggunakan beberapa

periode waktu tertentu untuk belajar beberapa materi atau keterampilan yang telah

mereka pelajari, mereka harus memberi ketentuan titik dimana mereka berhenti,

terlepas dari apakah mereka kemudian kembali ke bahan yang sama. Sebagai contoh

jika peserta didik telah belajar daftar kosakata hingga setiap defenisi dapat di panggil

kembali secara benar dan tepat, kemudian peserta didik tersebut akan menentukan

apakah mengulang lagi mempelajari kosakata tersebut melanjutkan pembelajaran

segera setelah peserta didik mencapai performa yang sempurna adalah overlearning.

Banyak pendidik berpendapat jika overlearning adalah cara efektif untuk

meningkatkan retensi jangka panjang.36 Namun sesuatu yang mungkin terjadi jika

efektivitas overlearning berhubungan erat pada jenis latihan dan prosedur

overlearning yang digunakan37

Overlearning adalah melanjutkan proses belajar setelah beberapa standar

penguasaan telah dicapai. Overlearning bisa diukur dengan membagi jumlah

pengulangan yang dilakukan setelah menguasai suatu materi atau kemampuan

36
Doug Rohrer and Harold Pashler. Increasing Retension Without Increasing Study Time.
(Journal Association For Psychological Science. Vol 14 (4) 2007), h. 4.
37
Jeffrrey D. Karpicke, Henry L. Roediger III. Repeated Retrieval During Learning is the Key
to Long-Term Retention. (Journal of Memory and Language 57.2006), h. 151-162.
31

tertentu dengan jumlah pengulangan yang dibutuhkan untuk menguasainya. Untuk

meningkatkan ingatan jangka panjang peserta didik maka strategi belajar

Overlearning merupakan suatu cara strategi belajar yang dapat dipercaya.38 Upaya

belajar yang melebihi batas penguasaan dasar terhadap materi pelajaran tertentu

disebut dengan Overlearning. Overlearning terjadi setelah peserta didik melakukan

pembelajaran atas respon tersebut dengan cara diluar kebiasaan maka reaksi atau

respon tertentu akan muncul. Kegiatan berdoa yang dilaksanakan setiap hari yang

menjadikan ingatan peserta didik terhadap doa lebih kuat merupakan salah satu

contoh yang dipakai untuk Overlearning.39

Istilah overlearning mengacu pada kesengajaan untuk melakukan latihan

walaupun tugas yang diberikan telah melampui batas kriteria. Tipe overlearning

dalam pembelajaran yaitu ketika subjek pada kelas control mengerjakan tugas

sampai mencapai kriteria performa kemudian melakukan tambahan percobaan

latihan. Banyak manfaat dari overlearning yaitu: pertama, efektif meningkatkan

retensi. Kedua, merupakan prosedur pelatihan yang efektif untuk kedua tugas yaitu

tugas fisik dan tugas kognitif. Ketiga, semakin besar tingkat overlearning, semakin

besar retensi yang dihasilkan. Keempat, untuk tugas kognitif semakin lama

penundaan antara manipulasi overlearning dan performa, semakin menurun efek

overlearning. Overleaning merupakan salah satu cara untuk meminimalkan masalah,

terutama dalam hal mengingat suatu informasi yang didapatkan setelah beberapa

waktu tertentu. Overlearning memiliki pengaruh yang penting terhadap kecakapan

untuk menyelesaikan tugas yang dapat ditunjukkan pembelajar karena dalam

Nicholas C. Soderstrom & Robert A. Bjork. Learning Versus Performance: An Integrative


38

Review. (Journal of Perspectives on Psychological Science, Vol 10(2). 2015), h.176-199.


39
Muhibbin, Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakaarya.2014), h. 15.
32

menampilkan sesuatu pembelajar harus mampu mengingat informasi yang

didapatkannya dan overlearning berperan penting dalam memperlancar proses

mengingat kembali informasi yang didapatkannya. Seperti halnya seorang atlet yang

hendak mengikuti lomba maka atlet akan menggunakan strategi overlearning untuk

mempersiapkan diri sehingga mampu menampilkan yang terbaik pada saat

perlombaan.40

Untuk mengurangi kelupaan dalam mengingat keterampilan yang telah

dipelajari dan biasanya berlaku untuk keterampilan motoric dilakukkan suatu strategi

Overlearning41. Overlearning merupakan suatu cara yang dilakukan apabila

seseorang tersebut mengalami atau menderita terhadap kecemasan tes, karena

kecemasan yang ada dalam diri seseorang akan menganggu kemampuan dalam

mengingat informasi yang di dapatkan. Namun pada dasarnya seseorang akan

rentan terhadap kecemasan apabila informasi overlearned yang kuat telah tertanam

dalam memori jangka panjang.42

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini disebut sebagai penelitian dengan penelitian kuantitatif43.

