0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan2 halaman
Tindakan aborsi (pengguguran kandungan) dilarang keras di Indonesia kecuali untuk menyelamatkan nyawa ibu karena berisiko tinggi. Aborsi tidak aman yang dilakukan dengan peralatan tidak steril dapat menyebabkan infeksi, pendarahan berlebihan, atau robeknya rahim. Hal ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi wanita ke depannya.
Tindakan aborsi (pengguguran kandungan) dilarang keras di Indonesia kecuali untuk menyelamatkan nyawa ibu karena berisiko tinggi. Aborsi tidak aman yang dilakukan dengan peralatan tidak steril dapat menyebabkan infeksi, pendarahan berlebihan, atau robeknya rahim. Hal ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi wanita ke depannya.
Tindakan aborsi (pengguguran kandungan) dilarang keras di Indonesia kecuali untuk menyelamatkan nyawa ibu karena berisiko tinggi. Aborsi tidak aman yang dilakukan dengan peralatan tidak steril dapat menyebabkan infeksi, pendarahan berlebihan, atau robeknya rahim. Hal ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi wanita ke depannya.
Secara konseptual, istilah KTD juga bisa diartikan sebagai
Kehamilan Tidak Dikehendaki (Unintended Pregnancy). Beberapa contoh upaya aborsi dengan (1) penggunaan ramuan Kehamilan yang tidak dikehendaki adalah kehamilan yang yang membuat panas rahim seperti nanas muda yang dicampur terjadi baik karena alasan waktu yang tidak tepat (mistimed) dengan merica atau obat-obatan yang keras lainnya, (2) atau karena kehamilan tersebut tidak diinginkan (unwanted). manipulasi fisik seperti melakukan pijatan pada rahim agar janin Jika seorang perempuan tidak menginginkan kehamilan ketika terlepas dari Rahim, (3) menggunakan alat bantu tradisional terjadi pembuahan (konsepsi), tapi masih menginginkan yang tidak steril seperti ujung bambu yang diruncingkan yang kehamilan di masa mendatang, maka kehamilan tersebut bisa dapat mengakibatkan infeksi pada rahim. dikategorikan sebagai kehamilan yang terjadi tidak pada waktu yang direncanakan (mistimed / unplanned). Ketika seorang perempuan tidak menginginkan kehamilan yang terjadi dengan DAMPAK ABORSI TIDAK AMAN berbagai alasan dan tidak ingin ada kehamilan di kemudian hari, Jika dilakukan dengan menggunakan alat-alat tidak standar dan maka kehamilan tersebut bisa dikategorikan sebagai kehamilan tajam misalnya lidi, ranting pohon, atau yang lainnya, maka yang tidak diinginkan (unwanted). resiko rahim robek atau luka besar sekali. Rahim yang lebih dari 3 kali di aborsi berisiko infeksi, atau bahkan memicu tumbuhnya tumor Aborsi Tidak Aman Aborsi ilegal yang dilakukan oleh orang yang tidak ahli, dapat ABORSI atau abortus secara kebahasaan berarti keguguran menyebabkan proses kuretasi tidak bersih hingga menjadi kandungan, pengguguran kandungan, atau membuang janin. pendarahan hebat. Aborsi adalah berakhirnya atau gugurnya kehamilan sebelum Peralatan yang tidak steril akan memicu munculnya infeksi di kandungan mencapai usia 20 minggu, sebelum janin dapat hidup organ reproduksi wanita. di luar kandungan secara mandiri. Tindakan aborsi Bagi pelaku, rasa berdosa yang timbul karena aborsi dapat berhubungan dengan kehamilan yang terjadi karena hubungan menyebabkan mereka menderita depresi, berubah seksual pranikah atau status kehamilan tidak diinginkan. kepribadiannya jadi introvert Jika pelaku aborsi kelak hamil kembali dengan kehamilan yang Tindakan aborsi mengandung risiko yang cukup tinggi apabila diinginkan, maka kehamilan tersebut ada kemungkinan besar dilakukan tidak sesuai standar profesi medis. Karena berbahaya, akan bermasalah, atau janin dapat mengalami masalah pada tindakan aborsi di Indonesia merupakan hal ilegal menurut mata, otak atau alat pencernaannya Undang Undang Kesehatan kecuali karena adanya indikasi medis dan akibat dari perkosaan. Karena ilegal, maka banyak perempuan memilih melakukan aborsi tidak aman.
