Anda di halaman 1dari 13

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum

Americanum L.) DAN DAUN SELEDRI (Apium Graveolens L.) PER ORAL PADA
MENCIT (Mus musculus)

Rakhmadani Gadis Aprilianti, Beta Herilla Sekti


Program Studi Farmasi Poltekkes RS dr. Soepraoen Malang
rakhmadaniG@gmail.com dan betaherilla07@gmail.com

ABSTRAK

Tanaman kemangi telah digunakan sebagai obat tradisional untuk sejumlah besar
penyakit termasuk kebosanan, kanker, kejang, tuli, diare, epilepsi, asam urat, Secara
empiris bagian pucuk tanaman kemangi yang berwarna hijau berkhasiat sebagai
antidiabetes. Tanaman seledri dapat digunakan sebagai terapi pengganti atau terapi
pelengkap dalam menurunkan kadar asam urat pada penderita gout dalam jangka panjang
dan tidak menimbukkan efek samping yang berbahaya. Dilakukan pengujian toksisitas
bertujuan untuk menentukan nilai LD50 pada pemberian ekstrak etanol daun kemangi dan
daun seledri menggunakan metode thompsonweil serta pengaruhnya terhadap tingkah laku
hewan. Hewan uji yang digunakan yaitu mencit putih jantan (Mus musculus) sebanyak 25
ekor dan terbagi menjadi 5 kelompok. Nilai LD50 kombinasi ekstrak daun kemangi dan
daun seledri terhadap jumlah kematian mencit setelah pemberian menunjukkan bahwa
dengan dosis 100 mg/kg BB mencit, 200 mg/kg BB mencit, 400 mg/kg BB mencit, 800
mg/kg BB mencit dapat menyebabkan kematian pada mencit. Jumlah kematian mencit
tinggi dimana 5 mencit mati pada dosis 800 mg/kg BB mencit dalam waktu 14 hari.
Terjadinya kematian mencit diawali dengan gejala-gejala toksik berupa pengeluaran urin,
dan diare yang berlebihan, selanjutnya adanya penurunan aktivitas gerak, kelumpuhan,
kejang-kejang, salivasi hingga terjadi kematian.

Kata Kunci : Toksisitas akut,daun kemangi, daun seledri, penurunan kadar asam urat,
Thompson-Weil

1
PENDAHULUAN Non farmakologi atau pengobatan
tradisional yang dapat menurunkan kadar
Penggunaan obat tradisional
asam urat dalam jangka waktu panjang
dalam upaya mempertahankan kesehatan
tidak menimbulkan efek samping yang
masyarakat telah lama kita ketahui.
berbahaya yaitu salah satunya tumbuhan
Bahkan sampai saat ini 80% penduduk
untuk menurunkan kadar asam urat adalah
dunia masih bergantung pada pengobatan
daun seledri (Dhalimarta, 2006; As-sayyid,
tradisional. Seperempat dari obat – obat
2013). Tanaman seledri mengandung
modern yang beredar di dunia berasal dari
flavonoid, saponin, tannin 1%, minyak
bahan aktif yang diisolasi dan
asiri, apiin, apigenin, graveobioside A,
dikembangkan dari tanaman. Obat
graveobioside B, kolin, asparagines, zat
tradisional adalah bahan atau ramuan
pait, dan vitamin A (Eka lestari, 2018).
bahan yang berupa tumbuhan, bahan
Berdasarkan penelitian
hewan, bahan mineral, sediaan cairan
yang telah dilakukan sebelumnya
(galenik) atau campuran dari bahan
mengatakan bahwa kombinasi ekstrak
tersebut yang secara turun temurun telah
daun kemangi (Ocimum sanctum L.) dan
digunakan untuk pengobatan dan dapat
daun seledri (Apium Graveolens L.)
diterapkan sesuai dengan norma yang
efektif untuk menurunkan kadar asam urat
berlaku di masyarakat (Badan Pengawas
pada mencit dengan dosis 50mg/kg BB
Obat dan Makanan Republik Indonesia,
mencit.
2014). Meskipun obat tradisional sudah
Mengingat betapa luasnya
dimanfaatkan sejak lama namun tidak
pemakaian daun kemangi ini sebagai obat,
sepenuhnya aman, karena obat tradisional
maka penggunaan tanaman ini harus
merupakan senyawa asing bagi tubuh,
melalui serangkaian uji, seperti uji khasiat,
sehingga sangatlah penting mengetahui
toksisitas dan uji klinik. Dengan dasar
potensi ketoksikannya. Efek toksik pada
tersebut dan mempertimbangkan
makhluk hidup dapat terlihat dan tidak
potensinya yang cukup tinggi, maka
terlihat bila dosis yang diserap relatif kecil
penulis tertarik untuk melakukan uji
kerusakannya dapat terbatas pada sel saja
toksisitas akut dan LD50 ekstrak etanol
(Eriadi, A., Dkk, 2016).
kombinasi daun kemangi (Ocimum