Adapun jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah jenis penelitian eksperimen

40
Gholamreza Lotfi & Hamid Rahmani . The Effecy Of Overlearning on Performance and
Learning of Open and Closed Skills in Basketball. (International Journal of Review in Life Science vol
5 (9).2015), h. 863-868.
41
Prasetya. Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat Listrik Otomotif
Siswa Kelas XI Teknik Perbaikan Budi Otomotif SMKN 2 Depok Sleman. Skripsi. (Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.2012) h 12
42
Blerkom.College Study Skills: Becoming a Strategic Learner. (Boston: Wadsworth-
Cengage.2009), h. 2.
43
Khalifah Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Aynat Publishing, 2015),
h. 13.
33

semu (quasi eksperimental design), dimana terdapat kelompok kelas eksperimen dan

kelas kontrol.Penelitian kelas eksperimen akan diberikan perlakuan yakni berupa

strategi belajar Overlearning melalui media Quipper School, adapun kelas kontrol

akan diberikan perlakuan dengan model belajar konvensional.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri 12 Sinjai, Kabupaten Sinjai,

Kecamatan Sinjai Selatan.

3. Variabel Penelitian

Suatu sifat yang menjadi ciri khas yang di nilai oleh orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan disebut dengan variable penelitian. Ada

dua macam variabel dalam penelitian yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas disebut dengan variable

terikat.44 Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini yaitu strategi belajar

overlearning melalui quipper school, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah

motivasi belajar.

4. Desain penelitian

Desain penelitian ini adalah The static comparasion group design, desain ini
benar-benar sama dengan desain “pretest-posttest control gorup’ hanya di sini tiddak

44
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D” (Bandung: Alfabeta, 2014),
h.38.
34

ada pretest, subjek ditempatkan secara random ke dalam kelompok-kelompok,


diekspose sebagai variable bebas dan diberi posttest. Nilai-nilai posttest kemudian
dibandingkan untuk menentukan keefektifan treatment.45 Suatu skor posttest
ditentukan untuk mengukur perbedaan, setelah perlakuan antara kedua kelompok.46

Perlakuan berupa proses pembelajaran menggunakan strategi belajar

overlearning melalui media Quipper School diberikan kelas pada satu kelompok

eksperimen sedangkan proses pembelajaran pada kelompok kontrol dilakukan tanpa

menggunakan media Quipper School dengan desain penelitian sebagai berikut47:

No. Kelompok Perlakuan Tes Akhir

1. Eksperimen X Y2

2. Kontrol - Y2

Keterangan:

X : Perlakuan yakni pembelajaran biologi menggunakan strategi belajar

overlearning melalui Media Quipper School.

Y2 : Pengukuran motivasi belajar biologi siswa pada kelas eksperimen.

Y2 : Pengukuran motivasi belajat biologi siswa pada kelas kontrol.

45
Hamid Darmadi, Dimensi-dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Bandung:
Alfabeta,2013), h. 241.
46
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers,
2015), h. 97.
47
Hamid Darmadi, Dimensi-dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, h. 241.
35

5. Populasi dan sampel

a. Populasi

Keseluruhan gejala/satuan yang ingin diteliti disebut dengan populasi.48

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 12 Sinjai.

Tabel 1.2: Distribusi populasi penelitian

Kelas Jumlah Siswa

XI MIA 1 35

XI MIA 2 35

XI MIA 3 37

Jumlah Populasi 107

b. Sampel

Bagian dari populasi atau sejumlah anggota populasi, tetapi hanya

menjangkau sebagian populasi disebut dengan sampel. Sebagaimana karakterisitik

populasi, sampel yang mewakili populasi adalah sampel yang benar-benar terpilih

sesuai dengan karakteristik populasi itu.49 Pada penelitian ini cara pengambilan

48
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
PT.Rajagrafindo Persada, 2014), h.119.
49
Muh.Khalifah Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan, h.63.
36

sampel yaitu simple random sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi yang

memiliki ciri yang sama dalam penggunaan tekhnik ini setiap sampel diberikan

kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel.50.

