Anda di halaman 1dari 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kasus 1: Treatment Without Consent

2.1.1 KDM

Isu Etik KDM

Dokter M melihat kondisi Mr HS yang Non maleficence:


kritis dan tidak sadarkan diri dengan
kondisi tangannya yang mengalami • menolong pasien emergency
fraktur terbuka dengan perdarahan masif, Beneficence:
sehingga dokter M memutuskan untuk
melakukan amputasi pada tangan Mr HS • meminimalisasi akibat buruk

Mr HS merasa dirugikan karena Dokter melanggar Autonomy:


tangannya diamputasi tanpa diminta
persetujuannya dahulu sehingga Mr HS • memberikan informed consent
menuntut Dokter M

2.1.2 Feedback
Seluruh permasalahan yang menimpa seorang dokter akan diselesaikan
pada lembaga sesuai dengan bidang yang dokter tersebut langgar. Apabila dokter
melanggar disiplin terkait peraturan-peraturan yang berlaku, maka akan dibahas
oleh MKDKI dengan merujuk pada Perkonsil No. 4 Tahun 2011. Pelanggaran
etika akan dibahas oleh MKEK dengan merujuk pada KODEKI Tahun 2011.
Namun begitu, dokter dapat digugat oleh pasien dengan laporan perdata yang
akan berlanjut pada pengadilan dan laporan pidana yang pasien laporkan pada
polisi.
Mediasi merupakan upaya utama dalam penyelesaian kasus sengketa
medis. Dengan proses mediasi diharapkan hubungan dokter pasien tetap terjaga
dan mencapai kesepakatan perdamaian yang bersifat win-win solution
Pihak ketiga yang disebut sebagai mediator berfungsi untuk membantu para pihak
yang berselisih untuk menyediakan fasilitas bagi pihak-pihak di dalam negosiasi
untuk mencapai kesepakatan. Seseorang dapat menjadi mediator dengan cara:
a.Kehendak sendiri ( mencalonkan sendiri )
b.Ditunjuk oleh penguasa ( misalnya wakil dari para pihak yang bersengketa).
c.Diminta oleh kedua belah pihak.

Anda mungkin juga menyukai