2
Americanum L.) dan daun seledri (Apium urat dan senyawa apiin memiliki sifat
Graveolens L.) pada mencit jantan (Mus diuretik yang menambah volume urin
musculus) . sehingga purin dapat di keluarkan
Penelitian ini akan melakukan uji bersama dengan urin.
toksisitas dibedakan menjadi uji toksisitas Daun kemangi (Ocimum
akut, subkronik, dan kronik. Uji toksisitas sanctum L.) menunjukkan adanya
akut dirancang untuk menentukkan Lethal kandungan flavonoid (Higea et al
dose atau disingkat LD50 suatu zat. Uji 2015). Senyawa flavonoid daun
toksisitas akut dilakukan dengan kemangi yang berpotensi menghambat
memberikan zat kimia yang sedang diuji aktivitas enzim ksantin oksidase
sebanyak satu kali, atau beberapa kali sehingga menghambat pembentukan
dalam jangka waktu 24 jam. Uji toksisitas asam urat dalam tubuh berupa
akut merupakan uji pra klinik yang quercetin, luteolin, apigenin dan
bertujuan mengukur derajat efek toksik kaemferol (Ismanto et al, 2016).
suatu senyawa dalam waktu tertentu
setelah pemberian dosis tunggal. Tolak METODE PENELITIAN
ukur kuantitatif yang sering digunakan Alat : Bejana, pipet tetes, batang
untuk menyatakan kisaran dosis letal pada pengaduk, kertas saring, timbangan
uji toksisitas akut adalah LD50, Tanaman digital, sendok tanduk, alumunium
obat harus melalui berbagai proses uji foil, kain hitam, beakerglass, tempat
untuk keamanan konsumsinya, salah minum, spuit, strip cek asam urat,
satunya uji toksisitas akut (Syamsul, E.S., kandang mencit, tabung reaksi,
Dkk., 2015). corong, lap kain, cawan porselin,
Tanaman seledri mengandung sonde, waterbath, alat cek asam urat
flavonoid, saponin, tannin 1%, minyak (easy touch), dan kawat strain.
asiri, apiin, apigenin, graveobioside A, Bahan : daun seledri, daun kemangi,
graveobioside B, kolin, asparagines, zat Na CMC 0,5%, etanol 96%, mencit
pait, dan vitamin A. Flavonoid dan jantan 20-30g (BB), aquadestilata,
epigenin merupakan senyawa yang makanan mencit.
dapat menghambat pembentukan asam