Tabel 1.3: Sampel Penelitian

No. Kelas Jumlah Siswa

1. XI MIA 1 35

2. XI MIA 2 35

Jumlah Sampel 70

6. Teknik pengumpulan Data

Guna memperoleh data untuk informasi yang akurat, maka dalam penelitian

ini digunakan sejumlah teknik pengumpulan data seperti:

a. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan wal secara langsung terhadap lokasi penelitian. Observasi ini dilakukan

untuk mengamati secara langsung mengenai permasalahan pengaruh strategi belajar

Overlearning melalui media Quipper School terhadap motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran biologi kelas XI di SMA Negeri 12 Sinjai. Hal ini dilakukan dengan

memperhatikan langsung pembelajaran langsung pembelajaran siswa, perilaku siswa

selama pembelajaran berlangsung dan mengamati guru mengajar.

50
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.95.
37

b. Angket (Kuisioner)

Angket merupakan salah satu cara yang digunakan dalam pengumpulan data

dengan cara menyebarkan daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada

responden. Teknik angket merupakan teknik utama yang digunakan peneliti dalam

pengumpulan data pada penelitian ini.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data pendukung dalam

penelitian ini, misalnya lokasi penelitian dan struktur organisasi dan juga visi misi.

7. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah angket motivasi belajar. Angket motivasi belajar digunakan

untuk melihat gambaran bagaimana motivasi belajar siswa dengan beberapa indicator

yaitu perhatian (attention), relevansi (relevance), kepercayaan (confidence) dan

kepuasan (statisfaction) yang diadaptasi dari angket motivasi belajar John M. Keller.

Angket ini terdiri atas 21 pernyataan dengan pilihan jawaban menggunakan Skala

Likert, yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

8. Teknik Analisis Data

Data hasil validasi instrumen yang terdiri dari angket minat belajar dianalisis

secara deskriptif kuantitatif berupa penilaian umum dari validator yang meliputi: baik

sekali, baik, kurang baik, serta tidak baik. Perangkat pembelajaran ini dapat

digunakan dengan kategori: tanpa revisi, revisi, revisi banyak, dan tidak dapat

digunakan (masih memerlukan konsultasi). Selanjutnya langkah-langkah analisis data

minat belajar fisika siswa terhadap media pembelajaran Quipper School setelah

diberikan angket minat belajar adalah sebagai berikut:


38

a. Menghitung persentase motivasi belajar siswa dari hasil pengisian angket minat

belajar yang telah diberikan.

b. Menentukan kategori untuk hasil pengisian angket oleh siswa dengan

mencocokkan hasil persentase dengan kriteria penilaian yang ditetapkan.

Prosedur pemberian skor berdasarkan tingkat motivasi belajar siawa

menggunakan skala likert yaitu:

Tabel 3.4 Skala Likert penskoran minat belajar siswa

Skor

+ -
Kategori

SS (Sangat Setuju) 4 1

S (Setuju) 3 2

TS (Tidak Setuju) 2 3

STS (Sangat Tidak Setuju) 1 4

1) Untuk pernyataan positif (+): Jawaban (STS) diberi skor 1 yang menunjukkan
minat belajar sangat rendah; Jawaban (TS) diberi skor 2 menunjukkan minat
belajar rendah; Jawaban (S) diberi skor 3 menunjukkan minat belajar sedang;
Jawaban (SS) diberi skor 4 menunjukkan minat belajar tinggi.
39

2) Untuk pernyataan negatif (-): Jawaban (STS) diberi skor 4 menunjukkan


minat belajar tinggi; Jawaban (TS) diberi skor 3 menunjukkan minat belajar
sedang; Jawaban (S) diberi skor 2 menunjukkan minat belajar rendah;
Jawaban (SS) diberi skor 1 menunjukkan minat belajar sangat rendah.

Pernyataan yang telah diberikan pilihan jawaban dari siswa kemudian

dianalisis sesuai prosedur pemberian skor dan dijumlahkan sehingga diperoleh skor

total. Skor total ini menggambarkan tinggi rendahnya minat belajar peserta didik.