Karena berbahaya, aborsi (pengguguran
kandungan) dilarang keras (illegal) dengan Perilaku alasan apapun kecuali untuk menyelamatkan jiwa ibu” (Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan). Peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan larangan aborsi di Berisiko Indonesia adalah Pasal 346 KUHP dan pasal 347 KUHP. Direktorat Bina Ketahanan Remaja @BKKBN_Official @2019 www.bkkbn.go.id Perilaku Berisiko Untuk menghindari terjadinya kekerasan seksual, perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut: Tanamkan pada diri sendiri bahwa: “TUBUH KITA Perundungan Atau Bullying MERUPAKAN MILIK PRIBADI YANG BERHARGA”. BULLYING merupakan salah satu tindakan agresi/serangan TIDAK SEMUA ORANG BOLEH MENYENTUH BAGIAN yang dilakukan satu orang dengan tujuan untuk menyakiti atau PRIBADI seperti alat kelamin dan dada, kecuali pada saat Hubungan Seksual Di Usia mengganggu orang lain atau korban yang lebih lemah darinya. tertentu seperti saat sedang diperiksa oleh dokter. Yang Terlalu Muda. Mereka yang menjadi korban bullying kemungkinan akan Bedakan 'SENTUHAN BOLEH' dan 'SENTUHAN TIDAK BOLEH'. 'SENTUHAN BOLEH' didasarkan niat baik seperti Memulai hubungan seksual sebelum usia 16 tahun menderita depresi dan kurang percaya diri, yang pada akhirnya ibu membelai kepala anak. 'SENTUHAN TIDAK BOLEH' meningkatkan risiko kanker serviks sebesar dua kali lipat korban bullying menjadi kesulitan dalam bergaul. sering dihubungkan dengan niat yang menuju ke arah seksual, dibandingkan mereka yang memulai hubungan seksual di usia 21 tahun ke atas. Penelitian juga menunjukkan risiko Kehamilan Beberapa Bentuk Tindakan Bullying: seperti memegang dada, alat kelamin, atau bokong. Tidak Diinginkan yang lebih tinggi pada remaja yang memulai BULLYING DALAM BENTUK FISIK: memukul, mendorong, Berani berkata 'TIDAK' pada setiap ajakan yang mengarah ke kekerasan seksual. hubungan seksual di usia yang lebih muda, khususnya di bawah mengancam secara fisik, memelototi, dan mencuri barang. Biasakan budaya malu dengan TIDAK MEMPERLIHATKAN 15 tahun. Tak hanya itu, di masa awal remaja, organ dan alat BULLYING DALAM BENTUK PSIKOLOGIS: pelecehan AURAT kepada orang lain, seperti berpakaian yang sopan. reproduksi belum berkembang sempurna dan kehamilan bisa seksual, mengucilkan, menyebarkan gosip, mengancam, gurauan SEGERA MELAPOR ke orang terdekat dan dipercaya apabila jadi sangat berbahaya. yang mengolok-ngolok dan mengasingkan seseorang secara sosial. melihat atau mengalami peristiwa yang tidak diinginkan. BULLYING DALAM BENTUK VERBAL: hinaan, bentakan, Hubungan Seksual Transaksional. Aktivitas seksual transaksional, yaitu yang dilakukan untuk menggunakan kata-kata kasar, menyindir, memanggil dengan julukan, dan dipaksa melakukan telepon ber tema Hubungan Seksual Sebelum Menikah mendapat imbalan, misalnya uang atau barang, berisiko atau SEKS PRA NIKAH (sex before marriage) adalah hubungan membawa dampak negatif bagi kesehatan dan kesejahteraan seksual/phone sex dll. seksual yang dilakukan sebelum menjadi pasangan yang sah seseorang. Hal tersebut terjadi karena adanya atau sebelum menikah. Hubungan seks sebelum menikah ketidakseimbangan relasi kuasa yang mempersulit posisi CYBERBULLYING. Di era serba modern seperti sekarang ini biasanya dimulai dari pacaran. Oleh karena itu, untuk seseorang dalam bernegosiasi demi perilaku seks yang aman. bahkan tindakan bullying juga menjadi “terfasilitasi” dengan gadget dan media sosial (cyberbullying). menghindari hubungan seks sebelum menikah, hindarilah perilaku pacaran berisiko. Hubungan seks sebelum menikah Hubungan Seksual Lewat Anus Kekerasan Seksual perlu dihindari karena berisiko akan terjadinya kehamilan. Bila (Seks Anal). kehamilan terjadi namun remaja tidak siap, akan berisiko adalah setiap tindakan, baik berupa ucapan ataupun perbuatan, Masalah kesehatan yang lebih rentan muncul pada seks anal, menjadi Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) yang dilakukan seseorang untuk menguasai atau memanipulasi misalnya penularan penyakit menular seksual termasuk HIV orang lain serta membuatnya terlibat dalam aktivitas seksual serta kanker anus. Seks anal banyak ditemukan pada kelompok yang tidak dikehendaki. Hubungan Seksual Dengan Lebih lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL), meskipun Dari Satu Pasangan. tidak terbatas hanya kepada kelompok tersebut. Hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan atau pasangan yang tidak tetap meningkatkan risiko terjadinya Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) Aspek Penting Dalam penularan Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV-AIDS. Hal itu Jika kehamilan yang terjadi pada perempuan merupakan suatu Kekerasan Seksual dikarenakan kita tidak mengetahui riwayat kesehatan pasangan hal yang tidak diharapkan atau diinginkan, itu yang dimaksud seksual tersebut. Selain itu, hubungan seksual berganti dengan KTD. KTD pada remaja terjadi karena (1) Aspek pemaksaan dan tidak adanya persetujuan dari Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku pasangan juga merupakan salah satu faktor risiko kanker leher korban seksual yang dapat menyebabkan kehamilan, dan (2) Hal lain rahim (kanker serviks). Korban tidak/belum mampu memberikan persetujuan seperti pemerkosaan, dll. Bisa saja KTD dialami oleh (misalnya kekerasan seksual pada anak atau individu perempuan yang sudah menikah, karena kegagalan KB, karena yang mengalami disabilitas intelegensi. jumlah anak sudah banyak, atau kondisi di mana anak masih kecil, atau memang belum ingin memiliki anak, kemudian terjadi kehamilan.