3
JALANNYA PENELITIAN 3 hari ditempat yang gelap dan
Pengumpulan Bahan terlindung dari matahari langsung.
Pengambilan bahan serbuk 3. Selama perendaman, 2x sehari
simplisia daun kemangi dan daun pagi dan sore lakukan pengadukkan
seledri diperoleh dari pengambilan selama 15 menit dengan kekuatan
daun kemangi dan seledri kemudian yang stabil, dan simpan kembali
dicuci bersih dengan menggunakan bejana dalam tempat yang gelap.
air mengalir, ditiriskan, kemudian 4. Setelah dilakukan perendaman
dipotong kecil-kecil dan dikeringkan. selama 3 hari, saring rendaman
Sampel yang telah kering lalu dengan menggunakan corong dan
dihaluskan, selanjutnya disimpan kertas saring.
dalam wadah tertutup baik. 5. Simpan filtrat dalam bejana
ekstrak.
Metode Yang Digunakan 6. Kemudian dilakukan remaserasi,
Metode remaserasi: residu dari maserasi dimasukkan
1. Sediakan 2 bejana untuk maserasi, kembali kedalam bejana maserasi
serbuk daun kemangi dan seledri kemudian ditambahkan pelarut
sebanyak 200 gram/bahan, etanol 96% baru sebanyak 500 mL simpan
sebanyak 2 L/bahan. Kemudian aduk selama 3 hari. Lakukan
selama 15 menit dengan kekuatan pengadukan 2x sehari pagi dan sore
yang sama. Masukkan serbuk daun selama 15 menit dengan kekuatan
kemangi 200 gram dan etanol 96% 1 yang stabil, dan simpan kembali
L ke dalam bejana (1), masukkan bejana ke dalam tempat yang gelap.
serbuk daun seledri 200 gram dan 7. Setelah 3 hari saring rendaman
etanol 96% 1 L ke dalam bejana (2). remaserasi dengan corong dan
Kemudian aduk selama 15 menit kertas saring.
dengan kekuatan yang sama. 8. Hasil filtrat dimasukkan dalam
2. Tutup bejana dengan alumunium filtrate maserasi pertama.
foil, lilitkan kain hitam dan simpan 9. Hasil filtrat dipindahkan pada
bejana berisi rendaman zat selama cawan porselin lalu dipanaskan

4
pada suhu 70oC hingga terbentuk  Perlakuan pada hewan coba
ekstrak kental. Hewan dalam 1 kelompok
ditempatkan bersama dalam 1
Prosedur Uji Toksisitas Akut pada
kandang. Pada kelompok 2 sampai 5
Mencit
diberi ekstrak etanol daun kemangi
 Pembuatan larutan koloidal Na-CMC dan daun seledri secara oral sesuai
1 % b/v dengan tingkatan dosis sedangkan
Sebanyak 100 ml aquadest kelompok kontrol hanya diberi
dipanaskan pada suhu 70ºC. larutan Na-CMC 1%.
Dimasukkan Na-CMC sebanyak 1  Kelompok kontrol ( K ) : diberi
gram sedikit demi sedikit sambil Na-CMC 1%.
diaduk dengan pengaduk hingga  Kelompok Perlakuan 1 (P1) :
terbentuk larutan koloid yang diberi 100 mg/kgBB kombinasi
homogen. ekstrak daun kemangi dan
 Pemilihan dan penyiapan hewan coba seledri.
Hewan uji yang digunakan yaitu  Kelompok Perlakuan 2 (P2) :
mencit jantan (Mus musculus) yang diberi 200 mg/kgBB kombinasi
berbadan sehat sebanyak 25 ekor ekstrak daun kemangi dan
dengan bobot badan 20-30 gram. seledri.
Sebelumnya mencit diaklimatisasi  Kelompok Perlakuan 3 (P3) :
selama 1 minggu yang bertujuan diberi 400 mg/kgBB kombinasi
untuk mengkondisikan hewan dengan ekstrak daun kemangi dan
suasana laboratorium dan untuk seledri.
menghilangkan stres akibat  Kelompok Perlakuan 4 (P4) :
transportasi. Mencit dibagi ke dalam 5 diberi 800 mg/kgBB kombinasi
kelompok perlakuan, tiap kelompok ekstrak daun kemangi dan
terdiri dari 5 ekor mencit jantan yang seledri.
ditentukan secara acak. Kelompok 1
Pengamatan
sebagai kontrol sedangkan kelompok
2–5 sebagai kelompok perlakuan.