Semakin besar skor total yang diperoleh peserta didik maka makin tinggi pula tingkat

minat belajar yang dimiliki oleh siswa tersebut.

a) Uji validitas dan reabilitas angket motivasi belajar siswa

1) Uji validitas angket motivasi belajar siswa

Uji validitas angket motivasi belajar siswa dihitung dengan menggunakan

rumus korelasi moment product dari Karl Pearson.51


n ∑ x i y i−( ∑ x i )( ∑ y i)
r xy =
2 2
√{ }{
n ∑ x i 2 − ( ∑ x i ) n ∑ y i 2− ( ∑ y i ) }

Keterangan:

r = koefisien korelasi yang dicari

n = jumlah subjek yang dikenai tes

Σx = jumlah skor butir pernyataan

Σy = jumlah skor total pernyataan

Σx2 = jumlah skor kuadrat butir pernyataan


51
Arikunto, Statistik penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h.237.
40

Σy2 = jumlah skor total kuadrat butir pernyataan

Kriteria pengujian: (1) jika rxy ≥ rtabel maka butir item dikatakan valid

(dipakai) pada taraf signifikansi 5 %, (2) jika r xy < rtabel maka butir item dikatakan

tidak valid (dibuang) pada taraf signifikansi 5 %. rtabel ditentukan berdasarkan

banyaknya jumlah responden (n).

2) Uji realibitas angket motivasi belajar


Untuk menentukan reliabilitas angket minat belajar siswa digunakan rumus
Alpha Cronbach berikut52:
2
k ∑σ
r 11 =
(
( k−1 )
1− 2 b
σt )
Keterangan:

r11 = indeks reabilitas angket

k = banyaknya butir pernyataan

Σσb = jumlah variasi butir

Σσt = variasi total

b) Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah analisis yang berfungsi untuk

mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum.53

52
Arikunto, Statistik Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 239.
53
Sugiono, Statistik Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007 h. 229
41

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara umum


keadaan minat belajar fisika siswa baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Analisis statistik deskriptif juga digunakan untuk mendeskripsikan skor dari semua
variabel dalam penelitian ini. Pada teknik ini penyajian data berupa:
1) Membuat tabel distribusi frekuensi
2) Menentukan nilai rata-rata skor:
∑ fi . xi
X̅ =
∑ fi
Keterangan:

X̅ = mean (rata-rata)

fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas xi

xi = tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas interval

3) Menentukan standar deviasi:


∑ fi( xi−x́)2
S=
√n−1
Keterangan:

S = standar deviasi

X̅ = mean (rata-rata)

fi = frekuensi yang sesuai dengan kelas Xi

Xi = menghitung varians

n = jumlah responden

4) Menghitung Varians

5) Menghitung Koefisien Variasi dengan Rumus


standar deviasi
KV = rata−rata × 100%

6) Kategori motivasi belajar biologi

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori motivasi belajar biologi


42

dalam penelitian ini sebagai berikut54:

Tabel 1.3 Kategorisasi Motivasi Belajar Biologi

No Nilai Kategorisasi

1. X<[µ-1,0·σ] Rendah

2. [µ - 1,0 ·σ] ≤ [µ + 1,0 ·σ] Sedang

3. [µ + 1,0·σ]≤X Tinggi

c) Analisis Statistik Inferensial

Analisis inferensial dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian dengan menggunakan uji-t. Sebelum dilakukan pengujian hipotsis terlebih

dahulu akan dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.

1) Pengujiaan Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diteliti

berasal dari polpulasi yang terdistribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan

dengan menggunakan metode Kormogolof - Smirnov, dengan rumus sebagai

berikut55:

D = ǀmax(f0(x)-S(x)ǀ
54
Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 149.

55
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Alfabeta,2010),h. 273.
43

Keterangan:

F0(x) = frekuensi kumulatif teoritis

S(x) = frekuensi kumulatif observasi

D = nilai D hitung

2) Pengujian Homogenitas

Untuk mengetahui varians kedua sampel homogen atau tidak, maka perlu

diuji homogenitas variansnya terlebih dahulu denga uji F.


varians terbesar
F = varians terkecil

Kriteria pengujian jika Fhitung < Ftabel pada taraf nyata dengan Ftabel terdapat

distribusi F dengan derajat kebebasan masing-masing sesuai dengan dk pembilang

dan dk penyebut pada taraf α = 0,05

3) Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui jawaban sementara yang

dirumuskan dalam hipotesis penelitian dengan menggunakan uji t 2 pihak.56

H0 : μ1 =μ2

H1:μ1≠μ2

Keterangan:

H0 = tidak terdapat pengaruh strategi belajar overlearning melalui quipper

school terhadap motivasi belajar biologi siswa SMA Negeri 12 Sinjai .

