(Tanah Longsor)
Penjelasan:
1. Tanah longsor merupakan proses yang menghasilkan pergerakan kebawah maupun
kesamping dari lereng alam maupun buatan yang memiliki kandungan material tanah,
batu, tanah timbunan buatan atau gabungan dari tanah dan batu.
2. Bentuk longsoran yang terjadi dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Slide (gelincir)
i. Rotational (rotasi/berputar)
ii. Translational (translasi)
b. Falls (gugur)
c. Topples
d. Flows
i. Debris flow
ii. Debris avalanche
iii. Earth flow
iv. Mudflow
v. Creep
e. Lateral spreads
3. Penyebab utama longsor dikategorikan sebagai 3 hal utama :
a. Curah hujan
b. Gempa bumi
c. Letusan gunung berapi
4. Penyebab longsor sekunder:
a. Akibat Morphologi
i. Naiknya permukaan tanah (uplift) karena gaya tectonic (pergerakan
lempeng tanah) dan gunung berapi
ii. Glacial rebound. Menggelembungnya tanah karena pergerakan es biasanya
terjadi didaerah kutub utara ataupun selatan
iii. Fluvial (biasanya pada sungai), gelombang, atau erosi glasial kaki lereng
atau margin lateral
iv. Erosi yang terjadi dibawah tanah contohnya akibat pemipaan
v. Pemotongan atau penggundulan hutan bias oleh manusia, kebakaran hutan
atau musim kering yang panjang
b. Akibat ulah manusia
i. Penggalian yang dilakukan pada lereng atau pada kaik lereng
ii. Pemberian beban yang berlebihan pada lereng atau puncak lereng
iii. Turunnya muka air tanah lereng (drawdown) akibat penyedotan air yang
berlebihan
iv. Penggundulan hutan
v. Pembuatan irigasi di lereng yang tidak mengikuti kaidah pembangunan
irigasi
Mitigasi Bencana
MITIGASI KLB
PENGERTIAN KLB
Peningkatan frekuensi penderita penyakit, pada populasitertentu, pada tempat dan musim atau
tahun yang sama. (Last, 1983).
KRITERIA KLB
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal.
2. Peningkatan kejadian penyakit terus-menerus selama kurun waktu berturut-turut menurut
penyakitnya (jam, hari, minggu).
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukan kenaikan 2 kali lipat atau lebih dengan
angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya
Kejadian Luar Biasa (KLB) : adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau
meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada
suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu (Undang-undang Wabah, 1969).
Peraturan Menteri Kesehatan RI No 949/ MENKES/SK/VII/2004 Peraturan Menteri Kesehatan RI
No . 949/ MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar Biasa (KLB) : timbulnya atau meningkatnya
kejadianKesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam
kurun waktu tertentu.
PENETAPAN KLB
1. Definisi bencana yaitu peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat.
2. Akibat dari terjadinya bencana salah satunya yaitu punahnya suatu bangsa seperti di
antaranya bangsa Maya (2000 SM), Sodom dan Gomora, Yunani, Tsamud, dan
Romawi (kota Pompeii).
3. Jenis bencana dibagi menjadi bencana yang disebabkan oleh manusia, non-alam,
dan bencana alam.
4. Bencana di Indonesia di antaranya terdapat jenis dan statistik bencana. Jenis
bencana diikuti statistik berdasarkan golongannya yaitu sebagai berikut:
Bencana oleh manusia:
1. Banjir (31,1%)
2. Kebakaran (12,8%)
3. Kecelakaan transportasi (8,7%)
Bencana alam:
1. Puting beliung (20,2%)
2. Tanah longsor (16,4%)
5. Siklus manajemen bencana
1. Pencegahan & mitigasi berupa rencana mitigasi
2. Kesiapsiagaan/kontijensi merupakan serangkaian upaya yang dilakukan
untuk mengantisipasi bencana. Kesiapsiagaan/kontijensi berupa rencana
kontijensi yaitu suatu proses perencanaan ke depan untuk menanggulangi
situasi darurat. Sistematika rencana kontijensi berupa gambaran umum
wilayah, penilaian risiko bencana, kebijakan dan strategi, perencanaan
sektor, serta pemantauan dan rencana tindak lanjut. Profil wilayah rencana
kontijensi meliputi geografi, populasi, pendidikan, kesehatan, serta air dan
sanitasi.
3. Tanggap darurat merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat kejadian bencana. Tanggap darurat berupa rencana operasi.
4. Pemulihan berupa rencana pemulihan.