5
Sebelum dilakukan metode ini merupakan metode yang
pengamatan ada baiknya untuk banyak dipergunakan karena tidak
mengamati hewan coba sebelum memerlukan hewan percobaan yang
diberi perlakuan. Hal ini bertujuan terlalu banyak dan mempunyai tingkat
untuk mengetahui perubahan gejala kepercayaan atau “confidence elevel”
yang terjadi setelah diberi yang cukup tinggi. (aswin
perlakuan dengan membandingkan khaliq,2016)
gejala atau perilaku sebelum Perhitungan nilai LD50
perlakuan. Kemudian setelah 24 menggunakan metode Thomson dan
jam diamati kembali dan dihitung Weil. Tabel perhitungan Thomson dan
jumlah mencit yang mati dari tiap Weil digunakan untuk menentukan
kelompok. Kriteria Pengamatan nilai LD50. Nilai LD50 dihitung dengan
meliputi: Jumlah hewan yang mati persamaan sebagai berikut:
pada masing – masing kelompok
uji.

Analisis Data
Keterangan:
Data yang dikumpulkan dalam m = nilai LD50.
penelitian ini adalah data primer dari D = dosis terkecil yang digunakan.
hasil pengamatan hewan coba, baik d = log dari kelipatan dosis.
kelompok kontrol maupun kelompok f = suatu nilai dalam tabel Weil,
perlakuan. Data yang diperoleh berupa karena angka kematian tertentu (r).
data kuantitatif dan kualitatif. Data Kisaran nilai LD50 dihitung dengan
kuantitif yang akan diperoleh yaitu rumus:
jumlah hewan coba yang mati. Data
LD50 diambil dari jumlah mencit yang
mati dan yang masih hidup pada setiap
Keterangan:
kelompok. Selanjutnya dihitung nilai
LD50 menggunakan cara Thomson dan δf = suatu nilai pada tabel yang
Weil. Menurut (Manggung 2008) tergantung pada nilai n dan k.

6
n = jumlah hewan percobaan per pemberian kombinasi ekstrak etanol
kelompok. daun kemangi dan ekstrak daun
k = adalah jumlah hewan percobaan seledri.
-1.

HASIL DAN PEMBAHASAN Perlaku Juml Jumlah Mencit


Hasil Penelitian MAT HIDUP
an ah
Tabel 1. Hasil ekstraksi daun I
Menc
kemangi (Ocimum Americanum L.) it
Aquadest 5 ekor 0 ekor 5 ekor
dan daun seledri (Apium Graveolens
+ Na-
L.)
CMC 1%
Kombinas 5 ekor 1 ekor 4 ekor
Sam Berat Berat Volume Lama i ekstrak
kemangi
pel sampel ekstra pelarut perend
dan
k (etanol aman
seledri
96%)
100mg/kg
Daun 200 10 1,5 liter 6 x 24
BB mencit
kema gram gram jam
5 ekor 3 ekor 2 ekor
ngi Kombinas
Daun 200 11 1,5 liter 4 x 24
i ekstrak
seled gram gram jam
kemangi
ri
dan
seledri
Hasil pengamatan uji kuantitatif 200mg/kg
BB mencit
Hasil penelitian setelah pemberian Kombinas 5 ekor 4 ekor 1 ekor
kombinasi ekstrak etanol daun kemangi i ekstrak
kemangi
dan daun ekstrak seledri secara oral pada
dan
mencit sebagai berikut.
seledri
400mg/kg
Tabel 2. Hasil pengamatan jumlah BB mencit
Kombinas 5 ekor 4 ekor 1 ekor
mencit yang mati dan hidup setelah
i ekstrak

7
kemangi Pada proses maserasi yang
dan dilakukan dengan simplisia daun
seledri
kemangi dan seledri dengan berat
800mg/kg
BB mencit
sampel masing-masing 200 gram,
Jumlah 25 12 13 ekor dengan menggunakan pelarut etanol 96
ekor ekor % selama 6 x 24 jam, diperoleh
sebanyak 12 gram ekstrak daun
Pembahasan kemangi dan 16 gram daun seledri.