56
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung:Alfabeta,2010), h.229.
44

H1 = terdapat pengaruh strategi belajar overlearning melalui quipper school

terhadap motivasi belajar biologi siswa SMA Negeri 12 Sinjai .

μ1 = rata-rata motivasi belajar biologi siswa kelas XI MIA yang diajar

dengan menggunakan strategi belajar overlearning terhadap motivasi

belajar biologi siswa SMA Negeri 12 Sinjai

μ2 = rata-rata motivasi belajar biologi siswa kelas XI MIA yang diajar tanpa

menggunakan strategi belajar overlearning terhadap motivasi belajar

biologi siswa SMA Negeri 12 Sinjai

H. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Biologi

SMA Negeri 12 Sinjai sebelum penerapan dari Strategi belajar Overlearning

melalui Media Quipper School.

b. Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Biologi

SMA Negeri 12 Sinjai setelah penerapan dari Strategi belajar Overlearning

melalui Media Quipper School.

c. Untuk menguji Pengaruh Strategi Belajar Overlearning melalui Media Quipper

School terhadap motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Biologi SMA Negeri

12 Sinjai.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis
45

Manfaat secara teoritis dari hasil penelitian ini yaitu dapat menambah

khasanah ilmu pengetahuan dibidang pendidikan, khususnya dalam penggunaan IT

dalam pembelajaran dan memperbaiki permasalahan-permasalahan seperti pemilihan

strategi belajar yang tepat untuk digunakan oleh peserta didik maupun mahasiswa

dalam kegiatan pembelajaran yang mampu menunjang motivasi belajar.

b. Manfaat praktis

1) Bagi peserta didik

Peserta didik diharapkan dapat memperoleh manfaat dari penerapan strategi

belajar overlearning ini, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik

terhadap materi yang dipelajarinya, sehingga dapat lebih berprestasi.

2) Bagi pendidik

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi pendidik mengenai

strategi belajar dan jenis-jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam

kegiatan pembelajaran untuk mendukung peningkatan motivasi belajar peserta didik.

3) Bagi sekolah

Hasil penelitian mampu memberikan gambaran tentang salah satu strategi belajar

yang dapat diterapkan disekolah untuk menunjang peningkatan motivasi belajar

peserta didik.

I. Komposisi Bab/Outline

Komposisi bab/outline pada penelitian ini terdiri atas

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah
46

C. Hipotesis

D. Kajian Pustaka

E. Tinjauan Teoritis

1. Motivasi Belajar

2. Media Pembelajaran

3. Strategi Belajar Overlearning

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

2. Lokasi Penelitian

3. Variabel Penelitian

4. Desain Penelitian

5. Populasi dan Sampel

6. Teknik Pengumpulan Data

7. Instrument Penelitian

8. Teknik Analisis Data

G. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

2. Manfaat Penelitian

H. Komposisi Bab/Outline

I. Hasil dan Pembahasan

J. Penutup

1. Kesimpulan

2. Saran

K. Daftar Pustaka
47

L. Lampiran

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. Manajemen Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta. 2010.


Arikunto. Statistik penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.
Azwar, Saifuddin. Penyusunan Skala Psikologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2012.
Blerkom, V.D.L. College Study Skills: Becoming a Strategic Learner. Boston:
Wadsworth-Cengage. 2009
Blerkom.College Study Skills: Becoming a Strategic Learner. (Boston: Wadsworth-
Cengage.2009.
Darmadi, Hamid. Dimensi-dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial.
Bandung: Alfabeta. 2013.
Darmawan, Deni. Teknologi Pembelajaran . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset. 2012.
Departemen Agama RI. Al Qur an dan Terjemahannya .Bandung: Jumanatul Ali-
ART (J-ART). 2004.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahan. Surabaya:CV Penerbit Fajar
Mulia. 2009.
Djamarah Syaiful Bahri.,Psikologi Belajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. 2008.
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:
Rajawali Pers. 2015
Fatimatur, Evi. Desain Pembelajaran Inovatif . Cet. 1; Jakarta: Rajawali Pers. 2016.

Hamdani S dan Maunah S. Statistik Terapan. Surabaya: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Ampel. 2013
Hamdu,Ghallum. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap prestasi Belajar IPA di
Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan. Universitas Pendidikan
Indonesia. Vol 12. No 1.2011.