Penelitian dilakukan dengan Pemberian kombinasi ekstrak


menggunakan 25 ekor yang sebelumnya daun kemangi dan daun seledri
telah diaklimatisasi selama 1 pekan diberikan secara oral melalui sonde
yang bertujuan untuk mengkondisikan lambung dan diberikan 2 kali
sampel dengan suasana laboratorium dikarenakan pada hari pertama tidak
dan untuk menghilangkan stress akibat ada gejala-gejala yang timbul pada
transportasi, sampel dibagi menjadi 5 mencit. Diberi bahan uji sesuai dengan
kelompok yaitu 1 kelompok sebagai dosis tiap dosis dengan volume
kontrol, dan 4 kelompok yang diberi praksimal per oral 1 mL. pengamatan
perlakuan yaitu kelompok 1 diberi Na- gejala toksis dan mencit yang mati dan
CMC 1 % dan kelompok perlakuan dilanjutkan sampai 14 hari.
2,3,4,5 diberi kombinasi ekstrak daun
Hasil penelitian ini menunjukkan
kemangi dan daun seledri 100 mg, 200
bahwa pemberian kombinasi ekstrak
mg, 400 mg, 800 mg.
daun kemangi (Ocimum Americanum
L.) dan daun seledri (Apium Graveolens
L.) yang diamati dari hari ke 1 sampai
hari ke 14 berdasarkan tabel 2. Pada
hari ke 3 kematian mencit dimulai dari
dosis terbesar yaitu 800 mg/kg BB
mencit dimana terdapat 2 ekor yang
mati, 400 mg/kg BB mencit dimana

8
terdapat 1 ekor yang mati, 200 mg/kg terhadap mencit sehingga terjadi efek
BB mencit dimana terdapat 1 ekor yang toksisitas terhadap mencit yang
mati, 100 mg/kg BB mencit dimana mengakibatkan kematian. Pada hari ke
terdapat 0 ekor yang mati. Pada hari 4 5 terdapat 1 mencit yang mati dengan
kematian mencit dosis terbesar yaitu pemberian dosis 400 mg/kg BB mencit
800 mg/kg BB mencit dimana terdapat dan 200 mg/kg BB mencit. sedangkan
2 ekor yang mati, 400 mg/kg BB mencit untuk sisa mencit lainnya, tetap
dimana terdapat 2 ekor yang mati, 200 dilakukan pengamatan sampai pada hari
mg/kg BB mencit dimana terdapat 1 ke 14. Jangka waktu pengamatan harus
ekor yang mati, 100 mg/kg BB mencit cukup lama sehingga adanya efek
dimana terdapat 1 ekor yang mati. Pada toksik yang terlambat atau tertunda,
hari ke 5 dari dosis 400 mg/kg BB termasuk kematian tidak terlewati
mencit dimana terdapat 1 ekor yang dalam pengamatan, berdasarkan alasan
mati, 200 mg/kg BB mencit dimana diatas maka pengamatan dilakukan
terdapat 1 ekor yang mati, 100 mg/kg selama 14 hari.
BB mencit dimana terdapat 0 ekor yang Pemberian kombinasi ekstrak
mati. etanol daun kemangi dan daun seledri
secara oral menyebabkan zat aktif yang
Beberapa kemungkinan mencit mati
terdapat dalam ekstrak daun kemangi
dalam penelitian yang pertama bisa
dan seledri diabsorbsi dalam saluran
disebabkan oleh stress yang dapat
pencernaan. Zat aktif kemudian
menurunkan sistem imun, dimana stress
mengalami proses distribusi dan
ini mempengaruhi sistem imun tubuh
metabolisme. Produk metabolisme yang
melalui stimulasi sekresi kortisol dan
bersifat toksik bekerja sebagai inhibitor
adrenalin serta berpengaruh terhadap
enzim untuk tahap metabolisme
pelepasan noradrenalin dan
selanjutnya, reaksi antar zat aktif
postganglion simpatik terminal saraf
dengan reseptor dalam organ efektor
dipembuluh darah dan organ lymfoid.
menyebabkan timbulnya gejala
Sedangkan yang kedua bisa disebabkan
keracunan. Setiap sampel yang
karena tingginya dosis yang diberikan
digunakan akan memberikan respon

9
yang berbeda pada dosis tertentu. perangsangan saraf parasimpatis adalah
Perbedaan respon tersebut diakibatkan terjadinya kontraksi kandung kemih dan
oleh perbedaan tingkat kepekaan setiap ureter dengan efek memperlancar
sampel. keluarnya air seni.
Gejala keracunan/toksik yang Efek penurunan aktivitas
timbul setelah pemberian kombinasi gerak, laju nafas cepat dan kehilangan
ekstrak daun kemangi dan daun seledri daya cengkram pada dosis 100 mg/kg
secara oral pada mencit dengan dosis BB mencit belum teramati, tetapi
100 mg/kg BB mencit, 200 mg/kg BB teramati pada dosis 200 mg/kg BB
mencit, 400 mg/kg BB mencit, 800 mencit, 400 mg/kg BB mencit, 800
mg/kg BB mencit memberikan gejala- mg/kg BB mencit Sedangkan
gejala yang timbul adalah urine kelumpuhan dan salivasi pada
berlebihan, diare, melompat-lompat, konsentrasi 200 mg/kg BB mencit
laju nafas cepat, kejang-kejang, belum teramati, tetapi pada konsentrasi
penurunan aktìvitas gerak, lesu, 400 mg/kg BB mencit dan 800 mg/kg
kehilangan daya cengkram, salivasi dan BB mencit baru teramati, setelah
kelumpuhan setelah beberapa waktu beberapa waktu mencit mengalami
yang dibandingkan dengan kontrol. kematian.

Gejala toksik berupa urinasi dan Gejala keracunan dari kombinasi


diare terjadi setelah mencit diberi ekstrak daun kemangi dan daun seledri
kombinasi ekstrak etanol daun kemangi yang dominan adalah
dan seledri pada semua konsentrasi. parasimpatomimetik atau perangsangan
Gejala ini timbul karena adanya saraf parasimpatis. Gejala ini terjadi
perangsangan pada saraf parasimpatis. karena adanya stimulasi aktivasi saluran
Perangsangan pada saraf parasimpatis pencernaan dan peristaltik usus yang
dapat menyebabkan stimulasi aktivitas menyebabkan diare, menstimulasi
pencernaan yaitu meningkatkan kontraksi kandung kemih dengan ureter
peristaltik usus dan sekresi getah yang berefek memperlancar keluarnya
lambung. Efek lain sebagai akibat air seni (urinasi), dan menstimulasi

10
susunan saraf pusat yang berefek nilai LD50 adalah 9,9993 mg ekstrak/kg
kejang- kejang. berat badan mencit atau 2,301 mg ekstrak.
Berdasarkan klasifikasi toksisitas menurut
Nilai LD50 kombinasi ekstrak
Lu termasuk dalam kategori “Toksik Amat
daun kemangi dan daun seledri
Sangat Toksik”. Secara umum semakin
berdasarkan hasil pengamatan terhadap
kecil nilai LD50 semakin toksik senyawa
jumlah kematian mencit setelah
tersebut, begitu pula sebaliknya semakin
pemberian menunjukkan bahwa dengan
besar nilai LD50 semakin rendah
dosis 100 mg/kg BB mencit, 200 mg/kg
toksisitasnya.
BB mencit, 400 mg/kg BB mencit, 800
mg/kg BB mencit dapat menyebabkan KESIMPULAN
kematian pada mencit. Jumlah kematian
Berdasarkan hasil analisis data dan
mencit tinggi dimana 5 mencit mati
pembahasan setelah dilakukan penelitian
pada dosis 800 mg/kg BB mencit dalam
dan pengamatan maka dapat disimpulkan
waktu 14 hari. Terjadinya kematian
bahwa :
mencit diawali dengan gejala-gejala
toksik berupa pengeluaran urin, dan  gejala toksik yang dominan yaitu
diare yang berlebihan, selanjutnya parasimpatomimetik (kejang-
adanya penurunan aktivitas gerak, kejang, nafas cepat, diuretika).
kelumpuhan, kejang-kejang, salivasi  Nilai LD50 yang diperoleh dari
hingga terjadi kematian. hasil pengujian toksisitas akut
kombinasi ekstrak daun kemangi
Penentuan LD50 dengan metode Reed
(Ocimum Americanum L.) dan
dan Muench, menggunakan nilai kumulatif
daun seledri (Apium Graveolens
yang mengasumsikan bahwa mencit yang
L.) menggunakan metode Reed dan
mati dengan dosis tertentu akan
Muench diperoleh nilai LD50
memberikan nilai LD50 diantara dosis
adalah 9,9993 mg ekstrak/kg berat
yang lebih besar dari 800 mg/kg BB
badan mencit atau 2,301 mg
mencit dan dosis yang lebih kecil dari 800
ekstrak. Berdasarkan klasifikasi
mg/kg BB mencit. Berdasarkan
toksisitas menurut Lu termasuk
perhitungan dengan metode ini diperoleh