Hasryana S. Pengaruh Peneraapan Strategi Belajar Overlearning melalui Media


Quipper School Terhadap Hasil Belajar dan Retensi Biologi Peserta Didik
pada Konsep Kingdom Animalia. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
2019
Ismiati. Berbagai Bentuk Motivasi yang dapat Dilakukan Guru di Sekolah. Jurnal
Guru. No 2 Vol 6. 2009.
Kadir. Statistika untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Roesmata Sampurna.
2010
48

Karmila, Nining. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Quipper School


terhadap Minat Belajar Fisika Kelas X Fisika Siswa SMA Negeri 10
Bulukumba. Skripsi.Makassar: Jurusan Fisika Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan. 2017.
Karpicke & Roediger III., H. L. Repeated Retrieval During Learning is the Key to
Long-Term Retention. Journal of Memory and Language 57.2006.
Khairani Makmur. Psikologi Belajar.Yogyakarta:Aswaja Pressindo. 2014
Khalifah Mustami. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Aynat
Publishing. 2015
Kustandi, Cecep dan Bambang Sujipto. Media Pembelajaran Manual dan Digital .
Cet 1: Bogor:Ghalia Indonesia.2013.
Lotfi, G. & Rahmani, H. The Effecy Of Overlearning on Performance and Learning
of Open and Closed Skills in Basketball. International Journal of Review
in Life Science vol 5 (9) hal 863-868. 2016
Martinis Y. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press. 2007.
Mulyono,Herri. Using Quipper As An QUipper An Online Platform For Teaching
And With Technology. Vol. 16. No. 1.
Mustami, Khalifah. Metodologi Penelitian Pendidikan.Yogyakarta: Aynat
Publishing. 2015.
Nurhayati. Strategi Belajar Mengajar. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri
Makassar . 2014
Oktavia Faninda. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadao Motivasi
Belajar Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa kelas VIII MTSN 6
Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi, Tarbiah dan Keguruan
InstitutAgaama Islam Negeri Surakarta. 2018.
Prasetya. Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat Listrik
Otomotif Siswa Kelas XI Teknik Perbaikan Budi Otomotif SMKN 2 Depok
Sleman. Skripsi.Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.2012.
Prasetyo B & Lina Miftahul Jannah, Metode penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali
Pers. 2014.
Rohrer, Daug and Harold Pashler. Increasing Retension Without Increasing Study
Time. Journal Association For Psychological Science. Vol 14 (4) 2007.
Rusman. Model-model Pembelajaran . Cet. 5; Jakarta: Rajawali Pers.2014.
Safei, Muh. Media Pembelajaran . Makassar: Alauddin University Press. 2011.
Sardiman, A,M. Interaksi dan Motivasi Belajar dan Mengajar. Jakarta:Raja Grafindo
Persada.1994
Sardiman. Interaksi dan Motivasi belajar Mengajar. Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada. 2001.
Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, (Terjemahan Marianto
Samosi. Jakarta:Indeks.2008.
Soderstorm, N. C. & Bjork, R. A. Learning Versus Performance: An Integrative
Review. Journal pf Perspectives on Psychological Science, Vol 10(2) h.176-
199 . 2015.
Sofyan Hermianto dan Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Aplikasinya dalam
Penelitian. Gorontalo:Nurul Jannah. 2004.
Steve M, Jex. Organizational Psychology: A Scientist-Practitioner Approach . New
York: The Guilford Press. 2002.
Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2010.
49

Sugiono. Statistik Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.


Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
2014.
Syah,M. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakaarya.2014.
Syaiful Djamarah Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta:PT Asdi Mahasatya. 2008.
Syarif Izuddin. Pengaruh Model Blended Learning Terhadap Motivasi dan Prestasi
Belajar Siswa SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol 2. No 1. 2019.
Tim Pengembang Quipper School. http://indonesia.quipperschool.com/ pada 25 Mei
2016. Pukul 20.30 WIB
Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran landasan dan Aplikasinya. Jakarta:
Cipta.2008.
Yunandar, dkk. Perbandingan Motivasi dan Retensi Siswa kelas X Melalui
penerapan Strategi Belajar Overlearning dan Retrieval Practice di SMA
Negeri 3 Makassar.2018.
Yunandar. Perbandingan Motivasi dan Retensi Siswa kelas X Melalui penerapan
Strategi Belajar Overlearning dan Retrieval Practice di SMA Negeri
3Makassar.Universitas Negeri Makassar. 2018
Yusuf, Syamsu. Program Bimbingan dan Konselling di Sekolah. Bandung: Rizqi
Pers. 2009.

Anda mungkin juga menyukai