11
dalam ktegori “Toksik Amat Farmasi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sangat Toksik”.
Eka Lestari, Evi Kurniawaty, dan Riyan
Wahyudo, 2018, Seledri (Apium
graviolens L) sebagai
Antihiperurisemia pada
Penderita Gout
SARAN Arthritis ,Lampung, medulla
volume 8.
Disarankan untuk melakukan Muhtadi, Andi Suhendi, Nurcahyani W.,
penelitian lebih lanjut mengenai uji Dan EM.Sutrisna, 2012, Potensi
Daun Salam (Syzigium
toksisitas dengan menggunakan metode Polyanthum Walp) Dan Biji
yang berbeda dan perlu dilakukan Jintem Hitam (Nigella Sativa
Linn) Sebagai Kandidat Obat
pengujian toksisitas subkronik dan Herbal Terstandar Asam Urat.
kronik untuk mengetahui dampak yang Fakultas Farmasi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
ditimbulkan akibat pemberian ekstrak
etanol daun kemangi dan seledri agar Tobing,C.Natasyah, 2015, Identifikasi
terimpang, lembaga ilmu
didapatkan informasi lebih mendalam pengetahuan Indonesia, 73-74.
sehingga dapat dijadikan sebagai acuan
Yasinta Rakanita, Hastuti L, Joni Tandi,
untuk penelitian selanjutnya. Sri Mulyani, 2017, Efektivitas
Antihiperurisemia Ekstrak Etanol
DAFTAR PUSTAKA Daun Seledri (Eeds) Pada Tikus
Induksi Kalium Oksonat, Untad
Palu, Sulawesi Tengah.
Ardiyanti, Richa, 2018, Efek
Antihiperurisemia Ekstrak Etanol
Jumain, Syahruni, Farid F.T, 2018, Uji
Herba Pugun Tanoh (Picria fel-
Toksisitas Akut dan LD50 Ekstrak
terrae Lour.) Terhadap Tikus
Etanol Daun Kirinyuh
Jantan, Univsersitas Sumatera
(Euphatorium odoratum Linn)
Utara.
Pada Mencit (Mus musculus).
Effendi, juniar ikhsan, 2018, Uji Aktivitas Poltekkes Kemenkes Makassar.
Antihiperurisemia Ekstrak Daun
Kemangi (Ocimum Sanctum) Dan Syam, Aswin Khaliq, 2016, Uji Toksisitas
Daun Salam (Syzygium Akut Ekstrak Etanol Daun Kayu
Polyanthum) Pada Tikus Yang Hitam (Diospyros Celebica B.)
Diinduksi Hati Ayam. . Fakultas Terhadap Mencit (Mus Muculus).
Universitas Islam Negeri
Alauddin Makasr.

12
13

Anda mungkin juga menyukai